PENDAHULUAN
1
Dalam proses pendidikan Sekolah Dasar, sekolah juga memberikan fasilitas
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, mengasah kemampuan dan bakat yang
dimiliki sehingga dapat terampil dan kreatif agar dapat memperbaiki
kehidupan kedepan. Namun masih banyak fasilitas yang belum terpenuhi
seperti tidak adanya ruangan pendukung kegiatan ekstrakurikuler yang
khusus, tidak adanya area makan siang, dan kurang diperhatikannya layouting
pada ruangan.
Dari beberapa preseden yang dikunjungi masih banyak Sekolah Dasar yang
memiliki permasalahan yang kurang lebih sama. Banyak fasilitas yang belum
memenuhi standar peraturan Pemerintah. Banyaknya fasilitas yang belum
sesuai dengan kebutuhan sistem pembelajaran sekolah. Masih banyaknya
ruangan yang digunakan untuk aktivitas yang berbeda. Pengaplikasian elemen
interior, dan permainan warna yang masih monoton sehingga membuat anak-
anak merasa cepat bosan berada dikelas, padahal sebagian aktivitas paling
lama dilakukan di sekolah. Belum adanya karakteristik pada sekolah, padahal
setiap sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan tersendiri, namun belum adanya
pencapaian pada hal tersebut.
Sekolah Dasar Terpadu Krida Nusantara adalah Sebuah Lembaga Pendidikan
tingkat awal milik Yayasan Krida Nusantara. Sekolah ini memberikan sistem
pendidikan formal dan soft skills yang dapat meningkatkan karakteristik dan
perkembangan anak. Namun masih banyak fasilitas yang kurang memadai dan
belum disesuaikan dengan sistem pembelajaran yang ada.
Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk merancang sekolah dengan fasilitas
lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan anak sehingga selain mendapatkan
pendidikan formal, juga mendapatkan fasilitas untuk mengasah kemampuan
berfikir kreatif sehingga dapat terampil dalam bakat yang dimiliki.
2
1.2 Identifikasi Masalah
Setelah melakukan analisa dari hasil survei yang dilakukan penulis di
beberapa Sekolah Dasar sejenis adalah sebagai berikut:
a) Krida Nusantara menggunakan sistem pendidikan terpadu, tetapi ruangan
yang ada tidak mendukung anak menjadi insan yang mandiri, menguasai
ilmu dan teknologi serta peduli lingkungan yang sesuai dengan visi dan
misi sekolah tersebut.
b) Ruang yang ada tidak memenuhi kebutuhan Anak Sekolah Dasar baik
dalam pelajaran formal maupun softskills
c) Furniture yang digunakan tidak sesuai sesuai dengan standar ergonomi
anak Sekolah Dasar
d) Fasilitas-fasilitas penunjang yang ada tidak mendukung perkembangan
dan minat bakat anak SD.
e) Elemen pembentuk ruang tidak sesuai dengan standar dan tidak
meningkatkan kualitas belajar anak
f) Fasilitas yang ada tidak memperhatikan perkembangan psikologi anak
3
1.4 Batasan Perancangan
Batas perancangan yang dilakukan penulis hanya berpusat pada teritori
Sekolah Dasar saja tanpa penambahan pada kawasan Pendidikan lainnya.
4
1.6 Metode Perancangan
Sebelum melakukan perancangan penulis menentukan objek perancangan.
Dalam proses perancangan agar menghasilkan rancangan yang teratur dan
sistematis, maka penulis melakukan berbagai macam tindakan seperti:
Tahap Pengumpulan Data
Dalam tahap pengumpulan data terdapat terbagi atas data primer dan data
sekunder.
1) Data Primer
- Survei Lapangan
Kegiatan survey dan observasi dilakukan melalui pengamatan objek-objek
terkait dilokasi sekolah, aktivitas apa saja yang dilakukan. Dari kegiatan
survey ini, diperoleh data-data objek berupa kondisi eksisting, kebutuhan dan
fasilitas apa saja yang perlu diperhatikan. Serta melakukan studi banding
pengamatan untuk membandingakan objek atau kasus yang serupa yaitu :
Sekolah Krida Nusantara, Sekolah Victory Plus, dan Sequoia School.
- Diskusi atau wawancara
Kegiatan diskusi dilakukan untuk mendiskusikan berbagai pertanyaan dan
permasalahan yang muncul atas setiap temuan dari hasil studi di lapangan,
kegiatan studi ini di lakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, guru, dan
siswa. Data-data hasil diskusi dituliskan dalam catatan yang nantinya akan
dijadikan sebagai bahan acuan data hasil studi lapangan.
- Dokumentasi
Data-data yang diperoleh berdasarkan dokumentasi objek yang ada berupa
foto-foto. Dari data ini kita mengetahui mengenai apa saja yang sudah ada di
sekolah tersebut, kondisi objek terupdate, dan permasalahan-permasalahan
yang timbul di sekolah.
2) Data Sekunder
- Studi Literatur
Cara ini digunakan sebagai referensi dalam mengetahui definisi, uraian,
dan kesimpulan mengenai ruang lingkup sekolah, untuk menunjang
tercapainya pemecahan masalah yang ada. Studi Literatur dapat diambil dari
buku-buku referensi, pendapat para ahli, dan media informasi lainnya.
5
1.7 Kerangka Berpikir
Latar Belakang
Isu dan Fenomena
Tujuan Perancangan
Masalah
Interior Sekolah belum mendukung visi dan misi sekolah tersebut
Ruangan tidak memenuhi kebutuhan pendidikan formal dan non formal Menciptakan interior Sekolah Dasar
Furniture tidak sesuai sesuai dengan standar ergonomi anak Sekolah dengan menyediakan fasilitas yang
Dasar
Fasilitas penunjang tidak mendukung psikologis dan minat bakat anak aman serta menyenangkan bagi
SD.
Elemen pembentuk ruang tidak sesuai dengan standar penggunanya.
Sasaran Perancangan
Pengumpulan Data
Lembar Kerja
Perspektif
Maket
Materi Presentasi
Skema Bahan
7
BAB II
KAJIAN LITERATUR
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sekolah Dasar adalah tempat
memperoleh pendidikan sebagai dasar pengetahuan untuk melanjutkan ke sekolah
yang lebih tinggi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sekolah Dasar adalah Bangunan
atau Lembaga Pendidikan formal tingkat awal yang wajib diikuti selama 6 tahun
pada anak usia 7-12 tahun di Indonesia. Di Sekolah Dasar, menyediakan fasilitas
yang mendukung anak-anak untuk belajar secara formal dan melatih soft skill.
8
Dari beberapa tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Sekolah Dasar
adalah sarana yang menyediakan kebutuhan anak dalam proses pengembangan
diri agar mampu bersaing di masa yang akan datang.
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter.
Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementria
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri
merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan
pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif
dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap
disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum 2006.
Beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum 2013 tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Aspek pengetahuan pada kurikulum 2013 masih serupa dengan aspek di
kurikulum yang sebelumnya, yakni masih menekankan pada tingkat
pemahaman siswa dalam hal pelajaran. Nilai dari aspek pengetahuan bisa
diperoleh juga dari Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester, dan Ujian
Kenaikan Kelas. Pada kurikulum 2013, pengetahuan bukanlah aspek utama
seperti pada kurikulum sebelumnya.
2. Keterampilan
Keterampilan merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam kurikulum di
Indonesia. Keterampilan merupakan upaya penekanan pada bidang skill atau
kemampuan. Misalnya kemampuan untuk mengemukakan pendapat,
berdiskusi, membuat laporan, serta melakukan presentasi. Aspek keterampilan
merupakan salah satu aspek yang cukup penting karena jika hanya dengan
pengetahuan, maka siswa tidak akan dapat menyalurkan pengetahuan yang
dimiliki sehingga hanya menjadi teori semata.
9
3. Aspek
Aspek sikap merupakan aspek tersulit untuk dilakukan penilaian. Sikap
meliputi sopan santun, adab dalam belajar, sosialisasi, absensi, dan agama.
a. Fasilitas
Fasilitas yang harus dipenuhi oleh Sekolah Dasar berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang Sarana dan Prasarana
Sekolah/Madrasah Umum adalah sebagai berikut:
1. Sekolah harus memiliki fasilitas yang lengkap, sehat, dan aman baik untuk
seluruh pengguna.
2. Lokasi sekolah harus terhindar dari pencemaran air, kebisingan,
pencemaran udara, dan potensi bahaya yang mengancam kesehatan, dan
keselamatan jiwa.
3. Bangunan gedung memiliki fasilitas yang cukup untuk ventilasi, sanitasi,
dan material yang aman dan tidak menimbulkan efek negatif kepada
lingkungan.
4. Sekolah Dasar harus memiliki fasilitas ruang utama seperti Ruang Kelas,
Perpustakaan, Laboratorium IPA, Ruang Pimpinan, Ruang Guru, WC.
5. Selain fasilitas ruang utama, Sekolah juga harus menyediakan fasilitas
ruang pendukung, seperti Ruang Makan, Ruang Kelas Ekstrakurikuler,
Tempat Ibadah, Unit Kesehatan, Ruang Sirkulasi, Tempat
Bermain/Olahraga, dan Gudang.
Ketentuan mengenai prasarana tersebut beserta sarana yang ada didalamnya
diatur dalam standar sebagai berikut:
1. Ruang Kelas
- Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 28 peserta didik
- Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar.
- Rasio minimum ruang kelas adalah 2m²/peserta didik. Luas minimum ruang
kelas adalah 30m². Lebar minimum ruang kelas adalah 5m²
10
- Memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk
membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan. Jika
jendela berada pada satu sisi, maksimal tinggi ruangan adalah 2.7m²
- Memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera
keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik ketika tidak
digunakan.
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Kursi peserta didik 1 buah/peseta didik Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik.
Ukuran sesuai dengan kelompok
peserta didik dan mendukung
pembentukan postur tubuh yang baik.
Desain dudukan dan sandaran
membuat peserta didik nyaman
belajar. Ukuran yang digunakan kelas
1-3:38x38x35cm, kelas 4-6:
42x42x40cm (menurut antropometri
anak).
1.2 Meja peserta didik 1 buah/peserta didik Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik.
Ukuran sesuai dengan kelompok
peserta didik dan mendukung
pembentukan postur tubuh yang baik.
Desain memungkinkan kaki peserta
didik masuk dengan leluasa ke bawah
meja. Ukuran yang digunakan kelas
1-3:60x50x66cm, kelas 4-6:
60x50x72cm (menurut antropometri
anak).
1.3 Kursi Guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan. Ukuran memadai untuk
duduk dengan nyaman. Ukuran yang
digunakan 45x50x40cm (menurut
antropometri manusia).
1.4 Meja Guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan. Ukuran memadai untuk
bekerja dengan nyaman. Ukuran yang
digunakan 110x60x75cm (menurut
antropometri manusia).
1.5 Lemari 1buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
memadai untuk menyimpan
perlengkapan yang diperlukan kelas.
Tertutup dan dapat dikunci
1.6 Rak hasil karya 1buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
peserta didik memadai untuk meletakkan hasil
karya seluruh peserta didik di kelas.
Dapat berupa rak terbuka atau lemari
11
1.7 Papan tulis 1buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
minimum 60cmx120cm. Jarak antara
papan tulis dengan area belajar siswa
tidak lebih dari 9meter.
2 Perlengkapan lain
Tempat sampah 1buah/ruang
Tempat cuci tangan 1buah/ruang
Jam dinding 1buah/ruang
Tabel 2.1 Sarana prasarana ruang kelas
Sumber. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
2. Ruang Guru
- Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
- Rasio minimum luas ruangan guru 4m²/pendidik dan luas minimum 32m².
- Mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar lingkungan sekolah,
serta dekat dengan ruang pimpinan
- Ruang guru dilengkapi dengan sarana sebagaimana tercantum dalam Tabel
dibawah ini.
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Kursi Kerja 1buah/guru Kuat, stabil, aman. Ukuran memadai untuk
duduk dengan nyaman. Ukuran yang
digunakan 45x50x40cm (menurut antropometri
manusia).
