Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum

PEMURNIAN NaCl SECARA REKRISTALISASI dan SUBLIMASI KAPUR BARUS


(Laporan Praktikum Kimia)

Oleh
Andhika Bayangkara (10)
Kelas
XII TGB A
PEMURNIAN NaCl SECARA REKRISTALISASI

Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari cara memurnikan NaCl secara
rekristalisasi.

METODOLOGI PERCOBAAN
Alat dan Bahan:
Alat:
1.      Labu alas 1 buah
2.      Gelas kimia 250 mL 2 buah
3.      Erlenmeyer 125 mL 2 buah
4.      Corong biasa 1 buah
5.      Pembakar spirtus 1 buah
6.      Klem/statif 3 buah
7.      Kaki tiga+kasa 1 buah
8.      Gelas ukur 25 mL 1 buah
Bahan:
1.      H2SO4 pekat 25 mL
2.      NaCl pekat 90 gram
3.      Aquades 100 mL
4.      HCl pekat 25 mL
5.      Kertas saring
Prosedur Percobaan:
1.      Larutkan 50 gram garam dapur dengan 100 mL aquades. Bila belum larut dapat dipanaskan.
2.      Saring larutan jenuh di atas ke dalam erlenmeyer 125 mL.
3.      Rangkai alat:
A.    50 gram garam dapur
B.     25 mL HCl pekat
C.     Larutan garam dapur jenuh
D.    25 mL H2SO4 pekat
4.      Alirkan asam sulfat dari D secara perlahan-lahan sehingga gas HCl yang terjadi mengalir ke
C.
5.      Bila kristal yang terjadi di C telah cukup banyak, hentikan percobaan dan saring kristal yang
terjadi di C.
6.      Bilas kristal dengan aquades.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan:

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Memasukkan H2SO4 pekat Warna H2SO4 = bening.
dalam corong pisah, Warna garam dapur mula-mula
memasukkan garam dapur putih (pada labu alas).
pada labu alas, H2SO4 dialirkan Timbul gelembung gas pada
sambil memanaskan garam garam dapur pada labu alas.
dapur. Warna kristal garam lama-
kelamaan menjadi keruh.
Garam dapur pada erlenmeyer
warnanya semakin putih dan
juga terbentuk gas HCl.
2 Gas HCl yang terbentuk Terbentuk gas HCl pada
mengalir di kondensor kondensor, garram dapur yang
sehingga gas HCl mengalir ke terbentuk menjadi lebih putih
erlenmeyer yang berisi garam dan jumlahnya semakin
jenuh. banyak.
3 Menghentikan percobaan Terbentuk kristal garam dapur
ketika kristal sudah cukup yang lebih murni.
banyak, larutan garam jenuh
didekatansi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:


1.      Pemurnian NaCl secara rekristalisasi pada percobaan ini menghasilkan garam dapur (NaCl)
yang berwarna lebih putih dibanding kristal awal garam dapur pada labu alas.
2.      Pada garam jenuh terdapat kesetimbangan kelarutan, dimana garam jenuh memiliki
Qsp>Ksp, sehingga bila garam jenuh ditambahkan HCl, berarti adanya penambahan ion Cl - ke
dalam larutan garam jenuh NaCl, menyebabkan produk semakin bertambah sehingga
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaktan yang membentuk NaCl padat.

3.      Pada percobaan ini seharusnya digunakan NaCl yang berbentuk larutan pada labu alas,
supaya gas HCl yang terbentuk tidak terlalu banyak. Kesalahan juga terdapat pada labu
erlenmeyer yang seharusnya ditutup, supaya gas HCl tidak menyebar luas.
4.      Arah air pada kondensor dibuat dari bawah ke atas agar pendinginan berlangsung secara
maksimal sehingga gas HCl yang terbentuk berubah menjadi cairan.
5.      Adapun pada erlenmeyer yang berisi HCl pekat juga berlangsung kesetimbangan kelarutan
dan gas. Gas dari HCl pekat mendorong HCl dalam bentuk gas menjadi HCl dalam bentuk
cairan, sehingga HCl tersebut nantinya akan dialirkan melalui jembatan garam ke erlenmeyer
berisi garam jenuh dan mengakibatkan banyaknya endapan NaCl yang terbentuk.

SUBLIMASI KAPUR BARUS


TUJUAN PRAKTIKUM:
1.    Untuk mengetahui proses sublimasi secara laboratorium.
2.    Untuk mengetahui suatu bahan dapat tersublimasi atau tidak.

DASAR TEORI:
Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu. Misalkan es
yang langsung menguap tanpa mencair terlebih dahulu. Pada tekanan normal, kebanyakan
benda dan zat memiliki tiga bentuk yang berbeda pada suhu yang berbeda-beda. Pada kasus ini
transisi dari wujud padat ke gas membutuhkan wujud antara. Namun untuk beberapa antara,
wujudnya bisa langsung berubah ke gas tanpa harus mencair. Ini bisa terjadi apabila tekanan
udara pada zat tersebut terlalu rendah untuk mencegah molekul-molekul ini melepaskan diri dari
wujud padat.
Penggunaan teknik ini terbatas, karena hanya sedikit zat yang dapat mengalami sublimasi, di
antaranya adalah kapur barus, amonium klorida, dan iodium.
Pada umumnya perubahan tingkat wujud berlangsung menurut pola padat – cair – gas – atau
kebalikannya. Ada beberapa zat yang dapat berubah langsung dari keadaan uap ke keadaan
padat yang disebut menyublim.Sifat demikian dimiliki oleh unsur yodium, kamfer, naftalen,
belerang.Zat padat pada umumnya mempunyai bentuk kristal tertentu: Kubus, heksagonal,
rombik, monoklin dan sebagainya. Unsur belerang dalam suhu biasa berwarna kuning dengan
bentuk kristal rombik. Jika belerang rombik dipanaskan sampai 96° bentuk kristalnya berubah
menjadi monoklin. Jika belerang cair didinginkan tiba-tiba pada 119° terjadi pula bentuk kristal
monoklin (seperti bentuk jarum).
Kapur barus adalah padatan lilin putih atau transparan dengan bau yang kuat aromatic, dengan
bahan kimia itu diklasifikasikan sebagai terpenoid. Hal ini ditemukan dalam kulit dan kayu dari
pohon salam dan pohon kapur barus terkait lainnya dari keluarga salam. Kapur barus diproduksi
dari minyak terpentin, bisa digunakan untuk aroma sebagai bahan memasak (terutama di India),
sebagai cairan pembalseman untuk tujuan pengobatan. Hal ini juga bisa digunakan di beberapa
upacara keagamaan.
Kapur barus yang berbentuk butiran padat putih Kristal ini, bertujuan membantu anda agar
lemari atau laci anda jauh dari kecoa dan nyengat yang bisa sewaktu – waktu datang secara tiba
– tiba di dalam laci atau lemari anda, kapur barus ini bisa diletakan atau di taburkan di
dalamnya. Kapur barus telah ditemukan dalam kayu salam, Cinnamonum camphora, yang
merupakan pohon cemara besar ditemukan di Asia (khususnya di Kalimantan itu adalah nama
alternatif nya), tetapi juga dapat diproduksi secara sintetis dari minyak terpentin. Hal ini
digunakan untuk aroma, sebagai cairan pembalseman dan untuk tujuan pengobatan, ini memiliki
sifat menenangkan. Namun beracun jika tertelan dan dapat menyebabkan kejang, kebingungan
mental, iritabilitas, dan neuromuskular hiperaktif.
Metodologi percobaan:
Alat yang digunakan:
1.    Timbangan
2.    Lupang
3.    Baker glass
4.    Gelas ukur
5.    Penangas air/tungku kaki tiga dan lampu spiritus
6.    Batang pengaduk
7.    Cawan penguap
Bahan yang digunakan:
1.    Kapur barus
2.    Air

Prosedur percobaan:
·         Sediakan baker glass, cawan penguap, tungku berkaki tiga dan lampu spiritus.
·         Sampel dihaluskan dengan alu dan lumpang, kemudian dimasukkan ke dalam baker
glass.
·         Selanjutnya baker glass ditutuop dengan cawan penguap yang diisi dengan air dan
siletakkan di atas tungku kaki tiga.
·         Kemudian dipanaskan dengan bunsen.
·         Perhatikan sampel tersublimasi atau tidak, diamati dan dinginkan untuk mendapatkan
bentuk padatan kembali.

Skema kerja:
Kapur barus 10g digerus hingga halus dan di masukkan ke dalam baker glass. Tutup dengan
cawan porselin yang berisi air (permukaan atas).terbentuklah cairan di baker glass. Amati
sampai terbentuk kristal di bawah cawan porselin. Masukkan kristal ke dalam wadah 
Hasil percobaan:
Sublimasi dibuat dengan 10 g kapur barus tidak bewarna yang sudah dihaluskan menggunakan
lumpang. Kemudian dimasukkan ke dalam baker glass dan ditutup dengan cawan penguap yang
berisi air. Dipanaskan degan menggunakan lampu spiritus sampai terbentuk kristal.
 
Warna cairan di bakerglass           : tidak bewarna
Bau                                                     : Khas
Hasil yang diperoleh adalah sampel tersublimasi dan membentuk kristal di punggung cawan
penguap.
 Pembahasan:
Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu.
Kapur barus adalah padatan lilin putih atau transparan dengan bau yang kuat aromatic, dengan
bahan kimia itu diklasifikasikan sebagai terpenoid. Kapur barus berasal dari sebuah pohon yang
bernama Pohon Kapur (Dryobalanops aromatica).
Sublimasi dilakukan dengan nyala api yang terus menerus hingga kapur barus habis menyublim.
Kapur barus padat seberat 10 g menghasilkan kristal seberat 3,74 g.
 Kesimpulan:
1.    Sublimasi merupakan proses perubahan wujud zat padat menjadi gas.
2.    Hasil yang diperoleh pada percobaan sublimasi kali ini berupa kristal.
3.    Prinsip kerja dari metode sublimasi kali ini adalah perubahan dari fase padat menjadi fase
gas
  

Anda mungkin juga menyukai