Jika kita lihat nomor surat sendiri biasanya di pisahkan oleh tanda miring (/). Ternyata tiap
nomor maupun huruf yang dipisahkan dengan tanda tersebut memiliki makna yang berbeda.
Untuk itu kita perlu mengetahui apa-apa saja yang menjadi komponen dalam penulisan nomor
surat itu sendiri.
Dalam penulisan nomor surat resmi, ke-5 komponen tersebut harus tercantum dan terpisah oleh
garis miring (/).
Setelah mengetahui komponen dalam nomor surat, hal selanjutnya yang harus kita perhatikan
yaitu format penomoran surat keluar dimana nomor ini menjadi kode penyampai informasi
tentang jenis surat yang kita keluarkan.
Setelah menyimak beberapa uraian diatas tentu kita sudah memiliki beberapa gambaran tentang
penulisan nomor surat. Untuk mempermudah pemahaman kembali, kita akan menuliskan nomor
surat resmi beserta penjabarannya.
Contoh:
Nomor : 01.004/SMA-SM/V/2018
Selanjutnya akan kita bagi dalam contoh komponen surat satu persatu dalam bentuk keterangan
sebagai berikut :
01 : Kode nomor surat keluar (01 maka surat ini jenis surat keputusan).
004 : Nomor urut surat yang dikeluarkan (004 maka surat ini adalah surat ke empat yang
dikeluarkan).
SMA-SM : Nama profil lembaga yang mengeluarkan surat (SMA Suka Maju).
V : Bulan berjalan dalam angka romawi.
2018 : Tahun berjalan.
Hal selanjutnya yang perlu kita ketahui yaitu bagaimana penempatan nomor pada surat
resmi.Nomor surat dituliskan pada bagian awal surat sejajar kebawah dengan penulisan lampiran
dan halaman surat.
Contoh :
Nomor : 01.003/SMA-SM/V/2018
Lampiran : –
Beberapa penjelasan diatas merupakan contoh dari cara membuat penulisan nomor surat yang
umum. Sedangkan pada keperluan sehari-hari penulisan nomor dapat disesuaikan dengan
kebutuhan instalansi yang membuat surat serta tidak heran jika nantinya ditemukan penulisan
nomor yang berbeda dengan cara-cara yang telah dibahas di atas.
Dalam penulisan surat dari lembaga-lembaga tertentu biasanya menyertakan kode penerima surat
apakah si penerima bagian internal atau eksternal dari lembaga tersebut. Kode penerima tersebut
dituliskan dengan urutan nomor urut surat, kode penerima (bagian internal atau eksternal
lembaga pembuat surat), kode perihal dan tahun berjalan.
Susunan penomoran Surat Perintah dan Surat Tugas adalah sebagai berikut:
4) Tahun terbit.
3) singkatan/akronim instansi;
6) bulan;
7) tahun terbit.
Setiap bagian memiliki fungsi yang sangat penting, yang berhubungan dengan file. Setiap
lembaga atau organisasi berhak untuk mengambil sistem surat / penomoran aturan yang bebas
untuk melakukannya, selalu keluar dari aturan umum sistem penomoran surat, dalam bentuk
kode angka/huruf dan singkatan.
Demikian penjelasan dari manjakan.com mengenai penomoran surat, semoga bisa membantu
kalian yang sedang kesulitan untuk melakukan penomoran surat.