Anda di halaman 1dari 113

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio, psiko, soial, spiritual yang komprehensif ditujukan pada individu,
keluaraga, kelompok dan masayarakat bak sehat maupun sakit.
Pendidikan profesi keperawatan bertujuan mrnyiaapkan peserta didik untk mampu
melaksanakan fungsidan peran sebagai ners. Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Indonesia Nomor 232/U/200 pasal 2 ayat 2 bahwa pendidikan
professional bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yag
memiliki professional dalam menerapkan, mengembangkan, menyebarluaskan
teknologi dan atau kesenaian serta mengupayakan kebuadayaan nasional (AIPNI,
2015).
Dalam memberikan pelayanan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, seorang perawat dituntut memiliki ilmu pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang cukup dan memadai baik ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu-ilmu
kesehatan. Pogram pendidikan keperawatan mengacu pada pengalam belajar di kelas,
laboratorium dan klinik.
Pembelajaran klinik merupakan kegiatan pengalaman belajar utama. Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan profesi
keperawatan mencakup. Salah satu ketrampilan yang diperlukan untuk menjadi
perawat pemula adalah asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan adalah suatu proses
atau rangkaian keperawatan yang diberikan kepada klien di berbagai tatanan
keperawatan dan berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi dengan etika
keperawatan dan lingkup wewenang serta tanggungjawab keperawatan.
Praktek pembelajaran klinik kebutuhan dasar manusia dasar manusia diberikan
untuk mencukupi kebutuhan dasar manusia seperti: perawatan diri, aktivitas dan
gerakan, kenyamanan, spiritual, kognitif, persepsi sensori, oksigenasi, cairan
-elektrolit, eliminasi, nutrisi.
Sebagai pemberi pelayanan profesional dalam memberikan asuhan keperawatan,
perawat profesional pemula bekerjasama dengan pasien dan tenaga kesehatan lainya
sesuai dengan lingkup kewenangan dan tanggungjawabnya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan profesional, perawat menggunakan
pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai disiplin ilmu yang terkait
dengan ilmu keperawatan, disamping itu berbagai ilmu dasar seperti bioligi, fisika,
biomedik, perilaku dan sosial sebagai landasan dalam melakukan pengkajian,
perumusan diagnosis keperawatan, penyusunan perencanaan dan melaksanakan
tindakan keperawatan dan evaluasi.
Terkait dengan pentingnya pemberian asuhan keperawatan profesional tersebut,
maka seorang perawat harus menunjukkan kemampuan ketrampilan dan pengetahuan
yang brkembang secara terus-menerus. Pada program pembelajaran prkatek klinik
keperawatan ini, peserta didik diharapkan dapat mulai menerapkan berbagai

1
keterampilan dan pengetahuannya langsung pada klien yang dirawat di rumah sakit
dan berusaha untuk memberikan asuhan keperawatan profesional yang berkualitas.

1.2. Tujuan
Tujuan penyusunan buki ini memberikan acuan bagi mahasiswa Anners dan preceptor
(dosen), presertorship, dan pesepti agar memudahkan dalam proses bimbingan da
pencapaian kompetensi.

1.3. Sumber biaya penyelenggaraan pendidikan stase


Keperawatan Dasar professional dibebankn pda mahasiwa atau bersumber dari dana
masyarakat yaitu penghasilan Negara bukan pajak (PNBP).

2
BAB 2
GARIS-GARIS BESAR PRGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) PROFESI NERS
KEPERAWATAN DASAR PROFESSONAL (KDP)

2.1. Informasi mata kuliah


Mata Kuliah : Keperawatan Dasar Professional (KDP)
Pemenpatan : Semester 1 Profesi
Beban Studi: 2 SKS

2.2. Deskripsi mata kuliah


Keperawatan Dasar Professional (KDP) merupakan bagian awal dari rangkaian
proses pendidikan Ners tahap profesi yang akan diikuti oleh seluruh mahasiswa pada
tatanan klinik di rumah sakit. Kemampuan yang dicapai selama program ini aka menjadi
dasar kemampuan di mata kliah tahap profesi berikutnya.
Setelah menjalani praktek KDP mahasiwa diharapkan mampu menentukan
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar dan keluarga dengan menggunan pendekatan
poses keperawatan.
Keperawatan dasa professional difokulskan untuk mengasuh kemampuan
mahasiswa yang dimaksud adalah: kemampuan melakukan analisis gangguan kebutuhan
dasar manusia (KDM) klien, keluarga, bersikap caring di setiap kesempatan me
Berikn asuhan keperawatan, membina hubungan interpersonal, kepada klien dan
keluarganya, memberikan asuhn saat klien dan kelarganya mengalam gangguan
pemenuhan KDM.

2.3. Tujuan umum mata kuliah


Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan dasar professional pada klien dewasa maupun anak yang mengalami
berbagai perubahan fisiologis dengan atau tanpa ganguan struktur pada berbagai
sistem tubuh dengan mengaplikasikan ilmu keperawatan dan medis dengan berbagai
ilmu terapan lain yang terkait.

2.4.Tujuan instruksional khusus


Setelah meneyelesaikan mata kuliah KDP mahasiswa dapat:
1. Mensintesis pengetahuan tentang kebutuhan dasar manusia
2. Melakukan pengkajian status kesehatan klien sebagai tahap awal dari proses
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar klien yang meliputi perawatan
diri, aktivitas dan gerakan, kenyamanan, spiritual, kognitif, persepsi sensori,
oksigenasi, cairan -elektrolit, eliminasi, nutrisi.
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala gangguan kebutuhan dasar klien yang meliputi
perawatan diri, aktivitas dan gerakan, kenyamanan, spiritual, kognitif, persepsi
sensori, oksigenasi, cairan -elektrolit, eliminasi, nutrisi.
4. Merumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan data primer dan sekunder yang
terkait dengan kebutuhan dasar klien yang meliputi perawatan diri, aktivitas dan
gerakan, kenyamanan, spiritual, kognitif, persepsi sensori, oksigenasi, cairan
-elektrolit, eliminasi, nutrisi.

3
5. Menentukan tujuan keperawatan dan merancang rencana tindakan keperawatan
berdasarkan permasalahan/kebutuhan pasien dasar klien yang meliputi perawatan
diri, aktivitas dan gerakan, kenyamanan, spiritual, kognitif, persepsi sensori,
oksigenasi, cairan -elektrolit, eliminasi, nutrisi.
6. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang
dibuat meliputi: penyuluhan/pendidikan kesehatan, tindakan mandiri perawat,
kolaborasi, pengamatan dll.
7. Mengevaluasi tindakan keperawatan.
8. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit infeksi dan non
infeksi.
9. Memberikan asuhan keperawatan pada klien sebelum, dan sesudah operasi
10. menjelaskan pengaruh efek samping dari obat yang diberikan sesuai program
dokter
11. Mendokumentasikan seluruh proses keperawatan secara sistematis dan
memanfaatkannya dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

2.5. Kompetensi keterampilan yang harus dicapai mahasiswa


1. menerima pasien baru dan mempersipkan pasien pulang.
2. Malaksanakan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar klien yaitu
pengkajian, Diagnosis Keperawatan, Perencanaan, Intervensi, Evaluasi.
3. Memenuhi kebutuhan dasar klien (BAB, BAK, Personal higiene (memandikan,
mencuci rambut, menyikat gigi, perawatan perineum, perawatan kuku),
mengganti alat tenun tempat tidur klien, memindahkan klien, membantu
kebutuhan spiritual, kognitif dan persepsi-sensori , dll)
4. Mempersiapkan, mengambil dan mengirim bahan pemeriksaan laboratorium
darah, urin, feses dan sputum.
5. Upaya memberikan rasa nyaman meliputi pengaturan lingkungan tempat tidur dan
ventilasi
6. Memberikan terapi oksigen melalui canula hidung/kateter
7. Pengukuran tanda vital.
8. Memberikan obat dengan cara oral, dan suntikan ntravena (iv), intrakutan (ic),
intramuscular (im), intradermal (id)
9. Memasang dan merawat infus.
10. Memasang NGT/memberikan makan melalui NGT.
11. Melakukan bilas lambung/spooling.
12. Melakukan suction.
13. Merawat dower kateter/spoel kateter.
14. Perawaan pre dan post operasi
15. Melakukan mobilisasi dan imobilisasi
16. Mempersiapkan klien untuk pemeriksaan dokter
17. Menerapkan prinsip steril dan aseptik pada saat melakukan keterampilan
18. Cuci tangan, menggunakan masker, sarung tangan steril, dan gaun saat merawat
klien.

4
BAB 3

.
PELAKSANAKAN PRAKTEK STASE
KEPERAWATAN DASAR PROFESIONL (KDP)

3.1.Tata tertib:
a. Mahasiswa melaksanakan praktek pofesi KDP selama dua (2) minggu.
b. Mahasiswa diharuskan mengikuti jadwal dinas yang berlaku (jaga pagi,
sore/malam)
c. Setiap praktek mahasiswa memakai pakaian seragam rapih, besih, dan lengkap
dengan identitas, tidak mengenakan perhiasan yang mencolok, kuku pendek dan
tidak mngenakan pewarna kuku.
d. Setiap mahasiswa membawa peralatan standar untuk praktek (jam tangan detik,
steteskop, termometer, gunting kuku, pita pengukur), membawa peralatan standar
masuk dalam penilaian sikap.
e. Mahasiswa diharuskan mengisi presensi di ruangan dengan menggunakan format
yang telah disiapkan oleh bagian akademik institusi
f. Mahasiswa yang tidak hadir karena sakit, diwajibkan melaporkan diri kepada
penganggungjawab ruangan dan pembimbing akademik dengan membawa surat
keterangan dokter, dan menggunakan format penggantian dinas, kemudian wajib
mengganti sebanyak hari yang ditinggalkan dengan sepengetahuan pembimbing
Profesi (tidak harus koordinator mata kuliah)
g. Penggantian jadwal dinas menggunakan format penggantian daftar dinas yang
telah disediakan.
h. Bila mahasiswa tidak masuk pada hari pertama praktek, kemudian pada hari
kedua terlambat, maka mahasiswa baru diperbolehkan praktek setelah mendapat
ijin dari pembimbing akdemik.
i. Presensi mahasiswa setiap ruangan adalah 100%
j. Mahasiswa mengambil kasus satu hari sebelum praktek dan membuat laporan
pendahuluan untuk satu kasus klien kelolaan.
k. Mahasiswa melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan pada status klien
(rekaman medis/RM), dan mencantumkan nama terang serta disahkan oleh
penanggungjawab ruang pada saat itu.
l. Resume asuhan keperawatan dibuat oleh mahasiswa dan diserahkan pada
pembimbing akdemik.
m. Dalam membuat resume asuhan keperawatan, mahasiswa mengunakan format
yang disediakan oleh pendidikan. Pendokumentasian tersebut sebagai bukti
laporan asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh mahasisa

5
3.2. Tepat dan lama prakte
3.2.1. Tempat praktek adalh Rumah sakit Bayangkara mencakup:

1.Ruang Cenderawasih
2.Ruang kaka Tua
3.Ruang Kasuari
4. Ruang Yaso
5. Ruang Nuri

3.2.2. Lama Praktek Selama 2 minggu ditambah 2 hari ujian


No Kegiatan Waktu (4 November s/d 16 November)
2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Pesamaan
prsepsi
2 Serah terima
mahasiswa
3 Orientasi
4 Bimbingan
Prantek
5 Ujian
.

3.3.Pembimbing
Masing-masing ruangan akan dibimbing dari institusi Pendidikan (Preseptor) dan dari
rumah sakit (sebagai presertorship)

Nama Rungan Presertor Presertorship


Ruang Cenderawasih Fransisca B. Batticaca, S.Pd., Ns. Sp.Kep. Kom Meni Marnita, S.Kep
Erna Amir, A.md.Kep
Ruang Kaka Tua Diyah Astuti, S.Kep., Ns.., M.Kep Ade Irma Suryani, A.md.Keb
Irmawati Saragih, A.md.Keb

Ruang Kasuari Naomi Yober, S.Kep.,Ns., M.PH Sri Rahmayani, S.Kep


Halvisah, S.Ke., Ns
Ruang Yaso Herlin Hodnida, S.Kep., Ns., M.Ng Eva Triadelfi, Amd.Kep
Novita Iriyanti, S.Kep., Ns
Ruang Nuri Yuliawati, S.Kp., Sp.Kep.An Ayu Apriani, S.kep., Ns
Novita Sari Siagian, S.Kep., Ns

Preseptorship yang telah ditunjuk Rumah Sakit dan telah mengikuti pelatihan
persertorship (terlampir)

3.4. Peran Perseptor dan persertorship


a. Menerima dan mengorientasikan mahasiswa pada saat pertama prkatek di ruang
praktek tersebut. Hal-hal yang diorientasikan antara lain: staf perawatan di ruangan,
letak alat-alat perawatan, prosedur rutinitas yang biasa berlaku di ruang trsebut, dll.
b. Memeriksa apakah mahasiswa telah menandatangani daftar kehadiran dan
kepulangan praktek mahasiswa.

6
c. Mendemonstrasikan pada mahasiswa keahlian yang dimiliki berupa keterampilan-
keterampilan tehnis prosedur keperawatan (diharapkan keteramapilan prosedur
keperawatan yang sudah diperbaharui).
d. Bekerja sama dengan pembimbing akademik dalam menentukan pasien untuk
evaluasi.
e. Diharapkan mendampingi pembimbing akademik sebagai salah satu acuan dalam
menilai sikap mahasiswa.
f. Diharapkan mendampingi pembimbing akademik ketika mengevaluasi ketrampilan
mahasiswa
g. Melakukan penilaian sikap, dan akan dipakai oleh pembimbing akademik sebagai
salah satu acuan dalam menilai sikap mahasiswa.
h. Diharapkan bersama perawat-perawat ruangan lainnya mengikuti kegiatan
presentasi kasus kelolaan oleh mahasiswa.

3.5. POLA BIMBINGAN DAN MONITORING PRAKTEK KKLINIK


a. Bed side teaching (dengan topik-topik prioritas)
b. Presentasi kasus
c. Konsultasi individu
d. Monitoring kehadiran dan kompetensi peserta didik

3.6. Penugasan bagi setiap mahasiswa


1. Pembuatan POA (Plant of Action)
2. Dokumentasi asuhan keperawatan pada status/RM klien (individu)
3. Presentasi kasus (individu)
4. Buku kompetensi individu
5. Ujian Praktek

3.7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan prosentase:
1. Penilaian sikap dan disiplin 20%
2. Penilaian ASKEP 50%
3. Pencapaian target praktek 20%
4. Presentasi kasus 10%

3.8. daftar mahasiswa


Ruangan Nama Mahasiswa NIM
Ruang Cenderawasih
Ruang Kaka Tua
Ruang Kasuari
Ruang Yaso
Ruang Nuri

7
3.9.Lampiran

1. Format Pengkajian
2. Format
3. POA (Plan of Action)
4. Buku Kegiatan
5. Format Penilaian
6. Format Bukti kehadiran mahasiswa
7. Daftar bimbingan mahasiswa
8. Format laporan resume keperawatan
9. Buku kerja harian mahasiswa
10. Format Pembimbingan klinik dan akademik
11. Format pencapaian kompetensi
12. Frmat Bukti pengumpulan laporan asuhan keperawatan klien kelolaan
13. Bukti kelengkapan mengikuti Ujian Prakktek Profesi keperawatan Dasar
Profesional
14. Surat persetujuan dilakukan tindaan bed side teahing
15. Format surat keterangan pergantian jadwal dinas stase KDP

Koordinator Stase

Fransisca B. Batticaca., S.Pd.,Ns. Sp.Kep.Kom


NIP 1962 1026 1981 02 2001.

8
FORMAT PENGKAJIAN KDP

Petunjuk
1. Beri tanda  pada kotak yang tersedia sesuai dengan hasil pengkajian saudara
2. Lengkapi kalimat sesuai hasil pengkajian

Nama Klien (inisial) : NO RM :


Jenis Kelamin : Diagmosis :
Tgl Lahir/Umur : Tgl MRS :
Agama : Ruang Perawatan:
Pendidikan : Dokter yang merawat (inisial):
Pekerjaan : Perawat (inisial)
Alamat : Tanda Tangan :
Asuransi ( jenis) :
Nomor Asuransi :

Alasan Masuk Rumah Sakit:

Keluhan saat ini (saat pengkajian)

Riwayat penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Masa lalu

Riwayat penyakit Keluarga

Tindakan medis yang telah dilakukan


1. Pemeriksaan

2. Pengobatan

9
Pemeriksaan Fisik Umum

Kulit
Inspeksi
Warna: biru pucat kemerahan kuning

Lokasi perubahan warna


Biru: kuku daun telinga bibir …………

Pucat: kuku daun telinga bibir …………

Kemerahan
Wajah Lengan dada punggung perut
Daerah genitalia ……………
abdomen badan …………….

kelainan kulit

Inspeksi

lecet ulserasi skar bula scabies jamur


bersisik ………………

Lokasi kelaian kulit


Lecet

Kepala wajah leher punggung dada

Putting susu Perut genitalia ………………

Ulcerasi
Kepala wajah leher punggung dada perut
Genitalia …………..

