hidup
Kenangan
proposal
dani banapon
Ikuti 77
Arsip Blog
Disusun Oleh :
► 2018 (1)
1. Mardani Banapon (P27820714005) ► 2017 (4)
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Leukimia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-
sel pembentuk darah dalam sumsum tulang limfa (Reeves,
2001). Sifat khas leukimia adalah poliferasi tidak teratur
atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang,
menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi
poliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan infasi
organ non hematolgis, seperti meningis traktus
gastrointesinal, ginjal dan kulit. Bentuk kronis dari penyakit
ini adalah leukimia mielogen kronis (CML).
Leukimia mielogen kronis adalah salah satu penyakit
mieloid sel darah putih dan hal ini di kaitkan dengan
munculnya kromosom filadelfia abnormal pada hampir
90% kasus.
Cronic myeloid leukimia disebut juga sebagai chronik
granulocytic leukimia adalah gangguan myeloproliferasi
yang di tandai oleh peningkatan poliferasi dari granulosit
tanpa menghilangnya kemampuan granulosit untuk
berdiferasi
B. Etiologi
CML lebih sering terjadi pada orang dewasa. Menurut
berbagai literatur dan berbagai sumber dari para ahli,
Tidak ada bukti klinis yang jelas tentang penyebab utama
penyakit CML. Akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukimia yaitu:
1. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya
perubahan struktur gen (tcell leukimia-lymphoma virus/
HTLV)
2. Radiasi lonisasi: lingkungan kerja, pranatal, pengobatan
kanker sebelumnya
3. Terpapar zat-zat kimiawai seperti benzen, arzen,
kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik
4. Obat-obatan immunosupresif, obat karsinogenik seperti
diethystilbestrol
5. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
6. Kelainan kromosom
C. Patofisiologi
Adanya proliferasi myoblast sehingga myoblast
bersaing dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi
dengan cara infiltrasi sel normal di gantikan dengan
myoblast. Dengan adanya myoblast akan terjadi depresi
sumsum tulang yang akan yang mempengaruhui eritrosit,
leukosit, faktor pembekuan, dan akan terjadi infiltrasi
ekstra modular dan ssp serta akan mempengaruhui
metabolisme sehingga sel akan kekuranagan makanan.
Pada orang normal, tubuh mempunyai tiga jenis sel darah
yang matur.
1. Eritrosit, yang berfungsi untuk melawan infeksi dan
sebagai pertahanan tubuh
2. Leukosit, yang berfungsi untuk melawan infeksi dan
sebagai pertahanan tubuh
3. Trombosit yang berfungsi unutuk mengontrol faktor
pembekuan didalam darah
Sel-sel darah yang belum menjadi matur (matang) di
sebut sel-sel induk (stem cell) dan blast. Kebanyakan sel-sel
darah menjadi dewasa di dalam sumsum tulang dan
kemudian bergerak ke dalam pembuluh-pembuluh darah
dan jantung di sebut peripheral blood (Sherwood, 2001).
Tetapi pada orang dewasa di dalam sumsum tulang dan
kemudian bergerak ke dalam pembuluh darah dan jantung
di sebut peripheral blood (Sherwood, 2001). Tetapi pada
orang dengan chronikmyelogenous leukimia (CML), proses
terbentuknya sel darah terutama sel dara putih di sumsum
tulang mengalami kelainan atau mutasi. Hal ini disebut
kromosom 9 dan kromosom 22 (Hoffbrand, 2005)
D. Klasifikasi
CML sering di bagi menjadi tiga fase berdasarkan
krakteristik klinis dan hasil laboratorium. CML di mulai
dengan fase kronik, dan setelah beberapa tahun
berkembang menjadi akselarasi dan kemudian menjadi fase
krisis blast. Krisis blast adalah tingkatan akhir dari CML,
mirip seperti leukimia akut.
1. Fase kronis
85% pasien dengan CML berada pada tahapan fase
kronik pada saat mereka di diagnosa dengan CML.
Selama fase ini, pasien selalu tidak mengeluhkan gejala
atau hanya ada gejala ringan seperti cepat lelah dan
perut terasa penuh. Lamanya fase kronis bervariasi dan
tergantung seberapa dini penyakit tersebut telah di
diagnosa dan terapai yang di gunakan pada saat itu
juga. Tanpa adanya pengobatan yang adekuat, penyakit
dapat berkembang menuju kefase akselerasi.
