Metode Pembuangan Tinja
Metode Pembuangan Tinja
Dosen Pembimbing :
Syarifuddin, Skm, M.Kes
Zulfia Maharani, ST, M. Si
Disusun oleh :
Azizah Berlianti P21335118012
Hani Nurkhofifah P21335118022
Hisyam Fadhlurrahman A P21335118024
Novi Febriyani P21335118045
Wardha Ainiyyah P21335118071
Winamutiara Putri P21335118073
Siti Alifah Ulfia P21335118065
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II F3, Jl. Hang Jebat III No. 8,
RT 4/ RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota. Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12120
A. PRIVY METHOD
Wagner & lanoix (1958, hlm. 39-40) mengelompokkan teknik pembuangan
tinja kedalam dua kategori, yakni teknik yang menggunakan sistem jamban (privy
method) dan teknik yang menggunakan sistem aliran air (water carried method).
Jamban Cubluk
Jamban cubluk digunakan secara luas di Negara barat termasuk Eropa, dan
Negara di Afrika, serta Timur Tengah. Dengan perhatian sedikit pada penempatan dan
konstruksi, jenis jamban itu tidak akan mencemari tanah ataupun mengontaminasi air
permukaan serta air tanah. Tinja tidak akan dapat dicapai lalat apabila lubang jamban
selalu tertutup. Bahkan, meskipun lubang dibiarkan terbuka, masalah lalat tidak
terlalu gawat karena lalat tidak tertarik pada lubang dan permukaan yang gelap.
Ruamah amaban yang baik akan membantu mencegah masuknya sinar matahari ke
dalam lubang. Dengan jamban cubluk, tidak akan terjadi penanganan langsung tinja.
Bau dapat diabaikan dan tinja biasanya tidak terlihat. Jamabancubluk mudah
direncanakan, digunakan, dan tidak memerlukan pengoperasian, Masa penggunaan
bervariasi, dari 5 sampai 15 tahun, tergantung pada kapsitas lubang dan penggunaan
bahan pembersih yang dimasukkan ke dalamnya. Keuntungan yang utama dari jenis
jamban itu adalah dapat dibuat dengan biaya rendah, dapat dibuat di setiap tempat di
dunia, dapat dibuat dengan bahan yang tersedia. Jenis jamban itu mempunyaisedikit
kelemahan, tapi dapat berperan utama dalam pencegahanpenyakit yang disebarkan
melalui tinja.
Jamban cubluk, seperti yang dapat dilihat pada gamabar 4.5, terdiri dari
lubang dalam tanah yang digali dengan tanah, dilengkapi dengan lantai tempat
jongkok, dan dibuat rumah jamban diatasnya. Lubang berfungsi untuk mengisolasi
dan menyimpan tinja manusia sedemikian rupa sehingga bakteri yang berbahaya tidak
dapat berpindah ke inang yang baru. Lubang biasanya berbentuk bulat atau bujur
sangkar untuk instalasi jambankeluarga, dan empat persegi panjang jamaban umum.
Lubang mempunyai diameter atau panjang bervariasi, dari 90 samapai 120 cm.
Jamban umum dengan lubang berbentuk empat persegi panjang, biasanya berukuran
lebar 90-100 cm, dan panjangnya tergantung pada jumlah lubang pemasukan tinja.
Kedalaman lubang sekitar 2,5 meter, tetapim dapat bervariasi dari 1,8 meter sampai 5
meter.
Penentuan volume dan ukuran lubang jamban untuk periode penggunaan
tertentu perlu memperhatikan tipe lubang yang dipakai : apakah lubang basah yang
menembus permukaan air tanah atau lubang kering yang toidak menembus
permukaan air tanah. Volume dan kedalaman lubanmg jamban dan luas penamapang
melintang 0,8361 m2, untuk satu keluarga yang terdiri dari 5 orang, dapat dilihat
dibawah ini. Tabel 4.1 untuk jamban dengan lubang basah dan table 4.2 untuk jamban
dengan lubagn kering.
Pada tanah yang mudah runtuh, dinding lubang perlu diperkuat dengan
pasangan bata, batu kali, atau anyaman bamboo. Lantai jamban harus dibuat dari
bahan yang kuat, tahan lama, kedap air denganpermukaan yangkeras,atau disusunan
kayu yang diisi dengan campuran semen. Rumah jamban perlu dibuat dengan
memperhatikan persyataratan menyangkut factor ukuran,ventilasi, penmcahayaan,
serta kebersihan. Bahan untuk rumah jamban disesuaikan denganbiaya yang tersedia.
Dindingnya dapat dibuat dari pasangan bata, kayu, atau bamboo. Atapnya dapat
dibuat dari seng, genting, sirap atau ilalang.