1.2 Meja Kerja 1buah/guru Kuat, stabil, dan aman. Model meja setengah
biro. Ukuran memadai untuk menulis,
membaca, memeriksa pekerjaan, dan
memberikan konsultasi. Ukuran yang
digunakan 110x60x75cm (menurut
antropometri manusia).
1.3 Lemari 1buah/guru Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk
menyimpan perlengkapan guru untuk persiapan
dan pelaksanaan pembelajaran. Tertutup dan
dapat dikunci.
1.4 Papan Statistik 1buah/sekolah Berupa papan tulis berukuran minimum 1m²
1.5 Papan 1buah/sekolah Berupa papan tulis berukuran minimum 1m²
pengumuman
2 Perlengkapan Lain
2.1 Tempat sampah 1buah/ruang
2.2 Tempat cuci 1buah/ruang
tangan
2.3 Jam dinding 1buah/ruang
2.4 Penanda waktu 1buah/sekolah
Tabel 2.2 Sarana prasarana ruang guru
Sumber. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
12
3. Ruang Pimpinan
- Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
pengelolaan sekolah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua
murid, unsur komite sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya.
- Luas minimum ruang pimpinan 12m² dan lebar minimum 3m.
- Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, dapat dikunci
dengan baik
- Ruang pimpinan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum dalam tabel
dibawah ini:
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Kursi Pimpinan 1buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai
untuk duduk dengan nyaman.
1.2 Meja Pimpinan 1buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai
untuk bekerja dengan nyaman.
1.3 Kursi dan meja 1set/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai
tamu untuk 5orang duduk dengan nyaman.
1.4 Lemari 1buah/ruang Kuat, stabil, aman. Ukuran memadai untuk
menyimpan perlengkapan pimpinan sekolah.
Tertutup dan dapat dikunci.
1.5 Papan statistik 1buah/ruang Berupa papan tulis berukuran minimum 1m².
2 Perlengkapan lain
2.1 Simbol 1set/ruang Terdiri dari bendera merah putih. Garuda
kenegaraan Pancasila, Gambar Presiden RI, dan Gambar
Wakil Presiden RI.
2.2 Tempat Sampah 1buah/ruang
2.3 Mesin 1set/ruang
ketik/computer
2.4 Filing Kabinet 1buah/sekolah
2.5 Brankas 1buah/ruang
2.6 Jam dinding 1buah/ruang
Tabel 2.3 Sarana prasarana ruang pimpinan
Sumber. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
13
4. Perpustakaan
- Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan
guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan
membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas
mengelola perpustakaan
- Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas suatu ruang kelas.
Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 5m.
- Dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk
membaca buku
- Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai.
- Ruang perpustakaan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum dalam tabel
dibawah ini:
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Buku
1.1 Buku teks 1 eksemplar/ Termasuk dalam daftar buku teks
pelajaran pelajaran peserta pelajaran yang ditetapkan oleh
didik ditambah 2 Mendiknas dan daftar buku teks muatan
eksemplar mata local yang diterapkan oleh Gubernur atau
pelajaran/sekolah Walikota
1.2 Buku panduan 1 eksemplar/ mata
pendidik pelajaran/ guru
mata pelajaran
bersangkutan,
ditambah 1
eksemplar/ mata
pelajaran/ sekolah
1.3 Buku 840 judul/sekolah Terdiri dari 60% non-fiksi dan 40% fiksi.
Pengayaan Banyak eksemplar/sekolah minimum:
1000 untuk 6 rombongan belajar
1500 untuk 7-12 rombongan belajar
2000 untuk 13-24 rombongan belajar
1.4 Buku referensi 10 judul/sekolah Sekurang-kurangnya meliputi Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kamus Bahasa
Inggris, ensiklopedi, buku statistik
daerah, buku telepon, kitab undang-
undang dan peraturan, dan kitab suci.
1.5 Sumber 10 judul/sekolah Sekurang-kurangnya meliputi majalah,
belajar lain surat kabar, globe, peta, gambar
pahlawan nasional, CD pembelajaran,
dan alat peraga matematika.
2 Perabot
2.1 Rak buku 1set/sekolah Kuat, stabil, dan aman. Dapat
menampung seluruh koleksi dengan baik.
Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi buku dengan mudah.
14
2.2 Rak majalah 1buah/sekolah Kuat, stabil, aman. Dapat menampung
seluruh koleksi majalah. Memungkinkan
peserta didik menjangkau koleksi
majalah dengan mudah.
2.3 Rak surat 1buah/sekolah Kuat, stabil, aman. Dapat menampung
kabar seluruh koleksi surat kabar.
Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi surat kabar dengan
mudah.
2.4 Meja baca 10buah/sekolah Kuat, stabil, aman. Mudah dipindahkan
oleh peserta didik. Desain
memungkinkan kaki peserta didik masuk
dengan leluasa ke bawah meja.
2.5 Kursi baca 10buah/sekolah Kuat, stabil, aman. Dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik. Desain
memungkinkan kaki peserta didik masuk
dengan leluasa ke bawah meja.
2.6 Kursi kerja 1buah/petugas Kuat, stabil, aman. Ukuran memadai
untuk bekerja dengan nyaman.
2.7 Meja kerja/ 1buah/petugas Kuat, stabil, dan aman. Ukuran yang
sirkulasi memadai untuk bekerja dengan nyaman.
2.8 Lemari 1buah/sekolah Cukup untuk menyimpan kartu –kartu
katalog katalog. Lemari katalog dapat diganti
dengan meja untuk menempatkan
katalog.
2.9 Lemari 1buah/sekolah Kuat, stabil, aman. Ukuran memadai
untuk menampung seluruh peralatan
untuk pengelolaan perpustakaan. Dapat
dikunci.
2.10 Papan 1buah/sekolah Ukuran minimum 1m².
pengumuman
2.11 Meja 1buah/sekolah Kuat, stabil, aman. Ukuran memadai
multimedia untuk menampung seluruh peralatan
multimedia.
3 Media pendidikan
3.1 Peralatan 1set/sekolah Sekurang-kurangnya terdiri dari 1set
multimedia computer (CPU, monitor minimum 15”,
printer), TV, radio, dan pemutar
VCD/DVD
4 Perlengkapan lain
4.1 Buku 1buah/sekolah
inventaris
4.2 Tempat 1buah/ruang
sampah
4.3 Jam dinding 1buah/ruang
Tabel 2.4 Sarana prasarana perpustakaan
Sumber. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
15
5. Laboratorium IPA
- Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas.
- Sarana laboratorium IPA berfungsi sebagai alat bantu mendukung kegiatan
dalam bentuk percobaan
- Setiap SD/MI dilengkapi sarana laboratorium IPA seperti tercantum dalam
tabel berikut
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Lemari 1buah/sekolah Kuat, stabil, aman. Ukuran memadai
untuk menyimpan seluruh alat peraga.
Tertutup dan dapat terkunci. Dapat
memanfaatkan lemari yang terdapat di
ruang kelas.
2 Peralatan
Pendidikan
2.1 Model 1 buah/sekolah Tinggi minimum 125 cm. Mudah
Kerangka dibawa.
Manusia
2.2 Model Tubuh 1 buah/sekolah Tinggi minimum 125 cm. Dapat diamati
Manusia dengan mudah oleh seluruh peserta
didik. Dapat dibongkar pasang. Mudah
dibawa.
2.3 Globe 1 buah/sekolah Diameter minimum 40cm. Memiliki
penyangga dan dapat diputar. Dapat
memanfaatkan globe yang ada di
perpustakaan.
2.4 Model Tata 1 buah/sekolah Dapat mendemonstrasikan terjadinya
Surya fenomena gerhana.
2.5 Kaca Pembesar 6 buah/sekolah
2.6 Cermin Datar 6 buah/sekolah
2.7 Cermin Cekung 6 buah/sekolah
2.8 Cermin 6 buah/sekolah
Cembung
2.9 Lensa Datar 6 buah/sekolah
2.10 Lensa Cekung 6 buah/sekolah
2.11 Lensa Cembung 6 buah/sekolah
2.12 Magnet Batang 6 buah/sekolah Dapat mendemonstrasikan gaya magnet.
2.13 Poster IPA, 1 set/sekolah Jelas terbaca dan berwarna,
terdiri dari: Ukuran minimum A1.
a) Metamorfosis
b) Hewan
langka
c) Hewan
16
dilindungi
d) Tanaman
khas
Indonesia
e) Contoh
ekosistem
f) Sistem-
sistem
pernapasan
hewan
Tabel 2.5 Sarana prasarana Laboratorium IPA
Sumber. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Jenis Laboratorium
Kadang-kadang atas pertimbangan efisiensi, suatu ruangan laboratorium
difungsikan sekaligus sebagai ruangan kelas untuk proses belajar mengajar IPA .
Laboratorium jenis ini dikenal sebagai Science classroom-laboratory. Kelebihan
jenis laboratorium ini bersifat multi guna. Contoh tata letak laboratorium jenis ini
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
17
Tata Letak Laboratorium
Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada
seorang arsitektur bangunan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum
membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan
laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak
pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan
laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan
laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium
harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya
misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau
bangunan laboratorium.
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan.
Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang
utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para
siswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang
persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan
alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk
siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan
untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat
yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut,
mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan
spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang
adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai
peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan
ruang penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan
laboratorium 100 m2, 70 – 80 m2 diguanakan untuk ruang utama tempat
praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan
digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang persiapan,
harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan penyiapan bahan-bahan
18
atau alat-alat untuk percobaan. Contoh tata letak ruangan-ruangan laboratorium
beserta ukurannya dapat dilihat pada gambar berikut.
a. Ruang praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium fisika
sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses
pembelajaran fisika di laboratorium. Proses pembelajaran fisika di dalam ruang
praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan atau
kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum harus lebih
luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa, oleh karena itu
luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa
dan guru selama melakukan proses pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu
harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan melaksanakan proses
pembelajaran fisika di dalamnya. Luas ruang praktikum biasanya antara satu
setengah sampai dua kali luas ruang kelas. Agar kegiatan proses pembelajaran di
dalam ruang praktikum dapat berjalan dengan baik, maka ruang praktikum
hendaknya memiliki fasilitasfasilitas utama sebagai berikut :
Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain),
instalasi air dengan bak cucinya, instalasi gas, dan instalasi limbah.
19
Fasilitas meubeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja
demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan
alat-alat praktikum.
Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar.
Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru serta
dapat teramati dari.kedua ruangan itu.
Kotak P3K.
b. Ruang guru
Ruang guru di laboratorium adalah tempat kerja bagi penanggung jawab
laboratorium dan guru yang melaksanakan proses pembelajaran di laboratorium.
Ruang guru terdapat di dalam laboratorium, dengan satu pintu masuk dan
keluar yang sama melalui ruang praktikum.
Ruang guru dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca
bening sehingga dari dalam ruang ini guru dapat mengawasi kegiatan yang terjadi
di dalam ruang praktikum.
Ruang guru memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
20
- Loker atau rak untuk menyimpan pekerjaan tulis siswa yang akan diperiksa
oleh guru. Dalam ruang ini dapat dilaksanakan pekerjaan administrasi
laboratorium seperti :
- Inventarisasi alat-alat laboratorium
- Administrasi penggunaan alat-alat laboratorium.
- Administrasi peminjaman alat-alat laboratorium.
- Pengelolaan kegiatan laboratorium.
-
c. Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan perawatan
dan persiapan alat-alat laboratorium.
Bila sekolah atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang persiapan
juga dapat digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan
laboratorium kepada guru dan siswa.
Ruang persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang praktikum
dan ruang ruang penyimpanan atau gudang.
d. Ruang penyimpanan.
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang
laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat
yang sedang tidak digunakan. Ruang penyimpanan terdapat di dalam laboratorium
di sebelah dalam ruang persiapan.
21
Demi keamanan dan kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat, ruang
penyimpanan atau gudang biasanya hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar
melalui ruang persiapan.
Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi
udara yang baik.
B. Fasilitas Laboratorium
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas
tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas
umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai
laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik,
gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja
siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan,
dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.
Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat
diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari
atau dari listrik.
Ventilasi
Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk
laboratorium Fisika yang sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap.
Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan
alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot
ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih baik.
Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama
untuk laboratorium Fisika. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus
cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang
kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat
dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian
22
juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar
laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa
cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut.
Beberapa kebutuhan instalasi air yang harus diperhatikan, yaitu:
Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk keperluan proses
pembelajaran yaitu eksperimen dan demonstrasi, merawat dan memelihara alat-
alat laboratorium yang dapat dibersihkan dengan air, memelihara kebersihan
laboratorium, dan untuk mencuci tangan.
Bak Cuci dapat dipasang di bagian ruangan yang memerlukan, namun hendaknya
jauh dari lemari alat-alat yang tidak tahan terhadap kelembaban dan dari stop
kontak listrik. Biasanya bak cuci di pasang di ruang guru, di bagian pinggir ruang
praktikum, di dekat meja demonstrasi, dan dapat juga di dekat meja praktikum.
Bak cuci sebaiknya tidak usah dipasang di ruang persiapan dan di gudang.
Mebeler
Yang dimaksud dengan fasilitas mebeler adalah peralatan mebel seperti
meja, kursi, lemari, rak dan sebagainya. Pada prinsipnya semua mebeler adalah
sama, namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya, maka mebeler laboratorium
biasanya memiliki bentuk, ukuran, dan jenis bahan tertentu yang dapat berbeda
dengan mebeler lainnya. Sesuai dengan tujuan pemakaian dan fungsinya, fasilitas
mebeler laboratorium dapat terdiri dari bermacam-macam meja, kursi, lemari, rak
dan loker, seperti yang akan dikemukakan berikut ini :
a. Meja
Macam-macam meja di laboratorium adalah meja praktikum, meja demonstrasi,
meja persiapan dan meja tulis.
Meja praktikum
- Untuk siswa melakukan praktikum atau kegiatan pembelajaran di
laboratorium.
- Satu meja untuktuk satu percobaan dan satu percobaan dapat dilakukan oleh
dua sampai 4 orang siswa. Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja
belajar di kelas dengan atau misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan panjang
120 cm.
- Dilengkapi dengan instalasi listrik.
23
Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit) dengan meja yang
lainnya.
Meja demonstrasi
- Untuk guru melakukan demonstrasi atau kegiatan pembelajaran di
laboratorium.
- Dipasang di bagian depan ruang praktikum di depan papan tulis.
- Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum dengan lebar dan
tinggi yang sama atau bisa juga tinggi 75 cm, lebar 80 cm dan panjang 200
cm.
- Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
- Di samping meja demonstrasi dapat dipasang bak cuci.
Meja persiapan
- Untuk guru dan atau laboran untuk mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan untuk proses pembelajaran.
- Dipasang di ruang persiapan.
- Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi.
- Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
Meja tulis
- Untuk guru.
- Di pasang di ruang guru di laboratorium.
- Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumnya, lengkap dengan
laci-lacinya
b. Kursi
Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru dan kursi praktikum
untuk siswa melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran di laboratorium.
- Kursi praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran punggung dan tangan.
- Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi tingginya sekita 50 cm
dan tempat duduknya terbuat dari kayu berbentuk dengan diameter sekitar
25 cm.
24
- Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik ketika
digeser, bagian bawak (telapak) kaki kursi sebaiknya dilapisi plastik, kayu
atau karet.
c. Lemari
Lemari di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari alat, lemari buku,
dan lemari administrasi.
Lemari alat
- Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat laboratorium.
- Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi yang disimpan di
ruang penyimpanan, dan lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir
ruang praktikum.
- Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum, juga dapat
digunakan sebagai meja praktikum, misalnya untuk percobaan yang
menggunakan instalasi gas.
- Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus terbuat dari
bahan yang kuat untuk menahan beban yang cukup berat, sebaiknya tidak
dari partikel blok atau tripleks dan multiplek yang terlalu tipis.
- Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat biasanya berupa
pintu geser.
- Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya terbuat dari kaca,
agar mudah dilihat alat apa yang terdapat di dalamnya.
- Pintu lemari alat-alat harus dilengkapi dengan kunci yang menjamin
keamaan alat-alat di dalamnya.
- Alas tahapan lemari alat sebaiknya dapat dibongkar-pasang untuk
memudahkan penyimpanan alat-alat yang lebih tinggi dari tinggi tahap yang
tersedia.
d. Loker
Loker siswa adalah lemari yang disediakan di laboratorium khusus untuk
menyimpan buku dan tas siswa di dalam laboratorium.
25
- Loker di laboratorium biasanya dibuat hanya berupa kotak-kota dari sekat-
sekat dan tahap-tahap tanpa pintu.
- Loker dapat dibuat dari bahan kayu dengan ukuran yang ideal untuk siswa.
6. Jamban
- Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau buang air kecil.
- Minimum terdapat 1unit jamban untuk setiap 60 peserta didik pria, 1 unit
jamban untuk setiap 50 peserta didik wanita. Dan 1 unit jamban untuk
guru. Jumlah minimum jamban setiap sekolah 3 unit.
- Luas minimum 1 unit jamban 2m².
- Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan
- Tersedia air bersih setiap unit jamban
- Jamban dilengkapi sarana sebagaimana tercantum dalam tabel berikut
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Perlengkapan lain
1.1 Kloset 1buah/ruang Saluran berbentuk leher angsa.
jongkok
1.2 Tempat air 1buah/ruang Volume minimum 200 liter berisi air
bersih.
1.3 Gayung 1buah/ruang
1.4 Gantungan 1buah/ruang
pakaian
1.5 Tempat 1buah/ruang
sampah
Tabel 2.6 Sarana prasarana jamban
Sumber. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
26
produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia
yang seoptimalnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pusat dari ergonomi adalah
manusia. Ergonomi digunakan sebagai usaha untuk mencegah cidera,
meningkatkan prouktivitas, efisiensi dan kenyamanan pada manusia yang
disesuaikan dengan lingkungan kerja, dan aktivitas yang dilakukan.
Antropometri
Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang artinya manusia dan “metri”
yang berarti ukuran. Antropometri dapat diartikan sebagai suatu studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Menurut Stevenson (1989)
antropometri adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik ukuran, bentuk, dan kekuatan fisik manusia serta penerapan dari data
tersebut untuk penanganan masalah desain.Antropometri berlaku bagi semua
kalangan dari bayi hingga dewasa. Untuk antropometri anak-anak fungsi dan
kenyamanan dari fasilitas untuk anak adalah hubungan antara desain dengan
struktur fisik anak. Berdasarkan penelitian, dimensi tubuh anak laki-laki dan
perempuan memiliki ukuran yang berbeda. Berikut adalah dimensi tubuh anak
laki-laki dan perempuan usia 6 sampai 11 tahun.
Usia 6 tahun 7 tahun 8 tahun 9 tahun 10 tahun 11 tahun
L P L P L P L P L P L P
Keterangan
Tinggi badan 128 126 134 132 139 139 145 147 151 153 157 159
Tinggi sikap duduk 69.5 68.8 71.7 71.3 74.1 73.3 76.6 76.4 78.5 79.1 80.6 83.4
tegak
Rentang siku ke 28.8 28.1 30.2 29.5 31.6 31.6 34.7 34.2 34.4 34.4 37.3 37.4
siku
Rentang panggul 23.5 23.7 24.5 25.7 26.3 26.9 28.8 29.2 28.9 31.2 30.6 33.8
Tinggi bersih paha 11 11.5 11.7 12.2 12.6 12.9 13.9 13.8 13.7 14.3 14.7 14.9
Tinggi lutut 39.7 39.7 42.2 41.6 43,8 44.3 46.7 47.3 48.6 49.3 50.9 51.2
Tinggi lipatan 32.6 32.1 34.6 34 35.8 35.8 38 38.4 39.7 39.8 41.3 41.7
dalam lutut
Jarak pantat-lipatan 37.4 38.6 38.9 40.3 42.2 43.1 45 45.2 46.5 47.7 48.3 50.5
dalam lutut
Jarak pantat-lutut 41.6 41.9 44.6 44.4 46.5 47.6 49.5 50.5 51 52.7 53.7 55.9
Tabel 2.7 Antropometri anak usia 6-11tahun
Sumber. Human Dimension
27
Berikut merupakan formasi penataan tempat duduk di kelas:
28
mudah dan langsung berhadapan
dengan siswa-siswanya.
Kelebihan dari penataan tempat duduk yang efektif adalah sebagai berikut:
a. Aksesibilitas: Siswa mudah menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia
b. Mobilitas: Siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain
dalam kelas
c. Interaksi: Memudahkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa maupun
antar siswa
d. Variasi kerja siswa: Memungkinkan siswa bekerjasama secara perorangan,
berpasangan, atau kelompok.
29
yang tepat pada sekolah dapat meningkatkan proses belajar mengajar untuk siswa
maupun gurunya.
Anak-anak memiliki warna yang disukai dan tidak disukai yang dapat
membantu membentuk karakter dan perkembangan anak. Menurut para ahli
psikologi, warna merah, kuning, hijau dan biru merupakan empat warna utama
meskipun belum dipastikan dari sudut pandang sains. Pada umumnya, warna
memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kepribadian. Berikut adalah pengaruh
dari setiap warna yang ada berdasarkan sudut pandang psikolog.
Warna Makna
Kuning Bagus untuk merangsang optimism, kecerdasan, kreativitas,
harapan, dan keseimbangan. Cocok untuk ruang belajar dan
ruang kelas.
30
Oranye Warna yang mampu memunculkan kesan semangat,
mendorong seseorang untuk lebih atraktif, dan
berkonsentrasi. Pas untuk memunculkan suasana belajar
yang penuh semangat dan meningkatkan kreativitas anak
saat belajar di ruang kelas.
Biru Memberikan efek menenangkan dan perasaan nyaman.
Dapat menenangkan orang-orang yang sedang tegang,
panic, stress. Cocok sebagai warna untuk ruang belajar dan
ruag kelas yang memberi rasa tenang.
Hijau Warna yang menenangkan warna ini bisa mengurangi alergi
makanan, karena dapat merangsang antigen untuk
memperbaiki sistem kekebalan tubuh kita. Artinya cocok
juga untuk ruang belajar
Cokelat Mampu menumbuhkan perasaan aman, rileks, dan
mengurangi keletihan. Tidak terlalu buruk jika diterapkan
pada ruang kelas.
Tabel 2.9 Warna untuk ruang kelas
Sumber. www.edupaint.com
31
2.2 Teori Tema dan Konsep
2.2.1 Tema Learning By Doing
Model pembelajaran learning by doing dipelopori oleh John Dewey pendiri
Dewey School yang menerapkan prinsip-prinsip “Learning by Doing”, bahwa
siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan. (Syaiful Jaramah
2006:46) menyatakan bahwa melakukan aktivitas atau bekerja adalah bentuk
pernyataan dari anak didik bahwa pada dasarnya belajar adalah perubahan yang
terjadi setelah melakukan aktivitas atau bekerja. Pada kelas-kelas rendah di
Sekolah Dasar, aktivitas ini dapat dilakukan sambil bermain sehingga anak didik
akan aktif, gembira, kreatif serta tidak mengikat.
Selain itu siswa di bina untuk memiliki keterampilan agar dapat menerapkan dan
memanfaatkan pengetahuan yang pernah diterimanya pada hal-hal yang baru
sehingga siswa belajar lebih mandiri. Selain belajar mandiri, siswa dapat belajar
dengan aktif yang pada dasarnya untuk memperkuat dan menstimulus apa yang
diberikan oleh guru dan di respon anak didik dalam pembelajaran, sehingga
pembelajaran menjadi suatu hal yang menyenangkan dan tidak membosankan
untuk mereka. (Yuberti 2012:32)
Keterlibatan siswa tidak hanya sebatas fisik semata, tetapi lebih mengutamakan
keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam
pencapaian dan perolehan pengetahuan, penghayatan dan internalisasi nilai-nilai
dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-
latihan dalam pembentukan keterampilan.