Scar
Kepala wajah punggung dada lengan
………………..

Bula
Kepala wajah leher punggung dada perut

Genitalia …………

10
Scabies
Tangan jari-jari punggung dada perut
Genitalia ………

Jamur
Kepala wajah leher punggung dada perut
Genitalia kuku sela jari tangan sela jari kaki ……………..

Palpasi
Hangat dingin

Diagnosis keperawatan
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ………………
Nyeri akut berhubungan…………….
Nyeri kronis berhubungan dengan …………..
Gangguan gambaran diri berhubungan dengan ……………….
Resiko infeksi berhubungan dengan……………
Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan …………
Resiko penularan infeksi berhubungan dengan ……………..

Rambut
Warna

Merah kuning putih hitam

Bentuk

kribo keriting ikal lurus

Kwalitas

kuat rapuh rontok ………..

Mulut
Pemeriksaan fisik
Bibir

Pink gelap pucat edema retak

Mukosa Membran

Ulserasi pucat plak nodul kemerahan


Iritasi ………..

11
Lidah
kasar ulserasi kemerahan plak retak

Gigi

tanggal gigi palsu goyang berlubang retak

Gusi
Kemerahan bengkak berdarah nyeri luka

Personal Higiene
Perawatan kulit
Mandi:
1 x sehari 2 x sehari 3 x sehari …………

Sumber air untuk mandi


Sungai sumur ledeng …………

Memakai sabun saat mandi: ya tidak


Jika ya alasannya………………
Jika tidak alasannya…………….

Perawatan Rambut

Menyisir rambut : ya tidak

Mencuci rambut

Seriap hari 2 x seminggu 3 x seminggu


Bahan pencuci rambut

sabun ramuan santan sampo …….

Perawatan rambut
Minyak kelapa minyak rambut tonik ……………

Cara malakukan perawatan rambut


Sendiri dengan bantuan …………..

Perawatan gigi yang biasa digunakan


1. Jenis pasta gigi ……………………..
2. Jenis pembersih mulut ……………………..
3. Mamakai flour: ya tidak
Jika ya alasanya……………….

12
Jika tidak alasannya……………….
4. Frekuensu membersihkan/menyikat gigi:…x sehari
5. Melakukan pemeriksaan gigi di tempat perawatan gigi: ya tidak
Jika ya di mana? (sebutkan)…………………
Jika tidak alasanya………..
6. status kesehatan
1) merawat gigi sendiri
2) dengan bantuan
7. Tingkat pengetahuan
menggunakan flour mencegah kerusakan gigi: cukup kurang

Diagnosis Keperawatan
Isolasi sosial berhubungan dengan ……………..
Nyeri akut berhubungan dengan …………….
Nyeri kronis berhubungan dengan ………………
Resiko infeksi berhubungan dengan …………………….
Gangguan menelan berhubungan dengan ……………………
Resiko ktidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ……………….
Gangguan gambaran diri berhubungan dengan ……………….
Harga diri rendah berhubungan dengan………………

Kaki dan Kuku

Pengkajian
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
Kaki
kalus kerak bau meyengat fisura jamur

Kaki
Inspeksi
Bentuk: berbentuk “x” berbentuk “O” tidak bisa dibengkokkan
Food drop …………..

Kuku
Inspeksi: Datar paronikia jamur ………….
Panjang kotor infeksi terpotong ………….

Palpasi
Kaki
Nyeri tekan krepitasi …………….

13
Tangan
Inspeksi: Tidak simestris ………..

Palpasi: Nyeri tekan krepitasi

Diagnosis Keperawatan

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ………….


Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan ………………..
Nyeri akut berhubungan dengan……………
Nyeri kronis berhubungan dengan ……….
Harga diri rendah berhubungan dengan

Eliminasi urin
Pola berkemih
Frekuensi sehari: 2x 3x 4x 5x > 5x ………

Cara berkemih

Sendiri dibantu Dengan alat Bantu


Ya tidak ya tidak ya tidak

……….
Faktor yang memperngaruhi berkemih
Diet
Jenis makanan yang dimakan 2…………………………
1. …………………………. Tingkat aktivitas
2. ………………………… 1………………….
3. ……………………… 2…………………..

Jenis minuman yang diminum Tingkat perkembangan


1……………………… 1. usia………………..
2……………………………
3………………. ………… Kondisi patologis
1…………………………
Gaya hidup 2………………………..
1……………………. Jenis terapi
2…………………… 1………………..
2………………………..
Stressor psikologis
1…………………………

Pemeriksaan Fisik

14
1. Ginjal
palpasi
membesar keras lunak

2. Kantung kencing
Perkusi
timpani pekak

Palpasi

teraba lunak teraba masa


Orifisium uretra
Inspeksi

Kemerahan edema `inplamasi tumor nanah

darah jamur lecet berbau …………..

Palpasi
keras lunak

Kualitas urin
Warna:
kuning merah coklat kehitaman

Laboratorium
BJ: …………
Ph:-------------
Terdapat:
Protein darah glukosa benda keton leukosit
….

BUN :

CREATININ :

Diagnosis Keperawatan
Retensi urin berhubungan dengan ……………..
Resiko trauma berhubungan dengan ……………
Inkontinensi urin berhubungan dengan ……………..
Gangguan pola tidur berhubungan dengan …………
Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan…………….
Resiko infeksi saluran kencing bagian atas berhubungan dengan………….
Resiko ketidakseimbangan volume elektrolit berhubungan dengan ……….
Resiko kelebihan volume cairan berhubungan dengan ………

15
Pengkajian Oksigenasi
Fungsi Pernapasan
Tanda vital
1. TD………………….
2. Pernapasan: kedalaman,……………….. frekuensi……………..
3. Nadi: kekuatan…………..; intensitas……………….kualita………….
4. Suhu badan: Aksila…………………; Mulut…………………..; rektal…………..
5. Pola Napas
Apneu hiperventilasi cheyne stokes dispneu

6. Bunyi napas
stridor rales wising bubling
ronhi ………..

Pergerakan dada
Retraksi Flail chest

Sekresi dan batuk


Sekresi
hemoptu jumlah Bau kental

Warna sekresi
merah muda kuning hinjau

Batuk
produktif tidak produktif

Sistem sirkulasi

Denyut jantung
Irama
Takikardi bradikardi penurunan nadi

Tekanan Darah
Hipertensi Hipotensi

Oksigenasi
anoksia hipoksemia hipoksia

Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Sistem Respirasi dan Sirkulasi

Fungsi respirasi

16
1. lingkungan ………………….
2. Emosi …………………………
3. Olahraga………………………
4. Kesehatan……………………….
5. gaya hidup………………………

Pemeriksaan fisik
Hipoksia dengan gejala awal:
Peningkatan nadi peningkatan kecepatan dan kedalaman
pernapasan peningkatan TD sistolik

Gejala akhir hipoksia

Kecepetan nadi melambat penurunan TD sistolik


Dispneu batuk mual muntah lelah

Cemas takut kapasitas paru mengembang

Hasil pemeriksaan laboratorium


1. sputum…………………..
2. Apus tenggorokan ……………………..
3. Test darah vena …………………….
4. Test gas darah arteri………………….
5. Ronsen………………….
6. Flouroskopi……………………
7. Scan paru………………………
8. Bronkoskopi………………………
9. Test fungsi paru…………………….
10. Torakosentesis…………………….

Diagnosis Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Ketidakefektifan pola napasa
Gangguan pertukaran gas
Penurunan curah jantung

Cairan Eleketrolit
Riwayat kesehatan

Masukan cairan, elektroilit dan bikarbonat


Selera makan

Mual muntah anoreksia diit suplemen


Diit menurunkan BB pemakian garam konsumsi buah (potassium)
Sayuran hijau (magnesium) makanan kering (kalsium)
pemakaian antasid (kalsium, magnesium dan sodium bikarbonat)

17
Mampu menelan cairan : ya tidak
Jika tidak alasanya?…………..

Jumlah cairan yang masuk setiap hari:


< 1,5 liter 2-4 liter 4-6 liter > 6 liter …….

Masukan cairan dengan cara: Oral NGT Infus

Pengeluaran cairan, elektrolit dan bikarbonat

Jumlah urin (24 jam)

< 1200 1200 500 > 500 …………

Warna urin
Kuning seperti teh tua hitam

Riwayat Penyakit

Ginjal DM CHF Sirosis


hipertiroid gangguan respirasi

Keadaan saat berkemih: sendiri dengan bantuan dengan kateter ……………

Berat Badan
Turun Naik
2% 5% 8% 2% 5% 8%
………….. …………

Kulit
Turgor kulit

Berkurang jelek ………………

Lidah: Kering retak …………..


Mukosa mulut: Kering

Ubun-ubun (Fontanel) pada bayi: Cekung cembung

Mata
Bola mata: Cekung

Conjuncctiva : anemis

Sklera: ikterik

18
Edema

tungkai seluruh badan pulmonal wajah


asites …………….

Tingkat kesadaran

Delirium Somnolen suporo koma koma

Kekuatan otot
Berkurang meningkat

Rangsangan neuromuscular

Berkurang meningkat

Gastrointestinal

Konstipasi diare …………..

Sirkulasi
Disritmia jantung perubahan EKG hipotensi ortostik
Pusing sinkop kapiler revil (3-5 detik) ………

Tanda Vital
TD: Hipotensi
Nadi: cepat lambat ………………….
Pernapasan: cepet lambat cheyn-stokes kusmaul …….
o o
Suhu Badan: < 35 C 38 C …………

Hasil Laboratorium
1. Serum:…………… 5. Cl+ …………………………..
2. Protein serum………… 6. Mg+ ………………………..
3. Na+ ……………………… 7. AGD: ………………………
4. K+……………………………. 8. ……………………………..

19
Diagnosis keperawatan
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan ………………..
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan …………..
Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan …………..
Resikio trauma berhubungan dengan …………

Ntrisi
Riwayat Diit
Cairan
1. Jenis cairan yang biasa diminum: air putih teh ……..
2. Rerubahan jumlah cairan: berkurang bertambah tetap
3. Jenis minum yang diminum…………
4. Frekuensi masukan ..x sehari
5. Jenis minuman yang alergi ………………

Nutrisi
1. Perubahan berat badan yang baru meningkat menurun tetap
2. Selera makan dan jenis makanan yang dimakan
1) Perubahan selera makan: berkurang bertambah tetap
2) Jumlah makan yang dimakan ………………
1) Makanan kesukaan
2) Makan yang tidak disukai
3) Makan yang tidak dapat ditoleransi…………….. alasanya…..
4) Jenis makanan alergi ……………..
5) Makan dimana……………..
6) Waktu makan………………..
7) Siapa yang berbelanja dan menyiapkan makanan………..
8) Kebiasaan ngemil……………..
9) Vitamin, mineral dan suplemen lainnya…………………
10) Berpa kali makan sehari…………….
11) Anggaran belanja……………
12) Pantangan individu dan agama………….
3. Diit
1) Jenis diit khusus
2) Masalah harapan dengan keberhasilan diit…..
3) Kecukupan nutrisi………………
(1) Daftar makanan yang dimakan dan jumlah makan yangndimakan seseorang
setiap hari ………..
(2) Daftar makan yang dibutuhkan seseorang selama 3-7 hari yang terdiri atas
jenis makan yang dimakan, jumlah, cara menyiapkan makanan, dimana
makanan dimakanmn dan waktu makan
(3) Format frekuensi makan untuk mengecek frekuensi makan sehari, seminggu,
atau bulan yang merupakan makan kusus atau kategori makanan yang
dimakan
Masalah kesehatan medical-bedah terakhir yang berkaitan dengan nutrisi
1. Gigi dan mulut
Kondisi gigi: retak berlubang carier
gigi palsu sulit mengunyah
Penyakait pada mulut …….

sulit menelan perubahan pengecapan

Masalah pada saluran pencernaan

Rasa panas di perut sulit mencerna mual muntah


bedah saluran pencernaan ………..

Cara makan: sendiri dengan bantuan dengan NGT

Masalah eliminasi
Berak: konstipasi diare perubahan peristaltik usus
frekuensi berak memakai laksatif atau enema

Kesulitan berkemih
Perubahan: meningkat menurun tidak berubah

Cara berkemih: sendiri dengan bantuan dengan Kateter


…………

Masalah fisik atau kesehatan……………………….

Pengobatan terkahir …………………………..

Pengkajian fisik:
1.ukuran antropometri ………………..
2. hasil laboratorium………………

Diagnosis keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ………….


2. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
…………………
3. Cemas berhubungan dengan ……………….
4. Resiko kelebihan volume cairan berhubungan dengan ………….
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
………………..
6. Resiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
…………………
7. Resiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
……………..

Pengkajian Obat-obatan
1. Riwayat kesehatan fisik……….
2. Penyakit sebelumnya……………
3. Pengobatan sebelumnya……………, dosis………… frekuensi…………dan cara
pemberian…………..
4. Pengetahuan klien tentang obat yangn diberikan dan efek sampingnya
5. Alergi terhadap obat………..
6. Kemampuan dan persepsi klien terhadap obat yang diberikan ……….
7. Kepatuhan klien terhadap penggunaan obat
8. Obat-obatan yang disimpan dalam pemakaian waktu lampau……….
9. Keluarga yang mendukung penggunaan obat………

Diagnosis keperawatan
1. Kurang pengetahuan tentang kerja obat berhubungan dengan ………………
2. Resiko cidera berhubungan dengan …………………
3. Perubahan proses piker………….
4. ………..

Pengkajian Persepsi Sensori dan Kognitif


1. Fungsi Panca indra
Kulit (Perabaan) Mata (Penglihatan)
Berkurang : ya tidak Berkurang : ya tidak
………… Iritasi : ya tidak
Operasi : ya tidak

Lidah (Pengecapan) ……………….

Berkurang ya tidak
Jika ya rasa apa? (sebutkan)
Luka ya tidak
Wrna idah: putih kemerahan …………..

Hidung (Penciuman)
Berkurang: ya tidak Drainase: ada tidak darah nana
Luka ya tidak
Operasi: ya tidak ……….

Telinga (pendengaran)
Berkurang: ya tidak Bertambah: ya tidak
Drainase: ada tidak
darah nanah
……………………..

2. Gangguan rangsangan sensori


Rangsangan lingkungan: Ada tidak
Perawatan isolasi: ya tidak
Pengobtan intesnif: : ya tidak
Defisit sensori: ya tidak

3. Riwayat penyakit
Status kesehatan

CVA trauma kapitis OMP buta tuli


konvulsi tomor otak hipoksemia penyakit adrenal
HIV/AIDS fraktur lumbal retardasi mental ……………..

4. Psikologis
Halusinasi
Penglihatan penciuman perabaan …………

Perubahan perilaku
gelisah tidak dapat istirahat sulit tidut manarik diri

diam bicara sendiri bicara tak terarah tertawa sendiri


menangis tanpa sebab menghindari kontak ……………..

Kognitif
Sulit konsentrasi pelupa depresi ………..
Disorientasi: waktu orang tetap …………….
Tingkat kesadaran
delirium apatis somnolen supuro koma koma

Diagnosis Keperawatan

1. Perubahan proses pikir berhubungan dengan …………….


2. Resiko keterlambatan perkembangan dengan ……………..
3. Takut berhubungan dengan ……..
4. Gangguan memori berhubungan dengan ……………
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan …………….
6. Cemas berhubungan dengan …………..
7. Inkontinesia fungsi saluran kemih berhubungan dengan …………
8. Kurang perawatan diri berhubungan dengan …………….
9. Halusinanasi berhubungan dengan …………….
10. Resiko cidera berhubungan dengan ………….
10. Isolasi sosial berhubungan dengan …………..
11. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan ……………
Pengkajian Spiritual
Klien yang butuh perawatan spiritual

sendiri rasa takut merasa takut cemas gangguan jiwa


Jarang dikunjungi pembedahan tidak punya rumah terlantar
perilaku yang bertentangan dengan agama menderita trauma
dalam sakratul maut HIV/AIDS kanker

Riwayat Perawatan
1. Apakah ada pelaksanakan khusus yang berhubungan dengan agama saudara?
ada tidak
Jika ada sebutkan:…………
Jika tidak jelaskan alasnnya ……………
2. Apakah saudara merasa kegagalan akan mebantu? ya tidak
Jika ya jelaskan alasannya ………………
Jika tidak jelaskan alasannya ……………..
3. Dengan cara apa saya akan membantu saudara untuk membawa kegagalan saudara?
………………..
4. Apakah saudara suka dikunjungi oleh penasehat dari rumah sakit?
Ya tidak
Jika ya jelaskan alasannya …………………….
Jika tidak jelaskan alasanya…………

Tanda klinis
Afek dan perilaku
Menyendiri depresi sedih cemas apatis ………….

