Anda di halaman 1dari 22

Critikal Journal Review

METODE NUMERIK
“Metode Simpson”

DOSEN PENGAMPU:
Yulita Molliq Rangkuti, S.Si., M.Sc., Ph.D.

NIP. 197601222009122001

OLEH:

SILVYA AJENG SARASKI 4193550004


R PUTRI ANGELA PARAPAK 4191250006

ILMU KOMPUTER B 2019

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
ILMU KOMPUTER
2021
Kata Pengantar

Assalamu`alaikumwarahmatullahiwabarakatuh, segala puji bagi Allah


SWT yang telah memberikan kami kemudahan dan akhirnya bisa
menyelesaikan CJR ini dengan tepat waktu.Penulismenyadari CJR ini masih
jauh dari kata sempurnadanmasihbanyakterdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya.Penulismengharapkankritikserta saran dari pembaca untuk CJR ini,
supaya CJR ini menjadi CJR yang lebih baik lagi.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya


kepada Dosen kami yang telah membimbing dalam CJR ini.

Medan, 20 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...........................................................................................i
DAFTARISI.........................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LatarBelakang..................................................................................................1
B.RumusanMasalah..............................................................................................1
C.TujuanPenulisan................................................................................................1
D.IdentitasJurnal...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A.Ringkasan Jurnal.….................................................................................……3
B.KritikTerhadapPerbandinganTigaJurnal.…..………......................................12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A.Kesimpulan.....................................................................................................13
B.Saran................................................................................................................13
C.Lampiran.........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
CJR adalah tugas khusus yang harus dikumpul oleh mahasiswa kepada
dosen. CJR adalah singkatan dari Critical Journal Review. CJR adalah tugas
yang mana mahasiswa harus mengkritik dan membandingkan dua atau lebih
buku yang mereka miliki. Pembandingan didasari dengan adanya argumen yang
ada didalam buku tersebut. Untuk dapat membandingkan tiga buku ini kita
harus membaca buku yang kita miliki.

B. RUMUSAN MASALAH
 Mengringkas isi yang ada pada ketiga jurnal
 Mengetahui kekurangan dan kelebihan jurnal
 Membandingkan isi ketiga jurnal tersebut

C. TUJUAN
 Membandingkan tiga jurnal dan membuat kesimpulan dari perbandingan
jurnal tersebut.

1
D. IDENTITAS JURNAL

1. Jurnal Pertama

Judul Jurnal : Optimasi Desain Bangunan Pelengkap Bendungan


Dengan Metode Simpson Luas Penampang (Simpson’s Rule)
Nama Jurnal : Jurnal Keairan
Penulis : 1Carlina Soetjiono, 2Sunarto
Kota Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 2005
Volume : Vol. - No. 2 Tahun 12
ISSN : 0854-4549

2
2. Jurnal Kedua

Judul Jurnal : Kajian Komputasi Numerik Model Integratif Pada


Difraksi Celah Lingkaran Menggunakan Metode Pendekatan Simpson 1/3
Nama Jurnal : Jurnal Fisika
Penulis : 1Freinademetz Anggur, 2Ali Warsito, 3Albert Z
Johannes, 4Andreas Ch Louk
Kota Terbit : Kupang, NTT
Tahun Terbit : 2019
Volume : Vol. 4 No. 2
ISSN : 2503-5274(p), 2657-1900(e)

3
3. Jurnal Ketiga

Judul Jurnal : Penerapan Hitungan Volume Metode Simpson Untuk


Menghitung Volume Kapal Dan Topografi Darat
Nama Jurnal : Jurnal Rekayasa Hijau
Penulis : 1Ni Made Rai Ratih Cahya Perbani, 2Rinaldy