Pada aspek lain guru juga menkondisikan anak didik dengan menggunakan
bentuk-bentuk pengajaran dalam konteks Learning by Doing, diantaranya:
32
b. Mengajak Siswa Beraktivitas
Adalah proses interaksi edukaktif melibatkan intelek emosional siswa untuk
meningkatkan aktivitas dan motivasi akan meningkat. Bentuk pelaksanaanya
adalah mengajak anak didik melakukan aktivitas atau bekerja di laboratorium, di
lapangan sebagai bagian dari eksplorasi pengalaman, atau mengalami pengalaman
baru.
33
2.2.2 Prinsip-prinsip dan karakteristik Learning by Doing
Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam pembelajaran ini adalah:
a. Melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar, karena
pendekatan ini menekankan pada pengalaman siswa secara langsung yang
berkenaan dengan kompetensi yang harus dikuasai.
b. Menyediakan pendekatan multi sensori bagi siswa ketika pembelajaran
berlangsung seperti mendengar, merasa, melihat, mencium, dan menciptakan
objek-objek yang dipelajari.
c. Memberikan kompetensi bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan
menggunakan material dan melakukan eksperimen.
d. Membina suasana sosial yang transaksional antara siswa dan guru.
Menurut Hiemstra (1991), siswa atau peserta didk yang memiilki Kemandirian
belajar memiliki ciri-ciri:
a) Siswa tersebut mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan usaha pembelajaran
b) Belajar mandiri merupakan karakteristik yang dapat digunakan setiap
individu dalam setiap situasi
c) Belajar mandiri bukan mengisolasi diri individu dengan orang lain
d) Individu yang mempunyai Kemandirian Belajar mampu untuk “transfer
learning”, baik pengetahuan maupun keahlian (skill) dari satu situasi ke
situasi yang lain seperti berpartisipasi dalam grup, latihan – latihan, dialog
secara elektronik, dan aktifitas – aktifitas menulis.
34
e) Peran efektif dari guru di dalam Belajar mandiri dilakukan seperti
dialog dengan pelajar, melihat sumber pengetahuan yang ada,
mengevaluasi hasil, dan berpikir secara kritis.
35
6. Memiliki ruang kelas yang memenuhi syarat kesehatan (ventilasi/AC dan
pencahayaan cukup).
7. Memiliki ruang kelas yang representatif dengan ratio kepadatan jumlah
siswa di dalam kelas adalah 1: 2 m2.
8. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran memenuhi standar kesehatan,
kenyamanan dan keamanan.
9. Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal. (tersedia tempat tidur;
timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, snellen chart; kotak P3K
berisi obat; lemari obat, buku rujukan, KMS, poster-poster, struktur
organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan/wastafel, data angka kesakitan
siswa; peralatan perawatan gigi, unit gigi; contoh-contoh model organ
tubuh, rangka torso dan lain-lain).
10. Memiliki toilet (WC) dengan ratio untuk siswi 1 : 25 dan siswa 1: 40.
11. Memiliki taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi tabel (untuk
sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun.
12. Memiliki kurikulum pembelajaran yang baik bagi tumbuh kembang siswa.
13. Memiliki kehidupan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kekeluargaan.
14. Memiliki pola hidup bersih, higienis dan sehat
36
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa identitas korporat
(corporate identity) adalah identitas suatu lembaga/perusahaan yang dimunculkan
sebagai karakter perusahaan tersebut agar lebih mudah dikenal, dan dapat menjadi
pedoman yang dipegang agar tercapainya tujuan perusahaan tersebut.
37
2.3.3 Corporate Identity Krida Nusantara
Identitas dari Krida Nusantara yang diterapkan mulai dari logo, visi dan
misi, slogan, akan diterapkan melalui desain dengan analisa sebagai berikut:
- Logo
Dari logo Krida Nusantara dapat digunakan untuk elemen interior yang dapat
menjadi ciri khas dari Sekolah tersebut. Warna dari logo tersebut dapat digunakan
sebagai bagian dari desain. Terdapat warna kuning, hijau, dan hitam. Warna-
warna tersebut diterapkan sebagai warna dominan yang dikombinasikan dengan
warna putih yang bersifat netral, diaplikasikan terutama di area lobby, kantor, dan
koridor. Sedangkan untuk kelas diberi tambahan beberapa warna lain yang secara
psikologis dapat meningkatkan kualitas belajar anak.
38
Motto : Krida Terpadu Bina Cita Insan Mandiri
Dari visi dan misi Sekolah Krida Nusantara dapat disimpulkan bahwa dengan
sistem pendidikan terpadu yang berarti gabungan dari sekolah, keluarga, dan
lingkungan sekitar, sekolah ingin mewujudkannya dengan mendidik anak-anak
yang berguna, berprestasi, kreatif, terampil, dan mandiri, tidak hanya disekolah
tetapi juga di keluarganya, dan lingkungan sekitarya.
39
gangguan keseimbangan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor perkembangan:
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan merupakan hasil interaksi yang
kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Perkembangan fisik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
2. Perkembangan Kognitif
Masa kanak-kanak akhir menurut Piaget (Partini, 1995: 52 - 53) tergolong
pada masa operasi konkret dimana anak berfikir logis terhadap objek yang
konkret. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Terjadi peningkatan
pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara alat permainannya,
mengelompokkan benda-benda yang sama, memperhatikan dan menerima
pandangan orang lain. Materi pembicaraan lebih ditujukan kepada lingkungan
sosial, tidak pada dirinya sendiri. Mulai mengerti tentang jumlah, panjang, luas
dan besar.
40
Pada masa ini anak dapat melakukan banyak pekerjaan pada tingkat yang
lebih tinggi dari pada yang dapat mereka lakukan pada masa sebelumnya.
Pemahamannya tentang konsep ruangan, kausalitas, kategorisasi, konversi dan
penjumlahan lebih baik. Anak usia 6 atau 7 tahun dapat dipercaya menemukan
jalan dari dan ke sekolah. Dapat mengingat jarak dari satu tempat ke tempat lain,
rute, lama waktu tempuhnya, dan tanda-tanda jalan.
Anak – anak juga dapat memecahkan soal cerita yang bersifat sederhana.
Kemampuan mengkategorisasi membantu anak untuk berfikir logis.
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan fungsi dan
perkembangan berfikir anak. Pada masa ini anak juga dapat memecahkan
masalah-masalah yang bersifat konkret dan abstrak. Misalnya, Anak mengetahui
volume suatu benda padat atau cair meskipun ditempatkan pada tempat yang
berbeda bentuknya. Berkurang rasa egonya dan mulai besifat sosial. Terjadi
peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai memelihara alat
permainannya.
Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktifitas – aktifitas mental
seperti mengingat, memahami dan memecahkan masalah. Pengalaman hidupnya
memberikan andil dalam mempertajam konsep. Anak sudah lebih mampu berfikir,
belajar, mengingat, dan berkomuniksi, karena proses kognitifnya lebih logis.
Anak mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri
– ciri suatu objek. Mengelompokkan benda – benda yang sama kedalam dua atau
lebih kelompok yang berbeda. Misalnya mengelompokkan buku berdasarkan
warna maupun ukuran buku.
3. Perkembangan Bahasa
Kemampuan bahasa terus tumbuh pada masa ini. Anak lebih baik
kemampuannya dalam memahami dan menginterpresentasikan komunikasi lisan
dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan
perbendaharaan kata dan tata bahasa.
Bersamaan dengan pertumbuhan perbendaharaan kata selama masa sekolah,
anak - anak semakin banyak menggunakan kata kerja yang tepat untuk
menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar, menendang atau
41
menampar. Maka belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi
juga memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam
pertumbuhan bahasa adalah pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa
untuk komunikasi. Anak kelas satu merespon pertanyaan orang dewasa dengan
jawaban yang lebih sederhana dan pendek.
Belajar membaca dan menulis membebaskan anak-anak dari keterbatasan
untuk berkomunikasi langsung. Menulis merupakan tugas yang dirasa lebih sulit
daripada membaca bagi anak. Cara belajar menulis dilakukan setahap demi
setahap dengan latihan dan seiring dengan perkembangan membaca. Membaca
memilik peran penting dalam pengembangan bahasa. Pada masa ini perubahan
terjadi dalam hal anak berfikir tentang kata-kata. Misalnya : bila anak diminta
menyebut sebuah benda yang berhubungan dengan kata yang didengar, misalnya
anjing, maka anak akan merespon dengan satu kata yang menunjukan
penampilannya seperti : hitam, besar, atau kepada kegiatan yang berhubungan
dengan anjing seperti : duduk, gonggongan anjing.
Meningkatnya kemampuan menganalisis kata membantunya untuk mengerti
yang tidak secara langsung berhubungan dengan pengalaman pribadinya. Anak
bisa membedakan antara saudara kandung dengan saudara sepupu, desa dengan
kota dan sebagainya. Demikian juga peningkatan dalam tata bahasa. Anak bisa
membandingkan, sehingga bisa mengatakan lebih pendek, lebih dalam dan sering
bersifat subjektif.
4. Perkembangan Moral
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami
aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perkembangan moral terlihat
dari perilaku moralnya di masyarakat yang menunjukan kesesuaian dengan nilai
dan norma di masyarakat. Perilaku moral ini banyak dipengaruhi oleh pola asuh
orang tua serta perilaku moral orang-orang disekitarnya. Perkembangan moral ini
juga tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak.
Menurut Piaget, antara usia 5-12 tahun konsep anak mengenai keadilan sudah
berubah. Pengertian yang kaku tentang benar dan salah yang telah dipelajari dari
orang tua menjadi berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral
menggantikan moral yang kaku. Misalnya : bagi anak usia 5 tahun, berbohong
42
adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar bahwa dalam
beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh karenanya berbohong
tidak terlalu buruk. Piaget berpedapat bahwa anak yang lebih muda ditandai
dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun mereka
sudah bergerak ketingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomus.
Kohlberg (Duska dan Wehelan, 1981 : 59-61) menyatakan adanya 6 tahap
perkembangan moral. Enam tahap tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yakni
tingkatan :
43
emosi yang menyenangkan (pleasent emotion) tidak hanya membantu
perkembangan anak, tetapi juga merupakan sesuatu dibutuhkan untuk
perkembangan anak. Pergaulan yang semakin luas dengan teman sekolah dan
teman sebaya lainnya dapat mengembangkan emosinya.
44
g. Perubahan dalam Ungkapan-ungkapan Emosional
Anak-anak memperlihatkan keinginan yang kuat terhadap apa yang mereka
inginkan. Ia tidak mempertimbangkan bahwa keinginan itu baik untuk dirinya
sendiri maupun orang lain, juga tidak mempertimbangkan bahwa untuk
memenuhi keinginannya itu memerlukan biaya yang tidak terjangkau oleh
orang tuanya.
6. Perkembangan Sosial
Perkembangan emosi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial,
yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Sejak lahir anak
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia berada secara terus-menerus.
a. Kegiatan Bermain
Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak.
Dengan bermain anak berinteraksi dengan teman main yang banyak
memberikan berbagai pengalaman berharga. Bermain secara berkelompok
memberikan pelajaran kepada anak untuk berinteraksi dan bertenggang rasa
dengan teman. Permainan yang disukai anak cenderung kegiatan bermain
yang dilakukan secara berkelompok, kecuali bagi anak-anak yang kurang
diterima dikelompoknya dan cenderung memilih bermain sendiri.
b. Teman Sebaya
Teman sebaya pada umumnya adalah teman sekolah dan atau teman bermain
di luar sekolah. Pengaruh teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan
sosial anak baik yang bersifat positif maupun negatif. Keinginan anak untuk
diterima dalam kelompoknya sangat besar. Anak berusaha agar teman-teman
dikelompoknya menyukai dirinya. Santrock (1997, 325)
Memahami tentang murid berarti memahami gejala atau kondisi yang dimiliki.
Untuk mengetahui karakteristik gerak siswa SD, terlebih dahulu perlu untuk
memahami tingkat perkembangan siswa SD menurut tingkat usianya. Secara
umum sifat siswa SD antara lain:
1. Mempunyai sifat patuh terhadap aturan.
2. Kecenderungan untuk memuji diri sendiri.
45
4. Jika tidak dapat menyelesaikan tugas, maka tugas tersebut dianggap tidak
penting.
46
3. Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas 5 dan 6
a. Mulai banyak menkonsentrasikan diri berdasarkan minat individu.
b. Hal yang diminati pada masa ini berkaitan dengan kegiatan yang
berhubungan dengan gender.
c. Mengembangkan minat di luar rumah dan sekolah, masyarakat dan dunia
yang lebih luas.
d. Mulai tumbuh sikap kritis dan mandiri
e. Mulai adanya emosi yang kritis dan perubahan fisik.
f. Tumbuh kegemaran mengumpulkan karya seni.
g. Mulai adanya fase hero dan semangat heroic.
47
2.5 Tinjauan khusus Sekolah Dasar
Alamat: Jl. Kapt. Piere Tendean No. 4 Palapa, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung,
Lampung.
Visi
Menjadi Sekolah Unggul, Kompetitif, Kolaboratif di Era Globalisasi
berlandaskan Iman dan Taqwa.
48
Misi
1. Mewujudkan Lulusan yang Berprestasi dan Mampu Bersaing di Tingkat
Daerah dan Nasional.
2. Mewujudkan Lulusan yang Cerdas, Kompetitif, Kreatif, Cinta Tanah Air,
Santun, dan Bertaqwa.
3. Mewujudkan Peserta Didik yang Disiplin, Mandiri, dan Berkualitas.
4. Mewujudkan Standard Proses Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif,
Inovatif, dan Menyenangkan.
5. Mewujudkan Pembelajaran Tematik Terpadu Dengan Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013.
6. Mewujudkan Model Pembelajaran Project Based Learning, Discovery
Learning.
7. Mewujudkan Sarana dan Prasarana Pembelajaran yang Memadai dan
Relevan.
8. Mewujudkan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang Memiliki
Kompetensi, dan Komitmen Tinggi.
9. Mewujudkan Sistem Penilaian Proses dan Hasil Belajar Berstandar
Nasional.
10. Menciptakan Lembaga Pendidikan yang Kondusif, Harmonis, Dinamis, dan
Berwawasan Lingkungan.
49
Kelas Siang : Kelas 2 : 10.00 – 13.00
Kelas 3 & 4 : 12.15 – 16.45
Mata Pelajaran
Ekstrakurikuler
Akademik: Non Akademik:
Kebahasaan Renang
English Club Taekwondo
Keagamaan Karate
Pramuka Futsal
Catur
Sirkulasi
Sirkulasi yang ada disekolah ini cukup baik, dengan satu sirkulasi
koridor yang ada di bagian tengah antar ruangan. Satu sisi ruangan
menghadap Barat dan satu sisi menghadap ke Utara.
Fasilitas
Ruang Kelas Perpustakaan
Ruang Kepala Sekolah Lab Komputer
Ruang Wakil Kepala Sekolah Lapangan
Aula UKS
50
persegi dengan material yang sama berwarna hitam sebagai penetral dengan
ruangan membuat siswa menjadi fokus dalam belajar.
Dinding
Dinding SD Kartika II-5 sebagian besar berwarna hijau muda dipadukan
dengan warna putih dan abu-abu. Namun untuk kelas prestasi sedikit berbeda
karena diberikan backdrop dari kayu serta fasilitas yang lebih lengkap untuk
membedakan dengan kelas regular.
Gambar diatas merupakan ruang kelas regular dan kelas prestasi yang
menggunakan dinding dengan cat hijau yang menyesuaikan dari warna khas
Kodam.
51
Plafond
Bagian plafond pada Sekolah Kartika II-5 menggunakan material tripleks
yang difinishing cat putih. Karena sekolah yang sudah ada sejak tahun 1962
langit-langit belum diperbarui. Namun untuk bangunan-bangunan yang masih
baru tidak menggunakan plafond, hanya dak beton polos dan mengekspos struktur
balok. Tampilan balok membuat elemen estetis tersendiri untuk ruangan, terutama
untuk ruang kelas yang polos, aksen plafond dapat mengurangi kesan kaku pada
ruang kelas tersebut.
Gambar 2.12 Plafond Ruang Staff Gambar 2.13 Plafond Ruang Kelas
Sumber. Dokumentasi pribadi Sumber. Dokumentasi Pribadi
c. Pengisi Ruang
Ruang Kelas
Untuk meja dan kursi ruang kelas menggunakan furniture dengan material MDF
dan stainless. Pengaturan layout furniture ruang kelas disusun secara
berpasangan, formasi seperti sekolah SD pada umumnya. Susunan meja seperti
ini sangat umum digunakan untuk kelas teori tetapi kelemahannya siswa
biasanya hanya dekat dengan teman sebangkunya saja.
52
Ruang Guru
Untuk meja guru menggunakan dengan material kayu solid sedangkan kursinya
menggunakan material alumunium dengan buff pada tempat duduk dan
sandarannya.
Penyusunan tempat duduk untuk guru pun sangat sempit, guru duduk secara
berkelompok, tidak memiliki sekat pada setiap meja. Layouting seperti ini dapat
membuat antar guru saling akrab dan dapat berdiskusi dengan baik, namun tidak
memiliki ruang privasi untuk masing-masing guru.
d. Karakter Ruang
Karakter ruang Sekolah Kartika II-5 dibuat sangat nyaman, agar siswa dapat
menerima pelajaran dengan maksimal. Untuk sekolah dasar, dibuat dengan lebih
ceria dengan warna hijau yang lebih terang.
e. Pengkondisian Ruang
Pencahayaan
Sistem pencahayaan pada sekolah menggunakan pencahayaan alami dan
buatan. Untuk ruang kelas karena berhadapan langsung dengan jendela maka
pencahayaan dilakukan secara alami dengan adanya bukaan kaca pada
jendela yang lebar. Sedangkan untuk bagia kelas yang berada di ujung
koridor dan jauh dari jangkauan sinar matahari diberikan penerangan dengan
beberapa titik lampu.
Penghawaan
Sekolah Kartika II-5 menggunakan penghawaan alami, hanya ruangan
tertentu seperti ruang kepala sekolah, guru dan staff serta kelas prestasi yang
menggunakan AC, Karena lokasinya berada di Lampung dan tidak terlalu
banyak vegetasi maka sebenarnya AC sangat diperlukan untuk pendingin
ruangan demi kenyamanan pengguna ruangan tersebut.
Akustik
Ruang kelas tidak menggunakan peredam suara apapun, sehingga ketika satu
kelas berisik sangat mengganggu kelas yang berada disebelahnya. Supaya
suara tidak keluar ketika sedang ada kegiatan di dalam auditorium yang
menggunakan pengeras suara. Sedangkan antisipasi pada ruang kelas yaitu
pintu selalu ditutup rapat dan tanpa adanya celah sehingga mengurangi suara
yang akan keluar dari kelas tersebut.
53
Kesimpulan
Sekolah Kartika II-5 yang sudah memiliki akreditasi A lebih memperhatikan mutu
pendidikan dengan penataan interior yang sederhana. Penataan interior yang
cukup memperhatikan kenyamanan siswa, efektivitas, dan fleksibilitas
penggunanya sehingga dapat meningkatkan mutu belajar siswa-siswinya. Sekolah
Kartika II-5.
54
2. SD Taruna Bakti Bandung
Sejarah
Yayasan Taruna Bakti didirikan pada tahun 1956, adalah satu yayasan yang
menyelenggarakan kegiatan bidang pendidikan dari tingkat TK, SD, SMP, SMA
dan Akademi Sekretaris Manajemen, hal ini sesuai dengan tujuan berdirinya YTB
yaitu membantu negara dalam bidang pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan
masyarakat dan bangsa. YTB didirikan di bandung pada 12 Januari 1956.
VISI : Sekolah unggulan berwawasan mutu dan lingkungan pada tahun 2018,
jujur, toleransi disiplin, tanggung jawab, mandiri, peduli lingkungan, dan
peduli sosial.
55
• MISI :
56
yang bekerja dalam bidang pengarsipan sekolah serta pekerja lapangan yang
membersihkan dan menjaga keamanan sekolah.
Jam Operasional : Senin-Jumat 07.30-12.00
Mata Pelajaran
Fasilitas :
Aula Kantin
Perpustakaan Ruang Bimbingan dan Konseling
Ruang General Support Ruang Pameran
Toilet Ruang Pustaka Elektronik
Ruang UKS Musholla
Area Baca Lab Komputer
57
Gambar 2.19 Lapangan Upacara Gambar 2.20 Balkon
Sumber. Dokumen Pribadi Sumber . Dokumen Pribadi
58
Gambar 2.24 Plafond kelas
Sumber : Dokumen Pribadi
Namun untuk beberapa area seperti ruang general support, area tengah
menggunakan gypsum board putih.
59
Dinding
Lantai
Material lantai SD Taruna Bakti pada umunya menggunakan keramik. Untuk
material lantai pada SD Taruna Bakti banyak menggunakan keramik 30 cm x 30
cm.
60
Gambar 2.31 Lantai Outdoor Gambar 2.32 Lantai Kelas
Sumber. Dokumen Pribadi Sumber. Dokumen Pribadi
Karakter Ruang
Warna cokelat, merah bata, putih, dan kuning muda merupakan identitas Yayasan
Taruna Bakti.
Pengkondisian Ruang
Cahaya
Pencahayaan pada SD Taruna Bakti menggunakan pencahayaan alami pada pagi
hari, pada pagi hari intensitas sinar matahari yang masuk cukup banyak karena
area SD Taruna Bakti langsung berhadapan dengan void yang luasannya cukup
lebar sehingga dapat menampung banyak sinar matahari yang masuk kedalam
ruangan. Namun pada siang hari saat matahari berada tepat diatas bangunan tetap
diperlukan pemakaian pencahayaan buatan.
61
Gambar 2.33 Pencahayaan Ruangan
Sumber. Dokumen Pribadi
Namun sistem pencahayaan kelas SD Taruna Bakti dapat dikatakan cukup baik
dengan ditambahkan adanya jendela dari 2 sisi kanan dan kiri kelas. Dimana salah
satu sisinya langsung berhadapan dengan void bangunan dan sisi lainnya langsung
mengarah keluar bangunan.
Udara
Sistem penghawaan pada SD Taruna Bakti masih menggunakan penghawaan
alami pada ruangan-ruangan kelas karena mendapat sirkulasi penghawaan yang
baik dan langsung mengarah keluar bangunan. Namun untuk ruangan lab
komputer, ruang perpustakaan dan ruangan yang tertutup lainnya menggunakan
penghawaan buatan yakni AC split, guna menjaga ruangan agar kedap suara.
62
3. SD KARTIKA XIX-1 Bandung
SD Kartika XIX-1 berdiri pada tahun 1954 dibawah Yayasan Kartika Chandra
Siliwangi. Sekolah milik Kodam III Siliwangi ini merupakan sekolah urutan ke-
19 yang didirikan oleh yayasan di Indonesia dan SD pertama di Bandung, maka
diberikan nama SD Kartika XIX-1.
Alamat : Jl. Bangka No. 3 Kelurahan Merdeka Kecamatan Sumur Bandung, Kota
Bandung, Jawa Barat.
63
Tujuan :
Mata Pelajaran
64
• Muatan Lokal Daerah
Bahasa Sunda
Bahasa Inggris
Komputer
Baca Tulis Al-Qur’an
Ekstrakurikuler
1. Pramuka 6. Basket
2. BTAQ 7. English Club
3. Angklung 8. Pencak Silat
4. Paduan Suara 9. Karawitan
5. Seni Tari 10. Futsal
Fasilitas
Ruang Kepala Sekolah Lapangan Olahraga
Ruang Tata Usaha UKS
Ruang Guru Mushola
Ruang Kelas Kantin
Aula Sanggar Pramuka
65
Gambar 2.36 Ruang Kepala Sekolah Gambar 2.37 Ruang TU
Sumber. Dokumentasi Pribadi Sumber. Dokumentasi Pribadi
Dinding
Dinding Sekolah Kartika XIX-1 sebagian besar berwarna putih, kuning,
hijau. Namun untuk bagian dalam ruangan diaplikasikan sesuai keinginan siswa
kelas tersebut, namun kebanyakan menggunakan warna putih agar kelas terlihat
lebih luas. Penggunaan warna putih, kuning, hijau merupakan perintah dari
Yayasan untuk memperlihatkan warna identitas Yayasan Kodam III Siliwangi.
