Askep Komunitas Penyakit Menular
Askep Komunitas Penyakit Menular
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Pencegahan tersier
Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah penderita penyakit tetentu dengan
tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah
bertambah parahnya suatu penyakit atau mncegah kematian akibat penaykit tersebut.
Berbagi usaha dalam mencegah proses penyakit lebih lanjut seperti pada penderita
diabetes mellitus, penderita tuberculosis paru yang berat, penderita penyakit measles
agar jangan terjadi komplikasi dan lain sebagainya.
Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya
akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi adalah usaha
pengembalian fungsi fisik, psikologis dan social seoptimal mungkin yng meliputi
rehabilitasi fisik atau medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehbilitasi social.
E. Peran Perawat
Dewasa ini walaupun isolasi penderita beberapa penyakit menular tentu masih
dilakukan demikian pula berbagai usaha membebas hamakan benda atau alat, akan tetapi
dalam usaha penanggulangan penyakit menular pada umumnya lebih diarahkan pada
kemungkinan penyebaran organisme penyebab dalam masyarakat. Penderita tanpa gejala
klinik memegang perana penting karena mereka merupakan sumber utama penyebaran
penyakit menular tertentu di masyarakat (Noor N, 2006).
Dengan adanya perbedaan manifestasi klinis pada berbagai jenis penyakit menular
maka tidak semua penderita atau kejadian penyakit menular dalam masyarakat dapat
tercatat dengan baik oleh petugas kesehatan (perawat). Pada umumnya penyakit dengan
manifestasi penyakit yang berat yang akan tercatat sebagai penderita rawat inap di rumah
sakit. Sedangkan penderita dengan gejala klinik ringan atau sedang, mungkin sebagian
besar akan pergi ke pusat pelayanan kesehatan atau kedokter untuk berobat sehingga
dapat tercatat pada lapora kejadian penyakit. Sedangkan penyakit tanpa gejala klinik
umumnya tidak tercatat dan tidak di laporkan. Oleh sebab itu, pada penyakit tertentu
akan terjadi pelaporan peristiwa kejadian infeksi lebih rendah dari sebenarnya,
sedangkan untuk penyakit yang manifestasi klinik berat, akan menghasilkan angka
kematian (CFR) lebih tinggi dari yang sebenarnya. Dengan demikian, maka analisis
penyakit menular dalam masyarakat harus ditetapkan pula kriteria diagnosa yang
digunakan (Noor N, 2006).
Sebagai seorang perawat komunitas dalam hal ini, peran dan tugas sebagai perawat
komunitas tetap kita laksanakan yakni:
1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan oleh perawat
dengan mempertahan keadaan kebutuhan dasar manusiayang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga
dapat ditentukan diagnose keperawatan agar bias direncanakan dan dilaksanakan
tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya. Asuhan keperawatan yang diberikan dari hal
yang sederhana sampai kompleks.
2. Peran sebagi advokad
Peran ini dilakukan perawat dalam meembantu klien, keluarga dalam
mnginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindkan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Peran sebagai educator
Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan , sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setalah dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Peran sebagai coordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorgaisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan
kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien
5. Peran sebagai kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri
dari: dokter, fisioterrfis dan lainnya dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan
bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Peran sebagai kosultan
Sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang
tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi
tentang tujuan peayanan keperawatan yang diberikan.
7. Peran sebagai pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuahpenyakit yang
disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteriaatau parasit), bukan disebabkan
faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia(seperti keracunan). Penyakit menular merupakan
penyakit yang ikut bertanggung jawab terhadap tingginya angka kematian di dunia. Penyakit
menular adalah penyakit yang disebabkan mikroorganisme, baik bakteri, virus, maupun
jamur, yang bisa ditularkan dari satu orang penderita kepada orang sehat hingga
menyebabkan sakit seperti sumber penularan.
Cara terbaik untuk menghadang infeksi penyakit adalah menghindarinya, yakni
melalui imunisasi atau menjaga kebugaran agar daya tahan tubuh meningkat. Dalam
mengambil langkah-langkah untuk pencegahan, haruslah didasarkan pada data / keterangan
yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan. Pada dasarnya ada
tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni Pencegahan primer, pencegahan
sekunder, pencegahan tersier
DAFTAR PUSTAKA