Anda di halaman 1dari 9

Lex Et Societatis Vol. VIII/No.

2/Apr-Jun/2020

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA dapat ditemui dalam pasal-pasal Konvensi


MEDIS DI WILAYAH PERANG MENURUT jenewa dan Protokol tambahannya. Misalnya,
HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL1 sebagaimana diatur pasal 24 Konvensi Jenewa I
Oleh : Ranna Dwi Prastika2 1949 ,Pasal 12 (1), Pasal 8, dan Pasal 21
Protokol tambahan II serta Pasal 9 (1) dan Pasal
ABSTRAK 11 (1) menyatakan bahwa kesatuan-kesatuan
Tujuan dilakukannya penelitiaan ini adalah dan angkutan-angkutan kesehatan harus
untuk mengetahui bagaimana Pengaturan dihormati dan dilindungi setiap waktu dan tidak
perlindungan Tenaga medis di wilayah perang boleh menjadi obyek serangan. Maka tenaga
menurut Hukum Humaniter Internasional dan medis harus dihormati dan dilindungi dalam
bagaimana Implementasi Perlindungan Tenaga segala keadaan, di antaranya mencangkup
medis dalam konflik sengketa antar Negara. seseorang yang ditugaskan, baik permanen
Dengan menggunakan metode penelitian maupun sementara, semata-mata untuk
yuridis normatif, disimpulkan: 1. Penyerangan pekerjaan medis (mencari, mengumpulkan,
tenaga medis merupakan suatu penyerangan mengangkut, membuat diagnosa dan merawat
sengaja yang termasuk sebagai pelanggaran orang yang cedera,sakit, korban kapal karam
berat hukum humaniter internasional karena dan untuk mencegah penyakit). Mereka itu
tidak sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip adalah dokter, perawat, jururawat, pembawa
dasar hukum humaniter internasional. usungan. Dan seseorang yang ditugaskan, baik
Pelanggaran berat tersebut merupakan suatu permanen maupun sementara, semata-mata
kejahatan perang karena dilakukan secara untuk mengelola atau menyelenggarakan
illegal dan melanggar ketentuan dari Pasal 11 kesatuan medis atau pengangkutan medis.
Ayat (I) Protokol Tambahan I 1977 yang Mereka itu adalah administrator, pengemudi,
menyebutkan bahwa “Medical units and juru masak dan lain-lain.3
transports shall be respected and protected at Konvensi Jenewa ini sebenarnya bukanlah
all times and shall not be the object of attack” satu-satunya sumber hukum internasional yang
Yang menyatakan bahwa kesatuan-kesatuan mengatur tentang perlindungan terhadap
dan angkutan-angkutan kesehatan harus tenaga medis dalam wilayah peperangan.
dihormati dan dilindungi setiap waktu dan tidak Perlindungan tentang tenaga medis dapat juga
boleh menjadi obyek serangan. 2. Kurang ditemui dalam protokol-protokol tambahan
efektifnya implementasi ketentuan Konvensi terhadap Konvensi Jenewa. Protokol tambahan
Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan 1977 saat I tentang perlindungan terhadap korban perang
sengketa, disebabkan karena kurangnya sengketa bersenjata Internasional, dan protokol
kemauan dan itikad baik dari para pihak yang tambahan II tentang perlindungan terhadap
bersengketa untuk menetapkan dan mematuhi korban sengketa bersenjata Non Internasional.
ketentuan Hukum Humaniter Internasional Jadi dapat dikatakan bahwa peraturan di dunia
pada saat sengketa terjadi. Ataupun juga internasional yang mengatur mengenai
dikarenakan alasan-alasan tertentu, sehingga perlindungan tenaga medis di medan perang
para pihak mengabaikan perlindungan dan adalah konvensi Jenewa ini.4 Namun, walaupun
kenetralan tenaga medis. telah dicanangkan Konvensi Jenewa,
Kata kunci: Perlindungan Hukum, Tenanga pelanggaran masih sering dialami oleh warga
Medis, Wilayah Perang, Hukum Humaniter sipil dan tenaga medis. Pelanggaran-
Internasional pelanggaran tersebut masih ada dan terjadi di
tengah-tengah masyarakat internasional.
PENDAHULUAN Pada tahun 2018 dunia digemparkan
A. Latar Belakang dengan meninggalnya seorang relawan medis
Pengaturan mengenai perlindungan perempuan asal Palestina, Razan Al-Najjar
terhadap tenaga medis dalam medan perang setelah ditembak oleh pasukan Israel di Jalur

1Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Harold Anis S.H, MSi, 3www.dictio.id, Senin, April 2018 “perlindungan hukum
M.H; Dr. Youla O. Aguw S.H, M.H bagi tim medis di wilayah konflik” diakses pada tanggal 18
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. September 2019
16071101147 4Ibid