66
Gambar 2.42 Ruang Kelas Gambar 2.43 Bangunan SD Kartika XIX-1
Sumber. Dokumentasi Pribadi Sumber. Dokumentasi Pribadi
Plafond
Bagian plafond pada Sekolah Kartika XIX-1 menggunakan material
tripleks sebagai penutup langit-langit. Koridor menggunakan plafond dengan
material tripleks berwarna putih. Mungkin lebih baik jika diberikan permainan
up/down ceiling pada beberapa ruangan misalnya untuk ruang kepala, sekolah,
guru, dan front office agar menambah nilai estetik pada ruangan tersebut sehingga
tidak terlalu biasa dan monoton.
67
d. Pengisi Ruang
Ruang Kelas
Untuk meja dan kursi ruang kelas menggunakan kayu solid. Pengaturan
layout furniture ruang kelas disusun dengan sistem duduk bersebelahan
(untuk 2 orang). Susunan kursi yang sedemikian rupa sangat monoton karena
anak-anak hanya akan lebih akrab pada teman sebangkunya saja. Ruang
Kelas SD Kartika XIX-1 berukuran 5,5x5 meter. Terdiri dari 24 meja dan
kursi siswa, 1 meja dan kursi guru, papan tulis, serta rak arsip di depan kelas.
68
Ruang Guru
Untuk meja guru menggunakan meja dan kursi dengan material kayu
solid. Penyusunan tempat duduk untuk guru pun sangat sempit membentuk
later O dengan area tengah sebagai tempat berkumpul dan menerima tamu,
buku-buku menumpuk di atas meja. Sebaiknya ruangan guru dibuat lebih
besar lagi dan penyusunan layout ditata dengan tepat, serta perlu adanya
locker agar buku-buku dapat disimpan dengan rapi di dalam locker sehingga
tidak penuh dan berserakan diatas meja .
69
Gambar 2.49 Suasana Ruang Tata Usaha
Sumber. Dokumentasi Pribadi
e. Pengkondisian Ruang
Pencahayaan
Sistem pencahayaan pada sekolah menggunakan pencahayaan alami dengan
mengandalkan cahaya yang masuk dari jendela dan ventilasi. Namun, cahaya
yang didapatkan sangat minim, untuk ruang yang berada di ujung koridor
menggunakan bantuan lampu untuk mendukung aktivitas, kurangnya cahaya
yang masuk karena posisi ruang berada di ujung koridor dan lingkungan
sekitar ditumbuhi pohon-pohon besar.
Penghawaan
Sekolah Kartika XIX-1 tidak menggunakan AC, sekolah mengandalkan
penghawaan alami dengan adanya pintu (yang dibiarkan terbuka ketika
belajar), dan jendela dengan bukaan jalousie pada bagian barat dan timur
kelas.
Akustik
Ruang kelas tidak menggunakan peredam suara apapun, sehingga ketika satu
kelas berisik sangat mengganggu kelas yang berada disebelahnya.
f. Kesimpulan
Sekolah Dasar Kartika XIX-1 adalah sebuah institusi pemerintahan yang
bergerak di bidang pendidikan dasar dibawah Yayasan Kartika Chandra
Siliwangi. Sekolah Dsar ini memiliki fasilitas ruangan penunjang pendidikan yang
70
cukup seperti ruang kelas, ruang pengajar, ruang ekstrakurikuler dan fasilitas
pendukung lainnya.
Kelebihan dari Sekolah Dasar Kartika XIX-1 ini adalah sebagai berikut :
1. Merupakan sekolah dasar dengan kualitas baik dengan sistem didik yang
disiplin di Kota Bandung
2. Memiliki sistem belajar yang baik dimana sering mengadakan kegiatan
untuk membangun karakter anak.
Kekurangan dari Sekolah Dasar Kartika XIX-1 ini adalah sebagai berikut :
71
72
2.6 Deskripsi Proyek
SD TERPADU KRIDA NUSANTARA
Krida Nusantara dimaksudkan sebagai sebuah lembaga yang berkarya tanpa henti
di bidang pendidikan, yang didalmnya memadukan tiga unsur pokok yaitu IPTEK,
IMTAQ dan Karya serta yang menjadi peserta didiknya berasal dari seluruh
pelosok tanah air Indonesia.
Alamat : Kawasan Kampus Krida Nusantara. Jl. Desa Cipadung, Pasir Biru,
Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat.
73
• VISI : Dengan sistem pendidikan terpadu, membangun insan yang
mandiri, berakhlak mulia, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi serta peduli terhadap lingkungan hidup.
• MISI :
d. Mempertebal keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
e. Meningkatkan Prestasi
f. Mengembangkan minat dan bakat siswa
g. Membina budi pekerti luhur
h. Membina dan menumbuhkembangkan keterampilan siswa
i. Membina budaya tertib belajar melalui penegakkan kedisiplinan
j. Membina budaya bersih dan peduli terhadap lingkungan alam
Nyaman lingkungannya
Inovatif
74
Struktur Organisasi
75
Mata Pelajaran
Ekstrakurikuler
6. Drumband 7. Sains Club
7. Pramuka 8. English Club
8. Angklung 9. Sanggar Sastra dan Budaya
9. Tari 10. Sepak Bola
10. Menggambar dan Mewarnai 11. Tenis Meja
11. Qur’an Club 12. Teater
Sirkulasi
Sirkulasi yang ada disekolah ini cukup baik dengan bangunan yang berbentuk
T, dengan satu sirkulasi koridor yang ada di depan ruangan. Satu sisi ruangan
menghadap Barat dan satu sisi menghadap ke Utara.
76
Fasilitas
Ruang Kepala Sekolah Lapangan Olahraga
Ruang Tata Usaha UKS
Ruang Guru Mushola
Ruang Kelas Tree House Healthy Camp
Gedung Kesenian Geen House
77
Sedangkan untuk bagian koridor menggunakan keramik ukuran 30x30cm
berwarna putih, seperti yang diaplikasikan pada setiap ruangan. Namun untuk area
tangga, menggunakan keramik warna hitam yang diberi border pada sisi kanan
dan kiri menggunakan keramik berukuran sama berwarna abu-abu. Untuk area
Eksterior, seperti lapangan olahraga aplikasi lantai menggunakan dak beton yang
dilapisi cat, hanya lapangan olahraga saja yang diberi aplikasi lantai, sedangkan
area lainnya dibiarkan tanah terbuka dan untuk area parkir menggunakan paving
blok. Sekolah Krida Nuantara merupakan sekolah yang sangat cinta dan peduli
terhadap lingkungan, maka untuk area terbuka tidak ditutup dengan dak beton
agar dapat digunakan sebagai peresapan air.
Dinding
Dinding Sekolah Krida Nusantara sebagian besar berwarna krem. Namun
untuk bagian dalam ruangan mengaplikasikan warna hijau mint, seperti pada
kelas, ruang kepala sekolah, dan ruang guru. Pengaplikasian warna hijau mint
yang memberikan kesan sejuk sangat cocok diterapkan pada ruang kelas yang
tidak memiliki pendingin ruangan. Semua ruangan menggunakan warna dinding
yang sama. Sedangkan untuk area eksterior menggunakan warna-warna yang
cerah untuk menghadirkan kesan ceria pada sekolah tersebut.
78
Gambar 2.58 Ruang Kelas Gambar 2.59 Bangunan SDT Krida Nusantara
Sumber. Dokumentasi Pribadi Sumber. Dokumentasi Pribadi
Gambar diatas merupakan ruang kelas yang menggunakan dinding dengan
cat warna tosca. Warna nya yang kurang cerah diberi tambahan hiasan-hiasan
hasil prakarya siswa kelas tersebut membuat dinding menjadi kotor dan
berantakan. Sebaiknya diberi papan madding khusus untuk menempatkan hasil
karya siswa, supaya terlihat lebih rapi dan terorganisir. Gambar ekstrior gedung
sekolah yang berwarna warni menambah keceriaan pada sekolah Krida Nusantara.
Plafond
Bagian plafond pada Sekolah Krida Nusantara menggunakan material
gypsum sebagai penutup langit-langit. Semua ruangan maupun koridor
menggunakan plafond dengan material gypsum board berwarna putih. Mungkin
lebih baik jika diberikan permainan up/down ceiling pada beberapa ruangan
misalnya untuk ruang kepala, sekolah, guru, dan front office agar menambah nilai
estetik pada ruangan tersebut sehingga tidak terlalu biasa dan monoton.
i. Pengisi Ruang
Ruang Kelas
Untuk meja dan kursi ruang kelas menggunakan kayu solid. Pengaturan
layout furniture ruang kelas disusun dengan sistem duduk bersebelahan
79
(untuk 2 orang). Susunan kursi yang sedemikian rupa sangat monoton karena
anak-anak hanya akan lebih akrab pada teman sebangkunya saja. Ruang
Kelas SD Krida Nusantara berukuran 6x6 meter. Terdiri dari 25 meja dan
kursi siswa, 1 meja dan kursi guru, papan tulis, serta rak buku di barisan
belakang. Ruang kelas di Sekolah ini tergolong berantakan.
80
Ruang Guru
Untuk meja guru menggunakan meja dengan material mdf sedangkan
kursinya menggunakan kursi alumunium dengan buff pada tempat duduk dan
sandarannya. Penyusunan tempat duduk untuk guru pun sangat sempit, buku-
buku menumpuk di atas meja, locker dan pantry berada dalam satu ruangan
tanpa adanya penyekat. Sebaiknya ruangan guru lebih besar lagi dan
penyusunan layout ditata dengan tepat, serta perlu adanya locker agar buku-
buku dapat disimpan dengan rapi di dalam locker sehingga tidak penuh dan
berserakan diatas meja .
Front Office
Front Office berada di tengah-tengah antara ruang kelas dan ruang guru. Di
ruangan ini terdapat satu set sofa untuk menerima tamu, lemari besar untuk
menyimpan piala, satu set meja kerja untuk customer service dan lemari yang
berisi peralatan ATK untuk staf pengajar. Front office ini juga merupakan
akses menuju ruang Kepala Sekolah. Karena letaknya yang berada diantara
ruang keals dan ruang guru, dengan 2 akses pintu masuk kanan dan kiri
membuat ruangan ini dijadikan alur sirkulasi baik siswa maupun guru.
Sehingga kurang etis ketika ada tamu tapi banyak orang-orang lalu lalang.
Gambar 2.65 Front Office Gambar 2.66 Front Office Dijadikan Akses
Sumber. Dokumentasi Pribadi Sumber. Dokumentasi Pribadi
81
Ruang Tata Usaha
Ruang Tata Usaha berada di belakang front desk. Ruang Tata Usaha terdiri dari 2
set meja kerja beserta dua kursi hadap, dan dua lemari arsip. Ruang Tata Usaha
berada diantara front desk dan ruang kepala sekolah sehingga mengganggu staff
TU ketika ada yang keluar masuk ruangan. Sebaiknya diberikan penambahan
lemari / brankas untuk menyimpan dokumen sehingga dokumen yang sudah
tidak muat dimasukkan kedalam lemari dapat tersusun rapi, dan Staff Tata Usaha
difasilitasi ruangan tersendiri agar selama bekerja tidak terganggu konsentrasinya
dengan orang yang lalu lalang.
j. Karakter Ruang
SDT Krida Nusantara menggunakan pendekatan menyatu dengan alam yaitu
dengan tidak menggunakan energy yang berlebihan, dan dapat bermain
sepuasnya di halaman dan kebun sekolah, dan tidak memiliki karakter khusus
pada ruangannya. Namun untuk ruang kelas, dibuat senyaman mungkin
dengan memasang karya-karya murid kelas tersebut sesuai dengan misi
Sekolah diantaranya mandiri dan terampil.
k. Pengkondisian Ruang
Pencahayaan
Sistem pencahayaan pada sekolah menggunakan pencahayaan alami karena
Sekolah sangat peduli terhadap lingkungan maka pada siang hari semua
lampu dimatikan dan mengandalkan cahaya matahari yang masuk melalui
jendela
82
Penghawaan
Sekolah Krida tidak menggunakan AC, sekolah mengandalkan penghawaan
alami dengan adanya pintu (yang dibiarkan terbuka ketika belajar), dan
jendela dengan bukaan jalousie pada bagian barat dan timur kelas.
