Anda di halaman 1dari 16

LOGBOOK

EPILEPSI
KEPERAWATAN ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Keperawatan Anak

Disusun Oleh:
JALALUDDIN
NIM : P27220020310

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI NERS
2020
LOGBOOK PRAKTIK KEPERAWATAN ANAK
PADA An. D DENGAN EPILEPSI DI RUANG HAMKA
RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU

Aktivitas 1.
Ringkasan kasus

Pada hari senin tanggal 14 Desember 2020 Pukul 09:00 An. D usia 2 tahun datang ke
IGD dengan keluahan kejang 2x < 5 menit pukul 05;30 dan pukul 07;30 di IGD kejang lagi
pukul 08;50 < 5 menit kejang pada kedua kaki dan kedua tangan dengan. Demam (-),
muntah (-), diare (-). Diagnosa dokter Epilepsi. Dari IGD diberikan terapi Inf. RL 10 Tpm,
O2 canul nasal 1 lpm, inj inj. Diazepam 5 mg/kg BB (jika kejang), Po As. Valproat 1,5 cc 2
x . Pada saat di bangsal anak Hamka, saat dilakukan pengkajian tanggal 14 Desember
2020 pukul 13:00 Orang tua pasien mengatakan anaknya sudah 5 kali kejang dengan
durasi < 5 menit, terakhir kejang pukul 11:00 saat di pindahkan, Orang tua pasien
mengeluhkan badan anaknya mulai panas saat setelah kejang terakhir, tidak ada riwayat
kejang sebelumnya, tidak ada riwayat jatuh, tidak ada demam di hari sebelumnya, sempat
muntah dihari sebelumnya namun tidak diperiksakan, Cuma dikasi obat PCT syrup. tidak
ada alergi obat. Didapatkan hasil pemeriksaan saat pengkajian yakni N : 113x/menit, T :
38oC, RR : 26x/menit, SPO2 : 98%, BB: 10 kg. Pasien terbaring tidur tampak gelisah,
badan teraba hangat, keadaan lemah. Pasien terpasang O2 1 lpm menggunakan nasal
canul, terpasang infus RL 10 Tpm di lengan kanan. Selama dirawat di ruang HAMKA
pasien mendapatkan terapi O2 1 lpm, Inf. RL 10 tpm, inj. Diazepam 3-5 mg (jika kejang),
Paracetamol Inf 100 mg (jika demam), PO: As. Valproat 1,5 cc 2x, lacto B 1 sachet 1x.
Aktivitas 2.
Gambarkan dalam bentuk skema Clinical Path way Kasus !

Epilepsi

Parsial Umum

Sederhana komplek Absens mioklonik Tonik Atonik


Klonik

Kontraksi tidak sadar yang mendadak Aktivitas otot Vomiting center


terganggu

Aktivitas kejang Metabolisme Mual, Muntah

Jatuh Suhu tubuh Defisit nutrisi

Risiko cedera
Hipertermia
Aktivitas 3.
Identifikasi Dan Tuliskas Fokus Data Yang Didapat Dari Pengkajian !

Ds :
- Orang tua mengeluhkan badan anaknya mulai panas saat setelah kejang terakhir
- Orang tua pasien mengatakan anaknya sudah 5 kali kejang dengan durasi < 5
menit, terakhir kejang pukul 11:00 saat di pindahkan
DO :
- Pasien tampak lemah
- Badan teraba hangat
- Tampak gelisa
- TTV
- N : 113x/menit,
- T : 38oC,
- RR : 26x/menit,
- SPO2 : 98%,
- BB: 10 kg.
- Pasien terpasang O2 1 lpm menggunakan nasal canul
Aktivitas 4.
Identifikasi jenis pemeriksaan diagnostik (Laboratorium / USG / Rontgen, dll) dan
data tambahan yang diperlukan untuk melengkapi data pengkajian di atas !
1. Pemeriksaan laboraturium
Tes darah atau pengambilan sampel darah untuk diperiksa dilaboraturium perlu
dilakukan pada anak yang bertujuan untuk mengetahui jumlah setiap komponen
penyusun darah. Nilai di luar rentang normal pada komponen-komponen tersebut
dapat menandakan adanya masalah pada kondisi tubuh.
Tes rapid covid sangat diperlukan untuk safety nakes dalam penanganan pasien
terutama pasien kejang tanpa demam.
Aktivitas 5.
Tuliskan Analisis Data Penunjang / Data Diagnostik !

