Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERKEMBANGAN SEL SEL DARAH

(Dosen Pembimbing : Nunik Ningtyasari,S.SiT,M.Kes)

(Mata Kuliah : Fisiologi)

Nama Kelompok :

Hani’atul Mahmudah (05)

Meta Selviana (09)

Silvia Putri Dewanti (18)

Vera Nur Mastika (19)

TINGKAT I A

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN UNIVERSITAS TULUNGAGUNG

Jl. Raya Tulungagung – Blitar Km 4 Sumbergempol Tulungagung

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Tulungagung, 25 September 2019

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …..………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI…..…………………………………………………………………………………3

BAB I PEBDAHULUAN…..……………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN…..……………………………………………………………………..5

2.1 Darah…..…………………………………………………………………...5

2.2 Proses Perkembangan Sel Darah…..…………………......………………………6

BAB III PENUTUP…..…………………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA …..………………………………………………………………………17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3
Darah berasal dari kata “haima”,bahasa yunani yang berasal dari akar kata hemo atau
hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuh yang mengalir dalam arteri,
kapiler dan vena; yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa
karbon dioksida dan hasil limbah lainnya.

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah memiliki warna merah yang berasal dari
kandungan oksigen dan karbon dioksida di dalamnya. Adanya oksigen dalam darah
diambil dengan jalan bernafas, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/metabolism didalam tubuh temperature 38°C, dan pH 7,37-7,45.

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan
tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat metabolism dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu darah?
2. Bagaimana proses pembentukan darah?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu darah
2. Mengetahui proses pembentukan darah
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI DARAH
Darah adalah supsensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang mengandung elektrolit.
Darah mempunyai fungsi penting dalam sirkulasi. Secara umum fungsi darah adalah sebagai
4
alat transportasi oksigen, karbondioksida, zat gizi dan sisa metabolise, mempertahankan
keseimbangan asam basa, mengatur cairan jaringan dan cairan ekstra sel, mengatur suhu
tubuh dan sebagai pertahanan tubuh dan mengedarkan antibody dan sel darah putih. Sel sel
darah tersebut memiliki umur tertentu, sehingga dibutuhkan pembentukan sel-sel darah baru
yang disebut hematopoesis. Proses hematopoesis dapat dilihat pada gambar

Darah membentuk sekitar 8% berat tubuh total dan memiliki volume rata-rata 5 liter pada
wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila
mengandung banyak oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah
pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul
oksigen. Karena darah sangat penting, harus terdapat mekanisme yang dapat memperkecil
kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pembuluh darah. Tanpa darah, manusia tidak dapat
melawan infeksi atau kuman penyakit dan bahan-bahan sisa yang dihasilkan tubuh tidak dapat
dibuang.
B. PROSES PEMBENTUKAN DARAH
Reproduksi atau pembelahan sel ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu Pembelahan Sel Amitosis
atau Binner, Pembelahan Sel Mitosis, dan Pembelahan Sel Meiosis.

1. Proses Pembentukan Darah Secara Amitosis atau Binner


Proses pembentukan darah secara amitosis yaitu pembelahan sel yang terjadi secara
spontan, yang tidak melewati tahapan-tahapan dalam pembelahan sel. Cara ini
biasanya terjadi pada organisme prokariotik, seperti misalnya bakteri. Proses

5
pembelahan secara amitosis ini bisa terjadi karena sel bakteri pada umumnya tidak
memiliki bagian dari membran inti, yang memiliki peran penting dalam membatasi
nukleoplasma dan sitoplasma. Atau bisa juga karena DNA yang tersimpan di dalam
ruang lingkup sel relative lebih kecil. Jika dibandingkan dengan DNA pada sel
eukariotik. Bentuk sirkuler ini adalah bentuk dari suatu DNA prokariotik, maka DNA
tidak perlu digabungkan menjadi kelompok dari kromosom sebelum proses
pembuahan sel terjadi.
Berikut adalah gambar proses pembelahan secara amitosis:

