Disusun Oleh :
1. Kurniawati Purnama A 1062021042
2. Lia Ardila 1062021043
3. Livia Puput Damayanti 1062021045
4. Meysiska Trisnaningtyas 1062021050
5. Adelia Chika Fadlianti 1062022001
6. Afifah Fauziyyah 1062022002
7. Agustina Widia Ningrum 1062022004
8. Amanda Pratiwi 1062022007
9. Anisa Eka Riyanti 1062022009
10. Annisa Fitriani Bakhri 1062022010
11. Begi Novria Maharani 1062022014
12. Bella Saskia Febri P 1062022015
13. Christian Tobiasdi S 1062022017
14. Dwi Mafitasari 1062022021
15. Ega Firdha S 1062022022
16. Eka Aulia Febryani 1062022024
17. Elizabeth Intan S.B 1062022025
18. Fadhila Hiswatunnida 1062022027
19. Firna Oktaviani 1062022030
20. Fita Yuliana 1062022031
A. Latar Belakang
Analisis termal adalah pengukuran sifat kimia fisika suatu bahan sebagai fungsi
suhu. Penetapan dengan metode ini dapat memberikan informasi pada
kesempurnaan kristal, polimorfisma, titik lebur, sublimasi, transisi kaca, dehidrasi,
penguapan, piroisis, interaksi padat-padat dan kemurnian. Data semacam ini
berguna untuk karakterisasi senyawa yang memandang kesesuaian, stabilitas,
kemasan dan pengawasan kualitas. Pengukuran dalam analisis termal meliputi
suhu transisi, termogravimetri dan analisis cemaran.
Teknik-teknik yang mencakup dalam metode analisis termal adalah (Analisis
termogravimetri atau Termograimetric Analysis = TGA) yang didasari pada
perubahan berat akibat pemanasan. Analisis diferensial termal (Diferential
Thermal Analysis= DTA), di dasari pada perubahan kandungan panas akibat
perubahan temperature dan titrasi termometrik. Dan analisis termal DSC
(Differential Scanning Calorimetry).
Kalorimetri pemindaian atau DSC adalah suatu Teknik Analisa termal yang
mengukur energi yang diserap atau diemisikan oleh sampel sebagai fungsi waktu
atau suhu. Ketika transisi termal terjadi pada sampel, DSC memberikan
pengukuran kalorimetri dari energi transisi dari tempratur ertentu. Analisis termal
DSC digunakan untuk mengetahui fase-fase transisi pada polimer. Analisis ini
menggunakan dua wadah sampel dan pembanding yang identik dan
umumnya terbuat dari alumunium (Martianingsih dan Lukman, 2010).
Teknik ini dikembangkan oleh E.S. Watson dan M.J. O’Neill pada tahun 1962,
dan diperkenalkan secara komersial pada tahun 1963 di Pittsburgh Conference
on Analytical Chemistry and Applied Spectroscopy. Istilah DSC diciptakan untuk
menggambarkan instrument ini yang mengukur energi secara langsung dan
memungkinkan pengukuran yang tepat dari kapasitas panas.
Data yang diperoleh dari analisis DSC dapat digunakan untuk mempelajari
kalor reaksi, kinetika, kapasitas kalor, transisi fase, kestabilan termal, kemurnian,
komposisi sampel, titik kritis, dan diagram fase. Termogram hasil analisis DSC
dari suatu bahan polimer akan memberikan informasi titik transisi kaca (Tg) yaitu
suhu pada saat polimer berubah dari bersifat kaca menjadi seperti karet, titik
kristalisasi (Tc) yaitu pada saat polimer berbentuk kristal, titik leleh (Tm) yaitu saat
polimer berwujud cairan, dan titik dekomposisi (Td) yaitu saat polimer mulai rusak
(Wibowo & Sya’bani, 2015).
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hasil kurva analisis DSC (Differential Thermal Analysis)
terhadap sampel Nifedipin?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui hasil kurva analisis DSC (Differential
Thermal Analysis) terhadap sampel Nifedipin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil dari scanning DSC diperoleh puncak-puncak yang bernilai negatif dan
positif, dengan setiap puncak berhubungan dengan proses tertentu seperti
kristalisasi dan melting. Apabila prosesnya adalah indotermik (misalnya melting),
yaitu proses dengan terjadi penyerapan panas maka aliran panas yang terjadi
pada sampel lebih tinggi dibandingkan ke acuan. Dalam proses ini harga selisih
aliran panas berharga positif. Sebaliknya pada proses eksotermis (misalnya
kristalisasi, proses ikat silang, reaksi oksidasi dan beberapa reaksi dekompisisi)
nilai Δ(dq/dt) adalah negatif.
BAB III
PEMBAHASAN
Ginting, A. Br., Sutri I., Jan S. 2005. Penentuan Parameter Uji Dan Ketidakpastian
Pengukuran Kapasitas Panas Pada Differential Scanning Calorimeter. J.
Tek. Bhn. Nukl. Vol 1.
Martianingsih, N dan Lukman A. 2010. Analisis Sifat Kimia, Fisika, Dan Termal
Geatin Dari Ekstraksi Kulit Ikan Pari (Himantura gerrardi) Melalui Variasi
Jenis Larutan Asam. Prosiding Skripsi Semester Gasal 2009/2010. Jurusan
Kimia FMIPA Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Nurjannah, S.T. 2008. Modifikasi Pektin Untuk Aplikasi Membran Dengan Asam
Dikarboksilat Sebagai Agen Penaut Silang. Skripsi. Departemen Kimia
FMIPA IPB. Bogor.
Wibowo, RLM Satrio Ari & Sya’bani, Muh. Wahyu. 2015. Pengaruh Pengawetan Kulit
Ikan Buntal (Artothon reticularis) Terhadap Suhu Kerut Ditinjau Melalui
Analisis Differential Scanning Calorimeter (DSC). Jurnal Majalah Kulit, Karet,
dan Plastik. Vol. 31 No. 2 Desember Tahun 2015: 93-98.