34
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

Gaza saat menjalankan tugasnya sebagai medis dan fasilitas kesehatan yang dilakukan
tenaga medis. Padahal, saat itu dirinya oleh para tentara Israel.
memakai pakaian warna putih yang Penyerangan tersebut merupakan suatu
menandakan dirinya adalah tenaga medis. pelanggaran berat dari Hukum Humaniter
Seperti diketahui, sesuai Konvensi Jenewa pada Internasional, dapat dikatakan demikian karena
tahun 1949, tenag medis mendapat penyerangan terhadap tenaga medis tidak
perlindungan ketika berusaha menyelamatkan sesuai dengan tujuan dan prinsip dasar atau
mereka yang terluka dalam konflik bersenjata. asas-asas dari Hukum Humaniter Internasional.
Akibat dari penyerangan ini, seorang tenaga Hukum Humaniter Internasional merupakan
medis perempuan meninggal dunia dan dunia hukum yang mengatur untuk melindungi orang-
sekali lagi tidak dapat berbuat banyak orang yang tidak lagi berpartisipasi dalam
mengenai aksi Israel ini. Terbukti tidak ada perang dan membatasi cara maupun metode
resolusi yang berarti dapat menghukum Israel. perang.6
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis Berdasarkan hal tersebut maka, Hukum
tertarik untuk mengangkat persoalan ini ke Humaniter melindungi tenaga medis sebagai
dalam skripsi berjudul: “Perlindungan Hukum pihak yang tidak berpartisipasi dalam sengketa
Terhadap Tenaga Medis di Wilayah Perang atau dapat dikatakan sebagai non-kombatan
Menurut Hukum Humaniter Internasional” dimana tenaga medis harus setiap saat
dihormati dan dilindungi dalam segala keadaan
B. Perumusan Masalah dan tidak boleh dijadikan sebagai objek sasaran
1. Bagaimanakah Pengaturan perlindungan serangan oleh pihak yang bersengketa.
Tenaga medis di wilayah perang menurut Perlindungan Hukum tenaga medis diatur
Hukum Humaniter Internasional? sangat jelas dalam:
2. Bagaimanakah Implementasi a) Pasal 24 Konvensi Jenewa I 1949
Perlindungan Tenaga medis dalam konflik Dimana perlindungan bagi tenaga medis
sengketa antar negara? telah diatur di dalam Konvensi Jenewa I
1949 Bab IV Pasal 24 yang menyebutkan,
C. Metode Penelitian bahwa anggota dinas kesehatan yang
Penelitian ini merupakan penelitian normatif dipekerjakan khusus untuk mencari atau
(legal research). Peter Mahmud Marzuki mengumpulkan, mengangkut atau merawat
menjelaskan bahwa penelitian hukum normatif yang luka dan sakit, atau untuk mencegah
adalah suatu proses untuk menemukan suatu penyakit, dan staf yang dipekerjakan
aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun khusus dalam administrasi kesatuan-
doktrin-doktrin hukum untuk menjawab kesatuan dan bangunan-bangunan
permasalahan hukum yang dihadapi. Penelitian kesehatan, demikian juga rohaniwan yang
hukum normatif dilakukan untuk menghasilkan bertugas dalam angkatan perang, harus
argumentasi, teori atau konsep baru sebagai dihormati dan dilindungi dalam segala
preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang keadaan. Personil Palang Merah dan Bulan
dihadapi.5 Sabit Merah dan himpunan yang bersifat
netral juga mendapatkan hak yang sama.7
PEMBAHASAN b) Pasal 12 (I) Protokol Tambahan I 1977
A. Perlindungan Tenaga Medis Saat Perang Dimana perlindungan bagi tenaga medis
Menurut Hukum Humaniter Internasional telah diatur di dalam Pasal 12 Perlindungan
Perlindungan hukum terhadap tenaga medis satuan - satuan kesehatan. Satuan-satuan
sangat penting untuk diberikan, mengingat kesehatan harus setiap saat selalu
pekerjaan tenaga medis yang berada di wilayah dihormati dan dilindungi dan tidak boleh
sengketa memiliki resiko tinggi. Sengketa menjadi sasaran serangan.8
bersenjata seperti yang tengah dialami oleh c) Pasal 9 (1) Protokol Tambahan II 1977
Palestina telah menunjukkan berbagai
penyerangan yang disengaja terhadap tenaga 6Andrey Sujatmoko,2016, Hukum HAM dan Hukum
Humaniter,Jakarta,Rajawali Pers, hlm.171.
5Peter Mahmud Marzuki,2005,Penelitian 7 Konvensi Jenewa I 1949 Bab IV Pasal 24

