Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FIKIH

WAKALAH DAN SYUF’AH

Disusun Oleh : Kelompok 9 X – 2

Aulia Mustika Kasranti

Muhammad Hilmy Shidqi

Yasmin Izzati Maulia

Zayyanah Dzatil Izza

Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta

Jl. Syukur, RT. 1/RW. 8, Lenteng Agung, Kec Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12610

Tahun Ajaran 2023/2024


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberi taufiq dan hidayah bagi kami melalui
ilmu-Nya Yang Maha Luas dan tak terkira sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalat dan salam mudah-mudahan selalu tersurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Saw. Sebagai penutup Makalah ini hanyalah sedikit ulasan tentang Wakalah dan Syu’ah
untuk itu kami berharap adanya saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya
makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat menjadi pedoman bagi para pembaca.

Jakarta, Juli 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………...……………...…………i

KATA PENGANTAR……...…………………………………….…………………………...ii

DAFTAR ISI……………………………………………….…………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..………1

1.1 Latar Belakang………………………………………….…………………………....……1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………..……..1
1.3 Tujuan……………….…………………………...………………………………….……..2

BAB II PEMBAHASAN…………..…………………………………………………………..3

2.1 Pengertian Wakalah dan Syuf’ah………………………………………………………….3

2.2 Rukun dan Syarat Wakalah dan Syuf’ah…………………………………………………..4

2.3 Dasar Hukum Wakalah dan Syuf’ah……………………………………………...…….…5

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………7

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...………7

3.2 Saran……………………………………………………………………………...………..7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….....9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa berinteraksi
dengan dengan orang lain. Dalam istilah di atur segala tingkah laku manusia yang
mengharuskan adanya interaksi dengan sesama yakni dalam kajian fiqh muamalah,
yang mana didalamnya juga membahas aturan wakalah.

Sejak masyarakat jahiliyah, sudah sering dikenal adanya kerja sama dalam
lapangan ekonomi. Baik yang bersifat produktif atau bentuk kerja sama dalam
kepemilikan suatu harta oleh dua orang atau lebih. Kemudian bagaimana jika salah
satu dari orang yang ikut dalam perkongsian tersebut ingin menjual haknya kepada
pihak lain yang juga ikut persekutuan itu? Bolehkah salah seorang melakukan hal
tersebut kepada pihak yang tidak ikut dalam perkongsian tersebut?.
Menurut ketentuan agama, pihak-pihak yang termasuk dalam perekutuan itu tidak
boleh menjual haknya kepada orang lain secara sendiri-sendiri tanpa persetujuan
anggota persekutuan.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang wakalah dan syuf’ah. Sekaligus sebagai
tugas "Fiqih" dari bapak Syarif. Semoga dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membaca makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan sebagai
berikut :
1. Apa pengertian wakalah & syuf”ah?
2. Rukun dan syarat wakalah & syuf’ah?
3. Bagaimana dasar hukum wakalah & syuf”ah?

1
1.3 TUJUAN

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan sebagai berikut:


1. Dapat memahami apa itu wakalah & syuf’ah
2. Dapat mengetahui rukun dan syarat wakalah & syuf’ah
3. Dapat mengetahui dasar hokum wakalah & syuf’ah

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wakalah Dan Syuf’ah

WAKALAH

Wakalah menurut bahasa artinya mewakilkan, sedangkan menurut istilah yaitu

mewakilkan atau menyerahkan pekerjaan kepada orang lain agar bertindak atas nama

orang yang mewakilkan selama batas waktu yang ditentukan.

Wakalah menurut pandangan para ulama :

1. Menurut Hashbi Ash Shiddieqy, Wakalah adalah akad penyerahan kekuasaan, yang
pada akad itu seseorang menunjuk orang lain sebagai penggantinya dalam bertindak
(bertasharruf).
2. Menurut Sayyid Sabiq, Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada
orang lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.
3. Ulama Malikiyah, Wakalah adalah tindakan seseorang mewakilkan dirinya kepada
orang lain untuk melakukan tindakan-tindakan yang merupakan haknya yang tindakan
itu tidak dikaitkan dengan pemberian kuasa setelah mati, sebab jika dikaitkan dengan
tindakan setelah mati berarti sudah berbentuk wasiat.
4. Menurut Ulama Syafi’iah mengatakan bahwa Wakalah adalah suatu ungkapan yang
mengandung suatu pendelegasian sesuatu oleh seseorang kepada orang lain supaya
orang lain itu melaksanakan apa yang boleh dikuasakan atas nama pemberi kuasa.
5. Ulama hanafiah mengtakan Wakalah adalah seseorang mempercayakan orang lain
menjadi ganti dirinya untuk bertasysrruf dalam bidang-bidang tertentu yang boleh
diwakilkan.

Dengan pendapat para ulama tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian wakalah
terdiri dari :

1. Adanya perjanjian antara seseorang dengan orang lain.


2. Isi perjanjian berupa pendelegasian.
3. Tugas yang diberikan oleh pemberi kuasa terhadap penerima kuasa untuk melakukan
suatu tindakan tertentu.
3
4. Objek yang dikuasakan merupakan sesuatu yang boleh dikuasakan atau diwakilkan.

SYUF’AH

Syuf’ah secara bahasa berarti adh-dhamm, yaitu menyatukan. Syuf’ah berarti sebuah akad
pengambilan hak dan wewenang yang awalnya dimiliki bersama lalu terjadi pengambilan hak
baru dengan memberikan ganti rugi. Sedangkan menurut para ulama definisi syuf’ah sebagai
berikut :

1. Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri bahwa yang dimaksud dengan syuf'ah ialah: Hak
memiliki sesuatu secara paksa ditetapkan untuk syarih terdahulu atas syarik yang baru
disebabkan adanya syirkah dengan penggantian yang dimilikinya, disyariatkan untuk
mencegah kemudharatan.
2. Menurut Sayyid sabiq, syuf'ah ialah pemilikan benda-benda syuf'ah oleh syafi'
sebagai pengganti dan pembeli dengan harga barang kepada pemiliknya sesuai dengan
nilai yang biasa dibayar oleh pembeli lain.
3. Menurut Idris Ahmad, syuf'ah ialah hak yang tetap secara paksa bagi syarikat lama
atas syarikat baru dengan jalan ganti kerugian pada benda yang menjadi milik
bersama.

2.2 Rukun Dan Syarat Wakalah Dan Syuf’ah

Rukun dan Syarat Wakalah

1. Orang yang mewakilkan / yang memberi kuasa.


Syaratnya : Ia yang mempunyai wewenang terhadap urusan tersebut.
2. Orang yang mewakili / yang diberi kuasa.
Syaratnya : Baligh dan Berakal sehat.
3. Masalah / Urusan yang dikuasakan.
Syaratnya jelas dan dapat dikuasakan.
4. Akad (Ijab Qabul).
Syaratnya dapat dipahami kedua belah pihak.

4
Rukun Syuf’ah

1. Orang yang mempunyai hak beli paksa (asy- syafii)


2. Obyek syuf'ah (barang yang berhak dibeli dengan paksa, yakni (al-asyfu' 'alaih)
3. Orang yang harus menjual barang syufah (al- massyfu'fih)

Syarat Syuf’ah

1. Orang yang membeli secara syuf'ah adalah mitra dalam benda atau barang tersebut
2. Syafi'I meminta dengan segera. Artinya, Syafi'i jika telah mengetahui penjualan, ia
wajib meminta dengan segera jika memungkinkan
3. Syafi'i memberikan kepada pembeli sejumlah harga yang telah ditentukan ketika akad
4. Syafi'I mengambil seluruh barang

2.3 Dasar Hukum Wakalah dan Syuf’ah

WAKALAH

Asal hukum wakalah adalah mubah, tetapi bisa menjadi haram bila yang dikuasakan itu
adalah pekerjaan yang haram atau dilarang oleh agama dan menjadi wajib kalau terpaksa
harus mewakilkan dalam pekerjaan yang dibolehkan oleh agama. Allah Swt. Berfirman:
”Maka suruhlah salah seorang di antara kamu ke kota dengan membawa uang perakmu ini”
(QS. Al-Kahfi : 19).

Hukum boleh ini pada umumnya dalam masalah muamalah. Misalnya mewakilkan jual
beli, menggadaikan barang, memberi shadaqah / hadiah dan lain-lain. Sedangkan dalam
bidang ‘Ubudiyah ada yang dipebolehkan dan ada juga yang dilarang. Yang dibolehkan
misalnya mewakilkan haji bagi orang yang sudah meninggal atau tidak mampu secara fisik,
mewakilkan memberi zakat, menyembelih hewan kurban dan sebagainya. Sedangkan yang
tidak dibolehkan adalah mewakilkan shalat dan puasa serta yang berkaitan dengan itu seperti
wudhu.

SYUF’AH

1. Sah apabila sesuai dengan ketentuan syariah


2. Tidak sah pada sesuatu yang bisa dibagi
3. Tidak berlaku pada hal- hal yang bisa dibagi dan sudah ditentukan jalannya
5
4. Tidak berlaku untuk barang yang bisa

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wakalah mempunyai beberapa pengertian dari segi bahasa, diantaranya adalah


perlindungan (al-hifz), penyerahan (at-tafwid), atau memberikan kuasa. Menurut kalangan
syafi’iyah pengertian wakalah adalah ungkapan atau penyerahan kuasa (al-muwakil) kepada
orang lain (al-wakil) dupaya melaksanakan sesuatu dari jenis pekerjaan yang bisa di
gantikan (an-naqbalu an-niyabah) dan dapat di lakukan oleh pemberi kuasa. Dengan
ketentuan pekerjaan tersebut di laksanakan pada saat pemberi kuasa masih hidup.

Sedangkan syarat wakalah adalah barang atau wewenang merupakan milik


sendiri, orang mewakilkan baligh, dan berakal, lalu barang yang diwakilkan merupakan
milik orang yang diwakili, dapat diwakilkan kepemilikannya, dan diketahui dengan jelas.

Syuf'ah adalah hak pemilikan atas harta yang telah dijual oleh anggota persekutuan
(tanpa adanya persetujuan sebelumnya dari anggota yang lain) kepada pihak lain dengan
ganti rugi sebesar nilai yang telah dibayar oleh pihak lain (pembeli) tersebut agar tidak terjadi
kemudharatan kemudian hari. Dasar hukum Syuf'ah adala as-Sunnah, yaitu Hadits dan ijma'.

3.2 Saran
1. Kepada pihak yang melakukan kontrak wakalah terutama pihak penjual dan pembeli,
hendaklah menepati perjanjian yang disepakati dalam fiqih muamalah.

2. Kepada pihak yang melakukan kontrak wakalah hendaklah membuat suatu akad
perjanjian yang berupa tertulis, agar tidak terjadinya perselisihan pendapat diantaranya.
Jika suatu ketika terjadi perselisihan diantara keduanya maka bukti-bukti yang telah
dibuat sebelum perjanjian bisa menjadi salah satu bukti untuk menyelesaikan suatu
permasalahan tersebut.

3. Kepada pihak yang melakukan terkait syuf'ah agar lebih aktif dalam memperhatikan
tentang permasalahan hak syuf’ah di tengah-tengah masyarakat, agar lebih mendalami
hukum Islam serta mengamalkannya karena dengan mengkaji hukum Islam dengan baik
7
insya Allah hubungan antar masyarakat akan selalu terjaga aman dan kondusif.

4. Kepada seluruh tokoh Agama maupun muallim untuk lebih aktif dalam memberikan
arahan dan bimbingan yang lebih kuat salah satunya tentang hukum alasannya kepada
masyarakat contohnya tentang bagaimana konsep Hak Syuf’ah atau benda apa saja yang
bisa di-syuf’ah-kan dalam Islam agar tidak ada lagi kesan membeli secara paksa hak
orang lain yang dikemudian hari menjadi polemik ditengah-tengah masyarakat.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sunan-kalijaga-
yogyakarta/fiqih-ibadah-dan-muamalah/makalah-wakalah/46378241

https://id.scribd.com/document/334690234/Makalah-syuf-ah

https://www.academia.edu/31653706/Makalah_wakalah

https://www.scribd.com/document/334690234/Makalah-syuf-ah#

https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sunan-kalijaga-
yogyakarta/fiqih-ibadah-dan-muamalah/makalah-wakalah/46378241

https://rumaysho.com/36522-matan-taqrib-syufah-akuisisi-barang.html

https://almanhaj.or.id/1007-syufah.html

https://alamisharia.co.id/kamus-keuangan-syariah/syufah/

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fimage.slidesharecdn.com%2Fag
amaklp1-170918090802%2F85%2Ffiqh-muamalah-asuransiperbankansharfsalamsufah-19-
320.jpg%3Fcb%3D1668167933&tbnid=AsDgu2nVJgispM&vet=1&imgrefurl=https%3A%2
F%2Fwww.slideshare.net%2Fssuseree655b%2Ffiqh-muamalah-
asuransiperbankansharfsalamsufah&docid=7o1SNu2pwoWSlM&w=320&h=240&hl=en-
ID&source=sh%2Fx%2Fim%2F4

https://www.slideshare.net/zafirahabdullah96/syufah

Anda mungkin juga menyukai