Perilaku
1. Klien berdoa sebelum sembahyang: ya tidak
2. Klien sering mengeluh: ya tidak
3. Klien menambah obat penenang : ya tidak
4. Klien keluar berjalan malam hari di halaman ya tidak
5. Klien membuat lelucon yang tidak tepat ya tidak
6. Klien menggigau pada malam hari ya tidak
7. Klien marah pada saat beribadah ya tidak

Verbalisasi
1. Klien menyebut nama Tuhan ya tidak
2. Klien menyebut doa ya tidak
3. Klien menyebut agama ya tidak
4. Klien menyebut tempat ibadah: Gereja Mesjid Kuil
Wihara
5. Klien menunjukkan rasa takut akan mati: ya tidak
6. Klien menyatakan keyakinan hidup: ya tidak
7. Konflik tentang keyakinan agama: ya tidak
8. Memperhatikan tentang eksistensi: ya tidak
9. Memperhatikan tentang makna penderitaan: ya tidak
10.Memperhatikan tentang implikasi moral/etika terhadap pengobatan :
ya tidak
Jika ya alasannya
Jika tidak alasannya

Interpersonal relationship
1. Siapa yang mengunjungi ……………
2. Bagaimahna repon klien terhadap pengunjung ……………..
3. Apakah orang penting yang dating? Pastor Pendeta Ustat …….
4. Apakah klien berhubungan dengan klien lainnya? Ya tidak
Jika ya jelaskan alasanya……………….
Jika tidak jelaskan alasannya …………..

Lingkungan
Apakah klien memiliki alat sembahyang?

Alkitab alkuran buku doa buku kebaktian


medali keagungan rosario tasbih mukenah sadjadah
……………..

Diagnosis Keperawatan
1. Spiritual distress berhubungan dengan …………..
2. Resiko spiritual distress berhubungan dengan……………

Contoh laporan askep KDP

MENGUKUR SUHU BADAN

Suhu tubuh
Suhu tubuh mereflekasikan proses produksi panas dan kehilangan panas dari tubuh. Ada dua
jenis suhu tubuh, yaitu core temperature (suhu tubuh inti) adalah suhu tubuh yang terletak di
bagian dalam jaringan tubuh seperti saluran abdomen dan pelvis. Suhu tubuh inti mengalami
penurunan secara relatif tetap; dan surface temperature (suhu tubuh permukaan) adalah suhu
tubuh dari kulit, jaringan subkutan, dan lemak. Suhu tubuh permukaan mengalami
peningkatan dan penurunan sebagai respon terhadap lingkungan (Kozier; & Erb’s, 2012).
Tubuh secara terus-menerus memproduksi panas sebagai hasil dari produksi metabolisme. Jika
jumlah panas yang diproduksi tubuh seimbang dengan yang hilang, seseorang dalam keadaan
suhu badan yang seimbang.

Faktor – faktor yang berdapak terhadap produksi panas. Lima diantaranya penting,
yaitu:
1. Nilai metabolisme basal atau Basal Metabolism Rate (BMR), yaitu nilai dari energi yang
dibutuhkan tubuh mengatur aktivitas esensial seperti bernafas. Nilai metabolisme menurun
sejalan dengan bertambahnya usia. Secara umum, makin mudah usia seseorang, makin
tinggi BMR.
2. Activitas otot. Aktivitas otot meningkatkan nilai metabolism.
3. Output Thyroxin. Peningkatan output tiroksin meningkatkan nilai metabolisme melalui
tubuh.
4. Stimulasi/respon stres dari epinefrin, norepinefrin, dan simpatik. Hormon ini segera
meningkatkan nilai metabolisme di dalam berbagai jaringan tubuh.
5. Demam. Demam meningaktkan nilai metabolism sehingga meningkatkan panas.

Tubuh akan kehilangan panas melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan penguapan

Keteraturan suhu tubuh


Sistem yang mengatur suhu tubuh ada tiga bagian, yaitu sensor pada perifer, pada pusat,
integrator dalam hipotalamus, dan sistem afektor yang menilai penurunan dan peningkatan
suhu tubuh.

Ketika kulit mengalami perubahan suhu di dalam tubuh ada tiga proses fisiologi untuk
meningkatnya suhu tubuh, yaitu shieving (mengigil) meningkatkan produksi panas, sweet
(keringat) terjadi penurunan suhu badan, vasokonstriksi menurunkan tekanan panas.

Faktor yang mempengarui suhu tubuh


1.Usia. Bayi lebih banyak dipengaruhi oleh suhu lingkungan sehingga harus dilindungi dari
perubahan ekstrim. Suhu badan anak lebih bervariasi hingga pubertas dibandingkan dengan
orang dewasa. Umumnya lansia lebih dari 75 tahun berisiko hipotermi (suhu kurang dari 36 0C
atau 96,80C) dan bervariasi karena berbagai alasan seperti diet yang kurang memadai, kurang
aktivitas, dan penurunan efisiensi termoregulasi. Lansia sensitif terhadap suhu lingkungan
ekstrim berhubungan dengan penurunan kontrol termoregulatori.

2.Waktu (diurnal variation atau circardin rhytms). Suhu tubuh normalnya mengalami
perubahan setiap hari, bervariasi seperti 1.00C (1.80F). antara subuh dan magrib. Titik tertinggi
suhu badan biasanya dicapai antara jam 16.00 dan 18.00 (4:00 sore dan 6:00 sore), dan titik
terendah dicapai ketika tidur antara jam 0400 dan 0600 (4:00 pagi dan 6:00 pagi). Suhu badan
lansia kurang meningkat dibandingkan dengan orang yang usianya lebih muda (Gomolin,
Lester, & Pollack, 2007 dalam Kozier; 7 Erb’s, 2012).

3.Olahraga/aktivitas. Kerja keras atau giat berolahraga dapat meningkatkan suhu badan
hingga 38.30C- 400C (1010F – 1040F)

4.Hormon. Perempuan biasanya memiliki pengalaman fungsi hormonal lebih daripada laki-
laki. Pada perempuan sekresi progesteron ketika ovulasi meningkatkan suhu badan sekitar
0.30C – 0.60C (0.50F – 1.00F).

5.Stres. Stimulasi sistem saraf parasimpatik dapat meningkatkan produksi epinefrin dan
norepineferin sehingga meningkatkan aktivitas metabolik dan produksi panas. Perawat harus
mengantisipasi bahwa peningkatan stres atau kecemasan klien akan meningkatkan suhu tubuh.

6.Lingkungan. Suhu lingkungan yang ekstrim dapat berdampak terhadap sistem regulatori
suhu badan seseorang. Bila suhu badan dikaji di ruangan hangat dan tidak dapat dimodifikasi
melalui konveksi, konduksi, atau radiasi, suhu badan akan meningkat. Demikian juga apabila
klien berada di luar udara dingin tanpa pakaian

7.Gangguan suhu tubuh


Normal suhu tubuh rentang antara 360C hingga 27.50C (96.80F hingg 99.50F). Terdapat dua
gangguan suhu tubuh, yaitu pireksia, dan hipotermia. Keadaan dimana suhu tubuh di atas
normal pireksia, hiperthermia, atau demam misalnya 410C (105.80F) disebut hiperpireksia.
Seseorang yang mengalami demam disebut febris, dan yang tidak demam disebut afebris
(Kozier; & Erb’s, 2012).

Terdapat empat jenis deman, yaitu intermiten, remiten, relapsing, dan konstan. Selama fase
demam intermiten suhu tubuh secara teratur berada diantara periode demam dan periode
normal atau suhu tubuh subnormal. Seperti ketika seseorang mengalami malaria. Selama fase
demam remiten seperti ketika seseorang mengalami influenza. Rentang suhu tubuh sekitar
20C setiap 24 jam dalam beberapa hari semuanya diatas normal. Selama fase demam konstan,
suhu badan meningkat minimal tetapi kadang diatas nomal. Misalnya pada pasien dengan
demam tiphoid. Suhu badan meningkat pada level demam dengan cepat diikuti suhu badan
normal dalam beberapa jam disebut fever spike. Misalnya ketika seseorang mengalami infeksi
bakteri pada darah (bacterial blood infection).

Dalam beberapa kondisi, dimana terjadi demam yang bukan demam sebenarnya. Misalnya
healt exhaustion akibat kehilangan panas atau dehidrasi. Tanda heat exhaustion pucat,
pusing, mual, muntah, fainting, dan peningkatan suhu sedang 38.30C s/d 38.90C (>1010F-
1020F). Pengalaman orang dengan Healt stroke seperti berkatifitas di air panas, terasa hangat,
kulit terasa panas, dan tidak berkeringat. Suhu badan berkisar antara 41.10C (> / = 1060F), dan
pasien mungkin dalam kondisi delirium, tidak sadar, atau seizures.

Tabel 1.1. Mnifestasi klinis demam

Onset (fase dingin atau Course (fase plateau) Deverscence (fase fever
menggigil) abatement/flash)
Peningkatan irama jantung Tidak menggigil Kulit Nampak kemerahan
Peningkatan kedalman dan Kulit teraba hangat foto dan teraba panas
iama respirasi sesitif Berkeringat, menggigil
Menggigil Glassy eye sentitivity berkurang
Pucat Peningkatan nadi dan Kemungkinan dehidrasi
Kulit dngin respirasi
Mengeluh dingin Rasa haus bertambah
Sianosis pada kuku Dehidrasi sedang
Bulu kuduk eridri Mengantuk, sulit istirahat,
Berkeringat delirium, kejang
Lesi pada mulut
Kehilangan tenaga jika
demam berlanjut
Lesu, lemah, keram otot

Sumber: (Kozier; & Erb’s, 2012). Fundamental of nursing. Concep, process, and practice. Hal. 537

Tabel 2 Intervensi keperawatan dengan demam


Monitotanda vital
Kaji warna kulit dan temperature.
Monitor nilai sel darah putih, nilai hematokrit, dan hasil pemeriksaan laboratorium lainnya yang
mengindikasikan infeksi atau dehidrasi.
Lepaskan selimut jika klien merasa panas, tetapi tambahkan selimut ekstra jika klien merasa menggigil.
Berikan asupan nutrisi dan cairan yang memadai misalya 2.500-3.000 ml cairan perhari dibutuhkan untuk
meningkatkan kebutuhan metabolisme dan mencegah dehidrasi.
U masukan dan pengeluaran.
Kurangi aktivitis fisik untuk membatasi produski panas, kurusnya selam fase panas.
Lakukan peawatan oral hygiene untuk menjaga kelembaban mukosa membran.
Mandi dengan cara melap badan untuk meningkatkan penurunan panas.
Gunakan pakain dan linen kering.
Sumber: (Kozier; & Erb’s, 2012). Fundamental of nursing. Concep, process, and practice. Hal. 538

Hipotermia adalah suhu badan inti berada bada batas bawah normal, terdiri atas kehilangan
panas hebat (excessive heat loss). Tidak adekuatnya produksi panas, dan gangguan
termoregulasi hipotalamus. Hipotermia biasa diinduksi (induce hypothermia) atau
kecelakaan (accidental hypothermia). Hipotermia induksi, yaitu suhu badan rendah untuk
untuk menurunkan kebutuhan oksigen tehadap jaringan tubuh seperti pada beberap
pembedahan. Hipotermia kecelakaan dapat terjadi akibat (a) terpapar lingkungan dingin, (2)
berada pada cuaca dingin, (3) pakaian, rumah, dan panas yang kurang memadai. Pada lansia
dapat terjadi akibat penurunan nilai metabolisme tubuh dan pemakaian terapi sedatif.
Penatalaksanaan hipotermia dengan memindahkan klien dari lingkungan yang dingin
dan menghangatkan klien. Pasien dengan hipotermia sedang dihangatkan dengan memberikan
selimut. Sedangkan klien dengan hipotermia berat dihangatkan dengan selimut hipotermia
elektronik, dan diberikan air hangat, mengganti pakaian basah dengan pakian kering.
Tabel L 1.3. Manifestasi klinis hipotermia
 Penurunan suhu badan
 Menggigil hebat
 Pprostbite (perubahan warana jari-jari tangan dan kaki, hidung tersumbat)
 Hipotensi
 Penurunan jumlah urin
 Kekuatan otor koordinasi berkuran
 Disorganisasi
 Rarasa mengantuk

Sumber: (Kozier;& Erb’s, 2012).Fundamental of nursing. Concep, process, and practice. Hal. 538
Tabel 1.4. Intervensi keperawatan klien dengan hipotermia
Hangatkan lingkungan
Berikan pakaian kering
Pasang selimt hangat
Tutupi seluruh anggota badan
Pasang penutup kepala (topi)
Berikan air minum atau cairan intravena hangat
gunakan bantalan hangat
Sumber: (Kozier; & Erb’s, 2012). Fundamental of nursing. Concep, process, and practice. Hal. 538

Tabel 1.5. Identifikasi diagnosis keperawatan, outcome, dan intervensi klien dengan
ketidakseimbangan suhu badan
Diagnosis Contoh Contoh Pilihan Contoh
keperawatan/ harapan/outcom indikator intervensi/ aktivitas
definisi e NOC Definisi Lihat tabel 1.2.
& 1.4
Resiko Hidrasi: 0602 Mukosa Keteraturan Monitor suhu
ketidakseimbangan Kompartemen membrane suhu badan setiap 2
suhu badan/ cairan tubuh lembab tubuh:3900 jam, jika
Risiko kegagalan didalam intrasel Urin output Penataan suhu memungkinkan
untuk menata suhu dan ekstrasel badan teratur Berikan cairan
badan rentang memadai dalam rentang dan asupan
normal nilai suhu badan nutrisi yang
normal memadai
Hipertermia/ Termoregulasi : Laporan Terapi Monitor
Peningkatan suhu kenyamanan demam:3740 masukan dan
badan diatas nilai 0800 panas Penatalaksanaan keluaran
normal Keseimbangan Menggigil klien dengn Kompres
antara produksi ketika dingin hipertermia dengan katong
panas, panas yang Keringat yang disebabkan es
diperoleh dan ketika panas oleh faktor menggunakan
panas yang hilang bukan handuk di
lingkungan lipatan paha dan
ketiak
Tutupi klien
hanya dengan
sehelai kain
(sheet) ) jika
memungkinkan
Sumber: NOC  untuk hasil yang diharapkan dan NIC  untuk intervensi keperawatan dalam kurung outcome dan
intervensi yang sesuai. Outcome, indicator, intervensi, dan aktivitas yang dipilih hanya sebagai contoh seluruh aktivitas yang
disarankan NOC dan NIC, dan disesuaikan dengan individu setiap klien. Skala ukur setiap indikator dari berat sampai tidak
ada keluhan dalam Kozier; & Erb’s (2012). Fundamental of nursing. Concep, process, and practice. Hal. 539

Mengkaji suhu badan


Secara umum pengukuran suhu badan dilakukan secara oral, rektal, aksila, membrane timpani,
kulit/arteri temporal. Setiap pengukuran suhu badan memiliki keuntungan dan kekurangan
(Tabel 1.6). Pengkajian suhu tubuh secara oral dilakukan 30 menit setelah klien minum
minuman hangat atau dingin. Sebab ketika klien mengkonsumsi makanan dan minuman panas
sebelum dilakukan pengukuran tidak akan efektif karena pengaruh suhu makanan, minuman,
dan rokok (Kozier; & Erb’s, 2012).
Suhu rektal dibaca sangat akurat. Suhu rektal dilakukan jika klien melakukan bedah
rektal, diare atau penyakit pada rektum, seperti immunosuppres, ganguan buang air besar, atau
hemoroid. Suhu aksila sering diukur pada bayi baru lahir karen mudah dan aman. Suhu aksila
lebih rendah dibandingkan suhu rektal. Beberapa dokter merekomendasikan dilakukan
pengukuran ulang suhu aksila pada aksila lainnya untuk mengetahui secara pasti adanya
pningkatansuhu badan. Perawat harus mengecak protocol institusi ketika mengukur suhu
badan bayi baru lahir, bayi, toddlers, dan anak-anak. Klien dewasa bagi yang suhu badanya
diukur di lokasi yang berbeda merupakan kontraindikasi.
Membran timpani atau jaringan telinga di dalam lubang telinga, dilakukan untuk
memperkirakan suhu badan inti. Walaupun pengukuran suhu timpani telah menunjukkan
pengaruh (Smitz & Smitz, 2009 dalam Kozier;& Erb’s, 2012). Jika ujung termometer tidak
tepat misalnya terlalu longgar dalam lubang telinga hasil akan lebih rendah dari yang
seharusnya. Penggunaaan termomer rektal dan timpani memerlukan suatu ketrampilan dan
kualitas alat. Suhu badan dapat juga diukur di dahi menggunakan termometer kimia atau
temporal arteri thermometer.

Tujuan
1. Memperoleh data dasar untuk menilai sub sekuensi
2. Mengidentifikasi apakah suhu badan inti (core temperature) berada pada nilai rentang
normal.
3. Untuk menentukan perubahan suhu badn utama terhadap respon spesipik terapi (misalnya
pengobatan antipiretik, pengobatan imunosupresif, dan prosedur invasif).
4. Untuk mengawasi risiko ketidakseimbangan suhu badan klien (misalnya klien yang
berisiko infeksi atau didiagnosis infeksi, mereka yang telah terpapar dengan suhu ekstrim).
Pengkajian
 Kaji tanda klinis demam
 Tanda klinis hipotermia

Perencanaan
Persiapan alat
a. Termometer bersih dalam tempatnya.
b. Tiga buah botol, masing-masing berisi larutan sabun, larutan desinfektan, dan air bersih.
c. Bengkok
d. Tisu
e. Vaselin dalam tempatnya
f. Sarung tangan bersih
g. Handuk
h. Tisu atau kain lap
i. Buku catatan suhu dan nadi dan alat tulsis.