Kota Terbit : Bandung


Tahun Terbit : 2018
Volume : Vol 2 No. 1
ISSN : 2550-1070

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ringkasan Isi Jurnal

 JURNAL 1
PENDAHULUAN
Metoda Simpson luas penampang pertama kali dilakukan US Corps of
Engineers pada tahun 1962 dengan judul Gravity Dams Stability Analysis.
Namun, belum banyak dikembangkan di Indonesia karena memerlukan
perhitungan agak rumit dan satuan Inggris yang tidak lazim di Indonesia.
Metoda ini telah dikembangkan untuk bendungan graviti maupun berbagai
bentuk bangunan air masif maupun berongga. Dengan metoda ini dapat
dilakukan analisis stabilitas berbagai bangunan air, seperti : pelimpah,
konduit dan berbagai penampang bangunan yang tertanam di dalam
tanah/fondasi. Analisis dua dimensi ini disebut finite nodal point method yang
berlaku untuk penampang umum, seperti: trapesium, parabola, hiperbola,
lingkaran dan bentuk fungsi lainnya.
Lingkup penelitian ini adalah melakukan evaluasi dan analisis stabilitas
bangunan menggunakan metoda Simpson luas penampang bangunan dengan
memperhitungkan berbagai aspek beban yang bekerja pada bangunan tersebut.
Sebagai bahan penelitian telah dilakukan perhitungan stabilitas untuk bendung
5
Kalibumi di propinsi Papua, dan pelimpah bendungan Cikukang di propinsi
Jawa Barat.

METODA PENELITIAN
Di dalam metoda analisis penelitian ini digunakan anggapan bahwa
sistem bangunan terdiri atas benda padat yang masif. Bidang kontak antara
bangunan dan fondasi merupakan bagian yang lemah, sehingga dimensi
bangunan / fondasi akan ditentukan dari perhitungan stabilitas yang melewati
bidang kontak tersebut.

KONSEP DASAR
Desain penampang bangunan pelengkap bendungan dimulai dari
beberapa teori dasar integrasi numerik. Permasalahan integrasi numerik ini
adalah memperkirakan sejumlah persamaan sebagai berikut.
I (f) = b∫a f (x) dx .............................. (1)

Luas penampang absis a dan b yang sangat berdekatan (∆x = b-a) diperoleh

6
dengan hukum Simpson sebagai berikut.

I (f) ≈ S = sss{(b-a)/6} [{ f(a)+4f ((a+b)/2)+f(b)}] 2) ............................... (2)

PERMASALAHAN
Bangunan masif dibatasi oleh fungsi
Pada gambar 3 diperlihatkan 2 buah fungsi yang membatasi bidang
bangunan dengan absis dibatasi dari x = a sampai dengan x = b. Fungsi f (x) dan
g (x) merupakan batas atas dan batas bawah, sehingga membentuk garis tertutup
dari titik simpul 1 s/d titik simpul n, searah dengan arah jarum jam.

Bangunan berlubang yang dibatasi oleh fungsi


Jika di dalam bangunan terdapat lubang yang dibatasi oleh fungsi-fungsi
k (x) dan l (x), penelusuran titik simpul dapat dilakukan dua kali yaitu searah
dan berlawanan dengan arah jarum jam. Pada gambar 4 diperlihatkan bangunan
yang dibatasi oleh fungsi-fungsi f (x) dan g (x) dan lubang yang dibatasi oleh
fungsi-fungsi k (x) dan l (x). Penelusuran titik simpul dimulai dari titik 1 s/d
titik n, dan dikurangi luas bidang yang dibatasi oleh fungsi-fungsi k (x) dan l
(x).

7
HASIL ANALISIS DAN EVALUASI
Bendung Kalibumi terletak di Kabupaten Nabire Propinsi Papua.
Bendung ini telah mengalami kerusakan akibat gempa bumi pada bulan
Februari dan November 2004 berkekuatan 6,9 dan 7,2 skala Richter, sehingga
pembangunannya terhenti. Berdasarkan peta zona gempa Indonesia, kota Nabire
terletak dalam zona E dengan koefisien zona dalam kisaran z = 1,2 - 1,4 yang
termasuk tinggi jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia.
Percepatan gempa dasar (ac) untuk berbagai perioda ulang adalah: ac = 120 gal
(T = 20 tahun), ac = 160 gal (T = 50 tahun), dan ac = 180 gal (T = 100 tahun).
Profil geologi pada bor B2 menunjukkan bahwa pada kedalaman 0 - 5 m berupa
lempung gampingan, 5 - 15 m lanau lempungan lunak, 15 - 30 m pasir
kerikilan, dan di bawahnya berupa batu lanau lempungan. Nilai SPT pada lapis
ke-1 rata-rata adalah NSPT = 5, lapis ke-2 NSPT = 13, lapis ke-3 NSPT = 20,
dan di bawahnya lapisan dengan NSPT ≥ 50. Koefisien gempa horisontal untuk
masing-masing perioda ulang dihitung dengan rumus kh = a0 /g dan g = 980
cm/det2 ; hasilnya dapat diperiksa pada tabel 2 berikut ini.