Akustik
Ruang kelas tidak menggunakan peredam suara apapun, sehingga ketika satu
kelas berisik sangat mengganggu kelas yang berada disebelahnya.
l. Kesimpulan
Sekolah Dasar Terpadu Krida Nusantara adalah sebuah institusi
pemerintahan yang bergerak di bidang pendidikan dasar dibawah Yayasan Krida
Nuantara. Sekolah Dsar ini memiliki fasilitas ruangan penunjang pendidikan yang
cukup seperti ruang kelas, ruang pengajar, ruang ekstrakurikuler dan fasilitas
pendukung lainnya.
Kelebihan dari Sekolah Dasar Krida Nusantara ini adalah sebagai berikut :
3. Merupakan sekolah dasar dengan kualitas terbaik di Kota Bandung
4. Memiliki sistem belajar yang sangat baik, dan staf pengajar yang
berpengalaman
5. Merupakan sekolah yang sangat peduli terhadap lingkungan sekitar.
Kekurangan dari Sekolah Dasar Krida Nusantara ini adalah sebagai berikut :
83
BAB III
KONSEP PERANCANGAN DESAIN INTERIOR
84
3.1.2 Konsep Desain
Konsep yang akan diterapkan pada perancangan SDT Krida Nusantara adalah
healty school. Konsep healty school ini diangkat karena sekolah yang sekolah
yang sehat dapat melaksanakan tugas dan tujuannya dengan lancar. Penerapan
konsep ini dapat dilihat dari penataan layout yang bersih, sirkulasi yang teratur,
penghawaan yang baik, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Ruang Kelas
Konsep yang diterapkan pada ruang kelas dibedakan menjadi 2 level.
Yaitu level I yang terdiri dari kelas 1 dan 2, dan level II yang terdiri dari
kelas 3-6.
a. Ruang Kelas I (Kelas 1 dan 2)
- Layouting
Penerapan layout pada kelas 1 dan 2 adalah sesuai dengan tema yang digunakan
yaitu Learning by Doing dimana siswa dapat belajar sikap tertib dan disiplin dari
awal masuk kelas hingga siap belajar dengan alur sebagai berikut:
Siswa meletakkan sepatu di depan ruang kelas –> menyimpan barang di locker –>
siap belajar di meja belajar.
1. Layouting meja belajar yang dibuat secara berkelompok pada kelas awal
bertujuan untuk mengajarkan siswa bekerja sama dan melatih siswa untuk
bersosialisasi.
2. Locker diletakkan di sisi samping kelas agar sirkulasi siswa lebih teratur
ketika akan mulai pelajaran.
3. Storage Prakarya untuk menyimpan prakarya yang dibuat siswa
85
4. Sudut Baca berada di sisi belakang kelas untuk meningkatkan minat baca
sejak dini, sudut baca dibuat secara lesehan agar dapat digunakan bersama-
sama.
5. Meja komputer diletakkan di sisi belakang untuk mengakses informasi yang
diperlukan oleh siswa yang tidak ada di sudut baca.
- Elemen Interior
Aspek Material Keterangan
Lantai Menggunakan lantai
parquet karena sistem
sekolah yang tidak
menggunakan sepatu
di kelas maka parquet
lebih aman jika terjadi
benturan daripada
keramik.
- Konsep Pencahayaan
86
Pencahayaan yang digunakan pada ruang kelas I adalah pencahayaan alami dan
buatan. Pencahayaan alami mengandalkan sinar matahari yang masuk melalui
jendela pada sisi kiri dan ventilasi pada sisi kanan. Pencahayaan buatan yang
berupa lampu general TL digunakan saat keadaan tertentu seperti cuaca mendung.
- Konsep Penghawaan
87
Penerapan layout pada kelas 3-6 juga sesuai dengan tema Learning by Doing
dimana siswa dapat belajar sikap tertib dan disiplin dari awal masuk kelas hingga
siap belajar dengan alur sebagai berikut:
Siswa meletakkan sepatu di depan ruang kelas –> menyimpan barang di locker –>
siap belajar di meja belajar.
1. Layouting meja belajar yang dibuat sendiri-sendiri dengan tujuan agar siswa
lebih mandiri.
2. Locker diletakkan di sisi samping kelas agar sirkulasi siswa lebih teratur
ketika akan mulai pelajaran.
3. Storage Prakarya untuk menyimpan prakarya yang dibuat siswa.
4. Meja komputer diletakkan di sisi belakang untuk mengakses informasi yang
diperlukan oleh siswa.
- Elemen Interior
Aspek Material Keterangan
Lantai Menggunakan lantai
parquet karena sistem
sekolah yang tidak
menggunakan sepatu di
kelas maka parquet
lebih aman daripada
keramik.
88
- Konsep Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan pada ruang kelas I adalah pencahayaan alami dan
buatan. Pencahayaan alami mengandalkan sinar matahari yang masuk melalui
jendela pada sisi kiri dan ventilasi pada sisi kanan. Pencahayaan buatan yang
berupa lampu general TL digunakan saat keadaan tertentu seperti cuaca mendung.
- Konsep Penghawaan
89
2. Kantor
Area kantor yang terdiri dari Ruang Guru, Ruang Kepala Sekolah, Ruang Wakil
Kepala Sekolah, Ruang TU, dan Ruang Rapat.
a. Ruang Guru
- Layouting
Pengaturan layout kantor guru terdapat area ruang tamu pada ruang depan untuk
menerima tamu guru. Area kerja dengan penyusunan meja guru secara sejajar
dengan konfigurasi 6orang pada satu kelompok, area penyimpanan dimana
terdapat locker untuk guru menyimpan barang-barang, dan area berkumpul. Pada
ruangan ini terdapat akses menuju pantry untuk guru membuat minuman dan
akses menuju ruang rapat.
- Elemen Interior
Aspek Material Keterangan
Lantai Menggunakan lantai
parquet
90
Plafond Plafond menggunakan
gypsum warna putih.
- Konsep Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan pada ruang gruru adalah pencahayaan alami dan
buatan. Pencahayaan alami mengandalkan sinar matahari yang masuk melalui
jendela pada sisi kiri dan kanan. Pencahayaan buatan yang berupa lampu general
TL.
- Konsep Penghawaan
91
Penghawaan pada ruang guru menggunakan penghawaan alami dan buatan.
Penghawaan alami di dapatkan dari udara yang masuk melalui jendela dan
ventilasi yang berada di samping kanan dan kiri ruangan. Sedangkan penghawaan
buatan berupa AC central yang diletakkan di bagian tengah langit-langit supaya
udara yang keluar dari AC dapat menyebar rata ke seluruh ruangan.
Pengaturan layout ruang kepala sekolah terdapat ruang tamu khusus untuk kepala
sekolah menerima tamu. Meja kerja dibuat lebih esklusif dengan meja berukuran
160x70x75cm Lshape. Terdapat area arsip dan kamar mandi khusus dan akses
menuju ruang rapat.
- Elemen Interior
Aspek Material Keterangan
Lantai Menggunakan penutup
lantai berupa karpet
supaya memberi kesan
exlusive sebagai
tingkatan
kepemimpinan tertinggi
92
Plafond Plafond menggunakan
gypsum warna krem.
Dengan up&down
ceiling
- Konsep Pencahayaan
- Konsep Penghawaan
93
Penghawaan pada ruang kepala sekolah menggunakan penghawaan alami dan
buatan. Penghawaan alami di dapatkan dari udara yang masuk melalui jendela dan
ventilasi yang berada di samping kanan dan kiri ruangan. Sedangkan penghawaan
buatan berupa AC central yang diletakkan di bagian tengah langit-langit supaya
udara yang keluar dari AC dapat menyebar rata ke seluruh ruangan.
Pengaturan layout ruang wakil kepala sekolah terdapat ruang tamu untuk wakil
kepala sekolah menerima tamu. Meja kerja untuk 2orang dipisah dengan partisi
untuk lebih mendapatkan privasi., dan terdapat kamar mandi khusus.
- Elemen Interior
Aspek Material Keterangan
Lantai Menggunakan parquet
agar lebih elegan
94
Plafond Plafond menggunakan
gypsum warna putih.
- Konsep Pencahayaan
- Konsep Penghawaan
95
Penghawaan pada ruang kepala sekolah menggunakan penghawaan alami dan
buatan. Penghawaan alami di dapatkan dari udara yang masuk melalui jendela dan
ventilasi yang berada di samping kanan dan kiri ruangan. Sedangkan penghawaan
buatan berupa AC central yang diletakkan di bagian tengah langit-langit supaya
udara yang keluar dari AC dapat menyebar rata ke seluruh ruangan.
d. Ruang TU
- Layouting
Pengaturan layout ruang tata usaha terdapat ruang tamu untuk menerima tamu
baik tamu internal sekolah (siswa,guru,staff) maupun dari luar sekolah. Meja kerja
untuk 3 orang tidak diberi partisi agar dapat bekerja sama antar petugas TU, dan
terdapat area arsip untuk menyimpan dokumen sekolah.
- Elemen Interior
Aspek Material Keterangan
Lantai Menggunakan HT agar
lebih elegan
96
Plafond Plafond menggunakan
gypsum warna putih.
- Konsep Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan pada ruang tata usaha adalah pencahayaan alami
dan buatan. Pencahayaan alami mengandalkan sinar matahari yang masuk melalui
jendela pada sisi depan dan sisi kanan ruangan. Pencahayaan buatan yang berupa
lampu TL dan downlight.
- Konsep Penghawaan
Penghawaan pada ruang tata usaha menggunakan penghawaan alami dan buatan.
Penghawaan alami di dapatkan dari udara yang masuk melalui jendela dan
ventilasi yang berada di samping kanan dan kiri ruangan. Sedangkan penghawaan
97
buatan berupa AC central yang diletakkan di bagian tengah langit-langit supaya
udara yang keluar dari AC dapat menyebar rata ke seluruh ruangan.
e. Ruang Rapat
- Layouting
Pengaturan layout ruang rapat terdapat meja rapat yang dapat digunakan oleh
22orang guru, dan 1 moderator. Ruang rapat langsung terhubung dengan pantry
untuk coffeebreak. Selain itu, terhubung dengan ruang kepala sekolah agar
mempermudah akses kepala sekolah ketika berlangsung rapat.
- Elemen Interior
Aspek Material Keterangan
Lantai Menggunakan penutup
lantai karpet untuk
meredam suara.
98
- Konsep Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan pada ruang rapat adalah pencahayaan alami dan
buatan. Pencahayaan alami mengandalkan sinar matahari yang masuk melalui
jendela pada sisi kiri, dan di beri vertical blind agar ketika rapat semakin serius
terhindar dari gangguan aktivitas diluar. Pencahayaan buatan yang berupa lampu
gantung dan downlight.
- Konsep Penghawaan
99
3. Ruang Pendukung
a. Perpustakaan
- Layouting
Penerapan layout pada perpustakaan adalah sesuai dengan tema yang digunakan
yaitu Learning by Doing dimana siswa dapat belajar sikap tertib dan disiplin dari
awal masuk perpustakaan dengan alur sebagai berikut:
Siswa meletakkan sepatu di area penyimpanan –> menyimpan barang di locker –>
masuk -> melakukan input data -> mencari buku -> membaca di area baca /
mengakses internet di area computer -> menginput data peminjaman buku ->
keluar -> mengambil sepatu.
1. Resepsionis dibuat melingkar agar mempemudah pengumpulan data siswa
yang masuk dan yang keluar.