Implementasi
Cek semua persiapan

Pelaksanaan
1.Sebelum melakukan tindakan kenalkan diri perawat pada klien dan perifikasi identitas klien
menggunakan protokol lembaga. Jelaskan pada klien apa yang akan perawat lakukan. Kenapa
dilakukan, bagaimana klien berpartisipasi, diskusikan bagaimana menggunakan hasil dalam
perencanaan untuk perawatan.
2.Cuci tangan dan amati prosedur pengawasan infesi yang memadai, gunakan sarung tangan
untuk menyentuh permukaan tubuh.
3.Jaga privasi klien
4.Atur posisi klien yang tepat
5.Letakkan termometer sesuai pengukuran.
6.Tunggu sesuai waktu yang telah ditentukan
7.Angkat termometer dan bersihkan. Jika menggunakan sarung tangan lepaskan sarung tangan
dan letakkan di tempat sampah yang ssuai
8.Baca suhu tubuh dan cacat hasilnya
9.Cuci termometer jika memungkinkan
20.Dokumentasikan suhu tubuh pada rekaman medis klien.

1) Pengukuran suhu pada ketiak


(1) Alat didekatkan di klien.
(2) Pakai sarung tangan
(3) Bila perlu lengan baju klien dibuka, dan ketiaknya harus dikeringkan terlebih dahulu
dengan tisu.
(4) Periksa hermometer apakah air raksa tepat pada angka nol, lalu dijepitkan dengan
reservoirnya tepat di tengah ketiak, lengan klien dikepitkan di dada.
(5) Setelah 5-10 menit, thermometer diangkat dan langsung dibaca hasilnya.
(6) Dukumentasinya hasilnya dan respon klien.

2) Pengukuran suhu pada mulut


(1) Untuk setiap pasien harus menggunakan satu termometer (milik pasien)
(2) Selama pengambilan suhu, pasien tidak boleh bicara.
(3) Beritahu klien membuka mulut
(4) Cek thermometer
(5) Masukkan ujung termometer ke dalam mulut klien sampai batas reservoirnya
(6) Letakkan ujung termometer di bawah ujung lidah klien
(7) Tutup mulut klien selama 5 menit dan beritahu bernapas melalui hidung
(8) Selama termometer dipasang, klien tak boleh berbicara atau menggerakkan lidahnya.
(9) Angkat termometer setelah 5 menit
(10)Bersihkan dengan tisu
(11)Baca hasilnya
(12)Catat pada buku catatan/rekaman Medis
(13)Bersihkan alat (sama dengan)
3) Pengukuran suhu badan melalui dubur (rektal)
(1) Letakkan alat dekat klien
(2) Atur posisi klien (sim)
(3) Turunkan/buka pakian bawah klien sampai bokong
(4) Periksa ujung termometer
(5) Olesi dengan vaselin
(6) Masukkan ujung termometer ke anus
(7) Pegang termometer, jangan dilepaskan
(8) Keluarkan termometer setelah 5 menit
(9) Bersihkan dengan tisu
(10) Baca hasilnya
(11) Catat dibuku catatan/rekaman medis.
12) Bersihkan seperti cara aksilar dan oral

Skala suhu badan


Kadang-kadang diperlukan mengkonversi suhu badan yang dibaca dalam celsiu ke
Faranheid atau sebaliknya. Formula yang digunakan untuk mengkonversi Faranheid ke
Celsius dikurangi 32 dari Faranheid yang terbaca kemudian dikali 5/9; sehingga C
(Faranheid - 32) x 5/9.
Contoh, ketika Faranheid dibaca 100; C = (100 - 32) x 5/9 = (68) x 5/9 = 37.8
Mengkonfersi Celsius ke Faranheid, kalikan hasil pengukuran Celsius dengan 5/9 dan
tambahkan 32; sehingga F = (suhu badan Celsius x 9/5) + 32.
Contoh, ketika suhu badan Celsius 40; maka F= (40 x 9/5) + 32 = (72 + 32) = 104
Gambar 1.1. Contoh grafik laporan tanda vital
Tgl
Suhu Badan 23:00-07:00 07:00-15:00 15:00-23:00
 oral 24 4 8 12 16 20
ʘ Aksila 1030
X Rektum
1020

1010
1000

990

980

970

960

950
TD 210
 NADI RADIAL 200
ʘ NADI APIKAL 190
N 180 √
A 170
D 160
I 150
&
T 140
E
K 130 √ √
A √
N 120 √
A
N 110 √ √
D
A 100
R
A
90
H
80
√ √
70 √ √ √

60 √

50

40 √

RESPIRASI 12 14 14 12 12 14

Sumber: Kozier; & Erb’s (2012). Fundamental of nursing. Concep, process, and practice. Hal. 543

Evaluasi
Bandingkan data dasar suhu badan normal klien dengan suhu badan terakhir. Analisis suhu
badan klien berdsarkan waktu pengukuran setiap hari catat setiap factor yang mempengaruhi
sushu badan dan tanda ital. lainnya. Ikuti perkembangan suhu badan klien, dan follow up jika
ada temperature di luar nilai atau tidak berespon terhadap intervensi, pemberian suatu
medikasi, atau keadaan lingkungan klien. Halini mencakup edukasi klien cara menurunkan
dan meningkatkan sushu badan melalui tindakan misalnya meningkatkan konsumsi air
minum, batuk, atau napas dalam, kompres dingin, atau menurangi pakaian. Intervensi untuk
hipotermia mencakup minum air hangat dan gunakan selimut hangat atau elektronik.

Referensi

Depkes RI, Prosedur Perawatan Dasar. PPNI, 1994: 37-38.


Erb Genora., Barbara Kozier. Fundamental of Nursing. Cocept and Procedure. Second Ed.
Ed. Addison Wesley. Publishing Company. 1983: 3000.
Kozier; & Erb’s. (2012). Fundamental of nursing. Concept, Process and Practice. (Ninth
Edition). Vol 1. International edition. Berman, A; & Snyder,S. USA. Pearson

Soal
1. Sebutkan 2 jenis gangguan suhu badan
2. Sebutkan 5 faktor yang mempengaruhi suhu badan
3. Sebutkan 2 diagnosis keperawatan klien dengan gangguan suhu badan
4. Sebutkan 2 jenis intervensi klien dengan hipertermi
5. Sebutkan 3 cara pengukuran suhu badan

CEKLIS KETRAMPILAN KEPERAWATAN MENCUCI TANGAN


DENGAN PRINSIP BERSIH DAN STERIL
VARIABEL YANG DINILAI NILAI
A. Mencuci tangan prinsip bersih 0 1 2
I. Tahap prainteraksi
1. Persipkan alat
1) Sabun cair atau hibiscrub
2) Air yang mengalir
3) Handuk kering (tisu)
4) Handuk steril
5) Pengering

II. Tahap Kerja


1) Kuku dipotong pendek
2) Lepaskan semua perhiasan
3) Periksa adanya luka pada tangan
4) Berdiri menghadap kran jangan menempel pada
wastafel
5) Buka kran, basahi tangan hinga pergelangan tangan
sampai seluruh jari dan tangan basah.
6) Sabuni tangan , jika memamkai hibiscrub gunakan
sebanyak 2-4 cc atau sesuai petunjuk.
7) Gosok tangan secara melingkar, hingga seluruh jari-jari
selam kurang lebih 20-25 detik.
8) Cuci tangan selama 1 menit, ulangi langkah 6 s/d 7 dan
cuci tangan lebih lama (1-3 menit)
9) Tutup karan dengan tisu, kassa, siku, lutut dan kaki
sesuai tempat kran yang ada
B. Cuci tangan steril
I. Tahap pra interaksi
1. Persiapkan alat
1) Sabun atau hibiscrub
2) Air yang mengalir
3) Siapkan celemek
4) Handuk yang kering dan steril pada tempatnya
5) Baju operasi
6) Sarung tangan steril

II. Prosedur cuci tangan steril


1) Lihat kembali persiapan alat dan sarana apkah sudah
komplit atau belum
2) Maemakai celemek
3) Buka kran
4) Basahi tangan sampai siku di bawah air yang mengalir
dimana posisi jari-jari, pergelangan tangan lebih tinggi
dari siku
5) Ambil2-4 cc sabun cair atau hibiscrub
6) Gosok telapak tangan, membersihkan sela-sela jari,
mencuci bagian punggung tangan, mulai dari
pergelangan tangan sampai siku secara melingkar satu
arah
7) Cuci tangan di bawah air yang mengalir dapertahankan
posisi tangan lebih tinggi dari siku
8) Amati kuku tangan, bersihkan dengan pembersih kuku
9) Ulangi langkah 5 s/d 7 sebanyak 3 kali
10) Gunakan handuk steril untuk membersihkan tangan
mulai dari jari-jari ke siku secara melingkar
11) Tutup kran, tangan tidak boleh menyentuh kran jadi
gunakan siku atau kasa steril
12) pertahankan posisi tangan di bagian depan dengan jari-
jari di bagian atas
13) pakai baju operasi (bila akan mengasisteni dokter
bedah)
14) Keringkan tangan dengan handuk steril
15) Letakkan handuk yang telah dipakai pada tempatnya
16) Pakai sarung tangan

C. Memakai sarung tangan


Pakai sarung tangan sesuai prosedur dengan prinsip septic
Dan aseptic meliputi:
1) Cara membuka
2) Cara memakai dan
3) Cara melepas

Keterangan: Jayapura
0= tidak dilakukan sama sekali
1= dilakukan tapi tidak sempurna Penguji,
2= dilakukan dengan sempurna

( )

CEKLIST KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK

NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatn klien
2. Siapkan klien
3. Cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Senter
2) Refleks hamer
4) Spatel
5) Steteskop
6) Selimut/sampiran
7) Buku catatan
8) Alat tulis
9) Alat lainnya sesuai indikasi (otoscope, Nasal
speculum, Nasoscope, Opthalmoscope, garpu
tala, dsb)

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Inspeksi
1) Beri kesempatan klien bertanya
2) Atur posisi klien (berbaring/duduk)
3) Jaga privasi klien
4) Tutupi klien dengan selimut dan tirai
5) Amatai keadaan klien mulai dari ujung rambut
hingga ujung kaki
6) Anjurkan/Bantu untuk membuka pakaian
sesuai daerah yang akan diperiksa
7) Untuk pemeriksaan mata memakai
optalmoscope
6) Pemeriksaan adanya telinga menggunakan senter
untuk telinga (otoscope)
7) Pemeriksaan hidung menggunakan nasoskope
8) Pemeriksaan mata memakai opthalmoscoe dan
nasal speculum
9) Pemeriksaan vagina memakai speculum
10) Pemeriksaan sinus memakai transilluminator

2. Palpasi
1) Gunakan tapak tangan untuk palpasi
2) Jaga privasi klien
3) Atur posisi klien (duduk, tidur: telungkup atau
terlentang, dsbnya ) sesuai indikasi pemeriksaan
4) Anjurkan klien untuk membuka pakian pada
daerah yang akan diperiksa
5) Minta ijin pada klien untuk menyentuh daerah
yang akan dipalpasi (seperti kepala, mata,
kelenjar limpa, nadi, dada, punggung, perut, dan
genitalia)

3. Perkusi
1) Gunakan tapak jari –jari tangan untuk perkusi
daerah dada, punggung, abdomen; dan refleks
hamaer untuk pemeriksaan kekuatan refleks
tendon
2) Jaga privasi klien
3) Atur posisi klien (duduk, tidur: telungkup atau
terlentang, dsbnya ) sesuai indikasi pemeriksaan
4) Anjurkan klien untuk membuka pakian pada
daerah yang akan diperiksa
6) Minta ijin pada klien untuk menyentuk daerah
yang akan dipalpasi (seperti kepala, mata,
kelenjar limpa, nadi, dada, punggung, perut, dan
genitalia)
7) Untuk meriksa kandung kencing, anjurkan klien
berkemih jika bisa
8) Letakkan jari-jari di atas daerh yang akan
diperkusi, smentara jari lainna mengetuk padaa
jari jari-jari tersebut (kuku anda harus pendek)

4. Auskultasi
1) Gunakan stetescop untuk mendengarkan bunyi
jantung, paru dan peristaltik usus)
2) Jaga privasi klien
3) Atur posis klien (duduk, tidur terlentang, miring)
sesuai indikasi pemeriksaan
4) Anjurkan klien/Bantu klien membuka pakaian
pada daerah yang akan diperiksa
5) Letakkan difrahma setescop untuk memeriksa
daerah dada, punggung, abdomen)
6) Atur klien kembali
7) Bereskan alat
8) Cuci tangan

IV. Tahap terminasi


1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Dokumentasikan:
1) Catat respon klien
2) Catat hasil kegiatan
Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

CEKLIST KETERAMPILAN MENGUKUR TEKANAN DARAH


Nama Mahasiswa:
NIM :
NILAI
No VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
A Tahap Prainteraksi
1. Baca catatan klien
2.Cuci tangan
3.Persiapkan alat
1) Tensi meter
(manometer air raksa atau Manometer
aneroid)
2) Stetescope
3) Buku catatan
4) Rekaman Medis Klien
5) Alat tulis
B. Tahap Orientasi
1.Identifikasi klien
2.Beri salam
3. Persiapan klien
4. Beritahu klien
5. Atur posisi pasien sesuai indikasi
(berbaring, duduk)
C. Tahap Kerja
1. Pilih lengan yang akan dilakukan
pengukuran TD (sebaiknya kiri)
2. Lingkarkan manset pada lengan tersebut
sekitar 2 cm di atas arteri brachialis
3. Lakukan pemompaan
4. Denyut arteri brachialis diraba
5. Letakkan steteskop di arteri brachialis
6. Sekrup balon karet ditutup
7. Pengunci air raksa dibuka secara perlahan
8. Dengarkan bunyi pertama (Sistole)
9. Dengarkan terus hingga denyutan
terakhir
D. Tahap Terminasi
Dokumentasikan
1) Hasil tindakan
2) Respon klien
Catatan: Nilai 0 tidak melakukan sama sekali; 1 melakukan tidak sempurna;
2 melakukan dengan sempurna

Jumlah tindakannyang dilakukan


Nilai: ____________________________________ X 100% Jayapura,
Jumlah seluruh tindakan penguji

( )

CEKLIST KETERAMPILAN MEGHITUNG NADI


Nama Mahasiswa:
NIM :
NILAI
No VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
A. Tahap Prainteraksi
1. Baca catatan klien
. 2. Cuci tangan
3. Persiapan alat
1) Jam tangan dengan penunjuk detik/pola
teller
2) Buku catatan
3) Rekaman Medis Klien
4) Alat tulis
B. Tahap Orientasi
1. Identifikasi klien
2. Pasien diberitahu
3. Atur posisi pasien sesuai indikasi 1) (berbaring,
duduk)
C. Tahap Kerja
1) Pilih lokasi ARTERI yang akan dilakukan
penghitung NADI
(1) Arteri radialis (pergelangan tangan)
(2) Arteri brachialis (lipatan siku)
(3) Arteri carotis (pada leher)
(4) Arteri temporalis ( pada pelipis)
(5) Arteri dorsalis meidis (punggung kaki)
(6) Ubun-ubun bayi
Istirahtkan klien
2) Gunakan jari telunjuk dan jari tengah
di atas atas arteri tempat dilakukan penghitungan
nadi
4) lama menghitung ¼ menit dan hasilnya dikali
empat atau ½ menit dan hasilnya dikalikan dua.
Untuk bayi dihtung menggunakan stetescop dalam
satu menit.