Hukum,Kencana.,hlm.35. 8 Pasal 12 (I) Protokol Tambahan I 1977

35
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

Dimana perlindungan bagi tenaga medis 5) Protokol Tambahan II 1977 Pasal 12


telah diatur di dalam Pasal 9 (1) Pentingnya lambang pengenal tersebut
Perlindungan bagi anggota-anggota dinas harus ditampilkan dengan benar, dan
kesehatan dan dinas keagamaan Anggota- hanya mereka yang berwenang untuk
anggota dinas kesehatan dan dinas menggunakannya secara hukum serta
keagamaan harus dihormati dan dilindungi tidak boleh dijadikan sebagai objek
serta disediakan segala bantuan dalam serangan. Selain memberikan
melaksanakan kewajiban mereka. Mereka perlindungan terhadap tiap individu
tidak boleh dipaksa untuk melaksanakan tenaga medis, Hukum Humaniter juga
tugas-tugas yang tidak sesuai dengan misi memberikan perlindungan terhadap
kemanusiaan mereka.9 fasilitas kesehatan yang merupakan
d) Pasal 8 Protokol Tambahan I 1977 tempat bekerjanya tenaga medis.
Pasal 8 Protokol Tambahan I 1977 Perlindungan fasilitas kesehatan
menyebutkan apa saja yang termasuk dari diperlukan untuk melindungi tenaga
fasilitas kesehatan yang harus dilindungi medis karena sangat dimungkinkan
yaitu sebagai berikut: “….misalnya rumah- apabila fasilitas kesehatan menjadi
rumah sakit dan satuan-satuan serupa objek sasaran serangan maka secara
lainnya, pusat-pusat transfusi darah, langsung tenaga medis yang berada di
pusatpusat dan lembaga-lembaga dalam maupun di lingkungan fasilitas
pengobatan pencegahan, depo-depo kesehatan juga akan menjadi korban
kesehatan, dan tempat-tempat dari serangan tersebut.
penyimpanan alat-alat kesehatan dan obat- f) Pasal 21 Protokol Tambahan I 1977 Dan
obatan dan satuansatuan tersebut. Satuan- Pasal 11 (1) Protokol Tambahan II 1977.
satuan kesehatan itu dapat berupa benda
tidak bergerak atau bergerak, bersifat tetap B. Implementasi Perlindungan Tenaga Medis
atau sementara”10 dalam Konflik Sengketa antar Negara
e) Lambang Tenaga Medis Pekerjaan tenaga medis di medan perang
Perlindungan hukum terhadap tenaga merupakan pekerjaan yang sangat berbahaya,
medis diatas dilengkapi dengan namun kehadiran mereka sangat penting bagi
perlindungan hukum menggunakan keselamatan nyawa para korban konflik
lambang pengenal (distinctive emblems). tersebut bahkan bisa jadi para tenaga medis
Lambang pengenal tersebut digunakan tersebutlah yang menjadi korban dari
tenaga medis untuk membedakan dirinya peperangan tersebut. Ketika berusaha
dari pihak lain yang berada dalam sengketa menyelamatkan mereka yang terluka dalam
bersenjata. Lambang pengenal juga konflik tenaga medis mendapat perlindungan,
berfungsi untuk melindungi tenaga medis sesuai dengan yang termaktub dalam Konvensi
dan pelayanan medis dari angkatan Jenewa 1949. Dengan kata lain bahwa tenaga
bersenjata agar tidak menjadi sasaran medis tidak boleh menjadi target serangan.
serangan. Perlindungan bagi tenaga medis telah diatur di
Lambang Tenaga medis diatur di dalam: dalam Konvensi Jenewa I 1949 Bab IV Pasal 24
1) Konvensi Jenewa I 1949 Pasal 38 yang menyebutkan “anggota dinas kesehatan
sampai dengan Pasal 44, Pasal 53 dan yang dipekerjakan khusus untuk mencari atau
Pasal 54 mengumpulkan, mengangkut atau merawat
2) Konvensi Jenewa II 1949 Pasal 41 yang luka dan sakit, atau untuk mencegah
sampai dengan Pasal 45 penyakit, dan staf yang dipekerjakan khusus
3) Konvensi Jenewa IV 1949 Pasal 18 dalam administrasi kesatuan-kesatuan dan
sampai dengan Pasal 22 bangunan-bangunan kesehatan, demikian juga
4) Protokol Tambahan I 1977 Pasal 18, rohaniwan yang bertugas dalam angkatan
Pasal 85 dan Pasal 1 sampai dengan perang, harus dihormati dan dilindungi dalam
Pasal 5 segala keadaan. Personil Palang Merah dan