8
PEMBAHASAN
Bendung Kalibumi
Bendung Kalibumi tingginya hanya 14,50 m dihitung dari dasar fondasi
terdalam, namun bukan berarti tidak mempunyai masalah di dalam
penanggulangan fondasinya. Oleh karena penanganannya tidak memadai,
maka menyebabkan terjadinya kerusakan akibat gempa bumi pada tahun 2004
yang lalu. Batuan dasar yang terdiri atas lapisan pasiran menyebabkan
terjadinya likuifaksi sehingga memperburuk kondisi struktur di atasnya. Lapisan
tanah di bawah pelimpah darurat terdiri atas lapisan lanau lempungan lunak
yang berpotensi menurunnya bangunan karena kurangnya daya dukung fondasi.
Hasil analisis stabilitas menunjukkan bahwa pengaruh gempa dengan perioda
ulang 10 tahun mengakibatkan bangunan tidak aman, apalagi jika terjadi gempa
dengan perioda ulang yang lebih tinggi. Penanganan dengan tiang pancang
seharusnya dapat dilakukan untuk memperbesar faktor keamanan terhadap geser
maupun daya dukung. Namun, karena kesulitan dalam pelaksanaan tiang
pancang pada bangunan yang sudah jadi, maka diperlukan tiang bor (bore pile)
ke dalam lapisan beton yang sudah ada.

Menara Waduk Cikukang


Di dalam analisis stabilitas menara ini dihadapi kesulitan dalam mencoba-coba
lebar fondasi sampai memenuhi kriteria desain. Rongga-rongga yang terdapat di
dalam menara berupa lubang pintu pengarah dan 2 buah terowongan
pengelak sehingga mengurangi berat sendiri bangunan. Namun, lubang
bangunan operasi yang berdiameter Φ = 60 cm diabaikan karena cukup kecil.

KESIMPULAN
1) Luas penampang dapat dihitung secara teliti.
2) Jumlah titik tidak terlalu banyak dibandingkan dengan metode
elemen hingga atau metode elemen batas, yang memerlukan jumlah titik
cukup banyak untuk mencapai ketelitian yang memadai.

9
3) Logikanya mudah dipahami sehingga pelaksanaan perhitungan
akan lebih cepat, dan dapat dilakukan oleh tenaga yang tidak terlalu terampil.

 JURNAL 2
PENDAHULUAN
Difraksi adalah peristiwa perambatan arah gelombang yang melalui suatu
medium atau celah. Perambatan arah gelombang akan teramati pada pola yang
dihasilkan ketika cahaya melewati celah tunggal, celah ganda, tiga celah, celah
persegi panjang, celah lingkaran dan lain-lain. Pola tersebut berupa pola garis
gelap terang yang mengarah secara horisontal atau vertikal yang teramati pada
layar. Pola yang dihasilkan mengikuti fungsi tertentu yang tergantung pada
variabel panjang gelombang lebar celah, jarak celah ke layar, sudut apit dan
lain-lain.
Metode Integrasi Numerik
Integral tak-tentu dinyatakan sebagai:

Integral Tentu menangani perhitungan integral di antara batas-batas yang telah


ditentukan, yang dinyatakan sebagai:

Metode Simpson
Aturan Simpson diperoleh dengan mengambil integral di bawah fungsi
polinomial berpangkat empat dan tiga. Metode Simpson yang digunakan adalah
Simpson 1/3. Aturan Simpson 1/3 diperoleh dari fungsi polinomial pangkat 2
yang terbentuk dari 3 titik data yang tersebar dengan interval yang sama. Aturan
Simpson 1/3 diperoleh dari fungsi polinomial pangkat 2 disubtitusi ke
persamaan (4):

10
Jika a dan b diketahui adalah x0 dan x2 dan f2(x) diperoleh dari fungsi
polinomial Lagrange pangkat 2, menjadi:

Dengan manipulasi aljabar dan integral, diperoleh persamaan berikut:

METODE PENELITIAN
Analisa Model Persamaan

Persamaan :

ditransformasikan dalam bentuk integrasi fungsi bessel sebagai berikut.

11
Sehingga diperoleh persamaan pola intensitas difraksi celah berbentuk lingkaran
sebagai berikut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Komputasi Numerik Difraksi Lingkaran
Perancangan aplikasi pengolahan komputasi numerik difraksi celah berbentuk
lingkaran menggunakan pemrograman Borland Delphi 7 adalah sebagai berikut.
Tampilan utama program
Pada tampilan utama program terdapat objek dan fungsinya masing masing.
Nama dan fungsi objek-objek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tab menu home terdiri dari tombol halaman depan untuk menampilkan
halaman judul, tombol hitung intensitas untuk mengolah data perhitungan
integrasi simpson 1/3 dan nilai intensitas difraksi ,tombol hitung jarak
untuk untuk menghitung jarak anatara terang pusat dengan terang berikutnya.
2. Tab menu data terdiri dari tombol open file untuk membuka file yang telah
tersimpan, tombol simpan file untuk menyimpan file yang telah diolah, tombol
hapus file untuk menghapus file pada stringgrid,tombol cetak file
untukmenyimpan file grafik dalam format bitmap.
3. Tab menu grafik terdiri dari dari tombol grafik fungsi Bessel untuk
menampilkan grafik bessel hasil olah data integrasi simpson 1/3, tombol
intensitas difraksi untuk menampilkan grafik intensitas pola difraksi
hasil olah data perhitungan intensitas, tombol hitung untuk menghitung jarak

12
antara titik terang pusat dengan titik terang berikutnya.
4. Tab menu bantuan teridiri dari tombol cara penggunaan untuk menampilkan
cara pengunaan aplikasi dan tombol tentang untuk menampilkan informasi
pembuatan aplikasi.

KESIMPULAN
Solusi kasus difraksi celah lingkaran ditentukan nilai integrasi bessel
menggunakan metode simpson 1/3 Penerapan dua metode simpson 1/3
mengunakan pemrograman Borland Delphi 7 dan dilakukan dengan menuliskan
prosedur ke dalam bahasa Pascal. Dari hasil perhitungan metode simpson
1/3 terdapat tiga titik puncak, dimana yang pertama merupakan puncak untuk
terang pusat pada jarak 0.3 cm dengan nilai intensitas 0.91553621. Dua puncak
lainnya merupakan puncak untuk pita terang pertama pada jarak 5.1 cm dengan
nilai intensitas 0.01718022 dan puncak kedua pada jarak 8.6 cm dengan nilai
intensitas 0.00395745.

 JURNAL 3
PENDAHULUAN
Prismoid merupakan bentuk yang paling sering dijumpai dalam hitungan-
hitungan pekerjaan yang berkaitan dengan tanah. Tanah merupakan
permukaan yang tidak memiliki bentuk teratur sehingga tidak dapat langsung
dimodelkan dengan model matematika bentuk ideal. Untuk menghitung volume
13
terlebih dahulu harus melalui hitungan luas terlebih dahulu. Luas bidang
permukaan yang tidak beraturan dapat didekati menggunakan planimeter, aturan
trapesium, aturan ordinat tengah, atau aturan Simpson. Contoh penggunaan
metode ini adalah untuk rekayasa estimasi luas dari diagram indikator
mesin uap, surveyor untuk estimasi luas pengeplotan tanah, atau arsitektur
perkapalan untuk estimasi waterplane atau irisan mendatar kapal. Contoh
lainnya adalah untuk menghitung stabilitas dinamik yang memerlukan
pengetetahuan luas di bawah lengkungan lengan penegak sebagai fungsi dari
sudut kemiringan kapal yang disebabkan oleh pengaruh luar.
METODELOGI
 Volume Kapal
Desain Hull
Kapal yang akan dihitung volumenya belum menggunakan desain hull yang
sebenarnya, tapi masih diasumsikan sebagai setengah elipsoid dengan ukuran
panjang, lebar, dan tinggi kapal yang sesuai dengan desain hull yang
direncanakan oleh. Ukuran kapal yang akan digunakan memiliki hull dengan
panjang (length) 160 cm, lebar (breadth) 50 cm, dan kedalaman (depth) 24 cm.
Ukuran ini dikonversikan menjadi elipsoid dengan ketiga setengah sumbunya
memiliki ukuran 80, 25, dan 24 cm seperti dapat dilihat pada Gambar 1.

 Menentukan Nilai Ordinat Quarterbreadth di Setiap Waterplane


Dalam menerapkan aturan Simpson dilakukan proses gridding. Kedalamanan
kapal sampai dengan lunasnya dibagi menjadi tujuh waterplane yang berjarak 4
cm seperti dapat dilihat pada Gambar 2.