2. Fase akselerasi
Pada fase akselerasi hitung leukosit menjadi sulit di
kendalikan dan abnormalitas sitogenik tambahan
mungkin timbul. Kriteria diagnosa di mana fase kronik
berubah menjadi tahapan fase akselerasi bervariasi.
Kriteria yang banyak di gunakan adalah kriteria yang di
guanakan di MD Anderson Cancer Center dan kriteria
dari WHO.
I. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumppulan informasi
tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk
menentukan masalah masalah serta kebutuhan
kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien
1. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, biasanya penderita Cronik
Mielositik Leukimia (CML) lebih sering ditemukan
pada anak anak(82%) dari usia dewasa (18%) dan
lebih sering ditemukan pada laki laki dari pada
wanita.
2. Keluhan utama
Pada umumnya pasien dengan CML akan mengeluh
adanya gejala gejala spesifik seperti panas, nyeri,
mengeluh lemah dan adanya perdarahan.
3. Riwayat penyakit dahulu
a. Antenatal : ibu menderita leukimia
b. Natal : −
c. Post natal : −
4. Riwayat penyakit keluarga
Kemungkinan keluarga ada yang menderita penyakit
leukimia, anemia dan lain lain yang berkenaan
dengan hematologi.
5. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan CML biasanya diawali dengan adanya
tanda tanda seperti pucat yang disertai panas
mendadak, perdarahan (epistalesis, perdarahan gusi).
B. Pemeriksaan
1. Umum
Meliputi keadaan umum penderita,status kesehatan
umum, kesadaran, tinggui badan, berat badan, suhu,
nadi, tekanan darah dan pernafasan penderita.
2. Fisik
Wajah = pucat
Mata = konjungtiva anemis, perdarahan retina,
pupil edema
Hidung = epitaksis
Mulut = gusi berdarah, bibir pucat, hipertrofi
gusi, stomatitis
Leher = pembesaran kelenjar getah bening,
faringiti
Dada = nyeri tekan pada tulang dada, terdapat
efusi pleura
Abdomen = hepatomegali, splenomegali,
limfodenopati
Keletal = nyeri tulang dada dan sendi
Integumen = purpura, chimosis, ptekie, mudah menat
3. Laboratorium
a. Amunsang pemeriksaan darah tepi
Berdasarkan kelainan sumsum tulang gejala
yang terlihat pada darah tepi berupa adanya
pansitipenia, limfositosis, yang menyebabkan
darah tepi menurun dan terdapat sel blast
b. Kimia darah
Kolesterol kemungkinan rendah, asam urat
meningkat
c. Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan
gambaran yang monoton yaitu hanya terdiri dari
sel 1 limfopoetik patologis, sedangkan system lain
terdesak
d. Biopsi limfa
Memperlihatkan poliferasi sel leukimia dan
sel yang berasal dari jaringan limfa yang terdesak
e. Cairan serebrospinal
Terdapat peninggian jumlah sel patologis dan
protein
f. Sitogenik
Menunjukan kelainan kromosom yaitu
kromosom 21 (kromosom philadelphia)
kemungkinan diagnosa keperawatan yang
muncul resiko infeksi sehubungan dengan ketidak
efektifan sistem imun
C. Aktifitas Kehidupan Sehari hari
1. Persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Bagaimana pengetahuan pasien tentang penyakit
CML terutama tentang pemeliharaan kesehatannya.
2. Nutrisi
Adakah penurunan nafsu makan dan penurunan
berat badan
3. Eliminasi
Apakah terjadi konstipasi dan diare
4. Aktifitas
Apakah ada keluhan lemas, lelah, nyeri sendi
5. Istirahat
Sering tidur
6. Personal Hygiene
Terganggu
IV. PELAKSANAAN
Pelaksanaan adalah tahap pelaksanaan dari
perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk
mencapai hasil efektif. Dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan
harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang
diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari
rencana yang telah ditentukan dapat tercapai.
