Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Pembuatan Kristal Garam

Oleh :

Alivia Fadila Miranti

Diki Dikardo

Teguh Rizky M

Trya Hartati

Kelas :

Farmasi 2C Reg Sore

DASAR TEORI
Kristalisasi

Zat padat tidak dapat dipisahkan dari larutan dengan cara disaring. Zat padat seperti garam yang
terlarut dalam air dapat dipisahkan dari larutannya dengan cara penguapan dan terjadi kristalisasi.
Petani garam mendapatkan garam dengan cara menguapkan air laut. Proses penguapan terjadi dengan
bantuan sinar matahari. Air yang terkandung dalam air laut akan menguap sehingga terbentuklah
kristal garam.(teguh dan eny, 2008:136)

Pada proses penguapan, larutan dipanaskan sehingga zat pelarutnya menguap dan meninggalkan zat
terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pelarutnya.
Contohnya pembuatan garam dari air laut. Dengan cara kristalisasi dapat diperoleh zat padat yang
lebih murni karena komponen larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
(michael,2006:94)

METODE PERCOBAAN

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah beaker glass, gelas arloji, kertas saring, corong, pipet tetes, kertas
lakmus, pemanas listrik, labu takar dan pengaduk gelas, neraca analitik, dan botol semprot.

Bahan-bahan yang digunakan adalah garam dapur, HCl encer, CaO, Ba(OH)2, amonium karbonat,
dan akuades.

Prosedur Kerja

1. Perlakuan Awal
250 ml aquades dipanaskan (diukur dengan labu ukur) dalam gelas beaker yang telah ditimbang
terlebih dahulu, sampai mendidih untuk beberapa saat. 80 gram garam dapur ditimbang.
Dimasukkan kedalam air panas sambil diaduk, dan dipanaskan lagi sampai mendidih, kemudian
disaring. Larutan dibagi menjadi dua bagian untuk dilakukan kristalisasi menurut prosedur dibawah
ini.

2. Kristalisasi melalui penguapan

Sekitar 1 gram kalsium oksida (CaO) ditambahkan ke dalam bagian larutan garam dapur diatas.
Larutan Ba(OH)2 encer ditambahkan tetes demi tetes sampai tetes berakhir tidak membentuk
endapan lagi. Secara terus menerus tetes demi tetes ditambahkan sambil diaduk larutan 30 gram
per liter (NH4)2CO3. Larutan tersebut disaring dan dinetralkan filtratnya dengan HCl encer, dites
kenetralan larutan dengan kertas lakmus. Larutan diuapkan sampai kering, sehingga akan diperoleh
kristal NaCl yang berwarna lebih putih dari pada garam dapur asal. Kristal tersebut ditimbang dan
dihitung rendeman rekristalisasi NaCl yang telah dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Prosedur Awal

Prosedur Hasil
No
Percobaan Pengamatan

1. Diambil 50 mL Larutan
akuades yang telah bening
2.
dipanaskan dan
Massa gelas
3. dimasukkan ke
beker =
dalam gelas beker
101,88 gram
Dimasukkan 16
Garam
gram garam dapur
melarut dan
ke dalam gelas
sedikit
beker tersebut,
mengendap.
sambil diaduk dan
dipanaskan Filtrat
kembali. bening.
Disaring dengan
kertas saring

2. Kristalisasi Melalui Penguapan

Prosedur Hasil
No
Percobaan Pengamatan

1. Ditambahkan Larutan menjadi


dengan 0,2 g putih keruh atau
2.
CaO pada filtrat putih susu.
3. dari hasil
Diperlukan
percobaan.
sekitar 50 tetes
4. Ditambahkan Ba(OH)2 sampai
Ba(OH)2 encer tidak ada
5.
sampai tidak endapan
6. ada endapan
V = 5 mL
lagi.
7.
Larutan menjadi
Ditambahkan
jernih.
(NH4)2CO3.
Diperlukan
Disaring
beberapa mL HCl
dengan kertas
sampai filtrat
saring
menjadi netral.
Dinetralkan
Terbentuk kristal
filtrat dengan
NaCl yang
menambahkan
berwarna putih
HCl.
bersih.
Diuapkan
m gelas beker +
larutan sampai
kristal = 116,03 g
kering
m kristal NaCl =
Ditimbang
14,15 g
berat kristal
yang diperoleh

Perhitungan

Diketahui : masssa kristal = 14,15 g

massa garam dapur = 16 g

Ditanya : rendemen …?