D. Tahap terminasi

Evaluasi
1) Catat respon klien
2) Catat hasilnya
Catatan: Nilai 0 tidak melakukan sama sekali; 1 melakukan tidak sempurna; 2
melakukan dengan sempurna
Jayapura,
Jumlah tindakannyang dilakukan penguji
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan ( )

CEKLIST KETERAMPILAN MEGHITUNG PERNAPASAN


Nama Mahasiswa:
NIM :
NILAI
No VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
A. Thapa Prainteraksi
2. Baca catatan klien
3. Cuci tangan
4. Persipakan alat
1) Jam tangan dengan penunjuk detik/pola
teller
2) Buku catatan
3) Rekaman Medis Klien
4) Alat tulis

B. Tahap Orientasi
1) Pasien diberitahu
2) Atur posisi pasien sesuai indikasi
(berbaring, duduk)
C. Tahap Kerja
1) Beri kesempatan klien bertanya
2) Jawap pertanyaan klien
3) Istirahtkan klien dalam posisi berbaring
4) Lakukan bersama penghitungan nadi
memperhatikan saat inspirasi dan ekspirasi
5) lama menghitung ¼ menit dan hasilnya dikali
empat atau ½ menit dan hasilnya dikalikan dua.
Untuk bayi dihitung dalam satu menit.
6) Hasilnya dicatata pada buku catatan
D. Tahap Terminasi
Evaluasi
1) Catat respon klien
2) Catat hasilnya
Catatan: Nilai 0 tidak melakukan sama sekali; 1 melakukan tidak sempurna; 2
melakukan dengan sempurna
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100% Jayapura,
Jumlah seluruh tindakan penguji

( )

CEKLIST KETERAMPILAN MENGUKUR SUHU TUBUH


Nama Mahasiswa:
NIM :
NILAI
No VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I Tahap Prainteraksi
1. Baca catatan klien
2. Cuci tangan
3. Persiapan alat
1) Baki berisi:
(1) Termometer dalam tempatnya (sesuai
indikasi: rectal, oral dan aksila)
(2) Botol yang berisi larutan desinfektan
(3) Botol yangn berisi larutan sabun
(4) Vaselin
(5) Tisu, kapas untuk cebok
(6) Bengkok (Nierbeken) untuk tempat
kotoran
(7) Buku catatan
(8) Rekaman Medis Klien
(9) Alat tulis
II Tahap Orientasi
1. Identifikasi klien
2. Beri salam
3. Klien diberitahu
4. Atur posisi pasien sesuai indikasi (supin/terlentang)
III Tahap Kerja
1) Pengukuran suhu badan melalui
aksiler (ketiak)
(1) Dekatkan alat pada penderita
(2) Buka lengan baju penderita
(3) Keringkan ketika penderita dengan tisu
(4) Cek termometer, lalu turunkan pada servoirnya
(5) Jepitkan pada ketiak klien selam 10 menit
(6) Letkkan lengan klien didadanya
(7) Seteleh 10 menit, termometer diangkat
(8) Baca secara teliti
(9) Catat hasilnya dibuku catatan
(10) Bersihkan termemoter dengan larutan sabun
(11) Keringkan dengan tisu
(12) Masukkan ke dalam botol yang berisi larutan
desinfektan
(13) Keringkan dengan tisu
(14) Masukkan ke dalam botol yang berisi air bersih
(15) Kembalikan ke tempatny a dan siap untuk dipakai
2) Pengukuran suhu badan melalui mulut
(1) Gunakan termometer klien
(2) Letakkan alat dekat klien
(3) Beritahu klien membuka mulut
(4) Cek temometer
(5) Masukkan ujung termometer ke dalam mulut klien
sampai batas reservoirnya
(6) Letkkan ujung termometer di bawah ujung lidah
klien
(7) Tutp mulut klien selam 5 menit dan beritahu
bernapas melalui hidung
(8) Selama termometer dipasang, klien tak boleh
berbicara atau menggerakkan lidahnya.
(9) Angkat termometer setelah 5 menit
10) Bersihlkan dengan tisu
11) Baca hasilnya
12) Catat pada buku catatan/rekaman
Medis
13) Bersihkan alat (sama dengan
pengukuran suhu aksilar)
3) Pengukuran suhu badan melalui
dubur (rektal)
(10) Letakkan alat dekat klien
(11) Atur posisi klien (sim)
(12) Turunkan/buka pakian bawah klien
sampai bokong
(13) Periksa ujung termometer
(14) Olesi dengan vaselin
(15) Masukkan ujung termometer ke anus
(16) Pegang termometer, jangan dilepaskan
(17) Keluarkan termometer setelah 5 menit
(18) Bersihkan dengan tisu
(10)Baca hasilnya
(11) Catat dibuku catatan/rekaman medis.
b. Bersihkan seperti cara aksilar dan oral
IV Tahap Terminasi
Dokumentasikan
1) Hasil kerja
2) Respon klien
Catatan: Nilai 0 tidak melakukan sama sekali; 1 melakukan tidak sempurna; 2
melakukan dengan sempurna

Jumlah tindakannyang dilakukan


Nilai: ____________________________________ X 100% Jayapura,
Jumlah seluruh tindakan penguji

( )

CEKLIS KETERAMPILAN MENYUNTIK SUBKUTAN


NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Spuit desposibel steril berbagai ukuran buah
(1cc, 2 cc)
2) Jarum steril nomor 25 dsbgnya.
3) Kapas alkohol 90%
4) Kasa steril digukan untuk membuka ampul
5) Obat yang akan diberikan sesuai dengan
program
6) Bengkok
7) Sarung tangan steril
8) Buku catatan
9) Alat lulis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Beri kesempatan klien bertanya
2. Beri jawaban sesuai kebutuhan
3. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan
4. Jaga privacy klien
5. Ambil spuit (2 cc) dan jarum sesuai indikasi
(no.25)
6. Ambil obat sesuai indikasi
7. Teliti kembali buku catatan suntikan
8. Desinfeksi bagian penutup obat
9. Isap/tarik obat dengan spuit sesuai kebutuhan
10. Keluarkan udara dari spuit dengan posisi jarum
menghadap ke atas
11. Anjurkan klien berbaring atau terlentang
12. Tentukan lokasi injeksi
13. Pakai sarung tangan steril
14. Lakukan desinfeksi pada lokasi injeksi
15. Masukkan jarum mengikuti posisi tubuh dengan
susdut 45o dan atau 90O ke permukaan kulit
16. Tarik pengisap spuit, kontrol bila ada darah,
dihentikan dan pindahkan ke lokasi lainnya. Bila
tidak ada darah suntikkan secara perlahan hingga
obat dispuit habis.
17. Tarik jarum suntik dengan cepat setelah obat
masuk.dan desinfeksi bekas injeksi dengan kapas
alkohol
18. Bersihkan alat
19. Cuci tangan
IV. Tahap terminasi
1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
1. Berikan umpan balik pada klien
2. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
3. Dokumentasikan:
1) Catat Waktu pelaksanaan
2) Catat respon klien

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

CEKLIS KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRAVENA


NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Spuit desposibel steril berbagai ukuran buah
(2 cc , 2,5 cc, 5 cc, dsbnya)
2) Jarum steril nomor 18, 20, 25 dsbgnya.
3) Kapas alkohol 70%
4) Kasa steril digukan untuk membuka ampul
5) Obat yang akan diberikan sesuai dengan
program
6) Bengkok
7) Toqniket/pembendung
8) Pengalas
9) Sarung tangan steril
10) Buku catatan
11) Alat lulis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Tentukan lokasi vena suntikan
1. Pasang pembendung kita-kira 5 cm di atas lokasi
vena
2. Pasang pengalas
3. Pakai sarung tangan steril
4. Desinfeksi daerh suntikan
5. Tusukkan jarum ke dalam vena dengan lubang
jarum mengarah ke atas kulit
6. Tarik penghisap spuit sedikit, darah akan keluar
sebagai tanda jarum sudah masuk ke vena, buka
pembendung dan maselanjutnya masukkan obat
secara perlahan. Bila tidak ada darah, maka
dipindahkan ke lokasi vena berikutnya.
7. Setelah obat masuk semua angkat jarum dan tekan
lokasi injeksi dengan kapas alkohol .
8. Bila pemberian obat dalam jumlah yang banyak dan
waktunya lama, maka obat diberikan melalui selang
infus (dimasukkan ke dalam cairan infus)
9. Berskan alat
10. Cuci tangan
11. Setelah obat masuk semua angkat jarum dan tekan
lokasi injeksi dengan kapas alkohol .
12. Bila pemberian obat dalam jumlah yang banyak dan
waktunya lama, maka obat diberikan melalui selang
infus (dimasukkan ke dalam cairan infus)
IV. Tahap terminasi
1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
4. Berikan umpan balik pada klien
5. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
6. Dokumentasikan:
3) Catat Waktu pelaksanaan
4) Catat respon klien

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: __________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

CEKLIS KETERAMPILAN MENYUNTIK INRAMUSKULAR


NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan
dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
2) Spuit desposibel steril berbagai ukuran buah
(1cc, 2 cc , 2,5 cc, 5 cc, dsbnya)
3) Jarum steril nomor 18, 20, 25 dsbgnya.
4) Kapas alkohol 70%
5) Kasa steril digukan untuk membuka ampul
6) Obat yang akan diberikan sesuai dengan
program
7) Bengkok
8) Pengalas
9) Sarung tangan steril
10) Buku catatan
11) Alat lulis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Tentukan lokasi vena suntikan
2. Pasang pengalas
3. Pakai sarung tangan steril
4. Desinfeksi daerh suntikan
5. Tusukkan jarum ke jaringan intramuskular 90o
dengan lubang jarum mengarah ke atas kulit
6. Tarik penghisap spuit sedikit,, bila tidak ada darah,
obat diinjeksikan. Bila ada darah pindahkan lokasi
jarum suntik
7. Setelah obat masuk semua angkat jarum dan tekan
lokasi injeksi dengan kapas alkohol .
8. Berskan alat
9. Cuci tangan
10. Setelah obat masuk semua angkat jarum dan tekan
lokasi injeksi dengan kapas alkohol .
IV. tahap terminasi
1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3.Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
4. Dokumentasikan:
1) Catat Waktu pelaksanaan
2) Catat respon klien

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan
CEKLIS KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRADERMAL
NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Spuit desposibel steril 1 buah (1cc)
2) Jarum steril nomor 25, 26.27 dengan panjang
¼ inci
3) Kapas alkohol 70%
4) Kasa steril digukan untuk membuka ampul
5) Obat yang akan diberikan sesuai dengan
program
6) Bengkok
7) Pengalas
8) Sarung tangan steril
9) Buku catatan
10) Alat lulis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Tentukan lokasi suntikan (biasanya di lengan
dbawah bagian dalam)
2. Pasang pengalas
3. Pakai sarung tangan steril
4. Desinfeksi daerh suntikan
13. Tusukkan jarum ke dalam kulit dengan lubang
jarum mengarah ke atas kulit
14. Masukkan obat sebanyak 0,1 ml
15. Setelah obat masuk semua angkat jarum dan tekan
lokasi injeksi dengan kapas alkohol .(untuk
imunisasi BCG, pakai kapas yang direndam air
haangt, karena alkohol akan memetikan vaksin)
16. Berskan alat
17. Cuci tangan
18. Setelah obat masuk semua angkat jarum dan tekan
lokasi injeksi dengan kapas alkohol .
IV. tahap terminasi
1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
4. Dokumentasikan:
a. Catat Waktu pelaksanaan
b. Catat respon klien

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan
CEKLIST PROSEDUR KERJA MEMASANG INFUS

NAMA Mahasiswa:
NIM :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I.Tahap Prainteraksi
1. Cuci tangan
2. Beritahukan klien
3. Persiapan alat
1) Baki berisi infus set (selang infus)
2) Cairan infus sesuai pesanan dokter
3) Kapas alcohol, beberap buah
4) Kasa seril beberapa buah
5) Jarum infus (aboket, wing)
6) Plester (tensoplast, hepavik) sesuai
ketentuan institusi
7) Alkohol 70%, yodium povidim,
Betadin dalam tempatnya
8) Pengalas (verlak kecil dan kain)
9) Sarung tangan steril
10) Gunting (untuk menggunting
plester),
11) Torniket
12) Standar infus
13) Bengkok 1 buah

II. Tahap Orientasi


1. Identifikasi klien
2. Beri salam, panggil klien dengan namanya
3. Persipan pasien
1) Beritahu Klien
2) Terangkan prosedur kerja pada pasien,
lamanya, tujuan, dan manfaatnya
3) Atur posisi klien (pasien posisi berbaring)

III. Tahap Kerja


1. Cara Kerja
1) Cuci tangan dengan air mengalir,
hebiskrab, alcohol 70%
2) ) Klem pengatur tetesan infus
3) Desinfeksi tempat masuknya selang infus pada
cairan infus dengan alcohol 70%
4) Pasang selang infus pada cairan infus
5) Keluarkan udara dari selang infus
6) Pilih lokasi (vena) insersi/tusukan jarum infus
7) Pasang torniket
8) Pakai sarung tangan steril
9) Bersihkan lokasi tusukan jarum infus dengan
kapas alcohol dengan cara melingkar dari
dalam keluar dengan diameter 5-10 cm.
Biarkan daerah tusukan jarum infus kering
(potong bulu jika ada)
10) Buka penutup jarum infus (aboket/kateter)
11) Beritahu klien menggenggam tanganya
12) Masukkan jarum ke lokasi tusukan jarum infus
dengan sudut kurang lebih 45 derajad secara
perlahan
13) Jika venanya melengkung, masukkan ke dalam
kulit dengan sudut kira-kira 20 derajad secara
pararel
14) Jika jarum sudah masuk, atur kateter
(aboket)
15) Masukkan kateter ke dalam vena
sekitar 0,6-1,3 cm
15) Jika jarum kateter menyatu dengan penutup,
dan tidak ada penyambunganya, tarik kembali
jarum dari kateter kurang lebih 0,6 cm damn
masukkan kateter ke dalam vena
16) Jika terjadi resistensi saat insersi, stop
17) Tekan di atas vena dengan jari kelingking,
buka torniket dan sambungkan selang infus
18) Selanjutnya atur tetesan.

IV. Tahap Terminasi


1. Eavaluasi hasil yang dicapai
1) Infus menetes dengan baik
2) Lokasi insersi jarun infus tidak bengkak
3) Jarum infus berada pada lokasi insersi tidak
terlepas.
4) Klien merasa nyaman.
5) Bereskan alat dan cuci tangan
2. Dokuentasi
1) Tulus tanggal dan jam pemasangan insersi jarum
infus
2) Catat jenis cairan yang diberikan dan kecepatan
tetesan infus
3) Respon klien terhadap tindakan
4) Ucapkan terima kasih atas kerjasama dengan
klien dan atau keluarganya.

Catatan:
1,. Sebelum dan sesuadh bekerja cucui tangan dengan aiar mengalir, pakai sabun hebiskran, dan
cairan deisnfektan
2. Hitung kecepatan tetesan dengan cara:

volume total infus x faktor (tetes/menit)

Jumlah total waktu pemberian infus dalam menit

3.Faktor tetes pada infus ditentukan berdasarkan ketentuan pabrik. Misalnya total pemberian
cairan 3.000 ml/jam, dan faktor tetesan/ml adalah 20, maka perhitungan adalah

3.000 x 20
= 42 tetes/mt
60 x 20
4. Atau menggunakan formula menghitung laju infus perjam

Jumlah total volume infus


= ml/jam
Jumlah total waktu (dalam Jam)

3000
= 125 ml/jam
24 jam

5. Nilai 0: tidak mengerjakan sama sekali; Niali 1 mengerjakan tidak sempurna; Nilai 2
mengerjakan dengan sempurna

Jumlah tindakannyang dilakukan


Nilai: ____________________________________ X 100% Jayapura,
Jumlah seluruh tindakan penguji

( )

CEKLIST KETRAMPILAN PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN BAHAN


PEMERIKSAAN URIN KE LABORATORIUM
NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan klien
2. Siapkan klien
3. Siapkan alat (sesuai dengan jenis pemeriksaan)
1) Botol bersih atau steril bertutup
2) Urin sesuai dengan kebutuhan
3) Formulir pemeriksaan laboratorium
4) Etiket (plester/kertas)
5) Bengkok
6) Buku pengiriman bahan laboratorium
7) Spuit 10 cc
8) Sarung tangan steril
9) Kapas alkohol
10) Pengalas
11) Reagen untuk pemeriksaan urin
(benedict Tablet khusus, pita test ) untuk
pemeriksaan kadar gula urin.
12) Pipet obat
13) Lampu spiritus
14) Daftar skala perbandingan warna
15) Buku catatan

II. Tahap Orientasi

1. Beri salam, panggil klien dengan namamya


2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja
III. Tahap Kerja

a. Pengambilan urin Biasa


1.Beri kesempatan klien bertanya
2. Klien dianjurkan mencuci tangan, cebok
sebelum buang air kecil, setelah itu urin yang
keluar dibuang sedikit, selanjutnya berkemih
dan ditampung dalam botol
3. Klien yang dapat berjalan dianjurkan ke
kamar mandi
4. Klien yang istirahat total dibantu (prosedur
lihat no. 2)
5. Pakai sarung tangan
6. Pasang pengalas di bawah bokong klien
7. Letakkan bengkok untuk menampung urin.
8. Setelah pengambilan urin selesai, klien
dirapihkan
9. Peralatan dibersihkan
10. Cuci tangan
11. Beri etiket (nama, tanggal dan jam
pengambilan urin klien pada botol
penampungan urin)

b. Pemeriksaan Kadar Gula dalam Urin


2. Pemeriksaan dengan Menggunakan
Benedickt’s Reagen (Benedict test)
1) Siapkan alat (reagen benedik, tempat untuk
menampung urin, tabung kimia yang bersih,
pipet obat, lampu spritus, sarung tangan
karet dan buku catatan klien)
2) Pakai sarung tangan
3) Masukkan urin ke dalam tabung sekurang-
kurangnya 4 tetes, lalu tambahkan reagen
Benedict sekurang-kurangnya 8 tetes,
kemudian lihat dan catat hasilnya:
(1) Warna biru (-)
(2) Warna biru kehijauan (+)
(3) Warna hijau kekuningan (+)
(4) Warna kuning kemerahan (+++)
(5) Warna batu bata (+ + + +)

3. Metode klinik test (memakai tablet)


1) Siapkan alat (tablet khusus (tablet clinic test),
tempat untuk menampung urin, Tabung kimia
yang bersih, piepet obat, daftar skala
perbandingan warna, sarung tangan karet,
buku catatan )
2) Anjurkan klien berkemih
3) Pakai sarung tangan
4) Tampung urin dan ambil beberapa tetes
memakai pipet dan masukkan ke dalam
tabung test, lalu tambahkan air biasa beberapa
tetes memakai pipet
5) Masukkan tablet klinik test ke dalam tabung
test yang telah berisi campuran urin dan air
6) Biarkam sekurang-kurangnya 15 detik sampai
rekasi berhenti, setelah itu kocok tabung
dengan perlahan, dan cocokkan warna pada
daftar slaka perbandingan warna
7) Catat hasil test pada buku catatan klein yang
bersangkutan.