2. Peletakkan rak buku dibuat seperti labirin agar dapat menstimulasi anak
agar lebih bereksplorasi.
3. Meja membaca dibuat berkelompok untuk siswa yang ingin berdiskusi
sambil mengerjakan tugas.
4. Area membaca dibuat bebas tanpa menggunakan meja untuk membuat anak
merasa nyaman berada di perpustakaan.
100
- Elemen Interior
Aspek Material Keterangan
Lantai Menggunakan lantai
parquet karena sepatu
dilarang masuk agar
perpustakaan tetap
bersih dan nyaman.
Area membaca
beralaskan karpet agar
siswa lebih nyaman
berada di perpustakaan.
Dinding Menggunakan warna
hijau, putih, kuning.
Sedangkan area
membaca dinding
menggunakan cat
kidsproof sehingga
siswa bebas mencoret-
coret dinding.
Plafond Plafond menggunakan
gypsum warna putih
dengan up&down
ceiling berwarna hijau.
- Konsep Pencahayaan
101
jendela pada sisi kiri dan ventilasi pada sisi kanan. Pencahayaan buatan yang
berupa lampu general TL dan downlight.
- Konsep Penghawaan
b. UKS
- Layouting
Penerapan layout UKS adalah terdapat 2 area yaitu area UKS dan dokter kecil.
Area dokter kecil hanya digunakan pada hari jumat dan sabtu untuk
ekstrakurikuler.
1. Terdapat 3 tempat tidur untuk pasien (siswa, guru, staff) yang sakit.
102
2. Meja kerja untuk dokter jaga.
3. Kabinet untuk menyimpan peralatan (stetoskop, thermometer, timbangan,
dll) dan obat-obatan.
4. Kabinet untuk menyimpan peralatan dokter kecil seperti tandu, perban, dan
obat-obatan.
5. Meja untuk Pembina menerangkan materi.
- Elemen Interior
Aspek Mateial Keterangan
Lantai Menggunakan HT agar
lebih mudah
dibersihkan ketika
terjadi keadaan darurat.
Untuk area dokter kecil
menggunakan karpet
agar lebih nyaman
ketika melakukan
simulasi.
Dinding Menggunakan warna
putih dan biru. Warna
ini mampu
memunculkan suasana
damai dan tenang..
Efek yang ditimbulkan
warna putih akan
membuat pasien merasa
tenang sehingga
mampu membantu
masa pemulihan.
Warna biru sering
digunakan untuk
desain kamar rawat
inap anak-anak.
Karena mampu
memberi sensasi
ketenangan dan dapat
menyampaikan efek
penyembuhan pada
anak. (idea.grid.id)
Plafond Plafond menggunakan
gypsum warna putih.
103
- Konsep Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan pada UKS adalah pencahayaan alami dan buatan.
Pencahayaan alami mengandalkan sinar matahari yang masuk melalui jendela
pada sisi kiri dan ventilasi pada sisi kanan. Pencahayaan buatan yang berupa
lampu general TL dan downlight.
- Konsep Penghawaan
104
c. Kafetaria
- Layouting
Penerapan layout Kafetaria dibuat dengan sistem makan bersama. Terdapat 240
kursi yang dapat digunakan siswa untuk makan siang mulai dari kelas 2 sampai
kelas 6. Sistem yang digunakan adalah self service dimana siswa mengambil
sendiri makanan sampai meletakkan kembali perkakas yang digunakan.
1. Food Counter untuk meletakkan makanan yang disediakan dari sekolah.
Siswa mengambil sendiri makanan dengan food tray yang disediakan.
2. Meja dikelompokkan berdasarkan kelas
3. Tempat meletakkan food tray yang telah digunakan.
- Elemen Interior
Aspek Material Keterangan
Lantai Menggunakan HT agar
lebih mudah
dibersihkan dari sepatu
dan kemungkinan
adanya makanan yang
tumpah.
Dinding Menggunakan
perpaduan warna hijau,
oranye, dan tosca.
Warna-warna ini dapat
membantu
meningkatkan pasokan
oksigen ke otak,
105
menghasilkan efek
menyegarkan dan
menstimulasi aktivitas
mental.
Plafond Plafond menggunakan
gypsum dengan down
ceiling dari akrilik
dengan pola hexagonal.
- Konsep Pencahayaan
106
Penghawaan pada Kafetaria menggunakan alami yang didapatkan dari jendela dan
ventilasi agar udara segar dari luar dapat bertukar dengan udara di dalam, dan
buatan berupa AC central yang diletakkan di bagian tengah langit-langit supaya
udara yang keluar dari AC dapat menyebar rata ke seluruh ruangan.
Kayu solid
107
Buatan Partisi: HPL
Partisi Ruang UKS Vernis
Multipleks
Partisi: -
Ruang Wakil Kepala
Sekolah
Partisi Kaca
Lantai: -
Kelas
Perpustakaan
Learning Centre
Ruang Guru & staff
Parket
Lantai: -
Area Membaca
Perpustakaan
Ruang Musik
Ruang Tari
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Rapat Karpet
Lantai: Unpholised
Lobby
Koridor
Laboratorium
UKS
Homogenius tile
Lantai: -
Toilet
Dinding kamar mandi
Storage
Keramik
Plafond Cat
Gypsum
Tabel 3.12 Konsep Material
Sumber. Analisa Pribadi
108
3.3.3 Konsep Warna
Warna pada elemen pembentuk ruang merupakan faktor utama untuk
menciptakan suasana dalam ruang. Suasana hangat atau dingin dapat
diekspresikan melalui warna. Warna memiliki efek psikologis yang berpengaruh
terhadap pikiran, dan emosi. Sesuai dengan konsep maka warna yang akan
diterapkan pada SDT Krida Nusantara adalah sebagai berikut:
3.4.1. Pencahayaan
109
Buatan Semua Ruangan General lamp:
Lampu TL
Laboratorium Tasklamp
3.4.2. Penghawaan
Sistem penghawaan yang digunakan pada perancangan ini adalah
memaksimalkan penghawaan alami melalui bukaan jendela dan ventilasi. Berikut
adalah penjabaran sistem penghawaan pada perancangan ini.
Sistem Penghawaan Penerapan Keterangan
Alami Bukaan jendela dan Setiap ruangan Sistem Penghawaan
ventilasi alami digunakan ketika
pagi hari hingga pukul
09. 00 untuk
menghemat
penggunaan energi
Buatan AC Semua Ruangan Sistem penghawaan
kecuali Toilet buatan digunakan
setelah pukul 09.00
ketika cuaca sudah
mulai panas, agar siswa
dan guru tetap merasa
nyaman.
Tabel 3.14 Penghawaan
Sumber. Analisa Pribadi
110
3.4.3. Pengkondisian Suara
Pengkondisian suara atau sistem akustik diterapkan pada ruangan yang
memiliki tingkat kebisingan yang tinggi. Untuk itu berikut penerapan sistem
akustik yang digunakan pada perancangan sekolah.
Panel Akustik
Karpet
3.4.4. Keamanan
Sistem keamanan yang digunakan pada perancangan ini adalah keamanan
pada kebakaran dan kriminal yang dijelaskan pada tabel berikut:
Keamanan Sistem Penerapan Gambar
Kebakaran Smoke detector Lab. IPA, Lab. Komputer,
Storage
111
APAR Ruang berkumpul lantai 1
dan dua
112
Gambar 3.23 Matriks Lantai 2
Sumber. Analisa Pribadi
2 Bubble Diagram
Berdasarkan hubungan antar ruang di atas berikut adalah bubble diagram pada
bangunan SDT Krida Nusantara
113
3 Zoning
Berdasarkan konsep dan besaran kebutuhan ruang yang telah dijelaskan diatas,
berikut adalah perencanaan zoning, blocking perancangan:
114
Alur Sirkulasi Siswa
115
Alur Sirkulasi Guru
116
Alur Sirkulasi Staff
117
Bagan 3.1 Alur kegiatan siswa
Sumber. Analisa Pribadi
118
Bagan 3.44 Alur kegiatan staff
Sumber. Analisa Pribadi
119
BAB IV
120
Sumber: Dokumen Pribadi
121
Gambar 4.2 Area Bermain
Sumber: Dokumen Pribadi
Konsep yang diterapkan pada SDT Krida Nusantara adalah healty school.
Konsep ini dapat dilihat dari penataan layout yang rapi sesuai dengan kegiatan
siswa, pemilihan warna yang dapat mendukung kegiatan belajar siswa,
pencahayaan dan penghawaan yang baik. Sekolah yang sehat, maka siswa dan
gurunya juga sehat sehingga dapat tercapai semua visi, misi, dan tujuan dari
sekolah tersebut.
122
Pencegahan kriminalitas dilakukan dengan sangat ketat. Di pos keamanan depan
di lakukan pemeriksaan kelengkapan seragam dan kesiapan siswa. Serta selain
itu diberi peralatan keamanan seperti CCTV, fire detector, dan sprinkler.
123
Gambar 4.4 Pola Lantai Kelas II B
Sumber: Dokumen Pribadi
inding pada area kelas menggunakan dinding bata dengan plester aci
dengan finishing wallpaper dan cat dinding warna kuning muda dan hijau.
Setiap kelas memiliki warna yang berbeda, pada kelas 1 menggunakan
warna kuning dan hijau, serta diberi lis warna identitas sekolah pada bagian
tengah.
124
Gambar 4.8. Tampak Denah Khusus Ruang Kelas
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada area bermain menggunakan warna-warna yang ceria. Pada area ini
dinding menggunakan wainscoat yang terbuat dari material multipleks dengan
finishing melamik dengan tujuan untuk melindungi dinding dari kotoran dan
coretan. Dinding di finishing dengan cat warna putih, kuning, dan hijau. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan semangat anak ketika melakukan kegiatan.
125
BAB V
5.1. Kesimpulan
Anak-anak tingkat Sekolah Dasar merupakan masa peralihan dari anak usia
dini menjadi tahap kanak-kanak. Dalam masa ini anak-anak cenderung lebih
senang bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dapat berkarya dengan
baik, serta sudah dapat memilih apa yang disenangi dan tidak disenangi.
Karakteristik siswa Sekolah Dasar yang umumnya berusia 7-12 Tahun mulai
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dengan cara menyelidiki, bereksperimen
mengenai suatu hal yang dianggap menarik. Oleh karena itu, dibutuhkan
sekolah dengan fasilitas lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan anak
sehingga selain mendapatkan pendidikan formal, juga mendapatkan fasilitas
untuk mengasah kemampuan berfikir kreatif sehingga dapat terampil dalam
bakat yang dimiliki.
5.2 Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca
khususnya mahasiswa yang sedang mengerjakan Tugas Akhir jurusan
Desain Interior.
126
1. Mahasiswa disarankan untuk mencari dan mengumpulkan data terkait
dengan judul perancangan yang ajukan untuk membantu proses
penelitian dan analisa perancangan.
2. Mahasiswa disarankan untuk lebih disiplin dalam membagi waktu dan
membuat timeline untuk membantu mengontrol pengerjaan tugas akhir.
3. Mahasiswa disarankan untuk melakukan bimbingan sesering mungkin
agar dosen pembimbing mengetahui perkembangan dalam proses
pengerjaan tugas akhir.
4. Mahasiswa dianjurkan untuk mencatat semua masukan dan hal-hal
penting yang diberikan oleh dosen pembimbing sebagai panduan dalam
memperbaiki progress pengerjaan.
5. Mahasiswa dianjurkan untuk mempersiapkan semua berkas-berkas
untuk keperluan registrasi tugas akhir sebelum tanggal yang ditentukan
agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan perkaitan dengan segala
kelengkapan berkas.
127
DAFTAR PUSTAKA
Panero, Julius, Martin Zelnik. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior.
Jakarta: Erlangga.
Neufert, Ernst; Alih Bahasa, Sunarto. 1996. Data Arsitek. Jakarta. Erlangga.
Marliani, Rosleny. 2016. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung. CV
Pustaka Setia.
Sholeh Hamid, Moh., 2011. Metode Edutaintment. Yogyakarta: Diva Press.
Linggar Anggoro, M., 2008. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta. PT. Bumi
Aksara.
128