9 Pasal 9 (1) Protokol Tambahan II 1977


10Pasal 8 (e) Protokol Tambahan I 1977

36
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

Bulan Sabit Merah dan himpunan yang bersifat Tenaga medis mendapat perlindungan
netral juga mendapatkan hak yang sama.”11 khusus yaitu tidak dapat diserang dan dijadikan
Tujuan dari peraturan internasional ini objek perang selama mereka tidak terlibat
adalah untuk mengurangi dampak kerugian langsung dalam peperangan. Bahkan didalam
serta korban jiwa akibat perang terhadap warga Konvensi Jenewa I Bab IV pasal 25 disebutkan
sipil. Sebagai tenaga medis, mereka hanya “anggota dinas kesehatan juga harus dilindungi
berusaha untuk menyelamatkan orang yang dan dihormati apabila mereka sedang
menjadi korban perang di daerah konflik. melakukan kewajiban-kewajibannya pada saat
Secara tidak langsung, mereka telah mereka bertemu dengan musuh atau jatuh
mempertaruhkan nyawa, kebebasan dan ketangan musuh”. Penyerangan terhadap
menempatkan diri pada situasi berbahaya demi tenaga medis merupakan sebuah tindakan yang
menyelamatkan nyawa orang lain. Itulah menyalahi aturan hukum humaniter
mengapa mereka sering dijuluki sebagai internasional, dimana para tenaga medis tidak
"warriors without weapons",kesatria tanpa seharusnya diserang ataupun diganggu namun
senjata. sebaliknya harusnya dihormati serta dilindungi
Implementasi perlindungan tenaga medis ketika sedang melakukan tugasnya di medan
dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina, perang dan juga dalam keadaan apapun.
yang merupakan Konflik Internasional dimana Dalam Konvensi Jenewa I pasal 24, pasal 25
melibatkan dua negara, yaitu Palestina dengan dan Pasal 26, dan dalam Protokol Tambahan II
Israel, kedua negara tersebut telah meratifikasi pasal 9 dan pasal 10 telah diatur tentang
Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol-protokol perlindungan bagi tenaga medis. Dalam
tambahannya sehingga kedua negara tersebut Protokol Tambahan II 1977 pasal 9 bahwa
diwajibkan untuk menghormati dan anggota-anggota dinas kesehatan harus
menjunjung hukum humaniter internasional. dihormati dan dilindungi, dan harus diberi
Implementasi Konvensi Jenewa merupakan segala bantuan yang tersedia bagi pelaksanaan
jaminan hak asasi manusia saat perang yang kewajiban-kewajiban mereka dan tidak boleh
tertuang dalam hukum humaniter internasional dipaksa untuk melakukan tugas-tugas yang
diharapkan menjadi pengelola dan pengendali tidak sesuai dengan misi kemanusiaan mereka,
efek destruktif konflik bersenjata serta tidak dapat diminta untuk memberikan
(meminimalisir jumlah korban manusia maupun pengutamaan (prioritas) kepada siapapun juga
bangunan) yang secara tidak langsung kecuali atas dasar medis (medical ground).13
mengungkapkan bahwa hukum humaniter Dijelaskan dalam Konvensi Jenewa I 1949
internasional tidak dimaksudkan untuk bahwa serangan yang ditujukan pada tenaga
melarang perang atau untuk mengadakan medis dan perangkatnya serta anggota-anggota
peraturan hukum tentang permainan perang, dinas kesehatan dengan tujuan untuk
tetapi karena alasan-alasan perikemanusiaan. mencegah dan menghambat tenaga medis dan
Hukum ini memiliki tujuan , yaitu: kesatuan-kesatuan medis dalam menolong dan
a. Memberikan perlindungan terhadap mengobati para korban perang yang
kombatan dan non-kombatan dari membutuhkan pertolongan medis adalah
penderitaan yang tidak perlu. perbuatan yang dilarang.
b. Menjamin hak asasi manusia yang sangat Hukum humaniter internasional memiliki
fundamental bagi mereka yang jatuh ke dua cabang, dua cabang utama yaitu Konvensi
tangan musuh. Jenewa 1949 adalah salah satunya. Konvensi
c. Mencegah dilakukannya perang secara Jenewa mencoba untuk mengatur agar suatu
kejam tanpa mengenal batas. 12 perang dapat dilakukan dengan lebih
memperhatikan prinsip-prinsip kemanusiaan
yang bertujuan untuk memanusiawikan perang.
11Adinda Putri Ratna Devi, “Perlindungan Hukum Petugas Secara detail Konvensi Jenewa dirancang untuk
Medis Dalam Sengketa Bersenjata Non Internasional Di melindungi personil militer yang tidak dapat
Suriah Menurut Konvensi Jenewa 1949 Dan Protokol
Tambahan II 1977”, Vol. 1, No. 1, 2014
lagi terlibat dalam pertempuran dan orang-
12Setiono, 2004, Rule Of Law (Supremasi Hukum),

Surakarta, Magister Ilmu Hukum Pasca Sarjana Univeristas


Sebelas Maret. Hlm.35 13 14 Protokol Tambahan II 1977 Pasal 9

37
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

orang yang tidak terlibat aktif dalam lainnya yang menggunakan lambang yaitu
permusuhan serta non-kombatan lainnya lambang palang merah, bulan sabit merah, dan
termasuk tenaga medis. Kristal merah, itu tidak boleh diserang
Sebenarnya Konvensi Jenewa adalah bagaimanapun caranya, dan harus dilindungi
konvensi yang berlaku bagi setiap sengketa dan dihormati ketika mereka sedang
bersenjata, maka tidak ada lagi alasan bagi menjalankan tugasnya.14
suatu negara untuk mengelakkan diri dari Terkait banyaknya kasus pelanggaran
kewajiban-kewajiban konvensi dengan terhadap hukum humaniter internasional yang
menyangkal bahwa perang tidak diatur dalam dilakukan oleh Israel, telah banyak kecaman
hukum. Tetapi pada kenyataannya di lapangan dunia internasional dan telah banyak
banyak sekali negara-negara yang masih rekomendasi dan badan penyidik untuk
mengabaikan peraturan ini dengan dalih bahwa menyelidiki pelanggaran yang dilakukan oleh
mereka tidak meratifikasi perjanjian ini, Israel Israel akan tetapi belum bisa menyeret Israel
adalah salah satunya. Beberapa peraturan- kedalam pengadilan internasional untuk
peraturan di dalam Konvensi Jenewa ini mempertanggung-jawabkan pelanggaran-
nyatanya telah dilanggar oleh pihak Israel pelanggaran kemanusiaan atau pelanggaran-
dengan menembak tenaga medis di jalur gaza pelanggaran hukum humaniter. Dari berbagai
pada saat aksi damai bertajuk Great Return fakta-fakta tersebut Israel seringkali tidak
March yang mengakibat 1 tenaga medis mentaati ketentuan hukum humaniter
meninggal dunia. Saat kejadian tersebut tenaga internasional sehingga fungsi preventif dari
medis tersebut telah menggunakan lambang hukum humaniter tidak terpenuhi, kemudian
pengenal sesuai dengan yang diatur dalam fungsi represif atau penegakan hukum tersebut
Konvensi Jenewa. Setelah kejadian tersebutpun didalam kasus-kasus pelanggaran ketentuan
tidak ada tindakan hukum yang dijatuhkan bagi hukum humaniter dengan salah satu contohnya
Israel maupun personil militer yang melakukan ialah kasus tertembaknya tenaga medis
kejahatan tersebut bahkan para pejabat tinggi Palestina juga belum terpenuhi dengan baik.
Israel mengklaim bahwa tindakan yang mereka Adapun faktor-faktor penyebab jarangnya
lakukan tidaklah salah. dibentuk pengadilan internasional untuk
Artinya implementasi Konvensi Jenewa 1949 mengadili Israel adalah:15
tidak terlaksana sesuai dengan salah satu 1. Faktor politik internasional
tujuan diciptakannya Konvensi Ini yaitu untuk Tidak dipungkiri didalam hukum
melindungi para non-kombatan yaitu internasional, politik internasional
penduduk sipil yang di dalamnya termasuk memegang peranan penting. Tidak
tenaga medis. terkecuali didalam hukum humaniter
Banyak sekali tindakan Israel yang telah internasional khususnya dibagian
mencederai ketentuan hukum humaniter dan penegakan ketentuan hukum humaniter
termasuk Konvensi Jenewa 1949, dan protokol internasional. Sejatinya hukum
tambahannya, padahal Israel ikut internasional wajib menciptakan suatu
menandatangani atau meratifikasi Konvensi kesetaraan dan keseimbangan antara
Jenewa 1949 dan Protokol tambahannya. Israel negara-negara didalam suatu pergaulan
pernah melakukan penyerangan terhadap internasional. PBB yang salah satu
kamp pengungsi Palestina, Israel juga fungsinya ialah sebagai badan atau
melakukan perusakan terhadap fasilitas sipil ,
seperti rumah sakit, tempat ibadah, rumah-
14Kushartoyo Budi Santoso selaku Communication Officer
rumah penduduk sipil, dan banyaknya
di International Committee of the Red Cross , Hasil
penyerangan Israel yang mengenai masyarakat wawancara dengan bagian informasi dari ICRC Apabila
sipil atau rakyat sipil. Apabila suatu negara Negara sudah meratifikasi Konvensi Jenewa 1949 maka
telah meratifikasi atau telah menandatangani negara sudah mengetahui bahwa mereka yang
Konvensi Jenewa maka negara tersebut sudah menggunakan lambang tidak boleh diserang pada tanggal
20 November 2018
seharusnya mengetahui tenaga medis baik yang 15Adinda Putri Ratna Devi, “Perlindungan Hukum Petugas
tergabung didalam suatu angkatan bersenjata, Medis Dalam Sengketa Bersenjata Non Internasional Di
anggota lembaga kemanusiaan (ICRC), dan Suriah Menurut Konvensi Jenewa 1949 Dan Protokol
Tambahan II 1977”, Vol. 1, No. 1, 2014