Jawab :

= 88,43 %

PEMBAHASAN

1. Perlakuan Awal

Dalam tahap ini dilakukan proses pelarutan garam dapur ‘cap kapal’ yang berbentuk padatan
menjadi suatu larutan. Akuades yang digunakan untuk melarutkan garam ini adalah akuades yang
panas. Hal ini ditujukan agar garam yang dilarutkan dapat melarut dengan sempurna. Garam dapur
yang dilarutkan dalam akuades panas tersebut terurai menjadi ion-ionnya yakni, ion natrium (Na+)
dan ion klorida (Cl-). Garam dapur yang digunakan dalam percobaan ini merupakan garam yang
belum murni. Karena itulah dalam percobaan ini dilakukan pemurnian terhadap garam dapur
tersebut yang bebas dari zat pengotor. Garam dapur yang telah dilarutkan dalam akuades tersebut,
dipanaskan sampai mendidih, setelah itu disaring dengan menggunakan kertas saring. Filtrat hasil
penyaringan tersebut akan digunakan untuk proses kristalisasi pada tahap berikutnya.

2. Kristalisasi Melalui Penguapan


Filtrat yang diperoleh dari tahap pertama, ditambahkan 0,2 gram kalsium oksida (CaO). Fungsi dari
penambahan kalsium oksida ini adalah untuk mengendapkan zat-zat pengotor seperti zat pengotor
yang di dalamnya mengandung ion Ca2+, Fe3+, dan Mg2+ yang terdapat dalam garam dapur ‘cap
kapal’. Cara kerja kalsium oksida ini pada prinsipnya sama dengan tawas yakni sebagai kougulan.
Pada akhirnya nanti diharapkan larutan yang diperoleh lebih murni dari garam yang semulanya
belum dimurnikan. Selanjutnya ke dalam filtrat tadi juga ditambahkan larutan barium hidroksida
Ba(OH)2. Penambahan ini bertujuan untuk menghilangkan endapan atau mencegah terbentuknya
endapan lagi, akibat penambahan kalsium oksida tadi.

Pada filtrat tadi juga ditambahkan amonium karbonat (NH4)2CO3. Penambahan ini ditujukan agar
larutan tersebut menjadi jenuh. Tahap berikutnya adalah dilakukan penyaringan untuk memisahkan
endapan yang merupakan zat pengotor yang terdapat dalam larutan tersebut. Kemudian filtrat yang
diperoleh (bersifat basa), dinetralisasi dengan larutan yang bersifat asam yaitu HCl encer.

Setelah larutan tersebut netral, maka pada larutan itu dilakukan penguapan atau pemanasan hingga
terbentuk kristal garam dapur kembali (rekristalisasi). Bentuk kristal garam dapur setelah
dilakukannya proses rekristalisasi adalah strukturnya lebih lembut dan warnanya putih bersih. Kristal
yang diperoleh ini kemudian ditimbang. Dari hasil penimbangan diperoleh berat kristal sebesar 14,15
gram. Sedangkan rendemen yang diperoleh dari percobaan ini memiliki nilai sebesar 88,43 %.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa garam dapur yang dimurnikan pada percobaan ini,
menggunakan prinsip rekristalisasi dengan penguapan, rekristalisasi adalah metode pemurnian
bahan dalam hal ini adalah garam dapur dengan pembentukan kristal kembali guna menghilangkan
zat pengotor, daya larut dari zat yang akan dimurnikan dengan pelarutnya akan mempengaruhi
proses rekristalisasi ketika suhu dinaikkan atau ditambahkan kalor/panas, garam dapur ‘cap kapal’
yang direkristalisasi menghasilkan kristal yang berwarna putih bersih dan strukturnya lebih
halus/lembut dari semula, garam dapur ‘cap kapal’ hasil rekristalisasi yang diperoleh sebesar 14,15
gram dan rendemennya sebesar 88,43 %.

DAFTAR PUSTAKA

Prabawa, Hadi. 1997. Ilmu Kimia. Jakarta : Erlangga

Purba, Michael. 2006. IPA Kimia. Jakarta : Erlangga

Sugiyarto, Teguh dan Eny Ismawati. 2008. IPA Kimia. Jakarta : Prisma Esta Utama
LAMPIRAN

Di atas ini adalah alat-alat dan bahan-bahan praktikum spatula, pipet, kertas saring,
gelas kimia, air, spidol hijau dan hitam, kaki tiga, pembakar spirtus, kassa, dan garam.
Di atas ini adalah proses kristalisasi yaitu keadaan awal larutan garam, larutan garam
ketika dipanaskan, dan kristal garam murni yang terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai