Anda di halaman 1dari 6

A.

Tujuan
1. Mengenal berbagai pelarut organik.
2. Menjelaskan sifat kelarutan pelarut-pelarut organik terhadap air.
3. Menjelaskan sifat kelarutan pelarut organik satu terhadap yang lainnya.

B. Dasar Teori
Senyawa organik adalah senyawa yang memiliki atom karbon sebagai salah satu
unsur yang menyusun senyawanya kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.
Penggunaan senyawa organik itu sendiri telah banyak digunakan dalam laboratorium,
dan sehari-hari pun kerap dipakai untuk keperluan manusia (Titin,2013). Sifat-sifat
tersebut sangat tergantung pada struktur molekul, atom-atom yang menyusun, dan
ukuran molekul (dalam hal ini bobot molekul) senyawa organik.
Kelarutan (solubility) adalah suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan jumlah
maksimum suatu zat yang dapat larut dalam sutu pelarut. Suatu kelarutan umumnya
dinyatakan dengan gramL-1 atau molL-1 (M). Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :
1. Jenis pelarut
Senyawa polar akan lebih mudah larut dalam senyawa polar.misalkan gula, NaCl,
alkohol, dan semua asam merupakan senyawa polar. Senyawa nonpolar akan
mudah larut dalam senyawa nonpolar. Senyawa nonpolar umumnya tidak larut
dalam senyawa polar, misalnya NaCl tidak larut dalam minyak tanah.
2. Suhu
Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan. Adanya
panas (kalor) mengakibatkan semakin renggangnya jarak antara molekul zat padat
tersebut. Merenggangnya jarak antara molekul zat padat menjadikan kekuatan
gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya
tarik molekul-molekul air.
3. Ukuran zat terlarut
Semakin kecil ukuran suatu senyawa maka akan lebih mudah larut dibandingkan
dengan zat yang berukuran besar. Hal ini dikarenakan permukaan sentuh antara
zat terlarut dengan pelarut semakin banyak.
4. Volume pelarut
Volume pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.
5. Pengadukan
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan
semakin sering bertabrakan sehingga proses pelarutan semakin cepat.

Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah perkalian konsentrasi ion-ion suatu zat elektrolit
yang sukar larut dalam larutan jenuhnya dipangkatkan koefisiennya masing masing.
Semakin besar harg Ksp suatu zat, semakin besar pula kelarutan zat tersebut atau dapat
dikatakan zat tersebut mudah larut. Semakin kecil harga Ksp suatu zat, semakin kecil
pula kelarutan zat tersebut atau semakin sukar larut
Kelarutan antar dua senyawa dipengaruhi oleh tarik-menarik antar partikel yang
sejenis (gaya kohesi) dan tarik menarik partikel-partikel yang berbeda (gaya adesi). Jika
gaya kohesi lebih besar daripada gaya adesi, maka kecenderungan untuk larut akan lebih
kecil. Begitu pula sebaliknya, jika gaya kohesi lebih kecil daripada gaya adesi,
kecenderungan larut akan lebih besar. Kelarutan suatu zat terlarut dalam pelarut tertentu
digambarkan sebagai like disolves like senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai
akan saling melarutkan. Hal ini didasarkan atas polaritas antara zat terlarut dan pelarut
yang dinyatakan dengan tetapan dielektrik, atau momen dipol, ikatan hidrogen, ikatan
Van Der Waals atau ikatan elektrostatik yang lain.
Kaidah kelarutan (like dissolves like) adalah zat dengan sifat kimia yang mirip
akan larut satu sama lain. Secara khusus, pelarut polar cenderung melarutkan zat terlarut
polar, dan pelarut non-polar cenderung melarutkan zat terlarut non-polar, sedangkan zat
non-polar dan zat polar tidak bercampur. Contoh sederhananya, air adalah senyawa polar
sedangkan minyak adalah senyawa non polar maka kedua senyawa ini tidak bisa bersatu.
Contoh lainnya, air adalah senyawa polar sedangkan NaCl bersifat ionik (yang bisa
dikatakan sebagai senyawa polar) maka sesuai kaidah kelarutan keduanya bisa
tercampur (air melarutkan garam).
Pelarut organik merupakan salah satu jenis dari zat organik yang dapat
melarutkan zat-zat terlarut tertentu, selain itupelarut organik juga memiliki titik didih
yang rendah sehingga mudah menguap selain itu tiap jenis pelarut organik memiliki
kelarutan yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor, diantaranya yaitu :
1. Kepolaran senyawa
Senyawa organik sangat bergantung terhadap ada tidaknya interaksi antara sesma
pelarut maupun pelarut terhadap terhadapair seperti gaya Van Der Waals, gaya
London, ikatan hidrogen, dan lainnya.
2. Sifat hidrofobik dan hidrofilik
Bila air membentuk ikatan dengan hidrogen maka disebut sebagai hidrofil
sedangkan bila berupa kerangka hidrokarbon, maka disebut sebagai hidrofob. Jika
bagian hidrofob kecil biasanya pelarut tersebut dapat larut dalam air. Sebaliknya
jika bagian hidrofob itu cukup besar dapat menyebabkan kelarutan pelarut organik
tersebut menjadi terbatas. Jika pelarut organik hanya terdiri dari atom hidrogen
dan karbon saja tidak dapat larut dalam air.
3. Kesamaan gugus fungsi
Pada dasarnya semua pelarut mengandung ikatan hidrokarbon sehingga jika
keduannya memiliki ikatan karbon yang dominan maka kedua senyawa itu dapat
larut.
4. Gaya kohesi dan adhesi
Jika gaya kohesi lebih besar daripada gaya adhesi, maka kecenderungan untuk
larut akan lebih kecil. Begitu pula sebaliknya, jika gaya kohesi lebih kecil
daripada gaya adesi, kecenderungan larut akan lebih besar.