2. Proses Pembentukan Sel Darah Secara Mitosis


Pembelahan secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi melalui tahapan-
tahapan tertentu yang runut dan sesuai. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel
anak. Setiap sel anak mengandung jumlah kromosom yang sama dengan induknya.
Jadi dalam proses ini terjadi proses copy (penyalinan). Dengan demikian dapat
dihasilkan salinan-salinan sel baru seperti induknya hingga menjadi triliunan
jumlahnya. Pembelahan mitosis terjadi pada sel eukariotik dan pembelahan mitosis
menghasilkan dua sel anak identik. Pembelahan mitosis terjadi selama pertumbuhan
dan reproduksi aseksual. Pada hewan dan manusia, mitosis terjadi pada sel meristem
somatis (sel tubuh yang masih muda) yang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Cara pembelahan sel ini melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu
Profase Metafase-Anafase-Telofase. Ciri pembelahan mitosis adalah pembelahannya
berlangsung satu kali, jumlah sel anak yang dihasilkan berjumlah dua, sifat sel anak

6
sama dengan induknya, tujuannnya untuk memperbanyak sel atau perbaikan sel yang
rusak.
Pembentukan mitosis terdiri atas 5 fase utama yaitu:
a. Interfase
Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat atau
persiapan sel yang dinamakan Interfase. Pada tahap interfase inti sel
melakukan sintesis bahan-bahan inti atau replikasi DNA tetapi belum
membelah. Kromososmnya belum tampak. Sentriol membelah dan protein
dalam sel disintesis secara aktif. Terbentuk butiran-butiran kecil yang membuat
inti menjadi keruh. Tahap interfase terjadi selama dua3 jam, dan dibagi menjadi
tiga bagian yaitu ;
- Gap 1, proses pertambahan volume
- Sintesis, proses replikasi DNA dan sintesis protein
- Gap dua, proses pembentukan organel sel anakan.
b. Profase
Profase adalah tahap pertama mitosis. Pada tahap profase awal, butiran-butiran
kecil tadi menjadi benang benang halus, pipih, yang memanjang tak menentu
atau benang kromatin. Benang-benang kromatin tersebut membelah menjadi
dua rangkap. Terjadi dehidrasi dan pengendapan asam nukleat. Masing-masing
kromosom hasil replikasi mengandung dua kromatid yang mengandung
informasi genetik yang sama. Mikrotubulus sitoskeleton berubah fungsi dari
mempertahankan bentuk sel menjadi fungsi membangun spindel mitosis dari
bagian sentrosom. Pada akhir profase, kromosom-kromosom mulai
menempatkan diri di bidang ekuator dari sel. Selanjutnya, membran inti
menghilang, terjadi elongasi sebagian spindel mitotik dari sentrosom menuju
kinetokor, berkas protein pada sentromer kromosom masing-masing pasangan
bergabung, terjadi elongasi spindel lainnya menuju kromosom, tumpang tindih
di pusat sel. Pada profase akhir, benang-benang kromatin memendek dan
menebal seperti batang atau kromosom yang masing-masing terdiri dari dua
belahan seperti spiral dan berada di tengah-tengah inti.
c. Metafase
Mikrotubul meluas menuju setiap ujung yang berlawanan dan membentuk
spindle pole atau mitotic center. Benang mitosis memposisikan kromosom
berjajar pada bagian tengah sel (keping metafase). Pengaturan ini memastikan