1. Pemeriksaan laboraturium tanggal 14 Desember 2020


Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan Metode
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.6 9.5-14.0 g/dl Cyanmeth
Lekosit 5.5 4.0-12.0 10^3/ul Impedance
Trombosit 404.0 150.0-400.0 10^3/ul Impedance
Eritrosit 3.95 4.00-5.00 10^6/ul Impedance
Hematokrit 30.7 37.0-43.0 Vol%
HITUNG JENIS
Basofil 0 0-3 %
Eosinofil 0 0-3 %
Neutrofil 57 42-75 %
Limfosit 55.9 20.5-51.1 %
Monosit 7 2-9 %
NLR 1.59 - %
MCV,MCH,MCHC
MCV 77.7 78.6-102.2 U^3
MCH 26.8 25.2-34.7 Pg
MCHC 34.5 31.3-35.4 g/dl
KIMIA KLINIK
DIABETES
GLUKOSA
SEWAKTU
Glukosa Darah <180 mg/dl
Sewaktu
ELEKTROLIT
Kalium 4.20 3.50-5.10 mmol/L ISE FLURENCE
Natrium (Na) 132 135-145 mmol/L ISE FLURENCE
Klorida 101 95-115 mmol/L ISE FLURENCE

Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan Metode


SERO-IMUNOLOGI
Covid-19
Antibodi covid IgG Non reaktif Non reaktif

Antibodi covid IgM Non reaktif Non reaktif


Aktivitas 6.
Tuliskan Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas !

No. Data Problem Etiologi


1. Ds : Hipertermia Proses penyakit
- Orang tua mengeluhkan (Infeksi)
badan anaknya mulai panas
saat setelah kejang terakhir.
- Orang tua pasien
mengatakan anaknya sudah
5 kali kejang dengan durasi <
5 menit, terakhir kejang pukul
11:00 saat di pindahkan
Do :
- Pasien tampak lemah
- Badan teraba hangat
- Tampak gelisa
- TTV
- N : 113x/menit,
- T : 38oC,
- RR : 26x/menit,
- SPO2 : 98%
2. DS: Risiko Cedera Kejang
- Orang tua pasien
mengatakan anaknya sudah
5 kali kejang dengan durasi <
5 menit, terakhir kejang pukul
11:00 saat di pindahkan
DO:
- Pasien tampak lemah
- Tampak gelisa
Faktor risiko
1. Kegagalan mekanisme
pertahanan tubuh
2. Perubahan fungsi psikomotor
3. Perubahan sensasi (terjadinya
kejang berulang)
4. Malnutrisi
5. Hipoksia jaringan

1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit


2. Resiko Cedera berhubungan dengan kejang
Aktivitas 7.
Tuliskan Rencana Tindakan Keperawatan !
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia
1. Identifikasi penyebab
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24
hipertermia
proses penyakit jam diharapkan tidak terjadi
2. Monitor suhu tubuh
(infeksi) peningkatan suhu tubuh
3. Monitor kadar elektrolit
dengan kriteria hasil
4. Longgarkan atau lepaskan
O T
Menggigi 3 5 pakaian
l 5. Berikan cairan oral dan
Suhu 2 5 6. Lakukan terapi tepid sponge
Tubuh 7. Ganti linen setiap hari atau
Suhu 2 5
lebih sering
Kulit
Tekanan 3 1 8. Kolaborasi pemberian
darah antiperetik, cairan dan
elektrolit intravena
Ket :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat

1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik

Risiko cedera Setelah dilakukan tindakan Pencegahan cedera


berhubungan dengan keperawatan selama 1x24
1. Identifikasi area lingkungan
kejang jam diharapkan tidak terjadi
yang berpotensi
risiko cedera dengan kriteria
menyebabkan cedera (benda
hasil:
benda tajam / membahayakan
Tingkat cedera
bagi pasien)
O T
2. Sosialisasikan pasien dan
Kejadian 2 5
keluarga dengan lingkungan
cedera
ruang rawat
Luka/lecet 3 5
3. Pastikan roda tempat tidur
Ket : atau kursi roda dalam kondisi
1. Meningkat terkunci
2. Cukup meningkat 4. Kaji karakteristik kejang
3. Sedang 5. Jelaskan alasan intervensi
4. Cukup menurun atau informasi kepada
5. Meningkat keluarga penanganan selama
kejang
1. memburuk 6. Kolaborasi dalam pemberian
2. Cukup memburuk obat anti kejang (diazepam)
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. membaik

