Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN TN.

J DENGAN CKD ON CPAD

1. PENGKAJIAN
 Identifikasi
Nama : Jenda S
Tanggal lahir : 28-03-1959
Umur : 62 tahun
JK : Laki-laki
Status : Sudah menikah
Jumlah anak : 2
Pendidikan : S1 ( Matematika )
Pekerjaan : Pensiunan
Kamar : K5 b.2
Tgl masuk :
Tanggal kaji : 06-04-2021
Alamat rumah : JL. Kusuma Timur IC blok F-5 no 22 Aren Bekasi Timur,
Jawa Barat
 Penanggung jawab
Nama : Hotma Uli muthe
Umur : 60 tahun
Alamat : JL. Kusuma Timur IC blok F-5 no 22 Aren Bekasi Timur,
Jawa Barat
Hubungan : Istri
 Keadaan umum
Keadaan Sakit :
A. POLA KESEHATAN
B. - Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Keadaan sebelum sakit : Aktif merokok , Riwayat kesehatan terdahulu
pasien dan istri pasien mengatakan “ pasien pernah menjalani pemasangan
Ring jantung sebanyak 2 kali pada 2 tahun yang lalu “ beberapa tahun lalu
sebelum pemasangan ring jantung pasien sering merasa sesak dan nyeri
dada, dan pasien di diagnose mengalami gagal ginjal pada pertengahan
tahun 2020 lalu, istri pasien mengatakan bahwa sebelum pemasangan
CAPD pasien rutin melakukan HD setiap minggu sebanyak 2 kali, pasien
mengatakan mempunyai riwayat penyakit DM
- Riwayat Penyakit saat ini
 Keluhan utama : Nyeri Post Op CAPD, Hipervolemi
 Riwayat keluhan utama : Edem, sesak nafas
C. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
1. Keadaan sebelum sakit : Jenis makanan yg dikomsumsi adalah
makanan seperti biasa seperti nasi,daging,ikan,sayur dan buah namun
dalam jumlah sangat terbatas, Tidak memakai sumplemet tambahan ,
Pasien minum 1 s/d 1,5 litter air dalam 24 jam, pasien mengatakan
pernah mengalami kenaikan berat badan pada bulan januari lalu
sebanyak 3kg, selera makan pasien sebelum sakit normal
2. Keadaan sejak sakit : Jenis makan tetap hanya saja dikurangi dalam
komsumsi garam dan membatasi buah-buahan yg mengandung kalium
seperti pisang, pasien mengatakan tidak ada perubahan nafsu makan
sebelum sakit dan sesudah sakit ( 3x sehari ) pasien minum sebanyak
600 cc dalam satu hari, tidak ada alergi makanan
3. Pemeriksaan Fisik
TB : 170 cm
BB : 64 kg
Kulit : Kering agak kehitaman
Tidak ada edem ataupun sianosis
Perut pasien tidak tampak buncit
Pasien tidak memakai cateter dan tidak pakai gigi palsu
D. POLA ELIMINASI
1. Frekuensi urine : 2-3 kali sehari ( Urine kuning agak keruh )
2. Frekuensi Fekal : 1x sehari ( Feces tidak keras, tidak lembek coklat
kekuningan )
3. Pasien menggunakan diuretic furosemide sebanyak 2 kali sehari
4. Pasien tidak memakai kateter
5. Pasien” mengeluh gatal di area belakang punggung nya”
6. Pemeriksaan Fisik
Bising usus :
Palpasi kandung kemih : Nyeri tekan
Nyeri ketuk ginjal : Nyeri tekan
Anus : Normal

E. POLA AKTIVITAS
1. Sebelum pasien sakit ia adalah guru matematika di SMPN 123 Kelapa
Gading, dan ia juga merangkap sebagai guru private, pasien
mengatakan sebelum sakit ia rutin melakukan olahraga badminton atau
tenis meja setiap sabtu atau minggu di komplek rumah sebelum
pandemi virus corona terjadi
2. Keadaan semenjak sakit, semenjak sakit pasien mengatakan “
cenderung diam di rumah dan hanya menonton tv atau sekedar
membaca Koran dan bersantai”
3. Dari hasil observasi pasien terlihat sesekali memegangi dada dan
terbata-bata berbicara sambil mengambil nafas, terlihat sedikit sesak
saat proses anamnesa berlangsung
4. Thoraks dan pernafasan
 Perfusi pembuluh perifer kuku : kembali dalam 6 detik
 Inspeksi
Bentuk thoraks : Hasil thoraks AP/ PA ,CTR > 50%, jantung
kesan membesar ke kiri apex tertanam,mediastinum tidak
melebar, paru tambak infiltrat di basal kanan, Sinus kiri tumpul
Pernafasan : 24x/mnt
Sianosis : Tidak ada
 Palpasi : Ekspansi dada tidak ada
 Aukultasi : Crackles
 Ucapan suara : Cukup jelas
 Suara tambahan : Tidak ada
 Kekuatan otot : 5 ( kanan, dan kiri )
 Rentan gerak : Normal tanpa alat bantu
 Refleks fisiologi : plantar ( normal ), patella ( normal ),
trisep/bisep (normal )
 Babinski : (-)
 Inspeksi columna vertebralis
Inspeksi : Normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

F. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


 Merasa sedikit segar setelah tidur
 Kebiasaan tidur sebelum sakit : 5 – 6 jam per hari
 Kebiasaan tidur sesudah sakit : 5 jam per hari
 Masalah tidur : Tidak ada

G. POLA PERSEPSI KOGNITIF


 Tidak ada gangguan pendengaran di tandai pasien dapat menjawab
semua pertanyaan tanpa mengulangi, komunikasi baik, pasien dan
istri faham akan pengobatan yg sedang di jalani di tandai dengan
dapat menjelaskan secara singkat riwayat penyakit, pengobatan dan
batasan pemerian caran maupun makanan yg tidak di perbolehkan,
pasien sempat mengatak “ untuk saat ini keluhan utama saya hanya
nyeri bekas operasi ini saja dan selebihnya masih normal, kadang-
kadang memang sesak kalau terlalu banyak bicara atau melakukan
banyak aktivitas di rumah “ dari hasil pengkajian nyeri pasca
operasi di dapatkan skor 4 di tandai dengan pasien sering
mengeryitkan dahi dan memegangi bekas operasi

H. POLA PERSEPSI DIRI


 Pasien mengatakan ia ikhlas dengan keadaan nya saat ini,”
mungkin memang karna sakit ini saya harus rehat dari aktivitas
saya. Jadi saya tidak terlalu bawa stress dan jalani saja alur
pengobatan nya, saya ingin sembuh dan saya mau menempuh
berbagai pengobatan namun jika jalan saya untuk sembuh belum
terbuka ya sudah tidak apa-apa saya jalani saja dan jangan sampai
di bawa stress. Kemampuan saya sekarang terbatas ya jadi saya
berfikir ini memang waktunya saya untuk rehat “
I. POLA HUBUNGAN PERAN
 Pasien tinggal bersama istri anak dan anak kedua nya, anak
pertama nya sudah kerja dan beda rumah namun pasien
mengatakan anak pertama nya masih sering ke rumah untuk
menengok kondisi nya, sedangkan anak keduanya masih satu
rumah dengan mereka, pasien mengatakan “ hubungan saya dengan
keluarga baik dan hubungan saya dengan tetangga juga normal
masih sama seperti dulu kalau ketemu masih sering tegur sapa tapi
karna pandemi ini mungkin saya jarang ke rumah jadi jarang
ketemu sama tetangga di sekitar komplek “ pasien juga
mengatakan pemasukan keluarga nya di bantu dari anak pertama
nya dan uang pension
J. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS
 Keadaan sebelum sakit : Normal
 Keadaan setelah sakit : pasien mengatakan “ dulu sih sebelum
tindakan opearsi pasang ring ke 2 pada 2 tahun lalu memang masih
melakukan hubungan layaknya suami dan istri namun semenjak
pemasangan ring jantung kedua sampai post operasi yang sekarang
ini saya belum melakukan nya lagi dengan istri . tapi untuk saya
sendiri tidak masalah karna saya sadar kemampuan saya saat ini
seperti ini dan istri saya pun memaklumi nya “
K. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP
STRESS
 Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan “ saya lebih stress
saat masih belum sakit, banyak yang harus di fikirkan dan di
penuhi “
 Kedaaan sejak sakit : pasien mengatakan “ jauh lebih santai karna
memang sudah jalan saya untuk istirahat ya jadi saya kooperatif
saja dengan pengobatan dan gk perlu di bawa stress”

L. POLA SISTEM KEPERCAYAAN


 Keadaan sebelum sakit : Beribadah normal
 Setelah sakit : Semenjak operasi ini saya agak kesulitan
M. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