38
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

organisasi yang memberikan pengayoman Israel, sering kali salah satu anggota tetap
kepada seluruh masyarakat internasional dewan keamanan PBB yang memegang hak
sudah sebaiknya, sudah seperlunya dan veto yaitu Amerika Serikat memveto atau
seharusnya memperhatikan negara-negara menggunakan hak veto mereka untuk
yang bukan anggota tetap dewan membatalkan resolusi, keputusan, sanksi
keamanan PBB, atau dengan kata lain yang dikeluarkan oleh PBB. Amerika Serikat
negara-negara yang tidak memegang hak dan sekutu-sekutunya seperti Inggris tentu
veto. akan melindungi Israel secara Israel
Sejatinya untuk menciptakan kesetaraan merupakan salah satu sekutu penting
dan keseimbangan didalam pergumulan Amerika Serikat di Timur Tengah, tentu saja
internasional, khususnya didalam mereka (Amerika Serikat) berusaha untuk
penegakan hukum humaniter internasional melindungi kepentingan dari Israel ,
seperti contohnya penerapan sanksi sehingga sering kali ketika akan dikeluarkan
kepada Israel, tidak perlu ada lagi yang resolusi, dan sanksi yang akan dikenakan
dinamakan Hak Veto. Keberadaan dan terhadap Israel, gagal dan tidak dapat
penggunaan hak veto sangat diwujudkan karena penggunaan veto yang
mempengaruhi sebuah resolusi yang ingin digunakan oleh salah satu dewan
dibentuk oleh PBB, memang dalam sejarah keamanan tetap PBB dalam hal ini Amerika
pembentukan PBB diprakarsai oleh negara- Serikat.
negara yang memenangkan perang dunia Seharusnya penegakan terhadap hukum
ke II, seperti Amerika Serikat, Inggris, internasional khususnya hukum humaniter
Prancis, Russia, dan Republik Rakyat Cina. internasional haruslah ditegakkan secara
Negara-negara tersebut mempunyai bersama-sama bukan dengan cara-cara
eksklusifitas yaitu hak veto. Hak veto politik dan lobi-lobi politik dalam hal ini
sendiri ialah sebuah hak untuk melakukan negara pemegang hak veto, guna
pembatalan keputusan,rancangan menciptakan keadilan dalam penegakan
peraturan dan perundang-undangan, dan keefektifan ketentuan hukum tersebut.
ketetapan, resolusi yang mana hak ini 2. Faktor Negara itu sendiri
dimiliki oleh anggota tetap dewan Israel merupakan salah satu negara yang
keamanan PBB.16 ikut meratifikasi Konvensi Jenewa 1949 dan
Awal dari munculnya ketidakadaan keadilan Protokol tambahannya, sehingga
didalam tubuh PBB ialah ketika akan seharusnya Israel mengetahui dengan jelas
diberikan sanksi atau akan dijatuhkan ketentuan-ketentuan hukum perlindungan
sanksi internasional kepada salah satu terhadap korban perang, rakyat sipil
pelanggar ketentuan hukum humaniter terutama tenaga medis, akan tetapi tetap
internasional, seringkali tidak dapat saja banyak sekali pelanggaran baik sengaja
dilaksanakan dikarenakan penggunaan hak maupun tidak sengaja yang dilakukan oleh
veto oleh salah satu pihak yang Israel didalam agresi ke wilayah Palestina.
memilikinya. Pemberian sanksi tidak dapat Prinsip Pembedaan (Distinction Principle)
dilakukan apabila muncul veto, semua sering kali diabaikan oleh Israel (angkatan
tergantung dari politik para pihak. Contoh bersenjata Israel) terbukti dengan
kongkritnya mengenai banyaknya banyaknya kasus penyerangan terhadap
pelanggaran hukum humaniter rakyat sipil yang berstatus non-kombatan,
internasional yang dilakukan Israel tetapi fasilitas-fasilitas sipil, dan termasuk kasus
jarang dilakukan penindakan terhadap penembakan perawat Palestina Razan al-
Israel adalah dikarenakan sering Najjar baru-baru ini, sehingga akibat
mendapatkan veto. tindakan tersebut baik itu sengaja atau
Ketika Palestina dan negara-negara didunia tidak sengaja (kecerobohan) menyebabkan
mendesak kepada PBB untuk membuat implementasi dari Konvensi Jenewa yang
resolusi dan memberikan sanksi kepada ditujukan untuk memberikan perlindungan
kepada warga sipil menjadi tidak
terimplementasi dengan baik, dan tingkat
16 Ibid, hlm.54