Jamban Air
Jamban air merupakan modifikasi jamban yang menggunakan tangki
pembusukan, yang bersal dari amerika serikat kira-kira sembilan puluh tahun yang
lalu. Kini jenis jamban itu banyak digunakan di Negara-negara Afrika, Timur Tengah,
dan Asia Tenggara. Apabila tangkinya kedap air,maka tanah, air tanah, serta air
permukaan tidak akan terkontaminasi. Lalat tidak akan tertarik pada isi tangki, tidak
bau, ataupun kondisi yang tidak sedap dipandang. Jenis jamban itu dapat diabangun
dekat ruma. Tinja dan Lumpur bersama-sama dengan batu, batang kayu, kain bekas,
dan sampah lain yang mungkin terbuang kedalamnya akan tertumpuk dalam tangki.
Sudah barang tentu, benda itu harus dihilangkan pada periode tertentu. Apabila
kapasitas tangki cukup besar, penanganan isi tangkidapat diusahakanminimum.
Jamban air memerlukan penambahan airsetiap hari agar dapat beroperasi sebagaimana
mestinya. Air itu biasanya berasal dari air yang digunakan untuk membersihkan aus
dan untuk membersihkan lanatai amban, serta pipa atau corong pem,asukan tinja.
Jenis jamban ini memerlukan sedikit pemeliharaan dan merupakan jenis instalasi
yang permanent. Jamban ini lebih mahal pembuatannya dibandingkan jamban cubluk.
Jamban air terdiri dari sebuah tangki berisi air, didalamnya terdapat pipa
pemasukan tinja yang tergantung pada lantai jamban (lihat gambar 4.6) tinja dan air
seni jatuh melalui pipa pemasukan ke dalam tangki dan mengalami dekomposisi
anaerobic, seperti pada tangki pembusukan. Lumpur hasil dekomposisi, yang hanya
mengandung sekitar 25 % dari volume tinja yang dimasukkan, akan terakumulasi
dalam tangki dan harus dipindahkan secara berkala.
Ukuran tangki jamban air bervariasi sesuai dengan jumlah orang yang akan
menggunakan. Kapasitas tangki untuk jamban air keluarga sebaiknya tidak kurang
dari 1 m3 untuk periode pengurasan enam tahun atau lebih. Untuk jamban umum,
kapasias tangki dapat dibuat dengan pedoman angka 115 liter per orang dikalikan
jumlah maksimum pemakai. Kedalaman cairan dalam tangki dapat dibuat 1,0 dan 1,5
meter. Efluen limpahan daridari tangki yang potensial mengandung bakteri pathogen
serta telur cacing parasit harus diresapkan ke dalam tanah melalui sumur atau p[arit
peresapan.
Jamban bor merupakan variasi dari jamban cubluk yang lubangnya dibuat
denganm cara dibor. Lubangnya mempunyai penampang melintang yang lebih kecil,
dengan diameter sama denagan diameter mata bor yang bdigunakan (10-30 cm) dan
lebih dalam. Dengan demikian, kapasitasnya jauh lebih kecil daripada jamban cubluk
biasa dan masa pengguinaannya pun lebih pendek. Karena kedalamannya m,encapai 6
m, lubang akan menembus air tanah dan mudah mencemarinya. Jamban itu tidak
mencemari tanah dan air permukaan, dan mencegah penanganan tinja segar. Bahaya
lalat meningkat karena terjadi pencemaran dipermukaaan dinding lubang bagianatas
tepat dibawah lubang. Keruntuhan dinding lubang bagian atas yang tepat dibawah
lubang. Keruntuhan dinding lubang sering menjadi masalah yang gawat pada jamban
bor. Jamban bor mudah dan murah pembuatannyaapabila tersedia peralatan yang
diperlukan. Jamban itu diguanakan secara luas di banyak wilayah di dunia, terutama
di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Jamban bor merupakan variasi dari cubluk,
perbedaannya hanya penampang melintang lubangnya lebih kecil.
Jamban Keranjang (Bucket Latrine)
Jamban keranjang, atau jamban kotak, atau jamban kaleng banyak banyak
digunakan pada masa lalu di Eropa, Amerika, Australia, dan masih digunakan di
banyak negara di Afrika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. Namun penggunaannya
semakin berkurang. Meskipun secara teoritis dan dan dengan pengawasan yang
efisien jamban keranjang dapat digunakan secara higienis, pengalaman dimana-mana
menunjukkan bahwa pada kenyataannya tidaklah demikian. Sistem jamban keranjang
biasanya menarik lalat dalam jumlah yang sangat besar, tidak dilokasi jambannya,
tetapi disepanjang perjalanan ke tempat pembuangan. Penggunaan jamban keranjang
sangat memungkinkan penanganan tinja segar. Akibat pengguaan jenis jamban itu,
selalu ada bahaya teradi pencemaran tanah, air permukaan, dan air tanah. Penggunaan
jenis amban itu biasanya menimbulkan bau serta pemandangan yang tidak sedap.
Meskipun biaya awal penggunaan jamban keranjang tidak mahal, namun biaya
operasinya, setelah beberapa tahun, menjadikannya type instalasi yang paling mahal.
Jamban itu hanya dianjurkan pemakaiannya di daerah yang menggunakan tinja sebagi
puppuk tanaman. Meskipun demikian, didaerah itu tetap harus dikembangkan
penggunaan jamban kompos.
Jamban Parit (trench latrine)
Jamban parit biasanya digunakan dibeberapa daerah di Afrika, di daerah
perkemahan, dan dalam keadaan darurat. Jenis jamban itr dapat diguinakan secara
saniter atau tidak sangat saniter, tergantung pada kepatuhan pemakai pada ketentuan
yang harus diperhatikan atau dilaksanakannya. Penggunaan jamban pariat sering
mengakibatkan pelanggaran standar dasar sanitasi, terutama yang berhubungan
dengan pencegahan pencemran tanah, pemberantasan lalat, dan pencaegahan
pencapaian tinja oleh hewan. Karena berpotensi menimbulkan berbagai kerigian,
jamban parit tiidak dianjurkan untuk digunakan.
Lubang diatas tanah yang digunakan pada jamban parit biasanya berbentruk
bujur sangkar dengan ukuran 30 X 30 cm dan kedalaman 40 cm. Tanah hasil galian
ditumpuk diserkitar lubang. Diharpkan pemakai mau melemparkan tanah itu untuk
menutup tinjan yang telah dibuangnya.
Volume lubang tergantung pada kebutuhan akan pupuk dan jumlah orang yang
akan menggunakan jamban. Proporsi volume tenja yang dapat ditambahkan pada
volume sampah, agar pembuatan kompos berlangsung memuaskan, kira-kira 1:5.
Jamban Kimia
Jamban kimia merupakan instalasi pembuangan tinja yang efisien dan
memenuhi criteria jamban saniter tersebut diatas, kecuali satu yaitu berhubungan
dengan biaya. Teknik pembuangan tinjadengan jamban kimia dapat dikatakan mahal,
biaya awal maupun pengoperasiannya. Keuntungan utamadari jamban kimia adalah
dapat ditempatkan di dalam rumah. Jamban itu sering digunakan di rumah dan
sekolah di daerah yang tingkat ekonominya memungkinkan, serta pada sarana
transportasi jarak jauh, baik darat, laut, maupun udara.
Seperti dilihat pada gambar 4.13, jamban kimia terdiri dari sebuah tangki
logam yang berisi larutan soda kaustik. Tempat duduk atau tempat jongkok dengan
penutupnya ditempatkan langsung diatas tangki. Tangki dilengkapi dengan pipa
ventilasi yang ujungnya menjorok sampai ke atas atap rumah. Tangki dibuat dari
campuran baja khusus yang tahan korosi dan mempunyai kapasitas kira-kira 500 liter
air yntuk setiap tempat duduk atau tempat jongkok. Larutan soda kaustik yang
dimasukkan tersusun dari 11,3 kg soda kaustik dilarutkan dalam 50 liter air untuk
setiap tempat duduk atau tempat jongkok. Tinja yang tertampung dalam tangki akan
dicairkan dan disterilkan oleh bahan kimia itu, yang akan menghancurkan pula bakteri
pathogen dan telur cacing. Untuk memudahkan pengoperasiannya, tangki biasanya
dilengkapi dengan pengaduk yang akan membantu menghancurkan bahan padat dan
mempercepat penghancurannya oleh bahan kimia. Setelah beberapa bulan
penggunaan, bahan kimia yang telah digunakan serta cairan yang dihasilkan dibuang
atau dialirkan keluar, dan dipindahkan ke kolam pembuangan rembes air. Untuk
sarana transportasi kapal, pesawat udara, kereta api, bus, dan sebagainya, jamban
kimia dapat dibuat dengan kapsitas kira-kira 40 liter agar dapat dipindah-pindahkan.