Gaya antar molekul bersifat elektrostatis dan mencakup gaya van der Waals dan
ikatan hidrogen. Molekul dalam cairan terikat pada molekul lain melalui interaksi antar
molekul, yang lebih lemah daripada interaksi intra molekul yang menahan atom
bersama-sama di dalam molekul dan ion poliatomik.
Molekul netral (bukan ion) memiliki gaya elektrostatik, diantaranya :
1. Gaya dipol-dipol
Gaya dipol-dipol merupakan gaya yang lebih lemah dari gaya tarik-menarik ion-
dipol. Gaya dipol-dipol meningkat sesuai dengan kenaikan kepolaran yag dimiliki
molekulnya. Molekul polar yang saling mnarik satu sama lain, ketika bagian yang
positif pada molekul berada didekat ujung dipol molekul lain yang bermuatan
negatif. Molekul polar haruslah sangat pada jarak yang signifikan untuk
terjadinya gaya tarik menarik antara dipol-dipol.

2. Gaya London
Gaya London adalah gaya tarik lemah yang disebabkan oleh adanya dipol
imbasan sesaat. Dipol sesaat pada suatu atom dapat mengimbas atom yang berada
di sekitarnya sehingga terjadilah dipol terimbas yang menyebabkan gaya tarik-
menarik antara dipol sesaat dengan dipol terimbas.

3. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antar-molekul yan terjadi antara atom hidrogen
yang terikat dengan atom sangat elektrnegatif (N,O, atau F) dan pasangan
elektron bebas dari atom sangat elektronegatif lainnya.

C. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Botol kaca bekas yang bersih
2. Pengaduk
3. Panci
4. Kompor
b. Bahan
1. Air mineral
2. Minyak bening (jika tidak ada bisa diganti dengan minyak goreng)
3. Minyak kayu putih
4. Hand sanitizer cair
5. Aseton
6. Sabun mandi padat
7. Lilin
8. Putih telur
9. Vitamin c
10. Sterofoam
11. Karet gelang yang sudah dipotong-potong.

D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan sejumlah botol kaca yang bersih dan kering.
2. Mengisi ke 4 wadah dengan sedikit dari salah satu bahan organik yang akan diamati.
3. Menambahkan kurang lebih 5 mL (setara dengan 1 sendok teh) pelarut yang berbeda
kedalam masing-masing botol.
4. Mengocok dan mengaduk, jika perlu dipanaskan sekitar 2 menit kedalam panci yang
berisi air panas.
5. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan
6. Mengulangi langkah tersebut sampai semua sampel sudah teramati (vtamin C, sabun
batang, lilin, karet, sterofoam, dan telur).

E. Data Pengamatan

Tabel 1

Nama pelarut organik rumus Pengamatan


N struktur Tetes-tetes pertama Setelah volume sama
O
1 Air + hand sanitizer Larut Larut
2 Air + minyak Tidak Larut Tidak larut
3 Air + minyak kayu putih Tidak Larut Tidak larut
4 Air + aseton Larut Larut
Tabel 2

Minyak Minyak kayu putih Aseton


Hand sanitizer -- -- ++
Minyak --
(++)= Larut
(--) = Tidak larut

Tabel 3

Air mineral Hand Minyak Minyak kayu Aseton


Sanitizer putih
a b a b a b a b a b
Vitamin ++ ++ +- ++ -- -- -- -- -- ++
C
Sabun ++ ++ +- ++ -- ++ +- +- +- --
batang
Lilin +- +- +- -- -- -- ++ ++ ++ ++
Sterofoam -- -- +- +- -- -- +- ++ +- ++
Karet -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
Putih +- ++ -- ++ -- +- -- ++ ++ ++
telur

(++) = Larut
(+-) = Larut sebagian
(--) = Tidak larut

F. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai