Anda di halaman 1dari 9

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 1, No.

2, September 2011 83

Paradigma dalam Teori Organisasi dan Implikasinya pada


Komunikasi Organisasi
Yovita Sabarina Sitepu

Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Sumatera Utara (USU), Medan 20155

email: v1ta711@yahoo.com

Abstrak - Ada banyak cara pandang (paradigma) Dimulai dari teori-teori organisasi yang beraliran
dalam melihat organisasi. Ada cara pandang klasik (paradigma positivistik/obyektif), aliran
tradisional/klasik yang sangat obyektif dan transisional yang menentang pandangan dari aliran
mekanistis, cara pandang kritis yang sangat klasik, serta teori-teori yang mengusung
subyektif, serta cara pandang yang berada di subyektifitas.
antara keduanya (transisional/peralihan).
Perbedaan cara pandang tersebut pada Masing-masing penulis dari tiga buku yang dirujuk,
akhirnya juga memengaruhi bagaimana melihat yaitu Goldhaber; Daniels, Spiker dan Papa; serta
peran komunikasi di dalam organisasi. Teori- Pace dan Faules memiliki pandangan sendiri dalam
teori pada aliran klasik memandang komunikasi mengelompokkan teori-teori komunikasi
sebagai fungsi pengawasan atau kontrol dari organisasi. Meskipun terdapat beberapa persamaan
pihak manajemen ke karyawan. Sementara itu di antara mereka, namun juga terdapat beberapa
pada aliran transisional, komunikasi di dalam perbedaan. Seperti misalnya, Pace & Faules serta
organisasi merupakan sebuah proses yang Daniel, Spiker & Papa menempatkan Teori
melibatkan baik itu pihak eksekutif maupun Komunikasi-Otoritas dari Chester Barnard ke
karyawan. Sementara pada aliran kritis, proses dalam kelompok teori transisi (peralihan dari klasik
komunikasi yang terjadi di dalam organisasi ke subyektif). Sementara itu, Goldhaber
tidak terlepas dari budaya di organisasi menempatkan teori tersebut di bawah payung
tersebut. paradigma klasik. Apakah cara pandang yang satu
dalam mengelompokkan teori-teori tersebut lebih
baik daripada yang berbeda darinya? Pertanyaan ini
Abstract - There are many ways to see an sama saja dengan menjawab apakah paradigma
organization (paradigms). They are traditional/ yang satu lebih baik daripada paradigma yang lain?
classical paradigm, critical paradigm, and the
other is in between two of them (transitional). Meskipun cara memandang berbeda antara satu
Traditional paradigm sees something objectively dengan yang lainnya, namun yang menjadi
and mechanicaly. On the other hand, the critical perhatian di sini adalah dengan mengetahui masing-
is very subjective. The differences of paradigms masing teori organisasi tersebut berada di bawah
imply on how we see communication in an payung paradigma apa, maka hal tersebut akan
organization. membantu kita saat melakukan pengamatan
terhadap organisasi serta komunikasi yang terjadi di
Keywords - Classical Theories of Organization, dalamnya.
Transitional Theories of Organization, and Critical
Theories of Organization. Berikut paradigma beserta teori-teori komunikasi
yang berada di bawah naungannya, serta
implikasinya terhadap komunikasi (di organisasi).
I. PENDAHULUAN

P erkembangan teori mengenai organisasi sejalan


dengan perkembangan dalam cara pandang
mengenai dunia ini (paradigma, world view).
84 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 1, No. 2, September 2011

II. PARADIGMA KLASIK 3) Pekerja harus dihargai dengan insentif yang


sesuai dengan apa yang mereka hasilkan. Upah
Daniels, Spiker, and Papa (1997) menyebut aliran yang didasarkan atas jumlah jam kerja tidak
klasik ini sebagai Manajemen Saintifik dan tepat, bukan karena perbedaan dalam
Klasikal. Teori-teori dalam paradigma ini produktivitas individu melainkan kebutuhan
memandang organisasi sebagai sesuatu yang ekonomi adalah faktor penting yang menjadi
menyerupai mesin, yang digerakkan oleh rencana motif seseorang untuk bekerja.
dan kontrol dari manajemen. Teori manajemen 4) Pekerjaan harus dibagi sehingga manager
saintifik dan klasik menunjukkan usaha awal untuk merencanakan pekerjaan dan pekerja mengikuti
mengatasi kompleksitas organisasi pada abad 20. rencana. Dalam skemanya, Taylor
menggambarkan bahwa setiap aspek diawasi
Hal yang umum dalam teori aliran saintifik dan oleh “functional foreman” yang berbeda.
klasik:
1) Organisasi dijalankan oleh otoritas manajemen. Taylor percaya bahwa masalah utama dalam
Karyawan adalah alat untuk melaksanakan efektivitas organisasi mencakup ketidakmampuan
rencana manajemen. Implikasinya komunikasi manajemen untuk memperoleh pemenuhan dari
organisasi adalah sebagai alat kontrol pekerja. Menurutnya, setiap orang akan
manajerial dan koordinasi proses organisasi. menghasilkan keuntungan di bawah manajemen
2) Teori saintifik dan klasik meyakini bahwa saintifik.
orang berperilaku menurut model rasional dan
ekonomi. Motivasi utama bekerja adalah uang. 2.2 Manajemen Umum dari Henri Fayol
Motivasi sosial dan politik dalam perilaku
organisasi dianggap tidak relevan atau Berbeda dari Taylor yang fokus pada teknik kerja
merugikan bagi keefektifan organisasi. Sistem produksi, Fayol lebih menekankan pada prinsip-
struktur dan fungsi organisasi yang rasional prinsip dasar struktur organisasi dan praktik
akan mengurangi efek buruk atas konflik manajemen.
kelompok, persaingan pribadi, dendam,
perjuangan kekuasaan, dan egosime. Ia mengemukakan Empat belas (14) prinsip yang
3) Masing-masing teoritisi memajukan resep agar mendasar bagi desain dan struktur organisasi, yaitu:
organisasi didesain menyerupai mesin. 1) Divisi kerja. Setiap anggota hanya memiliki
satu pekerjaan.
Tiga teori yang sangat berpengaruh selama awal 2) Otoritas dan tanggungjawab. Otoritas
1900-an yaitu: (1) Manajemen Saintifik dari mencakup hak untuk memberi perintah dan
Frederick Taylor, (2) Manajemen Umum dari Henri kekuasaan untuk menuntut pemenuhan.
Fayol, (3) Teori Birokratik Weber. Otoritas pejabat perusahaan tergantung
posisinya, dan otoritas personal tergantung
2.1 Manajemen Saintifik dari Frederick Taylor kemampuan dan pengalamannya.
3) Disiplin, tergantung pada atasan yang baik,
Fokus utama Taylor adalah studi saintifik dan bersih, dan aturan yang adil, serta sanksi yang
desain proses kerja (detail teknik pada kerja diterapkan dengan bijaksana.
produksi). Prinsip-prinsip yang dikemukakannya 4) Kesatuan perintah. Pegawai menerima perintah
mengacu pada masalah efisiensi kerja, dan juga dari satu orang dan hanya satu atasan untuk
menawarkan rekomendasi mengenai struktur setiap tindakan.
organisasional dan proses. Empat ide Taylor: 5) Kesatuan arahan. Sekelompok kegiatan dengan
1) Ada satu cara terbaik untuk melakukan tujuan yang sama harus memiliki “satu kepala
pekerjaan, contohnya: studi waktu dan gerakan dan satu rencana”.
dapat mempersingkat langkah dan jumlah 6) Menomorduakan kepentingan individu.
waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan 7) Pemberian upah. Karyawan harus dibayar
tugas dengan efisien. Eksperimen dapat dengan adil, yang memuaskan mereka dan
menentukan kondisi pekerjaan fisik yang akan perusahaan.
meningkatkan produktivitas. 8) Sentralisasi. Apakah pembuatan keputusan
2) Personil harus diseleksi secara saintifik. disentralisasikan (terbatas pada manajemen
Seseorang harus memilih dan menugaskan tingkat yang lebih tinggi), atau desentralisasi
orang lain menurut keterampilannya atau (ditujukan untuk bawahan) tergantung pada
potensial bagi pengembangan keterampilan. kondisi organisasi.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 1, No. 2, September 2011 85

9) Rantai skalar. Sistem otoritas disusun seperti 2) Area kemampuan di mana pekerja berbagi dan
hierarki dengan garis perintah yang jelas dari bekerja untuk tujuan tertentu dibawah pimpinan
satu level ke yang lainnya, namun sistem harus yang telah ditetapkan.
bersedia dipindahkan dari rantai perintah ketika 3) Prinsip-prinsip hierarki.
dibutuhkan. 4) Aturan-aturan baik itu norma maupun prinsip-
10) Keteraturan. Ada ruang bagi setiap karyawan, prinsip teknikal.
dan setiap karyawan harus berada dalam 5) Pemisahaan administratif antara karyawan dan
tempatnya. pemilik atas alat-alat produksi.
11) Keadilan. Personil diperlakukan dengan 6) Pemisahan kepemilikan pribadi dan peralatan
kebaikan dan keadilan. organisasi.
12) Stabilitas dalam kedudukan. Berasumsi bahwa 7) Sumber daya bebas dari kontrol luar.
karyawan yang memiliki kemampuan untuk 8) Struktur di mana tidak satupun administrator
melakukan sebuah pekerjaan, ia pasti masih dapat memonopoli posisi-posisi personil.
memiliki waktu untuk belajar dan berhasil 9) Seluruh tindakan administasi, aturan,
dalam melakukannya. prinsip, dsb dinyatakan secara tertulis.
13) Inisiatif. Kemampuan untuk mengemukakan
dan melaksanakan sebuah rencana adalah 2.4 Persamaan Ketiga Teori
sumber daya organisasi yang bernilai.
14) Esprit de corps (perasaan setia dan saling Persamaan antara ketiga teori aliran saintifik
hormat menghormati). Manajemen harus tersebut (Taylor, Fayol, dan Weber) adalah:
berusaha untuk memajukan rasa kesatuan, 1) Ketiga teori ini sama-sama memandang bahwa
harmoni dan kohesi. organisasi digerakkan oleh otoritas manajemen.
2) Memandang karyawan sebagai alat untuk
2.3 Teori Birokratik Weber menjalankan rencana manajemen.
3) Pembagian kerja yang disesuaikan dengan
Max Weber mengambil isu dari pandangan Henry keahlian masing-masing orang/individu.
Fayol. Weber membedakan antara otoritas yang 4) Menaruh perhatian terhadap hak personil (gaji,
melekat/inheren (kekuasaan tradisional, yang insentif, dsb).
mungkin tidak sah) dengan otoritas yang sah
(diperoleh, dihormati, berdasarkan norma-norma, 2.5 Perbedaan di antara Ketiga Teori
rasional, dan legal). Otoritas yang legal inilah yang
kemudian menjadi landasan terbentuk apa yang Perbedaan antara ketiga teori aliran saintifik
disebut Weber sebagai “birokrasi”. tersebut (Taylor, Fayol, dan Weber) adalah:
1) Pada konsep Taylor, karyawan menerima
Menurut Weber, birokrasi merupakan konsep ideal perintah dari atasan dan kemudian diawasi oleh
bagi organisasi modern. Dalam organisasi yang orang yang berbeda (functional foreman).
kompleks dibutuhkan kecepatan, ketepatan, Sementara itu, pada konsep Fayol dan Weber
kepastian, dan kontinuitas. Semua hal tersebut menekankan pada ide kesatuan perintah (satu
dapat dicapai jika organisasi didesain sebisa atasan untuk setiap tindakan). Kesatuan
mungkin seperti mesin. Ada 6 ciri dasar: perintah yang ditekankan oleh Fayol dan
1) Sistem hierarki otoritas yang jelas Weber terkait dengan kebutuhan akan
2) Divisi kerja berdasarkan spesialisasi. penyebaran informasi yang cepat, tepat, pasti,
3) Sistem aturan yang lengkap mencakup hak, dan kontinyu. Sedangkan pada konsep Taylor,
tanggungjawab, dan kewajiban personil. bisa terjadi ambiguitas, kesalahan persepsi, dsb.
4) Prosedur yang sempurna untuk performa kerja. karena antara pemberi perintah dan pengawas
5) Impersonalitas (bukan perseorangan) dalam adalah dua orang yang berbeda.
hubungan organisasional manusiawi. 2) Fayol bersikap fleksibel mengenai pengambilan
6) Seleksi dan promosi personil atas dasar keputusan di dalam organisasi. Bisa sentralisasi
kompetensi teknikal. ataupun desentralisasi, itu semua tergantung
kondisi organisasi. Hal ini berbeda dengan
Birokrasi adalah suatu organisasi yang memiliki konsep yang ditawarkan oleh Weber di mana ia
karakter sebagai berikut (Goldhaber, 1993): menganjurkan sebuah kepastian, aturan yang
1) Kontinuitas tergantung pada ketaatan pada konstan.
peraturan.
86 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 1, No. 2, September 2011

3) Jika Fayol menawarkan adanya perhatian guna 1) Prinsip saling memberikan respon. Interaksi
memajukan kesatuan, harmoni (esprit de manusia selalu mencakup pengaruh bersama
corps), maka Weber lebih menekankan dan simultan.
impersonalitas. 2) Tujuan dari integrasi yaitu kondisi yang
harmonis dari penggabungan hal-hal yang
Cara pandang teori-teori tradisional/klasik berbeda, yang menghasilkan bentuk baru,
mengenai organisasi bahwa organisasi digerakkan entitas baru.
oleh otoritas manajemen, karyawan hanyalah alat
guna menjalankan rencana manajemen, maka ini Fokus utama Follett yaitu cara membangun dan
semua berimplikasi terhadap proses komunikasi di menjaga demokrasi melalui integrasi perbedaan,
dalam organisasi Proses komunikasi yang terjadi di persaingan kepentingan. Agar terjadi integrasi
dalam organisasi dipandang hanya sebagai alat makan dibutuhkan representasi dari karyawan.
untuk koordinasi dan kontrol dari pihak manajerial. Representasi ini disebutnya sebagai partisipasi.
Aktivitas komunikasi yang menyangkut tahap Jadi, karyawan dan para manajer tergabung di
perencanaan dan pengambilan keputusan sifatnya dalam sebuah joint committe di mana melalui inilah
terpusat di sekitar jajaran atas organisasi. Hanya akan diperoleh pengetahuan khusus dan
konsep dari Fayol yang bersikap fleksibel pada pengalaman dari masing-masing pihak.
persoalan pengambilan keputusan ini.
Follet juga tidak percaya bahwa kekuasaan
Arus komunikasi dari atas ke bawah (downward) disalahgunakan hanya oleh kapitalis. Ia menyatakan
terkait dengan penyampaian pesan berupa bahwa pihak manajemen memiliki hak guna
pendelegasian tugas/perintah kerja. Sementara itu, menentang setiap upaya dari serikat (pekerja,
arus komunikasi dari bawah ke atas (upward) aktivis politik, dsb) untuk mengambil alih
berkenaan dengan pelaporan hasil ataupun kekuasaan. Menurutnya, para reformis, pelaku
permasalahan dalam pekerjaan, dari karyawan ke propaganda, dsb bermaksud untuk menekan orang
atasan. lain guna memperoleh apa yang mereka pikir baik.

Goldhaber(1993) menyebut daerah klasik ini Pokok pemikiran Follet pada perkembangannya
sebagai The Classical School. Perhatian pada teori akan menjadi landasan konsep bagi pemikir yang
klasik organisasi hampir seluruhnya berkenaan mengembangkan pendekatan pengembangan
dengan rancangan dan struktur organisasi, bukan sumber daya manusia.
pada manusianya. Alat utama yang digunakan
adalah Organization Chart. 3.2 Fungsi Eksekutif dari Chester Barnard

Sebagai mantan Presiden New Jersey Bell


III. PARADIGMA TRANSISIONAL Telephone dan pemimpin National Science
Foundation, Barnard merasa bahwa teori-teori
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika klasik mengenai organisasi telah gagal dalam
teori-teori di bawah payung paradigma klasik menjelaskan perilaku organisasi yang telah ia alami
saintifik menekankan pada struktur organisasi serta sebelumnya. Barnard kemudian mengajukan tiga
desain kerja, maka teori-teori pada paradigma (3) area untuk menutupi kekurangan pada teori-
transisional menekankan hal yang lebih luas seperti teori klasik, yaitu perilaku individu, pemenuhan
penggunaan kekuasaan, aspek psikologi, variabel (compliance), dan komunikasi (Daniels, Spiker, dan
perilaku individu anggota organisasi, serta Papa, 1997).
pentingnya komunikasi dalam proses
organisasional. Barnard mengatakan bahwa organisasi adalah
sistem orang, bukan struktur-struktur yang diawasi
Pendekatan ini pertama kali dikemukakan oleh dengan mesin. Menurut Barnard, keberadaan
Mary Parker Follet pada tahun 1920-an dan sebuah organisasi (sebagai sistem kooperatif)
kemudian dilanjutkan oleh Chester Barnard pada tergantung pada kemampuan manusia untuk
tahun 1930-an (Daniels, Spiker, dan Papa, 1997). berkomunikasi dan kemauan mereka untuk
melayani dan berusaha untuk suatu tujuan bersama.
3.1 Teori Administrasi dari Mary Parker Follett Oleh karena itu, fungsi eksekutif adalah
mengembangkan dan memelihara sistem
Dua konsep dasar dari teori Follett, yaitu: komunikasi (Pace & Faules, 1994).
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 1, No. 2, September 2011 87

Pace & Faules (1994) membagi ranah Transisional anggota organisasi merupakan hal yang lebih
ini kedalam dua kelompok besar teori, yaitu penting dibandingkan struktur dan desain
Behavioral Theories dan Systems Theories. Yang organisasi, dalam menentukan efektivitas
termasuk dalam Behavioral Theories, yaitu: Teori organisasi.
Otoritas dari Chester Barnard, Teori Human
Relations dari Elton Mayo (sementara itu teori ini 3) Teori Fusi dari Bakke dan Argyris
dalam buku Daniels, Spiker dan Papa, berada di Bakke berpendapat bahwa, untuk beberapa
bawah aliran The Human Relations Movement), tingkatan, organisasi memengaruhi individu,
Teori Fusi dari Bakke dan Argyris, serta Teori dan pada saat yang bersamaan individu juga
Linking Pin dari Likert. memengaruhi organisasi. Oleh karena itu,
individu menentukan karakteristik dari
1) Teori Otoritas dari Chester Barnard organisasi, dan setiap posisi haruslan unik
mengatakan bahwa otoritas adalah sebuah sebagaimana orang-orang yang mendudukinya.
fungsi kerelaan untuk berjalan bersama-sama. Selain itu, setiap posisi di dalam organisasi
Ia mengajukan seperangkat premis-premis yang dimodifikasi sesuai dengan kepentingan
kemudian dikenal sebagai Teori Penerimaan individu-individu tersebut.
Otoritas. Premis-premis tersebut, yaitu:Empat
(4) kondisi yang harus dihadapi sebelum Argyris (kolega Bakke) kemudian melanjutkan
seseorang menerima pesan sebagai sesuatu apa yang sudah dilakukan oleh rekannya
yang otoritatif (berwenang): tersebut. Ia berpendapat bahwa terdapat
a. Seseorang dapat dan memahami pesan. ketidaksesuaian atau inkompatibility antara
b. Seseorang yakin, pada saat keputusan, kebutuhan pegawai yang matang dengan
bahwa pesan tidak inkonsisten dengan persyaratan formal organisasi. Seringkali tujuan
tujuan organisasi. organisasi tidak sesuai/bertentangan dengan
c. Seseorang yakin, pada saat keputusan tujuan pribadi karyawan. Akhirnya, karyawan
berlanjut, bahwa pesan tersebut sesuai merasa frustrasi sebagai akibat dari
dengan kepentingan personalnya secara ketidaksesuaian tersebut. Ini berdampak pada
keseluruhan. perginya beberapa orang karyawan, dan
d. Seseorang mampu secara mental dan fisik beberapa orang mungkin tetap tinggal dan
untuk patuh terhadap pesan. beradaptasi, sementara ada juga yang tetap
tinggal namun menurunkan standar kerjanya
2) Teori Human Relations dari Elton Mayo. dan menjadi apatis dan cuek. Dengan adanya
Elton Mayo bersama asistennya Fritz gambaran konflik ini, orang diajari agar tidak
Roethlisberger mengadakan percobaan saintifik mengharapkan kepuasan dari pekerjaan.
di the Western Electric Howthorne (sebuah
pabrik pembuatan telepon, kabel, peralatan 4) Teori Linking Pin dari Likert
transmisi, dsb). Studi ini dilakukan selama Konsep linking pin yaitu satu kelompok yang
beberapa tahun dan terdiri dari 4 tahap studi, tumpang tindih. Setiap supervisor adalah
yaitu: studi penyinaran (meneliti hubungan anggota dari dua kelompok: pemimpin
antara kondisi pencahayaan/lampu di area kerja kelompok yang lebih rendah dan anggota dari
dengan produktivitas pekerja); studi ruang unit yang lebih tinggi. Fungsi supervisor
perakitan relai (meneliti hubungan beragam sebagai penjepit yang menghubungkan,
kondisi kerja dan produktivitas); program mengkaitkan kerja kelompok terhadap
interview (penerapan hasil studi ruang kelompok lain pada level berikutnya. Struktur
perakitan relai dengan cara mewawancarai ini menghasilkan hubungan kelompok dengan
ribuan pekerja guna menemukan sikap mereka kelompok, kebalikan dari orang ke orang.
terhadap kondisi kerja, pengawas, dan kerja Struktur organisasi yang seperti ini juga
secara umum); serta studi bank-kabel mendukung orientasi ke atas.
(mengamati dampak dar proses sosial
kelompok kerja terhadap produktivitas). Namun, konsep ini juga dipandang cenderung
memfasilitasi apa yang terjadi di struktur
Hasil riset ini menentang prinsip-prinsip klasik, birokratis. Pola hierarki, hubungan
manajemen saintifik dengan menyatakan atasan dan bawahan, seringnya berfokus pada
bahwa proses komunikasi interpersonal, hubungan ke bawah (downward). Proses
dinamika kelompok, dan sikap serta nilai komunikasi yang terjadi di dalam konsep ini
88 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 1, No. 2, September 2011

juga cukup berbelit-belit, sehingga tindakan Ketika sistem sosial berhenti berfungsi, ia tidak
kelompok tampak lambat. Kelambatan ini bisa lagi memiliki struktur yang bisa diidentifikasi
diatasi dengan partisipasi dan kontribusi dalam karena sistem sosial adalah struktur dari
perencanaan, komunikasi yang lebih terbuka peristiwa-peristiwa atau kejadian daripada
dan komitmen dari masing-masing anggota bagian-bagian fisik dan tidak memiliki struktur
struktur. selain fungsinya.

Katz dan Kahn menjelaskan bahwa sebagian


besar interaksi kita dengan orang lain adalah
tindakan komunikatif (verbal dan nonverbal,
ucapan dan diam). Teori sistem menyadari
bahwa sebuah kondisi yang diatur
membutuhkan pengenalan terhadap pemaksaan
dan pembatasan untuk mengurangi komunikasi
acak pada saluran yang sesuai untuk mencapai
tujuan organisasi.

2) Ad-Hocracy dan Teori Buck Rogers dari


(Pace & Faules, 1994. Hal. 38-43) Alfin Toffler
Buck Rogers merupakan karakter fiksi yang
melakukan ekplorasi luar angkasa. Terinspirasi
Kelompok teori kedua yang berada di bawah dari cerita petualangan tokoh fiksi tersebut,
payung transisional adalah Teori-Teori Sistem. Alfin Toffler menulis mengenai future shock
Konsep sistem ini berfokus pada pengaturan dan konsekuensi yang tak terhindarkan yang
bagian-bagian, hubungan antar bagian, dinamika diakibatkan oleh perubahan yang begitu cepat
hubungan yang membawa pada kesatuan atau di seluruh aspek kehidupan. Tulisan Toffler
keseluruhan. Konsep sistem ini memungkinkan tersebut diberi judul “Organizations: The
seseorang untuk memahami organisasi sebagai Coming Ad-hocracy.”
suatu kesatuan yang lebih besar dari jumlah bagian-
bagiannya berdasarkan dinamikanya. Dinamika- Ciri-ciri birokrasi baru yang disebut sebagai
dinamika ini memperhitungkan struktur, hubungan, ad-hocracy, seperti: bergerak cepat, kaya
dan perilaku-perilaku idiosinkratik (ganjil/aneh). informasi, sangat aktif, berubah secara konstan,
diisi oleh unit-unit yang tidak abadi dan
Para teoritisi General Systems mengidentifikasi individu yang sangat mobile. Di dalam ad-
prinsip-prinsip yang bisa diterapkan pada seluruh hocracy, adalah kerja itu sendiri, masalah yang
jenis sistem, yaitu mesin, organisme, dan diatasi, tugas yang diselesaikan yang menarik
organisasi. Ketiganya memiliki proses yang mirip komitmen pegawai, daripada organisasi.
dan dapat dijelaskan dengan prinsip umum. Dari Beberapa ad-hocracies diawali dengan istilah
hal ini masih terlihat pengaruh pandangan associate (siapa yang bekerja sama dengan).
klasik/saintifik terhadap teori-teori dalam aliran ini, Ad-hocracy meningkatkan kemampuan
yaitu masih memandang organisme maupun adaptasi organisasi; namun merengangkan
organisasi seperti mesin. kemampuan adaptasi orang. (Pace & Fauler,
1994. Hal. 45-48).
Adapun contoh teori-teori yang masuk ke dalam
Teori Sistem ini, antara lain:
IV. PARADIGMA PENGEMBANGAN
1) Teori Sosial Sistem dari Elihu Katz dan SUMBER DAYA MANUSIA
Kahn (HUMAN RESOURCES DEVELOPMNET)
Teori-teori klasik dan behavioral seringkali
merujuk komunikasi dalam bentuk aktivitas Setelah pandangan Human Relations (percobaan
daripada proses penyatuan. Komunikasi Elton Mayo) menentang prinsip-prinsip manajemen
sebagai proses penyatuan memiliki makna yang saintifik, maka pandangan yang muncul berikutnya,
spesial dalam apa yang dikemukakan Katz dan yaitu pandangan pengembangan sumber daya
Kahn, yaitu bahwa struktur sosial berbeda dari manusia, juga menentang prinsip-prinsip dari
struktur mekanik dan biologi. pandangan sebelumnya (klasik dan human
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 1, No. 2, September 2011 89

relations). Pandangan ini terinspirasi dari karya karyawan yang dibutuhkan untuk perkembangan
Follet serta perkembangan teori-teori mengenai sumber daya manusia.
motivasi manusia. Pandangan pengembangan
sumber daya manusia berpendapat bahwa motivasi 4.3 Empat Sistem dari Likert
itu tidak hanya berkenaan dengan ekonomi ataupun
sosial, melainkan juga berkenaan dengan self-worth Likert berpendapat bahwa terdapat empat (4) tipe
atau aktualisasi diri. dasar orientasi manajemen, yaitu:
1) Exploitative-authoritative (Sistem 1). Sistem
Adapun contoh teori-teori yang berada di bawah ini sesuai dengan Teori X dari McGregor.
payung paradigma ini, yaitu: 2) Benevolent-authoritative (Sistem 2)
3) Consultative (Sistem 3)
4.1 Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow 4) Participative (Sistem 4). Sistem ini sesuai
dengan Teori Y dari McGregor.
Ada lima kebutuhan:
1) Kebutuhan fisiologikal: makanan, oksigen, Sistem 2 dan 3 terletak di antara dua posisi yang
serta kebutuhan dasar lainnya (sandang, lain. Hasil riset Likert menunjukkan bahwa
pangan) organisasi dengan karakteristik partisipatif sistem 4
2) Kebutuhan akan rasa aman: perlindungan dari lebih efektif dibandingkan organisasi yang
bahaya, bebas dari ancaman. berdasarkan sistem lainnya.
3) Kebutuhan sosial akan cinta, kasih sayang,
afiliasi, dan penerimaan. Karakteristik sistem 4:
4) Kebutuhan dihargai untuk status, harga diri. 1) Komunikasi yang terbuka dan ekstensif antara
5) Kebutuhan aktualisasi diri (potensi seseorang atasan dan bawahan.
sebagai makhluk hidup). Kebutuhan aktualisasi 2) Pengambilan keputusan yang desentralisasi.
diri adalah yang paling abstrak dan berada pada 3) Arus informasi mengalir bebas melalui saluran
level yang paling tinggi. komunikasi yang fleksibel dan pada seluruh
arah – ke atas, ke bawah, dan sejajar. Informasi
4.2 Teori X dan Teori Y dari Douglas McGregor akurat dan tidak ada distorsi.
4) Tujuan performa dikembangkan melalui
Dauglas McGregor melanjutkan kemungkinan manajemen partisipatif. Tujuan tinggi namun
pengembangan hierarki kebutuhan dari Maslow. Ia realitis.
mencoba melihat kemungkinan menghubungkan 5) Proses kontrol juga desentralisasi. Anggota
antara kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya organisasi mencari dan menggunakan feedback
dengan motivasi pekerja. sebagai kontrol diri.

Menurut McGregor, kunci untuk menghubungkan Karakteristik sistem 1:


aktualisasi diri dengan pekerjaan teletak dalam 1) Komunikasi atasan-bawahan minim dan
kepercayaan manajerial terhadap bawahan. dicirikan oleh saling tidak percaya.
2) Pengambilan keputusan yang sentralisasi.
Beberapa ciri manager yang masuk dalam Teori X, Masukan dari bawahan tidak diharapkan.
yaitu mereka yang percaya bahwa karyawan tidak 3) Arus informasi dibatasi pada saluran yang
suka bekerja dan akan berusaha sebisa mungkin spesifik. Informasi bergerak ke bawah dalam
untuk menghindarinya. Karyawan menilai bentuk perintah, kebijakan, prosedur dan
pengawasan di atas segalanya, tidak menyukai arahan.
tanggung jawab, dan membutuhkan orang lain 4) Karyawan tidak mendukung tujuan manajerial.
untuk mengontrol dan mengarahkan mereka. Teori Iklim organisasi dicirikan oleh: ketakutan,
X membawa pada kecurigaan, pengawasan yang intimidasi, dan ketidakpuasan.
sangat ketat, dan atmosfir tindakan hukum. 5) Proses kontrol dilakukan oleh manajemen,
namun organisasi informal yang aktif biasanya
Manager pada Teori Y percaya bahwa kerja adalah mengembangkan diantara personil tingkat
sesuatu yang alamiah seperti bermain. Karyawan rendah untuk melawan atau menentang kontrol
ingin bekerja. Dibandingkan manager pada Teori manajerial.
X, manager pada Teori Y lebih dapat
mengembangkan iklim kepercayaan terhadap
90 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 1, No. 2, September 2011

Dilihat dari bagaimana proses komunikasi Manajemen Jepang (Japanese Management)