Jamban Kolam
Jamban kolam banyak dijumpai diberbagai daerah di Indonesia, terutama di
daerah yang penduduknya banyak mengusahakan kolam tambak ikan. Orang yang
menggunakan jamban itu memanfaatkan tinja yang dibuangnya secara langsung untuk
makanan ikan yang dilpeliharanya. Terjadi kontroversi dalam pemakaian jenis jamban
itu karena satu sisi usaha ternak ikan dapat ditunjang dengan teknik pembuangan tinja
itu. Nmaun, disisi lain jelas pencemaran bakteriologis pada air permukaan yang
mengandung resiko besar terjadinya penularan penyakit melalui tinja dan air, dari
penderita kepada orang yang sehat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI menyatakan
bahwa tidak ada resiko gangguan kesehatan bagi orang yang mengkonsumsi ikan
dipelihara di kolam yang ada jambannya, asalkan ikan dimasak terlebih dahulu
sebelum dikonsumsi. Di daerah yang banyak menggunakan jamban kolam,
penggunaan jamban kolam, penggunaan uamban kolam, penggunaan air kolam dan
air sungai yang tercemar secara langsung untuk keperluan sehari-hari harus dibuang.
Apabila jamban kolam akan digunakan, ketentuan berikut harus diperhatikan
dan dilaksanakan.
1. Air kolam tidak boleh digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi,
cuci, dan minum.
2. Kolam harus selalu penuh dengan air.
3. Kolam harus cukup luas, selalu mendapat sinar matahari dan tidak terdapat
pohon rindang di dekatnya.
4. Letak jamban harus demikian rupa sehingga tinja selalu jatuh di air.
5. Ikan yang diperoleh dari kolam tersebut tidak boleh dimakan mentah atau
setengah masak.
6. Aman dalam pemakaian.
7. Tidak terdapat sumber air minum yang terletak di bawah kolam atau yang
sejajar dengan jarak kurang dari 15 meter.
8. Tidak terdapat tanaman yang tumbuh di atas permukaan air kolam.
Jamban Gasbio
Jamban gasbio merupakan instalasi pembuangan tinja yang m,emberikan
keuntungan ganda. Apabila dibuat, dioperasikan, dan dipelihara sebagai mana
mestinya dengan memperhatikan persyaratan sanitasi pembuangan tinja,
teknikpembuangan tinja itu mencegah penularan penyakit saluran pencernaan. Selain
itu, teknik yang sama akan menghasilkan dua bahan yang bermanfaat, yakni gas bio
yang dapat digunakan sebagai bahan kabar dan kompos yang berguna untuk
menyuburkan tanaman. Sejak tahun 1945, jenis jamban itu telah dibangun di Aljazair,
Prancis, Jerman, Italia, India, dan di berbagai Negara lain untuk menghasilkan gas
metan dan humus dari dekomposisi sampah dan kotoran hewan dari kebun (Gotaas,
1956, hlm. 171). Dalam penanggulangan krisi energi, terutama yang berasal dari
bahan baker minyak, pembuangan tinja ini diharapkan dapat dijadikan sumber energi
alternative yang potensial di masa mendatang.
Seperti dapat dilihat pada Gambar 4.14, jamban gas bio terdiri dari rumah
jamban, tangki pencerna, penampung gas, dan system perpipaanuntuk menyalurkan
gas bio dari tangki pencerna ke penampungan gas dan dari penampungan gas ke
tempat pemakaian gas (kompor, alat penerangan, dan sebagainya). Ke dalam tangki
pencerna, setiap hari dimasukkan tinja, sampah organic yang berupa sampah daun,
dan kotoran kandang. Dlam tangki pencerna, bahan isian yang merupakan campuran
bahan organic akan mengalami dekomposisi secara anaerob dan menghasilkan gas
bio. Gas bio adalah campuran bernagai gas yang dihasilkan dari suatu proses
fermentasi bahan organic oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen. Secara umum
komposisi gas bio terdiri dari metan (CH 4) 54-70%, karbon dioksida(CO2) 27-45%,
nitrogen (N2) 0,5-3%, karbon monoksida (CO) 0,1%, dan sedikit hydrogen sulfide
(H2S). Satu meter kubik gas bio mengandung nilai kalori yang setara dengan nilai
kalori yang dihasilkan oleh 1,1 liter alcohol, 0,8 liter bensin, 0,6 liter minyak mentah,
1,5 m3 gas kota, 1,4 kg arang, atau 2,2 kilowatt-jam energi listrik.
Ketika membuat jamban gas bio, upayakan tidak terjadi kebocoran ke udara
luar, baik pada konstruksi tangki pencerna maupun system perpipaan dan penampung
gas, sedemikian rupa sehingga semua gas bio yang dihasilkan dapat tertampung dalam
penampung gas, dan termanfaatkan secara optimum.
https://id.scribd.com/document/377952096/Teknik-Pembuangan-Tinja