V. EVALUASI
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan
rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pasien dengan leukimiah adalah :
a. Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari sesuai tingkat
kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi
aktifitas.
c. Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
d. Pasien menyerap makanan dan cairan agar tidak
mengalami mual dan muntah.
e. Masukkan nutrisi adekuat.
f. Pasien beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan
dan atau menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan,
tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
g. Pasien tetap bersih.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
h. Pendidikan : SD
Keterangan :
= Laki-laki
= Laki-laki meninggal
= Perempuan
= Perempuan meninggal
= Penderita
= Garis pernikahan
= Garis keturunan
= Tinggal serumah
ANALISA DATA
NO PENGELOMPOKAN DATA KEMUNGKINAN MASALAH
PENYEBAB
1. Ds: Pasien mengatakan nyeri Faktor predisposisi Nyeri
pada tulang belakang leukimia
Do : Tanda-tanda vital
Tekanan darah: 130/90 Leukiemia
mmHg
Nadi : 74x/menit
Suhu : 36˚C CML
Pernafasan : 19x/menit
Skala nyeri : 6 dari (1-10)
P : Nyeri ditimbulkan Leukositopeni
karena aktifitas dan
istirahat di tempat tidur
Q :Nyeri seperti tertusuk- Myloprolif
tusuk, terasa perih erasi
R : Nyeri terpusat di tulang
belakang
Infiltrasi
T : Nyeri kadang-kadang
muncul dengan sumsum
frekuensi rata rata tulang
setiap 3 jam
Pasien terlihat gelisah
2. Retraksi Intoleransi
reseptor Aktifitas
Ds: Pasien mengatakan Nervus ending
badannya lemas sejak 1
minggu yang lalu dan
adanya perdarahan pada Nyeri
gusi tulang
belakang
Do : - Konjungtiva anemis
- Pasien terlihat lemas
- Tanda-tanda vital
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 74x/menit
Suhu : 36˚C
Pernafasan : 19x/menit Faktor Internal (Genetik
- Hb : 9,9 g/dL imunologi)
- PCT : 6000 /uL
- Kekuatan otot Leukemia
3 3
3 3
Leukosit
memfagosi
t eritrosit dan trombosit
Potensial terjadi
perdarahan
Penekana
n BM
gangguan pembentukan
komponen darah
Anemia
Lemah
Gannggua
n gerak
dan aktifitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/Umur : Tn M / 55 Th
Nomor Register : 12425725
Diagnosa Medis : Chronic Myloid Leukemia (CML)
Ruangan : Ruang Pandan 1 RSUD Dr.Soetomo
TANGGAL NAMA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
DITEMUKAN DIATASI JELAS
1. Nyeri yang berhubungan dengan 13 Oktober
infiltrasi sumsum tulang yang di 2015
tandai dengan
Do: TD : 120/80 mmHg
N : 75 x/menit
R : 18 x/menit
Skala nyeri : 6 dari (1-10)
P : Nyeri ditimbulkan karena
aktifitas dan gangguan
pembentukan leukosit di
tulang belakang
Q :Nyeri seperti tertusuk-tusuk,
terasa perih
R : Nyeri terpusat di tulang
belakang
T : Nyeri kadang-kadang
2. 13 Oktober
muncul
Pasien terlihat gelisah 2015
RENCANA KEPERAWATAN
Nama/Umur : Tn M / 55 Th
Nomor Register : 12425725
Diagnosa Medis : Chronic Myloid Leukemia (CML)
Ruangan : Ruang Pandan 1 RSUD Dr.Soetomo
N D TUJUAN RE RASI
O I KRITERIA HASIL NC ONA
A AN L
G A
N TI
O ND
S AK
A AN
K
E
P
E
R
A
W
A
T
A
N
1 N Tujuan: 1. 1.
. y K Me
e a mb
r ji ant
i ti u
y n me
a g ng
n k kaj
g a i
b t keb
e n utu
r y ha
h e n
u Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam, nyeri hilang atau r unt
b berkurang i uk
u Set int
KH :
n ia erv
- Nyeri hilang atau berkurang menjadi skala 3
g p6 ens
- Pasien tampak rileks dan mampu beristirahat dengan tepat
a ja i,
n m me
d ngi
e ndi
n kas
g 2. i
a C terj
n e adi
i k ny
n m a
fi o ko
lt n mp
2
r it lik
.
a o asi
s r 2.