N. THERAPI
Menjalani peralihan terapi dari HD ke CAPD pada tanggal 3 april
Obat – obatan :
1. Amlodipin 10 mg
2. Glikuinon
3. Candesartan
4. Simvastatin 10mg
5. Isoniazid
6. CPG
7. Paracetamol 500 mg
8. Sucralfat
9. Ceftriaxon 1 amp
10. Ca gluconas
11. Pantoprazol
2. DIAGNOSA
HIVERPOLEMIA D. 0022

PENYEB GEJALA GEJALA GEJALA DAN GEJA


AB DAN DAN TANDA MINOR A DA
TANDA TANDA ( OBJEKTIF) TAND
MAYOR MAYOR MINO
( OBJEKT ( SUBJEKTI SUBJ
IF ) F) TIF
1. Gangguan 1. Distensi vena
mekanisme 1. Edema jugulasris Tidak
regulasi perifer 1. Orthopnea 2. Terdengar suara tersed
2. Kelebihan 2. Berat 2. Dispnea nafas tambahan
asupan badan 3. Paroymal 3. Hepatomegaly
cairan meningkat nocturnal 4. Kadar Hb dan Ht
3. Kelebihan dalam dyspnea turun
asupan waku (PND ) 5. Oliguria
natrium singkat 6. Intake lebih
4. Gangguan 3. JVP / CVP banyak dari
aliran balik meningkat output
vena 4. Reflex 7. Kongesti paru
hepatojugu
5. Efek agen lar positif
farmakolo
gis

Kondisi terkait :
 Penyakit ginjal: gagal ginjal kronik, sindrom nefrotik
 Hipoalbuminemia
 Gagal jantung kongestif
 Kelainan hormone
 Penyakit hati penyakit vena perifer
 Imobilitas

3. INTERVENSI
Tujuan : Keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil :
- Output urine meningkat
- Membrane mukosa lembab
- Edema menurun
- Dehidrasi menurun
- TD membaik
- Nadi membaik
- Kekuatan nadi membaik
- Tekanan arteri rata-rata membaik
- Mata cekung membaik
- Tugor kulit membaik
Intervensi
A. Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipervolemi
- Identifikasi penyebab
- Monitor status hemodinamik tekanan darah,MAP,CVP,PAP,PCWP,CO
jika tersedia
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda hemokonsentrasi ( kadar natrium, BUN, hematocrit, berat
jenis urin )
- Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
- Monitor kecepatan infus
- Monitor efek samping diuretic
B. Terapeutik
- Timbang berat badan jika diperlukan
- Batasi asupan cairan dan garam
- Tingikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
C. Edukasi
- Anjurkan melapor jika BB bertambah lebih dari 1kg
- Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan luaran cairan
- Ajarkan cara membatasi cairan
D. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretic
- Kolaborasi pengantian kalium akibat diuretic
- Kolaborasi pemberian Continuous renal replacement therapy

4. IMPLEMENTASI
Ruang : K5 B.2
TN. J
Usia : 64 tahun

Waktu Implementasi Catatan perkembangan

05-06-2021 1.Periksa tanda dan gejala S : pasien mengatakan


hipervolemi tidak ada sesak nafas,
2.Identifikasi penyebab pasien mengatakan saat
3. pembatasan cairan 600 tdur dalam posisi telentang
cc dalam 24 jam memang sesak
O : Tidak ada
edema,posisi semi
fowler,terpasang CAPD,
Tidak ada peningkatan BB
signifikan dari 2 bulan
yang lalu, cairan infus di
batasi 500cc dalam 24 jam
TD : 130/80 Mmhg
Suhu : 37̊c
R : 24x/mnt
N : 89x/mnt
A : Hivervoelmi,
Penurunan curah jantung
P : Pembatasan asupan
cairan, Monitoring
pergantian cairan CAPD
setiap 2 jam sebanyak
1000cc

06-04-2021 1.Monitor kecepatan infus S : pasien mengatakan


2.Monitor efek samping efek dari obat furosemide
diuretic itu pasien sering bolak-
3. anamnesa balik ke kamar mandi
untuk bak sekitar 5-6 kali,
pasien menjawab
pertanyaan anamnesa
dengan baik
O : Infus 500 cc dalam 24
jam, 7 tts/mnt , tidak ada
edema, nyeri pasca operasi
skala 4 , pasien sering
buang air kecil sebanyak 7
kali efek samping dari obat
diuretik
Td : 130/90
S : 37
N:82x/mnt
O2 : 99
R:25x/mbt
A: Nyeri akut, Resiko
jatuh
P : Monitoring cairan infus
dan pemberian obat
diuretik

Anda mungkin juga menyukai