4. Pemeriksaan dengan memakai pita test


1) Anjurkan klien berkemih
2) Beritahu untuk membuang urin yang pertam
keluar sedikit
3) Tampung urin berikutnya dalam bengkok
4) Pakai sarung tangan
5) Tuangkan urin ke dalam botol.
6) Ambil pita test secukupnya dan masukkan
ujungnya ke dalam urin.
7) Biarkan beberapa menit, kemudian
bandingkan dengan pita yang diremdal
dalam urin dengan skala perbandingan
warna.
8) Cata hasilnya dalam buku catatn klien
yang bersangkutan.

5. Pengambilan urin steril


1) Siapkan spuit steril 10 cc dan kasa steril,
sarung tangan steil dua pasang dan duk
steril, alcohol 70%, klem 2 buah
2) Berikan minum klien sekurang-kurangnya
tiga gelas, bila klien ingin berkemih suruh
tahan dulu.
3) Laporkan dokter untuk segera melakukan
fungsi
4) Perawat membantu dokter
5) Buka pakian bawah klien
6) Cuci tangan dan pakai sarung tangan karet
setril, selanjutnya latakkan duk di baguan
atas simpisis yaitu di daerah kandung
kencing
7) Berikan sarung tangan steril pada dokter,
kasa steril dan alcohol 90% bersama klem
8) Tampung urin fungsi dalam botol steril
sekurang-kurangnya 10 cc, kemudian tutup
botol
9) Berikan etiket (nama klie, tanggal dan jam
pengambilan urin)
10) Segera antar ke laboratorium
11) Rapihkan klien
12) Bersihkan alat
13) Cuci tangan

IV. tahap terminasi


1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Dokumentasikan:
1) Catat respon klien
2) Catat adanya kelainan pada kepala atau
rambut

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

CEKLIST KETRAMPILAN PENGAMBILAN DARAH PERIFER


NAMA MAHASISWA :
NI M :

VARIABEL YANG DINILAI NILAI


0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan klien
2. Siapkan klien
3. Siapkan alat:
1). Pinset darah
2) Jarum khusus atau pena cacar yang steril
3) Kapas alcohol
4) Kapas kering
5) Alat pengukur Hb (Hb meter)
6) Kaca objek (Object glass)
7) Botol pemeriksaan sesuai kebutuhan dan
jenis pemeriksaan (jenis golongan darah,
Hb, Gula darah, malaria, Filaria dll)
8) Sarung tangan steril
9) Bengkok
10) Buku catatan
11) Alat lulis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Beri kesempatan klien bertanya
2. Pakai sarung tangan
3. desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan
kapas alcohol, biarkan hingga kering,
kemudian tusuk dengan lanset darah posisi
tegak
4. Pegang dengan kencang daerah yang akan
ditusuk untuk menghindari nyeri.
5. Darah yang pertama keluar segera dihapus
dengan kapas kering. Kemudian ambil tetes
darah berikutnya untuk pemeriksaan.
6. Setelah selesai, bekas tusikan ditekan dengan
kapas alcohol
7. Bersihkan peralatan dan kembalikan ke
tempat dan posisi semula.

IV. Tahap terminasi


1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Dokumentasikan:
Catat respon klien

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

CEKLIST KETRAMPILAN PENGAMBILAN DARAH VENA


NAMA MAHASISWA:
NI M :

VARIABEL YANG DINILAI NILAI

I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan klien
2. Siapkan klien
3. Siapkan alat:
1). Spuit dan jarum steril dalam tempatnya
1) Kapas alcohol
2) Karet pembendung vena
3) Pengalas
4) Bengkok
5) Botol penampung darah yang steril
beserta reagen dan tertutup
6) Sarung tangan steril
7) Bengkok
8) Buku catatan
9) Alat lulis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja
III. Tahap Kerja
1. Beri kesempatan klien bertanya
2. Pasang pengalas di daearah yang akan ditusuk
3. Raba vena yang diamaksud
4. Pasang karet pembendung di atas daerah vena
yang akan di tusuk
5. Anjurkan klien menggenggan tanganya
6. Pakai sarung tangan
7. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas
alcohol, biarkan hingga kering, kemudian tusuk
dengan
8. Tgangkan kulit di atas vena yang akan ditusuk
dengan jari-jari tanagn kiri supaya vena tidak
mudah bergerak.
9. Tusukkan jarum hingga mencapai vena, lalu tarik
dengen penghisap spuit sehingga darah masuk ke
dalam spuit sesuai kebutuhan (tarik secara
perlahan)
10. Lepaskan karet pembendung
11. Jarum dicabut bersama spuit dan tekan dengan
kapas alcohol)
12. Sempritkan darah ke dalam tabung yang telah
disedikan
13. Letakkan spuit dan jarum ke bak sampah medis
benda tajam)
14. beri etiket (nana klien, tanggal dan jam
pengambilan )
15. Krim ke laboratorium
16. Berskan klien
17. Cuci tangan
IV. Tahap terminasi

1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai


dengan tujuan yang diharapkan
2. Dokumentasikan:
1) Catat respon klien

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

CEKLIST KETRAMPILAN PENGAMBILAN DARAH ARTERI


NAMA MAHASISWA:
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
5. Cek catatan klien
6. Siapkan klien
7. Siapkan alat:
1). Spuit dan jarum steril dalam tempatnya 2cc
berisi heparin 0,1 cc
2) Kapas alcohol
3) Kain pengalas
4) Tutup jarum atau gabus steril
5) Sarung tangan steril
6) Bengkok
7) Buku catatan
8) Alat lulis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja

1. Beri kesempatan klien bertanya


2. Pakaian bawah klien dibuka
3. Pasang pengalas di daearah yang akan ditusuk
4. Raba arteri femoralis dengan ujung jari (arteri
lainnya)
5. Bila arteri sudah teraba dengan jelas, pasand
sarung tangan karet steril dan lakukan desinfeksi
pada permukaan yang akan ditusuk
6. Tegangkan kulit di ats dareh arteri tersebut dengan
telunjuk dan ibu jari kiri . Bila denyut arteri sudah
teraba pada ujung jarum, dengan cepat tusukkan
jarum
7. Bila penusukan tepat, pengisap didalam suit akan
terdorong ke atas oleh karena tekanan dari darah
arteri, dan penghisap tidak boleh ditarik.
8. Setelah jumlah darah yang diinginkan cukup (2 cc)
jarum segera dicabut
9. .Bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas
alcohol sekurang-kurangnya 5 menit.
10. Ujung jarum ditutup dengan tutupnya atau gabus
steril yang ditusukkan
11. Spuit yang berisi darah diberi etiket (nama klien,
tanggal dan jam pengambilan)
12. selanjutnnya dikirim bersama formulir permintaan
ke laboratorium
13. Rapihkan klien
14. Bersihkan peralatan
15. Cuci tangan
16. Tgangkan kulit di atas vena yang akan ditusuk
dengan jari-jari tanagn kiri supaya vena tidak
mudah bergerak.

IV. tahap terminasi


1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Dokumentasikan:
1) Catat respon klien

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan
CEKLIS KETERAMPILAN PEMASANGAN OKSIGEN
DENGAN SELANG/ KANUL HIDUNG
NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Tabung oksigen
2) Flow meter
3) Humidifier
4) Selang /kanul hidung
5) Jeli
6) Aquade
7) Kedok wajah
8) Tanda ‘dilarang merokok’
9) Buku catatan
10) Alat lulis
11) Plester

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Beri kesempatan klien bertanya
2. Hubungan flowmeter dengan pipa oksigen,
gabungkan penghubung selang dengan humidifier
dan selang hidung, kanula, dan atau kedok wajak
3. Jalankan oksigen
4. Atur kecepatan oksigen mislanya 3 x permenit
5. Letakkan selang hidung atau kedok wajah jika
dipakai atau gunakan kateter hidung dengan cara:
1) Ukur panjang kateter yang akan dimasukkan
dari hidung ke daun telinga
2) Berikan jeli (jangan gunakan minyak mineral
atau minyak vaselin, yang dapat menyebabkan
pneumonia lipid)
3) Masukkan kateter sepanjang dasar hidung ke
telinga
4) Cek lokasi kateter pada bagian belakang
kerongkongan pada sisi lain dari vulva
5) Atur kaateter ke sisi lain dari hidung atau ke
belakang kepala
6) Ukur kecepatan oksigen
7) Letakkan tanda “dilarang merokok’
8) Jaga kenyaman klien
9) Rapihkan klien
10) Bersihkan peralatan
11) Cuci tangan.

IV. tahap terminasi


1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Dokumentasikan:
1) Catat respon klien
2) Catat terapi oksigen

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

PROSEDUR KERJA MEMASANG NGT


Nama Mahasiswa :
NIM :
VARIABEL YANG DINILAI NILAI
0 1 2
Tahap Prainteraksi
1. Cek catatan klien
2. Beritahukan klien
3. Cuci tangan
4. Pesrsiapan alat
1) Baki berisi selang NGT
2) Air matamg dalam tempatnya
3) Spuit 10-20 cc
4) Handuk kecil/pengalas dada klien
5) Jeli dalam tempatnya
6) 2-4 buah kasa steril
7) Pinset
8) Kapas alcohol dalam tempatnya
9) Plester
10) Gunting (untuk menggunting plester)
11) Senter dam spatel, stetescop
Tahap Orientasi
1. Persiapan Pasien
1) Identifikasi klien
2) Beri salam
3) Beritahu klien
4) Terangkan prosedur kerja
2) Cara kerja
1) Jaga privasi klien
2) Menetukan hidung yang akan dipasang NGT
3) Atur posisi pasien )biasanya semi powler
4) Dekatkan alat pada pasien
5) Ukur panjang tuba yang akan dimasukkan ke
lambung
6) Beri jeli pada ujung tuba yang akan dimasukkan ke
dalam
7) Cek apakah tuba sudah mencapai nasopharinks,
dengan memberitahukan klien untuk rileks sebentar
dan mengankatkepala ke belakang kemudian
anjurkan menelan tuba. Cek posisi tuba dengen
membertithukan pasien untuk membuka mulut, dan
perawat menekan lidah pasien
8) Amati hidung dan lokasi tuba dengan senter.
9) Jika tuba sudah mencapai nasopharink, anjurkan
klien menelan ludah dengan memberinya minum
10) Cek letak tuba apakah sudah sam[pai dilambung
dengan cara memasukkan ujung tuba kedalam gelas,
danakan nampak gelembung udara bila tuba di
lambung, atau masukkan 10-20 cc udara ke dalam
tuba dan dengarkan dengan steteskop pada ujung
kiri dari Ziphoid dan akan terdengar susra gemuruh
yang menandalkan tuba sudah di lambung. Jika
pasien mengalami sianosis, batuk, atau dispneu,
segera cabut tuba.
11) Selanjutnya pasang plester di loakasi hidung.
12) Atur posisi pasien

Tahap Terminasi
Tahap Terminasi
1. Eavaluasi hasil yang dicapai
2. Dokuentasi
1) Tulis tanggal dan jam pemasangan NGT
2) Respon klien terhadap tindakan
3) Ucapkan terima kasih atas kerjasama dengan klien
dan atau keluarganya.
4) Bersihkan alat dan cuci tangan
Catatan:
1. Untuk Irigasii lambung siapkan cairan Nacl ),9%, botol infus, kantung penampung
cairan lambung, obat-obatan yang diperlukan sesuai pesanan dokter.
2. Perhatikan prinsip-prinsip bersih dan steriL
Keterangan:
1 = tidak dilakukan
2 = dilakukan tetapi tidak sempurnma
3 = dilakukan dengan sempurna

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : x 100%
Jumlah tindakan total

Jayapura,
penguji

( )

CEKLIST KETRAMPILAN MENATA TEMPAT TIDUR


DENGAN KLIEN DIATAS TEMPAT TIDUR
Nama Mahasiswa :
NIM :
VARIABEL YANG DINILAI NILAI
1. Tahap Prainteraksi
1. Cek catatan klien, terutama yang berhubungan dengan pergerakan
dan posisi
2. Beritahukan klien
3. Cuci tangan
4. Persiapan alat
7) Laken besar
8) Laken kecil/stik laken
9) Alas/verlak
10) Selimut
11) Sarung bantal
12) Bak/ember alat tenun kotor.

2. Tahap Orientasi
1. Salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan pada
klien

3. Tahap kerja
1. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Memulai tindakan dengan cara yang baik
4. Jaga privasi klien (, tutp pintu, jendela, dan pasang tirai)
5. Susun peralatan dan letakkan pada kursi di samping tempat tidur
6. Turunkan penghalang tempat tidur klien
7. Miringkan klien ke arah yang berlawanan dengan posisi perawat
8. Lepaskan lipatan alat tenun yang berada di bawah kasur dari kepala ke
kaki tempat tidur. Lipat alat tenun tersebut ke arah klien, pertama-
tama stik laken, verlak, kemudian laken besar. Lipat sampai ke
bokong klien, punggung dan bahunya. Bila perlak akan dipakai
kembali, jangan melipatnya.
9. Letakkan alat tenun bersih di tengah kasur, arah memanjang.
1) laken besar di bawah perlak, stik di atas perlak
2) Buka lipatan laken besar ke arah perawat berdiri hingga
menutupi separuh dari tempat tidur, kemudian lipat/masukkan
laken pada ujung kepala dan kaki tempat tidur ke bawah kasur.
3) Tarik alat tenun dengan tepat sehingga tidak terdapat lipatan
pada bagian tengahnya.
10. Bentuk sudut pada kepala tempat tidur dan kaki tempat tidur:
1) Angakt ujung laken sebelah atas dan bentuk segitiga dengan satu
sisi tempat tidur dari ujung laken paralel dengan ujung tempat
tidur.
2) Lipat bagian laken yang terdapat disebelah bawah kasur
3) Menurunkan ujung yang lainnya, masukkan ke bawah kasur
4) Lipat bagian lain yang tersisa dengan rapi
5) Lakukan hal yang sama pada kaki tempat tidur
11. Buka lipatan perlak dan stik laken ke arah perawat berdiri kemudian
lipatan bagian yang menjuntai ke lantai bawah kasur. Lakukan dengan
rapi.
12. Pasang penghalang tempat tidur dan pindah ke sisi lain kemudian
turunkan penghalang tempat tidur tersebut.
13. Bantu klien bergeser ke posisi lain
14. Lepas alat tenun yang kotor di bawah kasur dengan cara
menggulungnya dengan permukaan kotor di dalam. Masukkan ke
dalam alt bak tenun kotor.
15. Buka lipatan alat tenun yang bersih dari kepala ke kaki
16. Bentuk sudut laken seperti no. 7.
17. Buka lipatan Perlak seperti no. 8.
18. Pasang selimut pada dada klien dan beritahu untuk memegang ujung
selimut yang kotor. Kemudian perawat menarik lipatan selimut ke
arah kaki tempat tidur dan klien menahan pegangan di ujung selimut.
19. Masukkan sisi selimut di kaki tempat tidur di bawah kasur
20. Ganti sarung bantal
21. Angkat kepala klien dan letakkan bantal di bawahnya
22. Kembalikan klien pada posisi semula dan pasang side rail kembali
23. Buka tirai
24. Kembalikan alat-alat pada tempatya

4..Tahap Terminasi

1. Evaluasi hasil yang dicapai


2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak pertemuaan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan dengan cara yabg baik
5. Cuci tangan
6. Dokementasi
Jumlah
Keterangan: 0= tidak dilakukan, 1= dilakukan tidak dengan sempurna, 3= dilakukan dengan
sempurna.
Jumlah tindakan yang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100% Jayapura,
Jumlah seluruh tindakan penguji

( )

CEKLIST KETRAMPILAN MEMANDIKAN KLIEN DI TEMPAT TIDUR


Nama Mahasiswa :
NIM :

N I L AI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Pra Interaksi
1. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
2. Berutahukan klien
3. Tentukan asisten yang dibutuhkan
4. Cuci tangan
5. Siapkan alat-alat
1) Waskom 2 buah (masing-masing berisi air hangat)
2) Sabun mandi dalam tempatnya
3) Waslap 2 buah (satu untuk menyabuni dan 1 untuk
membersihkan)
4) Handuk mandi 1 buah
5) Selimut mandi 1 buah
6) Pakaian ganti klien satu set
7) Pengalas tempat tidur (kain tenun dan verlak)
8) Krem atau minyak baby atau bran spriuts dalam
tempatnya
9) Obat-obtan seperti salep kulit, betadin untuk merawat luka
jika terdapat luka tekan dan luka lecet
10) Kapas cebok atau tisu
11) Pembalut atau pempers (bagi klien yang sedang
menstruasi dan atau tidak sadar)
12) Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk cebok
13) Sarung tangan karet ons steril untuk memenadikan klien
2-3 pasang sejumlah perawat yang memandikan.
14) Tempat pakain kotor
15) Tempat sampah untuk membuang kotoran klien
16) Pot duduk untuk menampung air dan kotoran klien jika
klien tidak sadar
17) Bedak/talk
18) Perawatan lian sesuai indikasi (cukur jenggot, sisir)

II. Tahap orientasi


1. Berikan salam dan panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan pada klien
Atau keluarga
III. Tahap Kerja
1. Berikan kesemapatan pada klien atau keluarga untuk
2. bertanya sebelum kegiatan dimulai
3. tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik pada klien
4. Jaga privacy klien dengan menutup pintu, jandela dan
padang tirai
5. Anjurkan klien berkemih jika klien sadar.
6. Atur posisi tempat tidur untuk kenyaman bekerja
7. Atur posisi klien (bila mungkin, angkat bantal dan naikkan
kepala setinggi 30 derajat, letakkan handuk di bawah kepala
klien)
8. Gunakan sarung tangan karet
9. Periksa apakah ada feses, jika klien tidak sadar. Kemudioan
bersihkan.
10. Letakkan handuk di dada klien
11. Tanggalkan pakaian klien dan tutupi klien dengan selimut
mandi
12. Pakai waslap
13. Basahkan waslap
14. Mandikan klien:
1) mulai dengan membersishan mata klien dengan sudut
wasplap dari arah kantus sebelah dalam ke kantus
sebelah luar., kemudian keringakan.
2) Basuh wajah klien (tanyakan apakah klien suka
3) memakai sabun pada wajah atau tidak), kemudian
lakukan sesuai keinginan klien., selanjutnya keringkan
4) Selanjutnya basuh daerah telinga dan leher klien,
dengan sabun dan keringkan
5) Bila klien memakai infus, lakukan perawatan tanpa
mengganggu insersi jarum infus..
6) Letakkan handuk di bagian distal lengan, kemudian
basuh tangan dari arah dalam (ketiak ) Tambahkan
sabun untuk perawatan ketiak, bersihkan dan keringkan.
Selanjutnya lengan dan jari-jari. Lakukan perawatan
pada daerah proksimal lengan dengan cara yang sama
dan keringkan dengan baik.
7) Letakkan handuk di dada klien. Lipat selimut mandi
arah melintang ke arah abdomen, kemudian basuh dada
klien, arak melingkar. Bilas dan keringkan.
8) Lipat handuk mandi ke raha pubis, basuh bagian
abdomen ke bawah, bilas dan keringkan.
9) Bersihkan kaki. Lipat selimut mandi ke arah atas
simpisis pubis, basuh daerah paha dan kaki, bilas
kemudian keringkan.
10) Ganti air madi, selanjutnya cuci punggung klien ,
dengan posisi miring, basuh, bilas kemudian keringkan.
11) Lakukan pemijatan punggung.
12) Cuci daerah genitalia klien (jika klien tak mampu
melakukannya, dilakukan oleh penolong). Bilas
kemudian keringkan.
13) Jika pasien mendapat pemasangan kateter, lakukan
perawatan kateter dengan sabun, air untuk mengankat
sekresi kemudian gunakan kapas betadin atau kapas
sublimat.
14) Pakaikan pakaian klien (jika klien tak dapat berpakaian
sendiri
15) Selanjutnya sisir rambut klien
16) Rawat jari dan kuku klien
17) Minta ijin klien untuk mencuckur jenggotnya jika
panjang.
18) Ganti alat tenun tempat tidur dan rapikan klien.
19) Bersihkan semua alat dan cuci tangan
IV. Tahap Terminasi

1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan


yang diharapkan
2. Dokumentasikan:
1) Catat respon klien
2) Catat adanya kelainan pada kulit
3) Catat semua jenis pengeluaran , cairan dari luka atau dari
vagina, telinga dan hidung mengenai jumlah, warna, bau
(jika ada)

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakan yang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

CEKLIST KETRAMPILAN MENYIKAT GIGI KLIEN


Nama Mahasiswa :
NIM :

VARIABEL YANG DINILAI N I L AI


0 1 2
I. Tahap Pre interaksi

1. Cek catatan klien


2. Beritahu klien
3. Siapkan alat
1) sikat gigi klien
2) tapal gigi
3) benkok
4) air masak dalam tempatnya
5) NaCl 0,9%, atau betadin untuk perawatan mulut
6) Boraks gliserin
7) Benang gigi
8) Spatel 1 buah
9) Kom kecil 2 buah
10) Bola-bola kapas steril secukupnya
11) Khasa steril secukupnya
12) Pinset antomi 1 buah
13) Koher 1 buah
14) Pengalas dan handuk kecil 1 buah
15) Waslap 1 buah
16) Sarung tangan karet 1 pasang

II. Tahap Orientasi


1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien
atau keluarga

III. Tahap Kerja


a. Perewatan Mulut pada Klien yang Sadar
2. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan
dimulai
3. Menanyakan keluhan utama klien
4. Jaga privacy klien dengan menutup pintu, jendela,
memasang tirai
5. Pakai sarung tangan
6. Atur posis klien dengan baik dan nyaman (jika
memungkinkan dengan posisi semi powler)
7. Bantu klien menyikat giginya sesuai kebutuhan
8. Letakkan pengalas di bawah dagu klien
9. Beritahu klien untuk memegang benkok jika
memungkinkan.
10. Beritahu klien membasahi mulut dengan air yang telah
disediakan
11. Sikat gigi bagian dalam dari atas ke bawah menggunakan
tapal gigi, kemudian ke depan gigi
12. Jika ada sisa makanan yang sulit dikeluarkan bersihkan
dengan menggunakan benang gigi
13. Bilas dair bersin dan keringkan daerah mulut dan dagu
dengan waslap (handuk kecil)
14. Jika terdapat stomatitis, lakukan perawatan dengan boraks
gliserin, atau obat mulut lainnya (sesuai terapi dokter)
15. Jika klien sulit membuka mulut bersihkan gigi menggunkan
kapas atau khasa steril dengan cairan pembersih mulut
(seperti betadin, atau NaCl 0,9%)

b. Perawatan Mulut pada Klien yang Tidak Sadar


1. Atur posisi klien (miring ke sisi tempat tidur dimana
penolong berdiri)
2. Letakkan pengalas dan handuk di bawah dagu
3. Pakai sarung tangan
4. Letakkan bengkok di atas pengalas.
5. Buka mulut klien menggunakan spatel
6. Bersihkan mulut klien menggunakan kakapas atau khasa
dengan caiaran pembersih mulut atau boraks gliserin
7. Bilas dengan khasa dan eringkan
8. Bershkan dan keringkan daerah sekitar mulut dan dagu
9. Angakt alat dan bersihkan
10. Cuci tangan

IV. Tahap terminasi


1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan
2. Dokumentasikan:
1) Catat respon klien
2) Catat adanya kelainan pada kulit
3) Catat semua jenis pengeluaran , cairan dari luka atau
dari vagina, telinga dan hidung mengenai jumlah,
warna, bau (jika ada)

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakan yang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

CEKLIST KETRAMPILAN MENCUCI RAMBUT


KLIEN DI TEMPAT TIDUR
NAMA MAHASISWA :
NI M :
VARIABEL YANG DINILAI NILAI

I. Tahap Preinteraksi 0 1 2

1. Cek catatan klien


2. Siapkan klien
3. Siapkan alat:
1) Sampo atau sabun
2) Waskom berisi air hangat
3) Waslap (2 buah)
4) Handuk
5) Selimut mandi
6) Pengering rambut
7) Sisir dan sikat
8) Talang pencuci rambut
9) Ember untuk menampung air buangan
10) Sarung tangan karet
11) Benkok (tempat menampung rambut
rontok)
12) Penyegar kepala (tonik)

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja
III. Tahap Kerja
4. Beri kesempatan klien bertnaya
5. Letakkan alat dekat dengan bagian kepala
tempat tidur klien
6. Letakkan handuk di daerah belakang kepala
melingkar leher.
7. Letakkan talang pencuci rambut di bagian
kepala klien
8. Letakkan ember penampung air cucian rambut
di bagian bawah talang
9. Cek temperatur air 40,5  C
10. Pakai sarung tanagn karet
11. Siram rambut dengan air hangat kemudian
berikan sampo
12. Gunakan jari-jari anda untuk menngosok
rambut dan kepala, mulai dari bagian depan
ke belakang kepala.
13. Bilas rambut dengan menyiramkan air ke
rambut
14. Ualangi berikan sampo kemudian gosok ramut
dan kepala (seperti langkah 8)
15. Bilas rambut dengan menyiramkan air pada
rambut.
16. Periksa apakah rambut sudah bersih
17. Gunakan penyegar rambut (tonik)
18. Keringkan rambut, telinga dan leher
19. Sisir rambut
20. Angkat alat-alat dan bersihkan.
IV. tahap terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Dokumentasikan:
1) Catat respon klien
2) Catat adanya kelainan pada kepala atau rambut

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakan yang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

CEKLIS KETERAMPILAN MEMBERI KOMPRES HANGAT


NAMA MAHASISWA :
NI M :
NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
5. Siapkan alat:
1) Buli-buli
2) Air panas
3) Kantong kain
4) Buku catatan
5) Alat luliis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Beri kesempatan klien bertanya
2. Beri jawaban sesuai kebutuhan
3. Menayakan keluhan utama yang dirasakan
4. Periksa kembali buli-buli panas apakah ada
kebocoran
5. Isi buli-buli panas dengan air panas
6. Masukkan buli-buli panas pada kantong kain
7. Pantau adanya ketidaknyamanan
8. Angkat buli-buli panas setelah 20 menit.
Kosongkan dan isi kembali dengan air panas
9. Jaga kenyaman klien
10. Rapihkan klien
11. Bersihkan peralatan
12. Cuci tangan.

IV. tahap terminasi


1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Dokumentasikan:
1) Catat Waktu pelaksanaan
2) Catat Area yang dipasang buli-buli panas
3) Catat respon klien
4) Pendidikan yang diberikan

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna
( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

CEKLIS KETERAMPILAN PENGATURAN POSISI


TERLENTANG/SUPINASI/DORSAL RECUMBEN
NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
5. Cek catatan klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Bantal kecil
2) Bantal kepala 1 buah
3) Gulungan handuk
4) Kantong pasir
5) Papan penyanggah kaki
6) Buku catatan
7) Alat luliis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Beri kesempatan klien bertanya
2. Beri jawaban sesuai kebutuhan
3. Menayakan keluhan utama yang dirasakan
4. Jaga privacy klien
5. Atur posisi klien dengan langkah-langkah:
1) Posisi kpela dan punggung rata/mendatar
dengan tempat tidur
2) Letakkan gulungan handuk/bantak kecil di
bawah lumbal
3) Letakkan bantal di bahu atas, leher dan
kepala
4) Letakkan kantong pasir secara parallel pada
permukaan lateral paha
5) Letakkan papan penyanggah di bawah
telapak kaki
6) Letakkan bantal dibawah lengan dan
gulungan handuk di bawah tangan
6. Cuci tangan.

IV. tahap terminasi


1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
6. Berikan umpan balik pada klien
7. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
4. Dokumentasikan:
1. Catat Waktu pelaksanaan
2. Catat respon klien
3 .Pendidikan yang diberikan
Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

CEKLIS KETERAMPILAN PENGATURAN POSISI PRONASI/TENGKURAP


NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Bantal kecil
2) Papan penyanggah kaki
8) Buku catatan
9) Alat luliis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


2. Beri kesempatan klien bertanya
3. Beri jawaban sesuai kebutuhan
4. Menayakan keluhan utama yang dirasakan
5. Jaga privacy klien
6. Atur posisi klien dengan langkah-langkah:
1) Letakkan klien pada posisi tengkurap,
abdpmen sebagai tumpuan dan rata dengan
tempat tidur
2) Arahkan kepala klien pada satu sisi
(kanan/kiri) dan dukung dengan bantal
3) Letakkan bantal kecil mdibawah abdomen
dibagian bawah diafragma
4) Dukung lengan posisi fleksi sejajar dengan
bahu
5) Letakkan papan padan bagian telapak kaki
7. Cuci tangan.

IV. tahap terminasi


1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
4. Dokumentasikan:
1) Catat waktu pelaksanaan
2) Catat respon klien
3) Pendidikan yang diberikan

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakannyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan

CEKLIS KETERAMPILAN PENGATURAN POSISI SIM


NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Bantal kecil
2) Papan penyanggah kaki
3) Buku catatan
4) Alat luliis
II. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja
4. Papan penyanggah

III. Tahap Kerja


1. Beri kesempatan klien bertanya
2. Beri jawaban sesuai kebutuhan
3. Menayakan keluhan utama yang dirasakan
4. Jaga privacy klien
5. Atur posisi klien dengan langkah-langkah:
1) Atur poisis kepala klien ke arah satu sisi
2) Atur posisi klien ke satu sisi
3) Letakkan tangan yang tertindih tubuh ke
belakang
4) Letakkan tangan yang bebas dengan fleksi
sejajar dengan bahu dan sokong dengan bantal
5) Atur kedua kaki agak fleksi dan beri bantal
diantara kedua kaki tersebut.
6. Cuci tangan.

IV. tahap terminasi


1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
4. Dokumentasikan:
1) Catat Waktu pelaksanaan
2) Catat respon klien
3) Pendidikan yang diberikan

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakan yang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan
CEKLIS KETERAMPILAN PENGATURAN POSISI SEMI FOWLER
NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
7. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Bantal kepala 2 buah
2) Bantal kecil/gulungan handuk 1 buah
3) Papan penyanggah kaki
4) Buku catatan
5) Alat luliis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Beri kesempatan klien bertanya
2. Beri jawaban sesuai kebutuhan
3. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan
4. Jaga privacy klien
5. Atur posisi klien dengan langkah-langkah:
1) Atur klien dengan posisi supinasi
2) Naikkan tempat tidur bagian kepala sekitar 45
o
– 600
3) Letakkan bantal kecil dibawah paha sehingga
lutut sedikit fleksi
4) Letakkan bantal kecil/gulungan handuk
dibawah popliteal untuk melancarkan sirkulasi
5) Letakkan papan penyangga di bagian bawah
telapak kaki
6. Cuci tangan.

IV. Tahap terminasi


1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
4. Dokumentasikan:
1) Waktu pelaksanaan
2) respon klien
3) Pendidikan yang diberikan

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakan yang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan
CEKLIS KETERAMPILAN PENGATURAN POSISI MIRING
NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Bantal kepala 1 buah
2) Bantal guling 1 buah
3) Buku catatan
4) Alat lulis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


2. Beri kesempatan klien bertanya
3. Beri jawaban sesuai kebutuhan
4. Menayakan keluhan utama yang dirasakan
5. Jaga privacy klien
6. Atur posisi klien dengan langkah-langkah:
1) Atur klien dengan posisi miring
2) Letakkan bantal pada leher dan kepala
3) Letakkan bantal guling di punggung klien
4) Atur salah satu kaki (kaki tergantung arah
miring klien) yang tidak tertindih dengan
posisi fleksi dan beri bantal diantara kedua
kaki
5) Tangan yang tertindih dengan posisi fleksi
dan beri bantal diantara kedua kaki.
6) Cuci tangan.

