Anda di halaman 1dari 2

JURNALISME BENCANA

(Kapita Selekta Jurnalistik- Nur Annisa 24077115114)


Jurnalisme bencana adalah bagaimana media memberitakan bencana. Jurnalisme
bencana merupakan genre baru jurnalistik yang sangat penting bagi media-media di
Indonesia. Pertama, secara geologis maupun sosiologis Indonesia adalah negeri rentan
bencana. Kedua, media massa melalu (pasti) akan memberitakan setiap peristiwa bencana
yang terjadi, bahkan menjadi headline mengisi waktu-waktu prime time. Ketiga, masyarakat
menggantungkan pengetahuannya tentang bencana kepada informasi yang disajikan media
massa. Keempat, bencana selalu diikuti ketidakpastian dan kesimpangsiuran informasi, yang
seringkali menyesatkan, karena itu media massa menjadi tumpuan utama untuk menyajikan
informasi yang akurat. (Jurnal Komunikasi, Vol. 1 Nomor 2, April 2007:149).
Liputan bencana gempa bumi di Lombok tahun 2018 menimbulkan kesan bahwa kota
itu luluh lantak, seakan hancur akibat gempa yang terjadi sampai ratusan kali. Dalam hal
tersebut media seringkali menyajikan informasi yang bersifat traumatik dan dramatisasi.
Yang muncul kebanyakan merupakan isak tangis, kesedihan, dan kisah-kisah yang haru, b
Dilihat dari segi news value (nilai berita), berita diatas mengandung beberapa nilai

berita seperti:

1. Aktualitas, berita tersebut ditulis dan disebarluaskan dengan kecepatan waktu sesaat
setelah bencana gempa susulan di lombok terjadi.
2. Proximity (kedekatan), berita tersebut memiliki kedekatan secara geografis dan
psikologis untuk seluruh masyarakat Indonesia, bahkan bencana gempa lombok ini
dijadikan sebagai bencana nasional.
3. Disaster/bencana, berita tersebut bersifat masiv, luas, dan berdampak bencana.
4. Human interest, berita terssebut memiliki sisi kemanusiaan untuk membangkitkan
emosi dan menyentuh perasaan kemanusiaan seseorang. Suasana emosional dalam
penyajian beritanya menunjuk pada respon individu ketika membaca berita tersebut.

Analisis berita berdasarkan 9 elemen jurnalisme oleh Bill Kovach:


1. Berita tersebut ditulis berdasarkan kebenaran bukan sekedar puas melaporkan fakta
tetapi harus mempertanyakan fakta tersebut. (Kewajiban pertama jurnalisme adalah
pada kebenaran)
2. Berita tersebut ditulis sesuai dengan kepentingan publik (informasi yang disampaikan
harus benar) bukan informasi hoax atau mengada-ngada. (loyalitas pertama
jurnalisme adalah kepada warga)
3. Berita tersebut adalah berita fakta bukan gosip hiuran, propaganda, fiksi, seni, tidak
menambah-nambah sesuatu yang ada, tidak mengecoh audiens, lebih mengandalkan
liputan orisinal tentang apa yang terjadi di lombok setelah diguncang gempa berkali-
kali. (esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi)

Ada tiga teknik pengambilan gambar menurut Arbain Rambey:


1. Angle
2. Moment
3. Komposisi

1. Angle, pengambilan gambar yang diambil menggunakan sudut pandang pada korban
bencana alam gempa Lombok. Hal itu memperlihatkan keadaan usai bencana gempa
Lombok terjadi. Dalam gambar tersebut terlihat raut wajah sedih seorang anak kecil.
2. Momen, dalam pemberitaan tersebut momen yang diambil adalah mengenai keadaan
masyarakat di Lombok yang berusaha menangani bencana ditengah-tengah gempa
susulan yang terus terjadi sampai ratusan kali.
3. Komposisi, unsur-unsur visual yang dikemas sebagus dan sebaik mungkin. Hasil
jepretan foto yang dimuat di BBC.com ini merupakan foto hasil wartawan antara foto,
cukup terlihat menarik, dan maknanya langsung dapat dimengerti oleh siapa saja yang
melihatnya.

Anda mungkin juga menyukai