14
 Hitungan Luas pada Waterplane
Pada quarterbreadth di setiap waterplane ordinat dibuat berjumlah ganjil maka
untuk menghitung luas dapat digunakan Aturan Pertama Simpson. Berikut ini
merupakan contoh hitungan luas waterplane pada depth yang dibagi dalam 16
interval seperti dapat dilihat pada Tabel 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk menghitung luas, volume, dan momen dapat dilakukan
menggunakan integral suatu fungsi. Tetapi, untuk bentuk badan kapal fungsi
yang dibutuhkan biasanya tidak diketahui. Hal ini dapat diatasi dengan
memakai integrasi numerik yang tidak membutuhkan fungsi, tetapi
membutuhkan hasil pengukuran, biasanya untuk setengah lebar kapal dan atau
sarat (draft). Pada penelitian ini kapal yang dihitung volumenya belum
menggunakan desain hull yang sebenarnya, tapi masih diasumsikan sebagai
setengah elipsoid dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi kapal yang sesuai
dengan desain hull yang direncanakan. Penggunaan bentuk kapal yang memiliki
15
model matematika seperti elipsoid ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai
pembanding hasil hitungan luas dan volume kapal dari proses gridding.
Elipsoid merupakan bidang yang simetrik sehingga irisan-irisan pada
bidang waterplane merupakan elips. Dengan demikian bentuk setengah lebar
kapal adalah setengah elips yang juga simetrik sehingga untuk hitungan luas
waterplane dapat diterapkan pada seperempat elips yang menjadi
quarterbreadth kapal.
Gridding diterapkan pada absis dari quarterbreadth dengan membaginya
menjadi beberapa interval seragam. Dengan diterapkannya Aturan Pertama
Simpson maka absis quarterbreadth dibagi dalam jumlah interval genap untuk
menghitung luas halfbreadth kapal. Nilai ordinat dari setiap absis yang
seharusnya merupakan hasil ukuran diperoleh melalui persamaan elips.
untuk menghitung volume kapal irisan waterplane terhadap badan kapal
dibagi menjadi 7 lever atau 6 interval sehingga dalam menghitung volume
aturan Simpson yang diterapkankan adalah aturan pertama untuk volume. Hasil
perbandingan volume kapal dengan menerapkan Aturan Pertama Simpson untuk
volume dapat dilihat pada Tabel 5

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil hasil penerapan Aturan Pertama Simpson untuk
menghitung volume kapal berbentuk setengah elipsoid dan topografi darat
didapatkan bahwa kualitas keterwakilan volume lebih ditentukan oleh
terwakilinya seluruh bentuk permukaan (terutama di tempat-tempat yang
ekstrem) dibandingkan dengan ukuran grid, namun pertimbangan ukuran grid
diperlukan untuk efisiensi proses hitungan.

16
B. KRITIK TERHADAP PERBANDINGAN TIGA JURNAL :
1. Untuk kertas yang digunakan pada kedua jurnal sama-sama terbuat
dari bahan yang bagus .
2. Berdasarka pengamatan dan perbandingan yang telah kami
lakukan,sistematika penulisan dan pembahasan jurnal ketiga jauh lebih
ringkas dan mudah dipahami dibandingkan dengan jurnal pertama dan
kedua
3. Berdasarkan perbandingan yang telah kami lakukan dan amati,ketiga
jurnal mudah dibaca dan dipahami ‘
4. Menurut kami ketiga jurnal tersebut memuat materi metode simpson
beserta penyelasaian masalah yang dihadapi dengan baik.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dalam ketiga jurnal yang melakukan penelitian ini maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Luas daerah dalam sebuah fungsi khususnya dalam fungsi kompleks bisa
diperoleh dengan pendekatan menggunakan metode trapesium, metode
persegi panjang, metode simpson, metode kuadrat gauss.

17
2. Untuk mengurangi nilai error metode trapesium maupun simpson bisa
dilakukan dengan meningkatkan jumlah sub interval (n)
3. Metode trapesium cocok untuk fungsi berorde 1 sedangkan untuk orde
lebih tinggi, tidak cocok.

Saran
Sebaiknya jurnal-jurnal tersebut harus memilih dan menggunakan kata-
kata serta pemaparan yang mudah dipahami oleh semua pembaca dan
memberikan kata kunci atau inti sari pada materi ini khususnya mengenai
metode simpson

18
19

Anda mungkin juga menyukai