39
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

pentaatannya buruk atau rendah. Hal ini terjadi dikarenakan masih banyak nya
Sesungguhnya perilaku Israel yang tidak kasus yang terjadi, baik dilakukan secara sadar
membedakan mana yang kombatan dan atau sengaja, maupun akibat kecerobohan
mana yang non-kombatan merupakan salah sehingga mengakibatkan hilangnya
satu bentuk dari masyarakat yang barbar, perlindungan terhadap tenaga medis ketika
jikalau mereka adalah bangsa atau suatu konflik bersenjata terjadi. Sejatinya
masyarakat yang beradab tentu saja Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol tambahan I
mereka akan mentaati ketentuan hukum dan II tahun 1977 serta protokol tambahan III
humaniter tersebut dan melindungi rakyat tahun 2005 masih sangat relevan dalam
sipil dan relawan kemanusiaan dari dampak mengatur konflik bersenjata.18
agresi militer mereka ke Palestina. Akan tetapi dalam penegakan Hukum
Kemudian rendahnya kemauan dari Israel Humaniter tersebut banyak sekali
untuk mengadili pelaku pelanggaran hukum hambatannya seperti yang telah dibahas diatas,
humaniter yang dilakukan oleh pihaknya apabila hal tersebut terus dibiarkan maka tidak
sendiri, dan sering memberikan alasan guna menutup kemungkinan kedepannya akan
berdalih bahwa mereka tidak melakukan terjadi lagi kasus-kasus yang mencederai
pelanggaran terhadap ketentuan hukum ketentuan hukum humaniter terkait
humaniter internasional tersebut, perlindungan non-kombatan ini.
pelanggaran yang dilakukan oleh Israel
ketika melakukan agresi ke wilayah PENUTUP
Palestina baru tersentuh apabila sudah ada A. Kesimpulan
desakan dari dunia internasional akan 1. Penyerangan tenaga medis merupakan
tetapi apabila akan dibuat resolusi akan hal suatu penyerangan sengaja yang
itu kembali lagi ke bagian diatas mengenai termasuk sebagai pelanggaran berat
veto dan politik internasional. hukum humaniter internasional karena
Palestina sendiri mulai tanggal 1 April 2015 tidak sesuai dengan tujuan dan prinsip-
sudah meratifikasi dan secara resmi prinsip dasar hukum humaniter
bergabung dengan Mahkamah Kriminal internasional. Pelanggaran berat tersebut
Internasional (ICC)17 yang mengkukuhkan merupakan suatu kejahatan perang
Palestina sebagai anggota ke 123 ICC, hal karena dilakukan secara illegal dan
ini dilakukan Palestina sebagai upaya untuk melanggar ketentuan dari Pasal 11 Ayat
melakukan gugatan terhadap kejahatan- (I) Protokol Tambahan I 1977 yang
kejahatan kemanusiaan yang dilakukan menyebutkan bahwa “Medical units and
oleh Israel. Negara Israel sendiri belum transports shall be respected and
meratifikasi Statuta Roma terkait ICC itu. protected at all times and shall not be the
Berkaitan dengan teori yang dikemukakan object of attack” Yang menyatakan
oleh Anthony Allot, didalam konflik Israel bahwa kesatuan-kesatuan dan angkutan-
dengan Palestina implementasi hukum angkutan kesehatan harus dihormati dan
humaniter terkait perlindungan-perlindungan dilindungi setiap waktu dan tidak boleh
tenaga medis masih rendah, bukan hanya menjadi obyek serangan.
terjadi pada konflik Israel dan Palestina saja 2. Kurang efektifnya implementasi
tetapi juga dibanyak konflik yang terjadi ketentuan Konvensi Jenewa 1949 dan
diseluruh belahan dunia baik itu konflik yang Protokol Tambahan 1977 saat sengketa,
terjadi pada masa lalu maupun pada beberapa disebabkan karena kurangnya kemauan
dekade belakangan ini seperti konflik
bersenjata di Irak, konflik Syria, konflik 18Kushartoyo Budi Santoso selaku Communication Officer
bersenjata di Libya, konflik bersenjata di Darfur di International Committee of the Red Cross , Hasil
dan masih banyak lagi. wawancara dengan bagian informasi dari ICRC
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hukum
humaniter internasional dalam menanggapi konflik
bersenjata yang terjadi masih sangat relevan dan Konvensi
17 http://m.dw.com/id/palestina-gabung-mahkamah- Jenewa 1949 dan Protokol tambahan kedua tahun 1977
kriminal-internasional/a-18174651 diakses pada tanggal 3 masih dapat mengikuti perkembangan konflik yang terjadi
Desember 2019 pukul di dunia, pada tanggal 20 November 2018.

40
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

dan itikad baik dari para pihak yang DAFTAR PUSTAKA


bersengketa untuk menetapkan dan Buku:
mematuhi ketentuan Hukum Humaniter Ambarwati, 2013, Hukum Humaniter
Internasional pada saat sengketa terjadi. Internasional dalam Studi
Ataupun juga dikarenakan alasan-alasan HubunganInternasional, Jakarta,
tertentu, sehingga para pihak Rajawali Pers
mengabaikan perlindungan dan Allot, Anthony dalam Salim HS dan
kenetralan tenaga medis. ErliesSeptianaNurbani, 2013,
Penerapan Teori Hukum Pada
B. Saran Penelitian Tesis dan Disertasi,
1. Ditujukan kepada negara yang PT.Raja Grafindo Persada,Jakaarta
bersengketa untuk berhenti melakukan Dewi, YustinaTrihoniNalestiKejahatan Perang
serangan terhadap tenaga medis. Upaya dalam Hukum Internasional dan
yang dapat dilakukan agar penyerangan Hukum Nasional, Jakarta, Raja
tenaga medis tidak terjadi lagi di masa Grafindo Persada, 2013.
yang akan datang yaitu melalui Graham, Evans and Jeffrey Newnham, 1998,
pendidikan militer mengenai Hukum ThePenguin Dictionary of
Humaniter Internasional terhadap setiap International Relations, London:
angkatan bersenjata untuk memahami Penguin Books.
dan mengetahui sanksi yang di dapat Hadjon, Phillipus M. 1987, Perlindungan Hukum
apabila menyerang tenaga medis, serta Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya, PT.
kepada tenaga medis dan warga sipil Bina Ilmu.
agar dapat diberikan sosialisasi terkait Jawahir,Thontowi dan Pranoto Iskandar, 2006,
Hukum Humaniter Internasional, Hukum Internasional Kontemporer,
bahwasanya warga sipil dan tenaga Bandung: PT RefikaAditama.
medis mendapatkan perlindungan Kusumaatmadja, Mochtar, 1968, Konvensi
karena merupakan non-kombatan maka Djenewa Tahun 1949 mengenai
harus selalu dihormati dan dilindungi PerlindunganKorbanPerang,
setiap saat dan tidak boleh dijadikan Bandung, Binatjipta
sebagai objek serangan. KPHG.Haryomataram, 2012, Pengantar Hukum
2. Diharapkan kepada negara-negara, Humaniter,Jakarta, Raja Grafindo
terutama kepada Israel yang sedang Persada.
terlibat konflik dengan Palestina untuk Muchsin, 2003, Perlindungan dan Kepastian
dapat menerapkan ketentuan-ketentuan Hukum bagi Investor di Indonesia,
Hukum Humaniter dalam memberikan Surakarta, magister Ilmu Hukum
perlindungan terhadap tenaga medis Program Pascasarjana Universitas
yang sedang melaksanakan tugas Sebelas Maret
kemanusiaan dalam wilayah perang. Dan Permanasari, Arlina, et. all., 1999, Pengantar
diharapkan juga kepada Dewan Hukum Humaniter, Jakarta,
Keamanan PBB untuk melakukan International Committee Of The Red
reformasi Charter of United Nations Cross (ICRC).
terkait hak veto sebagai bentuk agar Rusman, Rina 2013, Hukum Humaniter
tugas dan fungsi PBB dapat berjalan Internasional dalam Studi Hubungan
optimal dalam hal menjaga perdamaian Internasional, Jakarta, Rajawali Pers
dan keamanan internasional sehingga Raharjo, Satijipto 2000, Ilmu Hukum, Bandung:
PBB harus tegas untuk berupaya PT. Citra Aditya Bakti
menghentikan kejahatan-kejahatan Rudy, T.May 2011, Hubungan Internasional
perang dan melindungi korban serta kontemporer dan masalah-masalah
menyelidiki pelaku kejahatan. global, Bandung, PT RefikaAditama.
Sujatmoko, Andrey,2016, Hukum HAM dan
Hukum Humaniter,Rajawali Pers,
Jakarta.

41
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

Soekanto, Soerjono dan Sri


Mamuji,1995,penelitian Hukum
Normatif,Suatu Tinjauan
Singkat,Raja Grafindo
Setiono, 2004, Rule Of Law (Supremasi Hukum),
Surakarta, Magister Ilmu Hukum
Pasca Sarjana Universitas Sebelas
Maret

Peraturan Perundang-Undangan:
Charter of United Nations 1945
United Declarations of Human Rights 1948
Geneva Convention 1949
Hague Convention 1907
Protokol Tambahan II 1977 Pasal 9
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996
Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional,
Elsam, Jakarta, 2000

Website:
Arti kata perang, http://kbbi.web.id/perang
diakses pada 2 Oktober 2019
Kamus Besar Bahasa Indoesia (KBBI)
Online,https://kbbi.web.id/perlindu
ngan, diakses pada tanggal 5
november 2019
https://tesisdisertasi.blogspot.com, November
2010 “2010-11-pengertian-tenaga-
medis” diakses pada tanggal 3
Oktober 2019

Skripsi:
Adinda Putri Ratna Devi, “Perlindungan Hukum
Petugas Medis Dalam Sengketa
Bersenjata Non Internasional Di
Suriah Menurut Konvensi Jenewa
1949 Dan Protokol Tambahan II
1977”, Vol. 1, No. 1, 2014

42

Anda mungkin juga menyukai