Aktivitas 8.
Tuliskan Implementasi Tindakan Keperawatan !
Dx Tanggal/Waktu Tindakan Respon TTD
1 Senin, 14 Mengidenfikasi Ds :
Desember 2020 penyebab hipertermia Orang tua mengeluhkan badan
13.30 WIB anaknya mulai panas saat
setelah kejang terakhir
Do :
- Badan teraba panas
- Tampak mengigil
1 13.30 WIB Memonitor suhu tubuh Ds : Orang tua pasien
mengatakan bersedia
dilakukan pemeriksaan
Do :
- N : 113x/menit,
- T : 38oC,
- RR : 26x/menit,
- SPO2 : 98%
1 14. 15 WIB Memonitor kadar Ds : Orang tua pasien
elektrolit mengatakan bersedia
dilakukan pemeriksaan
Do :
- Kalium : 4.20 mmol/L
(normal)
- Natrium : 132 mmol/L
(normal)
- Klorida : 101 mmol/L
(normal)
1 14:00 WIB Melonggarkan atau Ds : Orang tua pasien
lepaskan pakaian mengatakan sudah
melonggarkan pakaian
anaknya
Do :Terlihat pakaian pasien
longgar
1 14:40 WIB Memberikan cairan Ds : Orang tua pasien
oral mengatakan sudah
memberikan anaknya minum
Do : Tampak minuman setelah
bangun tidur
1 14:00 WIB Melakukan terapi tepid Ds : Orang tua mengerti dan bisa
sponge melakukan terapi tepid
sponge untuk menurunkan
demam
Do : Orang tua tampak
Memahami tindakan
09.00 WIB Berkolaborasi Ds : Orang tua mengatakan
pemberian antiperetik, anaknya di infus
cairan dan elektrolit Do : Diberikan Pct Inf 10 cc dan
intravena infus RL 10 tpm
3 Senin, 14 Ds : Orang tua pasien
Mengidentifikasi area
Desember 2020 mengatakan sudah
lingkungan yang
14. 05 WIB menjauhkan semua benda
berpotensi
tajam atau membahayakan
menyebabkan cedera
dari pasien
(benda benda tajam /
Do :
membahayakan bagi
- Tampak tidak ada benda
pasien
tajam di dekat pasien
- Tampak lingkungan aman
- Pasien tampak tidak
mengalami cedera, lecet
maupun luka
3 13.35 WIB Mensosialisasikan Ds : Orang tua pasien mengerti
pasien dan keluarga dengan penjelasan perawat
dengan lingkungan Do : Orang tua tampak mengerti
ruang rawat

3 13:35 WIB Memastikan roda Ds : Orang tua mengatakan roda


tempat tidur atau kursi tempat tidur sudah terkunci
roda dalam kondisi Do :
terkunci - Tempat tidur tampak
terkunci
- Pasien tampak aman
- Tampak penyangga bed
dinaikkan
3 13:30 WIB Mengkaji karakteristik Ds: Orang tua pasien
kejang mengatakan anaknya sudah 5
kali kejang dengan durasi < 5
menit, terakhir kejang pukul 11:00
saat di pindahkan

Do :
- Kejang tidak berulang lagi
saat di Ruang Hamka
- Tidak tampak sianosis
- Pasien terpasang O2 1 lpm
3 13:35 WIB Menjelaskan alasan Ds : Orang tua pasien
intervensi atau mengatakan mengerti
informasi kepada setelah diberikan penjelasan
keluarga penanganan Do : Orang tua tampak mengerti
selama kejang
Aktivitas 9.
Tuliskan Analisis Tindakan Kolaburatif !

1. RL (10 tpm)
Ringer laktat adalah jenis cairan infus golongan kristaloid yang dapat digunakan oleh
pasien dewasa dan anak-anak sebagai sumber elektrolit dan air. Umumnya, ringer
laktat diberikan kepada pasien yang mengalami dehidrasi atau kehilangan cairan
tubuh saat mengalami cedera. Infus ini diberikan melalui intravena.
2. Diazepam IV ( 3-5 mg, K/p)
Diazepam adalah obat untuk mengobati kecemasan, gejala putus alkohol dan
kejang. Obat ini digunakan untuk melemaskan kejang otot dan sebagai prosedur
medis. Diazepam adalah obat golongan benzodiazepine yang bekerja di otak dan
saraf (sistem saraf pusat) untuk menghasilkan efek tenang. Diazepam injeksi : dosis
awal 5-10 mg, dapat dulang 10-15 menit hingga max 30 mg. Lanjutkan dengan dosis
rumatan kejang sudah berhenti.Efek samping dari diazepam yakni masalah ingatan,
mengantuk, pusing, sulit tidur, lemah otot, sembelit, ruam kulit tingan dan gatal.
3. Inj. Phenobarbital 50 mg (2x1) (Jika kejang sering)
Phenobarbital adalah obat generik golongan obat psikotropika yang tersedia dalam
bentuk sediaan injeksi dan tablet. Phenobarbital berfungsi sebagai managemen
terapi darurat kejang akut, mengatasi epilepsi, memberikan efek menenangkan
sebelum operasi dan memberikan efek ngantuk. Obat ini bekerja dengan cara
mengendalikan aktivitas listrik abnormal di sistem saraf dan bagian otak tertentu.
4. Inf. Paracetamol 100 mg (jika demam)
Paracetamol merupakan antiperetik untuk menurunkan demam.
5. PO Ikalep / asam valproat 1,5 cc (2x1)
Ikalep merupakan sediaan obat yang mengandung zat aktif asam valproat. Obat ini
berguna untuk menangani kejang, umumnya akibat penyakit epilepsi. Ikalep bekerja
dengan mengembalikan keseimbangan sinyal dalam otak, sehingga kejang-kejang
berhenti.
6. PO lacto B 1 sachet 1 x sehari
Lacto-B berbentuk bubuk dan sering digunakan untuk membantu mengatasi diare
pada anak-anak. Di dalam Lacto-B, terkandung probiotik, yaitu bakteri baik yang
bisa menjaga kesehatan sistem pencernaan. Obat ini bekerja dengan cara
membunuh bakteri penyebab infeksi.
Aktivitas 10.
Tuliskan Evaluasi Keperawatan (Indikator Keberhasilan Asuhan) !
Dx Hari/Tanggal Evaluasi TTD
1 Senin, 14 S : Orang tua mengatakan badannya sudah tidak
Desember 2020 panas lagi
17.00 WIB O:
- Badan tidak panas
- Tampak masih mengigil
- TTV
N : 114x/menit
T : 36,8oC
RR : 24x/menit
SPO2 : 99%
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 Senin, 14 S : Orang tua pasien mengatakan tidak terjadi cedera,
Desember 2020 Memar, lecet maupun jatuh pada anaknya
17.00 WIB O:
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak tidak luka
- Pasien tampak tidak jatuh
- Pasien diberikan obat diazepam IV ( 5 mg)
- Kejang tidak berulang lagi saat di ruang Hamka
- Tidak tampak sianosis
- Tampak tidak terjadi cedera
- O2 canul sudahb dilepas
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
Aktivitas 11.
Tuliskan Evaluasi Diri Anda Setelah Melakukan Asuhan Keperawatan Pada
Kasus Ini!

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien epilepsi, maka


pengetahuan mengenai epilepsi bertambah serta tindakan yang dilakukan juga
bertambah. Namun, ada beberapa kesulitan yang saya rasakan dalam
mengerjakan kasus ini, terutama dalam menentukan diagnosa prioritas.
Penegakan diagnosa dan pembuatan asuhan membutuhkan ketelitian dan
kritikal thingking sehingga menuntut untuk menacari refrensi sebanyak-
banyaknya agar pengambaran kasus bisa sesuai dengan yang diharapkan,
sehingga pengerjaan asuhan keperawatannya dapat optimal. Kesulitan lainnya
saya rasakan dikarenakan keterbatasan pengetahuan saya dan keterbatasan
literatur keperawatan yang tersedia terkait kasus tersebut.

Catatan Pembimbing :

Nama Mahasiswa Nama Pembimbing Klinik Nama Pembimbing Akademik


Jalaluddin Eksaniwati, AMK Sunarsih Rahayu, M.Kep

NIM. P27220020310 NIK. 110.151 NIP. 19641001 198603 2 001

Tanda Tangan Tanda Tangan Tanda Tangan

Tanggal Tanggal Tanggal

Anda mungkin juga menyukai