7
bahwa setiap sel anak menerima satu salinan kromosom. Kromosom
memendek berulang-ulang. Kedua kromatid dalam satu kromosom sering
disebut kromatid kakak beradik masih dihubungkan oleh satu sentromer dan
terletak di bidang ekuator sel.
d. Anafase
Kedua buah kromatid kakak beradik memisahkan diri dan ditarik benang
gelendong yang dibentuk ditiap kutub sel yang berlawanan. Benang-benang
tersusun dari suatu berkas halus yang disebut fibril. Proses ini didahului oleh
membelahnya sentromer atau kinetokor membelah menjadi dua. Tiap kromatid
itu mamiliki sifat keturunan yang sama. Kedua kromatid menjauhi bidang
ekuator dan menuju kutub. Di tengah-tengah inti seperti ada dua bentuk
bintang maka disebut stadium disaster. Mulai saat ini kromatid-kromatid
berlaku sebagai kromosom baru.
e. Telofase
Kromatid tunggal sampai di kutub kembali menjadi benang kromatin,
membentuk dinding inti kembali. Membran inti mulai terbentuk kembali di
sekeliling kromosom. Nukleolus muncul dan kromosom mulai menghilang.
Saat telofase selesai dan membran sel baru (atau dinding sel pada tanaman
tingkat tinggi) sedang terbentuk, pembentukan nukleus sudah hampir selesai.
Kadar air dalam sel bertambah dan nukleo protein berkurang. Langkah akhir
telofase melibatkan inisiasi pembelahan membran plasma dan sitoplasma pada
setiap anak sel untuk membentuk dua sel yang terpisah setelah dua inti baru
terbentuk. Juga fragmoplas di ekuator menebal membentuk dinding sel baru.
Setelah tahap telofase berakhir, maka fase ini kembali ke awal dimuali dari
interfase.
Berikut adalah proses pembentukan sel darah secara mitosis:

8
3. Proses Pembentukan Sel Darah Secara Meiosis

Pembelahan secara meiosis adalah pembelahan sel yang juga melalui tahapan-tahapan
tertentu. Pembelahan ini terjadi pada proses pembentukan sel gamet (sel kelamin) pada
organ reproduktif. Meiosis berperan untuk menghasilkan gamet yang secara genetik
tidak identik (hanya setengah dari induknya), sehingga menyebabkan adanya variasi
genetik. Sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam
prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom. Jadi dalam proses ini
terjadi penggandaan namun tidak dengan cara penyalinan. Pembelahan meiosis terdiri
atas dua proses utama yaitu meiosis I dan meiosis II. Pada kedua proses tersebut
terjadi fase-fase pembelahan sebagaimana halnya pembelahan mitosis. Berikut tahapan
pembelahan sel meosis ;

I. Meosis I

Perbedaan antara mitosis dan meosis terutama tampak pada prosesnya dan hasil
akhir yang didapatkan. Berikut tahap meosis I :

a. Profase I

9
(1) Leptonema

Kromatin dari sel induk nampak seperti benang-benang panjang yang halus
dan melingkar-lingkar tak menentu serta memadat membentuk kromosom.

(2) Zygonema

Benang-benang kromatin berubah bentuknya dan menjadi batang-batang


kromosom. Masing-masing kromosom mencari pasangannya sendiri yang
sama dan sebangun atau yang serupa atau kromosom homolog. Proses
berpasangan ini disebut sinapsis yang dimulai dari sentromer. Sentrosom
membelah menjadi dua sentriol kemudian menuju kutub yang berlawanan.

(3) Pachynema

Benang-benang kromosom menjadi lebih tebal dan jelas. Tiap benang


tampak double dan strukturnya tetrad/bivalen. Masing-masing kromosom
dari sepasang kromosom homolog terdiri dari dua kromatid. Pada profase
mitosis, kromosom-kromosom terpisah dan tidak saling berhubungan.
Dalam profase I moesis, kromosom-kromosom homolog berpasangan
sebagai bivalen, dan inilah yang dijumpai sebagai haploid. Pachynema
merupakan tahap yang sangat penting yaitu pindah silang atau crossing over.