berlangsung dalam organisasi, maka bisa dibuat didasarkan pada konglomerasi ide-ide yang
indikator Iklim komunikasi organisasi, yaitu: mancakup banyak prinsip-prinsip orang Amerika,
1) Struktur komunikasi (saluran dan jaringan) dimulai dengan rencana rekonstruksi setelah PD II
2) Fungsi komunikasi (tujuan, isi, dan oleh Douglas McArthur bagi industri Jepang serta
kecukupan). teknik kontrol kualitas secara statistik yang
3) Kualitas komunikasi pada tingkat antarpribadi dikembangkan oleh W. E Deming. Budaya Jepang
dan kelompok (cth: komunikasi atasan- yang kolektivistik dengan penekanan pada loyalitas
bawahan, dinamika pengambilan keputusan kelompok menjadi lahan yang cocok dan subur
kelompok, dan proses sosial). dibandingkan budaya organisasi Amerika yang
individualistik bagi penerapan teori pengembangan
Beberapa praktisi (Goldhaber, Pace & Faules) sumber daya manusia, namun faktanya industri
menyamakan karakteristik iklim komunikasi Jepang lebih efektif daripada industri Amerika
organisasi berikut dengan kemanjuran dalam mempraktekkan prinsip-prinsip ini.
organisasional (organizational effectiveness):
1) Jaringan yang fleksibel dengan saluran Dua kunci keberhasilan Jepang:
komunikasi yang terbuka dan arus pesan ke 1) Jepang memiliki kemauan dan kapasitas untuk
berbagai arah (atas, bawah, dan lateral). berpikir jangka panjang dan merancang strategi
2) Ketersediaan informasi yang akurat dan cukup serta rencana kemungkinan untuk mengurangi
mengenai prosedur kerja, evaluasi performa kerugian.
kerja, kebijakan organisasi, keputusan, dan 2) Karena Jepang diatur oleh kelompok, “tokoh
masalah. dalam Manajemen Jepang adalah orang yang
3) Saling percaya, keterbukaan, dan dukungan dapat konsisten, hari demi hari, membuat
dalam komunikasi atasan-bawahan. keputusan yang menguntungkan keseluruhan
4) Partisipasi dan keterpaduan dalam pengambilan operasi.
keputusan kelompok, pemecahan masalah, dan
tugas lainnya yang terkait dengan proses Selain itu jepang diuntungkan oleh budaya yang
“team-oriented” atau kepemimpinan sangat homogen. Namun budaya yang beragam di
demokratis. Amerika juga memiliki keuntungan yaitu arus ide-
ide baru yang kontinyu merupakan potensi yang
4.4 Teori Organisasi Z besar bagi perusahaan ukuran kecil-menengah
untuk merespon tantangan menemukan kembali
Percampuran (hybrid/kawin silang) sistem Amerika perekonomian Amerika.
dan Jepang oleh Ouchi disebut sebagai Teori
Organisasi Z. Spesialisasi kerja pada organisasi Organisasi tradisional Amerika tergantung pada
hibrida yaitu moderat, namun banyak fungsi birokrasi dengan struktur hierarki serta dipengaruhi
dicapai melalui tim proyek dan pemaksaan tugas oleh teoritisi manajemen klasik, sistem dicirikan
yang mungkin sementara/ temporer. Pengambilan oleh: posisi yang tetap, garis otoritas yang kaku,
keputusan tidak begitu tersentralisasi dan tergantuk pengambilan keputusan yang sentralisasi, hubungan
pada pencarian kesepakatan informal. formal atasan-bawahan, perintah tertulis dan job
desc, standar performa seseorang.
Merunut kembali sejarah kemunculan teori ini, Organisasi tradisional Jepang, juga hierarkial
meskipun banyak organisasi di Amerika yang namun samar-samar, job desc yang informal,
mengadopsi prinsip-prinsip pengembangan sumber pengambilan keputusan sangat desentralisasi,
daya manusia pada era 1960an dan 1970an, prinsip- kepercayaan pada motivasi kelompok dan
prinsip ini ditangkap dengan cepat oleh Jepang dan performa. Perusahaan memiliki ketertarikan
menjadi raksasa ekonomi pada pertengahan kedua paternalistik pada karyawaan dan keluarga mereka
abad ini. Industri Jepang menjadi konsumen yang
keranjingan dan berkomitmen pada ide-ide
perkembangan sumber daya manusia yang sangat V. KESIMPULAN
cocok dengan nilai-nilai budaya Jepang. Ide ini
kemudian kembali ke Amerika dengan judul Ada banyak cara dalam memandang organisasi.
Manajemen Jepang. Tidak ada satupun cara pandang yang lebih baik
ataupun lebih buruk dari yang lainnya. Masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 1, No. 2, September 2011 91

tidak ada pandangan dari manajemen saintifik penentu dalam keberhasilan organisasi. Semuanya
klasik, mungkin pandangan transisional, ataupun ini pada akhirnya memberikan masukan dan
pengembangan sumber daya manusia tidak akan bantuan kepada kita untuk menemukan cara
muncul. pandang, teori-teori baru yang sesuai dengan situasi
dan kondisi saat ini, ditambah dengan
Hingga saat ini, keberadaan organisasi yang disebut perkembangan teknologi di bidang komunikasi
Weber dengan ciri-ciri ‘birokrasi’ masih tetap ada.
Penelitian yang mengandaikan organisasi seperti
organisme ataupun mesin masih terus dilakukan. DAFTAR ACUAN/PUSTAKA
Begitupula dengan keberadaan perusahaan yang
mulai menggunakan pendekatan-pendekatan yang [1] Daniels, Tom D, Spiker, Barry K, Papa, Michael J.
lebih humanis di dalam aktivitasnya, seperti yang 1997. Perspective on Organizational
digambarkan oleh teori-teori dalam pengembangan Communication 4th Ed. USA: McGraw-Hill.
sumber daya manusia. Jika sebelumnya komunikasi [2] Goldhaber. 1993. Organizational Communication
6th Ed. USA: McGraw-Hill.
hanya sebagai alat dari manajemen, maka dalam
[3] Pace, R. Wayne, Faulers, Don F. 1994.
perkembangan selanjutnya, komunikasi Organizational Communication 3rd Ed. New
interpersonal mendapatkan perhatian yang lebih. Jersey: Prentice-Hall, Inc
Kemudian, unsur-unsur budaya juga menjadi aspek

Anda mungkin juga menyukai