IV. tahap terminasi


1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2.Berikan umpan balik pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
4. Dokumentasikan:
1) Waktu pelaksanaan
2) respon klien
3) Pendidikan yang diberikan

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindaka nyang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan
CEKLIS KETERAMPILAN PERAWATAN LUKA
NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
8. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Kapas steril
2) Kasa steril
3) Verban sesuai indikasi
4) Antiseptik (saflon, betadin, alcohol 70%,
H2O2)
5) Na Cl 0.9%)
6) Pinset sirurgis dan anatomi masing-masing 2
buah
7) Gunting jaringan 1 buah
8) Gunting verban 1 buah
9) Kom kecil steril 2 buah
10) Nierbeken/bengkok 2 buH
11) Duk steril 1 buah
12) Pengalas (verlak dan kain masing-masing 1
buah)
13) Plester secukupnya
14) Obat-obatan sesuai indikasi ( daryantul, salep
anrisaeprik/antibiotik)
15) Sarung tangan steril
16) Kantong penampung limbah medis
17) Alkohol 70% untuk mencuci tangan (gunakan
botl semprotan)
18) Cairan desinfektan untuk merendam pinset
pembuka plester dan verban
19) Kereta dorong
20) Buku catatan
21) Alat lulis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Dekat alat ke klien
2. Jaga privasi klien
3. Letakkan pengalas di bawah klien
4. Lepaskan pakain klien sesuai lokasi luka
5. Amati pembalut luka
6. Cuci tangan dengan alcohol 70%
7. Pakai serung tangan
8. Buka plester dan pembalut luka dengan pinset
sambil mengamati luka
9. Letakkan pembalut dan plester ke dalam kantong
limah medis
10. Letakkan penset yang telah dipaki membuka plester
dan verban ke dalanm larutan desinfektan yang
telah disiapkan
11. Ambil pinset steril lakukan perawatan luka dengan
memakai kapas/kasa yang telah dibasahi dengan
cairan desinfektan seteril/NaCl 0,9%
12. Bersihkan luka dari arah dalam keluar
13. Keringkan dengan kasa steril
14. Gunakan obat-obatan kulit sesuai indikasi (seperti
daryantul)
15. Tutup luka
16. Beresrkan alat-alat
17. Atur posis klien
18. Cuci alat-alat dengan menggunakan sarung tangan
kemudian
19. Lepasakan sarung tangan kemudian cuci tangan
20. Rendan alat-alat dalam larutan kreolin/larutan
pemutih
IV. tahap terminasi
1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3.Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
4. Dokumentasikan:
1) Waktu pelaksanaan
2) respon klien

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakan yang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan
CEKLIS KETERAMPILAN PERAWATAN PERINUM
NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
9. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Forsep steril
2) Gelas ukur dengan 300-500 cc
3) Cairan irigasi dengan suhu
40,5o –43,3o C Spuit desposibel
4) Kapas steril secukupnya
5) Badpan
6) Waterfroof
7) Duk steril
8) Kantong tempat sampah
9) Sarung tangan steril
10) Tempat cairan
11) Pengalas
12) Sarung tangan steril
13) Buku catatan
14) Alat lulis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


21. Dekat alat ke klien
22. Jaga privasi klien
23. Letakkan pengalas di bawah klien
24. Anjurkan klien membuka pakian
25. Letakkan waterfroof di bawah pasien
26. Posisikan klien dengan Genu Pectoral
27. Tutupi klien dengan drape (duk teril) pada daerah
perineuM
28. Gunakan sarung tangan
29. Buka labia dengan tangan yang tidak dominan
30. Siram dengan cairan desinfektan yang telah
disiapkan
31. Bersihkan daerah perinel dengan kapas steril yang
dijepit dengan forsep steril dari arah depen ke
belakang
32. Letakkan kapas kedalam kantong sampah
33. Keringkan perineal dengan kapas kering steril
34. Kerja dengan memperhatikan tehnik aseptik,
bersihkan uretra pertama kemudian labia eksternal,
kemuduan anus
35. Besihkan dari arah depan ke belakang untuk
mencegah organisme masuk vagina.
19. Berskan alat (pakai sarung tangan)
20. Cuci tangan
21. Rendam alat dalam larutan creolin atau larutan
pemutih
IV. tahap terminasi
1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3.Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
4. Dokumentasikan:
1) Catat Waktu pelaksanaan
2) Catat respon klien

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakan yang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan
CEKLIS KETERAMPILAN PERAWATAN PERINEAL PRIA
NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. cuci tangan
4. Siapkan alat:
1) Forsep steril/piset steril
2) Gelas ukur bertangkai dengan 300-500 cc
3) Cairan irigasi dengan suhu 40,5o –43,3o C Spuit
desposibel
4) Kapas steril secukupnya
5) Badpan
6) Waterfroof
7) Duk steril
8) Kantong tempat sampah
9) Sarung tangan steril
10) Tempat cairan
11) Pengalas
12) Sarung tangan steril
13) Buku catatan
14) Alat lulis

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Dekat alat ke klien
2. Jaga privasi klien
3. Letakkan pengalas di bawah klien
4. Anjurkan klien membuka pakian bagian bawah
5. Letakkan waterfroof di bawah pasien
6. Posisikan klien dengan Genu Pectoral
7. Tutupi klien dengan drape (duk teril) pada daerah
perineal
8. Gunakan sarung tangan
9. Angkat penis dengan tangan yang tidak dominan
10. Bersihkan daerah vulva dengan kapas steril
memakai cairan pembersih yang telah disediakan
yang dijepit dengan forsep steril dari arah depen ke
belakang , selanjutnya meatus uretra dengan
gerakan memutar (lakukan beberapa kali
menggunakan kapas yang berlainan)
11. Letakkan kapas kedalam kantong sampah
12. Keringkan meatus dan labia dengan kapas kering
steril
13. Kerja dengan memperhatikan tehnik aseptik,
bersihkan meatus uretra pertama kemudian
glans penis, kemuduan anus
14. Bersihkan dari arah belakang ke depan untuk
mencegah organisme masuk vagina.
15. Bersihkan alat (pakai sarung tangan)
16. Cuci tangan
17. Rendam alat dalam larutan creolin atau pemutih
IV. tahap terminasi
1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3.Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
4. Dokumentasikan:
1) Catat Waktu pelaksanaan
2) Catat respon klien

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakan yang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan
CEKLIS KETERAMPILAN MASASE PUNGGUNG
NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
2. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. Cuci tangan (kuku harus pendek)
4. Siapkan alat
1) Lotion
2) Bantal kecil 1 buah
3) Kain pengalas
4) Selimut mandi

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Dekat alat ke klien
2. Jaga privasi klien (menutup pintu, jendela, dan tirai)
3. Letakkan pengalas di bawah klien
4. Anjurkan klien membuka pakian
5. Atur posisi pasien (prone/tengkurap)
4. Tutupi klien dengan selimut mandi pada bagian
bawah badan
5. Basahi tangan dengan lotion
6. Lakukan masase dengan menggunkan telapak
tangan dan jari-jari. Tekan halus dengan cara
selang-selang (meremas bahu, gesekan pada
punggung, eflurasi, petriasi, tekan menyikat
22. Berskan alat (pakai sarung tangan)
23. Cuci tangan
24. Rendam alat dalam larutan creolin atau pemutih
IV. tahap terminasi
1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3.Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
4. Dokumentasikan:
1) Catat Waktu pelaksanaan
2) Catat respon klien

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakan yang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan
CEKLIS KETERAMPILAN MENJAHIT LUKA
NAMA MAHASISWA :
NI M :

NILAI
VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
2. Cuci tangan (kuku harus pendek)
3. Siapkan alat
1) Pinset sirurgis steril 1 buah
2) Pinset Anatomi steril 1 buah
3) Arteri Klem steril 2 buah
4) Nack puder 1 buah
5) Jarum hetting (kuilit, kutan) berbagai
ukuran
6) Benang hetting
7) Nierbeken 2 buah
8) Kom kecil 2 buah
9) Betadin dalam botol
10) Alkohol 70%
11) H2O2 secukupnya dalam tempatnya
12) Khasa steril secukupnya
13) Pembalut
14) Duk Steril
15) Pengalas
16) Hnschoon steril
17) Air dan sabun (untuk mencuci luka yang
sangat kotor)
18) Na Cl 0.9%

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namamya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Dekat alat ke klien
2. Jaga privasi klien (menutup pintu, jendela, dan tirai)
3. Letakkan pengalas di bawah klien
4. Anjurkan klien membuka daerah yang akan dijahit
5. Atur posisi pasien (prone/tengkurap
6. Bersihkan luka yang sangat kotor dengan air dan
sabun (jika pasien bisa berjalan ke kamar mandi
anjurkan mencuci daerah luka yang sangat kotor di
kamar mandi memaki sabun dan air)
7. Cuci tangan
8. Perawat memakai hanschoon
9. Ambil han
4. Tutupi daerah yang dijahit dengan duk steril
5. Lakukan masase dengan menggunkan telapak
tangan dan jari-jari. Tekan halus dengan cara
selang-selang (meremas bahu, gesekan pada
punggung, eflurasi, petriasi, tekan menyikat
25. Berskan alat (pakai sarung tangan)
26. Cuci tangan
27. Rendam alat dalam larutan creolin atau pemutih
IV. tahap terminasi
1.Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3.Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu,
dan tempat)
4. Dokumentasikan:
a. Catat Waktu pelaksanaan
b.Catat respon klien

Keterangan:
0= Tidak dilakukaan Jayapura
1= Dilakukan tidak sempurna Penguji
2= Dilakukan dengan sempurna

( )
Jumlah tindakan yang dilakukan
Nilai: ____________________________________ X 100%
Jumlah seluruh tindakan
Refrensi
Departemen Kesehatan RI, 1994. Prosedur Perawatan dasar, cetekan V. PPNI. Jakarta

Ellis, Janise.R, 1994. A Human Need Aproach 5th ed. Lipincott Company. Washingthon
Square

Fuerst. E.V,. Weizel. M.H., Wolf.L.V, 1987. Dasar-Dasar Ilmu Keperawatan Gunung
Agung. Jakarta
Kelia, 1985. Asuhan Keperawatan gangguan Kognitif. ECG. Jakarta

Luckman.J997. Saunders Manual of Nursing Care. W.B Saunders Company. Philadelfia

Murder.R.R, 2000. Frekuently of Intravenous Administration Set Change and Bactersmia:


Defining the risk, infection control and Hospital Epidemiology (22).
http://ww.cdc.gov.yerdid/iv/iv.htm. Retrived April, 18th, 2001.

NANDA, 2001. Nursing Diagnosi: Defenistion & Classification. NANDA. Philadelfia.

Nettina S.M, 1996. The Lippincott Manual of Nursing Practice Sixth Ed, Lippincot.
Philadelfhia. Newyork.

Potter and Perry, 1992. Fundamental of Nursing. Process and Practice. St. Louis. USA.

Stuart & Sundeen, 1998. Buku Saku keperawatan Jiwa. ECG. Jakarta
Lampiran 1
Tabel 1. Klasifikasi Data

Data Subyektif Data Obyektif

Lampiran 2
Tabel 2. Analisis Data

Data Penyebab Masalas

Lampira 3
Tabel 3. Rencana Intervensi

Diagnosis Tujuan Intervensi Tindakan Rasional


Kep kriteria /NIC keperawatan
hasil/NOC

Lampiran 4
Tabel 4. Catatan Perkembangan

No.Dx Hari/Tgl Implementasi Evaluasi


S:
O:
A:
P:
I:
E:
R:

Lampian 5
FORMAT LAPORAN RESUME KEPERAWATAN
KASUS KEPERAWATAN DASAR ROFESIONAL

Nama Mahasiswa : Nama Klien :


Tanggal Pengkajian : Diagnosis Medis :

1. Keluhan Utama :
2. Pengkajaian Keperawatan :
3.1. Pengkajian Primer
A :

B :

C :

D :

E ;

3.2. Pengkajian Sekunder (riwayat kesehatan dan monitor klien)

3.3. Pemeriksaan Penunjang

3.4. Diagnosis Keperawatan Prioritas:

3.5. Tindakan keperawatan (prinsip, rasioal)


3.5.1. Mandiri:

3.5.2. Kolaborasi :

3.5.3. Evaluasi proses

S:
O:
A:
P:
I:
E:
R

3.5.4. Evaluasi diri (mahasiswa praktikum)


Lampiran 6
BUKTI KERJA HARIAN MAHASISWA

CARA MENGGUNAKAN BUKU ERJA HARIAN

1. Isilah buku kerja harian sesuai dengan kegiatan yang anda lakukan selam stase
keperawatan dasar profeional
2. Mintalah tanda tangan kepada pembimbng klinik dan atau pembmbing akademik
sebagai bukti anda telah melaksanakan kegiatan tersebut.
3. Tulis nama terang dosen pembimbing akademik dan pembimbing klinik setiap
kali anda meminta tanda tangan
4. Bawalah buku kerja harian ini selama anda mengikti prakek profesi keperawatan
dasar professional
5. Setiap mengisi buku kerj harin ini, tidak diperbolehkan ditipex. Jika ada keselahan
penulisan aau pengisian harus dicoret dan paraf pembimbing klinik atau pembiming
akademik
6. Setelah selesai mengikuti praktek keperawatan dasar pofesional sebagai bukti telah
mengikuti praktek profesi keperawatan dasar professional
Lampiran 7

KEGIATAN PEMBIMBING KLINIK DAN DAN PEMBIMBING AKADEMIK

No. Hari/tgl Nama dan tt pembimbing


Pembimbing Pembimbing klinik
akademik

Lampiran 8

FORMAT PENCAPAIAN KOMPETENSI


No. Hari/Tanggal Kompetensi Hari/Tgl LOC Paraf Jumlah
CI
Klinik

Levl of Competency (LOC)


1. Mempelajari dan memahami prosedur secara teoritis
2. Meliat dan Memahami langsung prosedur tersebut
3. Melakukan dan memahami prosedur tapi dibawa supervise
4. Melakukan dan memahami prosedur secara mandiri

Lampiran 9

BUKTI KEHADIRAN MAHASISWA


Minggu ke: Ruangan
No. Hari Tanggal Waktu Praktek Paraf Keterangan
Pembimbing
klinik
Tiba Pulang
1 Senin
2 Selasa
3 Rabu
4 Kamis
5 Jumat
6 Sabtu

Lampiran 10
FORMAT POA
Kompetensi Tujuan Sasaran Waktu Alat dan bahan
Mngukur suhu Mengetahuai Pasein baru Ketika Termomotrer )
suhu badan Pasein lama menerima pasien sesuai usia
klien baru (tuliskan klien dan
hari/tanggal/jam indikasi
, sewaktu-waktu pememeriksaan
bila diperlukan
observasi klien

Lampiran 11

BUKTI PENGUMPULAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN


No. Hari/Tgl Area TT pembimbing
Kompetensi akademik
kasus

Lampiran 12

BUKTI KELENGKAPAN PERSYARATAN MENGIKUTI UJIAN PRAKTEK


PROFESIONAL
Ruang Item Penugasan
Laporan Askep Laporan Resume Penyuluhan Kehadiran 100%

Or Praktek Profesi Stase KDP

Fransisca B. Batticaca, S.Pd., Ns.Sp.Kep.Kom


NIP. 1962 10 26 198802 2001
Lampiran 13

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN BEDSIDE TEACHING

Yang bertabdatangan di bawah ini


Nama :
Umur :
Alamat:

Adalah keluarga (suami/istri/orang tua/anak) dari pasien:


Nama:
Umur: Alamat:

Ruang perawatan :
Nomor RM:

Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan bedside teaching

Jayapura, 2019

Keluarga Psein Mahasiswa Profesi Ners

( ) ( )

Mengetahui
Pembimbing Klinik

(…………………)
Lampiran 14

Kerangka Laporan Kasus


A. Laporan Pendahuluan
Bagian I Tinjauan teori
1. Pengertian
2. Gejala
3. Penyebab
4. Patofisiologi
5. Penatalaksanaan Medis
6. Asuhan keperawatan
a.Pengkajian umum
b.Pengkajian Fokus
c.Diagnosis keperawatan yang mungkin ada
d.Rencana Tindakan/Asuhan Keperawatan

Bagian II Tinjauan Kasus

B. Laporan lengkap
Tinjauan teori dan laporan Kasus

2. Format Pengkajaian dan Kasus


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEDOTERAN
PRGRAM PENDIDIKAN TAHAP PROFESI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
Alamat Kampus UNCEN Abepura Jalan Raya Sentani Abepura-Jayapura .Telp/Fax: 0967584764

===================================================================

SURAT KETERANGAN PERGANTIAN JADWAL DINAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini


Nama Mahasiswa :
NIM :
Mengajukan perganian jadwal dinas pada:
…………………………………………..selama………………………………………hari
Keterngan :shif jaga (Pagi/Sore) dengan alas an: Jayapura, …
1. Sakit (Surat Keterangan sakit dari dokter terlampir)
Menyetujuai
2. Lain-lain
Precertor/presertorship Mahasiswa
Jadwal dinas tersebut akan diganti pada:………………………………………………….

(.. …………………..) (……………………….)

Mengethaui
Koornator Stase KDP

FRansisca B. Batticaca, S.Pd., Ns. Sp.Kp.Kom


NIP. 1962 10 26 19880 2 001
Untuk Kalangan Sendiri

BUKU PANDUAN PROGRAM PEMBELAJARAN PROFESI NERS


TA 2018/2019

OLEH

EDITOR: FRANSISCA B. BATTICACA, S.Pd., Ns.SP.Kep.Kom

Penyusun

FRANSISCA B. BATTICACA, S.Pd., Ns.Sp.Kep.Kom


JOHN TODING PADANG, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.MB
DIYAH ASTUTI NURFAISAH, S.Kep., Ns.M.Kep
JULIAWATI, S.Kp., M.Kep.Sp.Kep.An
IMMA WARDHANI, S.Kep., Ns.

KEMENTERIAN RIST DAN TEKHNOLOGI


UNIVERITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEDOTERAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI
PROGRAM PENDIDIKAN

Anda mungkin juga menyukai