(4) Diplonema

Fase ini ditandai dengan berpisahnya kromatid-kromatid yang semula


berpasangan membentuk bivalen. Berpisahnya kromatid-kromatid paling
kuat terjadi pada bagain sentromer. Akan tetapi bagian-bagian tertentu dari
kromososm homolog tetap berdekatan dan bagian ini disebut kiasma, karena
tiap kiasma kromatid yang menjauhkan diri tampak bersilang. Di tempat
persilangan itu kromatid-kromatid tidak serupa putus. Ujung-ujung kromatid
yang putus tadi bersambungan. Proses penukaran segmen-segmen kromatid

10
tidak serupa dari pasangan kromososm homolog beserta gen-gen yang
barangkali dinamakan pindah silang.

(5) Diakenesis

Kromosom-kromosom terus memendek dan menebal. Letak geminus belum


teratur. Tahap ini diakhiri dengan menghilangnya membran inti, nucleolus
dan terbentuknya spindel.

b. Metaphase I

Pada fase ini membrane nucleus dan nucleolus menghilang. Terbentuk


benang-benang framoplas. Geminus dan sentromer dalam sel menempatkan
diri pada bidang ekuator.

c. Anaphase I

Terjadi reduksi kromosom. Kromosom homolog yang mengadakan sinapsis


mulai bergerak untuk berpisah. Tiap kromosom masih tersusun atas dua
kromatid yang masih berhubungan pada daerah sentromer. Tiap setengah
geminus tersebut bergerak ke kutub dan berkumpul pada kutub.

d. Telofase I

Kromosom-kromosom tiba di kutub spindel. Membrane inti dan nucleolus


terbentuk lagi. Di dalam selnya terbentuk dua inti. Masing-masing inti
mengandung n kromosom. Sentriol kembali menjadi sentomer.

11
II. Interfase

Fase ini merupakan fase antara atau fase istirahat dari pembelahan meosis awal.
Dimana sel tidak aktif lagi membelah tetapi masih mempersiapkan untuk tahap
profase II. Atau untuk proses meosis II.

III. Meosis II

Meosis II mrupakan tahap perbanyakan sel anak, dan tahapnya sama seperti
pembelahan mitosis.

a. Profase II

Kromatin memadat membentuk kromosom lalu membentuk kromatid


sentrosomnya membelah menjadi dua sentriol kemudian dia menuju kutub
yang berlawanan inti sel mulai menghilang.

b. Metaphase II

Kromatin berjejer diekuator. Lalu, sentriol menjulurkan benang spindel yang


berkaitan dengan tiap kromati.

12
c. Anaphase II

Kariokenesis atau pembelahan inti terjadi ketika kromatid dan sentromernya


membelah menjadi kromosom. Kromosom kemudian ditarik benang
spindel.

d. Telofase II

Inti sel mulai terbentuk kembali. Sentriol kembali menjadi sentromer dan
terjadi proses sitokinesis atau pembelahan sel. Hasil dari meosis II
menghasilkan empat sel anak dengan kromosom haploid n.

13
PENUTUP

Kesimpulan :
1) Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri.

2) Proses pembentukan darah terjadi secara :

a) Amitosis atau Binner

b) Motosis

Secara Mitosis terbagi menjadi 5 fase yakni :

Interfase

Profase

Metafase

Anafase

Telofase

c) Meiosis I

Secara Meosis I terbagi menjadi 5 fase yakni :

- Profase I

14
Tahapan pada Profase I antara lain:

Leptonema

Zygonema

Pachynema

Diplonema

Diakenesis

- Metaphase I

- Anaphase I

- Telofase I

d) Interfase

e) Meosis II

Secara Meosis II terbagi menjadi 5 fase yakni :

Profase II

Metaphase II

Anaphase II

Telofase II

15
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id

https://www.ilmudasar.com/2016/12/Pengertian-Fungsi-dan-Proses-Pembelahan-Sel-adalah.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Hemopoesis

http://lib.ui.ac.id

16

Anda mungkin juga menyukai