Walaupun dari akad-akad tersebut terkadang dari kalangan ulama memiliki perbedaan
pendapat, tapi hal tersebut akhirnya diambil jalan tengah dan diperbolehkan mengingat hal
tersebut guna kegiatan tolong menolong dan tidak berdampak negatif. Hal tersebut terlihat
dengan regulasi yang disahkan oleh OJK dan DSN MUI sebagai contoh yang regulasi tersebut
bersumber dari dalil-dalil baik naqli maupun aqli.
Sehingga akad wakalah adalah akad yang memberikan kuasa kepada pihak lain untuk
melakukan suatu kegiatan dimana yang memberi kuasa tidak dalam posisi melakukan
kegiatan tersebut. Pada hakikatya akad tersebut digunakan oleh seseorang ketika dia
membutuhkan orang lain atau mengerjakan sesuatu yang tidak dapat dilakukannya sendiri
dan meminta orang lain untuk melakukannya.