i i Me
s n mb
u g ant
m v u
Tujuan :
s it me
Setelah dilakukan asuahan keperawatan selama 2x24 jam, pasien tidak
u a nge
mengalami tanda-tanda perdarahan
m l val
t KH : s uas
u - TTV Normal i i
l TD : 120/80 mmHg g per
a N : 70-80 x/menit n ny
n S : 36,6-37,5⁰C T ata
g R : 16-20 x/menit D an
d - Tidak terdapat pendarahan , ver
a - Hb N bal
r L: 14-18 g/dL , da
i P : 12-16 g/Dl S n
l , kef
e R efe
u R ktif
k s an
e e int
m ti erv
a
i p ens
a 6 i
j 3.
a Me
m nin
gka
tka
3. n
B isti
e rah
r at
i da
k n
a mn
n ing
li kat
n ka
g n
k ke
u ma
n mp
g ua
a n
n ko
t pin
e g
n 4.
I
a Da
n
n pat
t
g me
o
d nu
l
a ru
e
n nk
r
k an
a
u ket
n
r ida
s
a kn
i
n ya
a
g ma
k
i na
t
r n
i
a tul
fi
n ang
t
g sen
a
s di
s
a
b 5.
n
e Me
g
r mu
a
h da
n
u hk
p
b an
e
u rel
n
n aks
u
g asi,
h
a ter
s
n api
t
d far
r
e ma
e
n kol
s,
g ogi
b
a ta
a
n mb
t
a ah
a
n an
s
e da
i
m n
i p me
a e nin
y n gka
a g tka
n u n
g n ke
d j ma
i u mp
t n ua
a g n
n 4. ko
d T pin
a e g
i m 6.
d p Unt
e a uk
n t me
g k ng
a a ura
n n ngi
p p ras
e a a
n d nye
u a ri
r p
u o
n s
a i
n s
k i
a y
d a
a n
r g
1.
H n
Unt
b y
uk
9 a
me
, m
nge
9 a
tah
g n
ui
/ d
bat
d a
as
L n
nor
d s
ma
a o
l
n k
tan
p o
da-
e n
tan
n g
da
d s
vit
a e
al
r n
pas
a d
ien
h i,
TD
a e
:
n k
120
g s
/80
u t
m
s r
mH
i e
g
m
N
it
:
a
70
s
-
d
80
e
x/
n m
g e
a ni
n t
b S :
a 36
n ,6-
t 37
a ,5
l ⁰C
a R :
n 16
5. -
A 20
n x/
j m
u e
r ni
k t
a 2.
n Me
t ma
e ksi
k ma
n lka
i n
k sed
m iaa
a n
n ene
e rgi
j unt
e uk
m ber
n kti
n vit
y as
e ata
r u
i, per
r aw
e ata
l n
a diri
k 3.
s Me
a ng
s he
i: ma
t t
a ene
r rgi
i unt
k uk
n akt
a fita
f s
a da
s n
d reg
a ene
l ras
a i
m sel
ule
r
6. ata
K u
o
l pe
a ny
b am
o bu
r
nga
a
s n
i jari
d nga
e n
n
4.
g
a Tra
n nfu
d si
o
dar
k
t ah
e da
r pat
u me
n
nin
t
u gkt
k ka
p n
e ka
m
b dar
e Hb
r did
i ala
a
m
n
t dar
e ah
r pas
a
ien
p
i .
o 5.
b Unt
a uk
t
me
I
n nce
j gah
e ada
k
ny
s
i a
r pe
a nd
n ara
it
i ha
d n
i ke
n mb
e
ali
2
x
2
m
g
(
p
u
k
u
l
0
8
.
0
0
d
a
n
2
0
.
0
0
)
I
n
j
e
k
s
i
c
e
ft
r
i
a
x
o
n
e
1
x
1
g
r
(
p
u
k
u
l
0
8
.
0
0
)
K
e
t
o
r
o
l
a
x
2
x
1
0
m
g
O
b
a
t
o
r
a
l
A
s
a
m
f
o
l
a
t
3
x
1
t
a
b
l
e
t
1
m
g
P
C
T
3
x
1
t
a
b
l
e
t
5
0
0
m
g
1.
M
e
n
g
o
b
s
e
r
v
a
s
i
t
a
n
d
a
-
t
a
n
d
a
v
it
a
l
2.
M
e
m
b
a
t
a
s
i
a
k
ti
v
it
a
s
fi
s
i
k
3.
A
n
j
u
r
k
a
n
u
n
t
u
k
b
e
d
r
e
s
t
4.
B
e
r
k
o
l
a
b
o
r
a
s
i
d
a
l
a
m
p
e
m
b
e
r
i
a
n
t
r
a
n
f
u
s
i
T
C
1
0
b
a
g
5.
P
a
n
t
a
u
a
d
a
n
y
a
p
e
n
d
a
r
a
h
a
n
PELAKSANAAN
NO TANGGAL/ TANDA
TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA JAM TANGAN
DX No. 1 13 Oktober
2015/ 1 Memberikan injeksi:
08.00 a. Ceftriaxon 1 x 1g
b. Ranitidin 1 x 2mg
c. Ketorolax 1 x 10mg
13 Oktober
4. Mengkaji tingkat nyeri
2015/
R/ : Pasien mengatakan nyerinya sudah
08.30
sedikit berkurang
CATATAN PERKEMBANGAN
NO.
TANGGAL PERKEMBANGAN PELAKSANA
Dx.KEP
13 Oktober Dx 1 S : Pasien mengatakan nyeri berada di
skala 6
2015 O : Tanda-tanda vital:
TD : 120/80 mmHg
N : 75 x/menit
S : 36,5⁰C
R : 18 x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6
Dx 2
13 Oktober S : Pasien mengatakan gusi berdarah
2015 sedikit
O : Konjungtiva anemis
Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 75 x/menit
S : 36,5⁰C
R : 18 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5
Dx 1
14 Oktober S : Pasien mengatakan nyeri sudah
2015 berkurang dan berada di skala 5
meskipun nyeri tersebut muncul lagi
O : Pasien dapat tidur dengan posisi yang
nyaman
Memantau Tanda-tanda vital:
TD : 120/70 mmHg
N : 70 x/menit
S : 36,3⁰C
RR : 18 x/menit
Dx 2 A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan 1,2,6
14 Oktober
2015 S : Pasien mengatakan gusinya tidak
berdarah
O : Kojungtiva anemis
TD : 120/70 mmHg
N : 70 x/menit
S : 36,3⁰C
RR : 18 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan 1,2,5
PEMBAHASAN
C. Perencanaan
Pada perumusan perencanaan antara tinjauan
pustaka dengan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
yang terjadi. Pada tinjauan pustaka perencanaan
menggunakan kriteria hasil yang mengacu pada
pencapaian tujuan yang sesuai dengan perencanaan pada
tinjauan kasus. Penulis berupaya untuk memandirikan
pasien dan keluarga dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan melalui peningkatan pengetahuan,
keterampilan dalam menyelesaikan,mengurangi masalah,
dan perubahan tingkah laku
Dalam tujuan tinjauan kasus pada kedua pasien
dicantumkan kriteria waktu untuk mengatasi masalah
pasien secara efektif dan efisien yang disesuaikan dengan
keadaan kedua pasien secara langsung. Perencanaan
keperawatan yang disusun juga tidak terdapat kesenjangan
antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.
Pada diagnosa keperawatan nyeri yang berhubungan
dengan efek fisiologis dari leukimia terdapat 6 perencanaan
yaitu observasi tanda-tanda vital, ciptakan lingkungan yang
tenang, ajarkan teknik distraksi dan relaksasi, atur posisi
pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien, dan
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obat anti
nyeri secara teratur. Semua perencanaan tersebut
dilakukan pada klien karena kondisi klinis klien.
D. Pelaksanaan
Pada perencanaan, dituliskan bahwa tindakan
keperawatan akan dilakukan dalam 2x24 jam, dalam
pelaksanaan sebenarnya dilakukan sesuai perencanaan
yaitu 2x24 jam. Pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan
apa yang direncanakan, dan dilakukan secara berurutan,
yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, menciptakan
lingkungan yang tenang, mengajarjkan teknik distraksi dan
relaksasi, mengatur posisi pasien senyaman mungkin sesuai
keinginan pasien dan berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat-obat anti nyeri secara teratur. Pelaksaan
yang dilaksanakan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan
pasien.
- Februari 04, 2016