Anda di halaman 1dari 22

Tugas Rutin

Pengantar Fisika Zat Padat

MAKALAH

DINAMIKA KRISTAL

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

LEORINA PANE (4173540010)

MARTHA GULTOM (4171240003)

PUSPITA FARUWU (4173540014)

RAHEL GULTOM (4172240002)

RIZKI NAINGGOLAN (4171240007)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FISIKA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Fisika Zat Padat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Khususnya kepada Bapak Prof.
Dr. Nurdin Bukit, M.Si, selaku dosen mata kuliah Pengantar Fisika Zat Padat dan kepada teman-
teman semua yang telah memberikan masukan-masukan demi kesempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, baik berupa materi maupun ide dan sehingga makalah ini dapat
mencakup semua pokok pembahasan. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 18 Maret 2020

Kelompok 3

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2. Tujuan..........................................................................................................................................3
1.3. Rumusan Masalah........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................4
2.1. Gelombang Elastik dan Fonon.....................................................................................................4
2.2. Getaran Kristal Yang Berbasis Satu (Monoatomik).....................................................................9
2.3. Vibrasi Kristal Diatomik............................................................................................................13
2.4. Zona Brillouin Pertama..............................................................................................................16
2.5. Kecepatan Group.......................................................................................................................16
2.6. Cabang Optik.............................................................................................................................17
2.7. Cacat Kristal..............................................................................................................................17
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................19
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kristal tersusun oleh atom-atom yang “diam” pada posisinya di titik kisi. Sesungguhnya,
atom-atom tersebut tidaklah diam, tetapi bergetar pada posisi kesetimbangannya. Getaran atom-
atom pada suhu ruang adalah sebagai akibat dari energi termal, yaitu energi panas yang dimiliki
atom-atom pada suhu tersebut. Jika suatu kisi berada dalam ekuilibrium, masing-masing atom
persis berada pada titik kisinya. Akan tetapi jika kisi mengalami getaran maka masing-masing
atom mengalami sedikit perpindahan. Getaran atom dapat pula disebabkan oleh gelombang yang
merambat pada kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digunakan dan dibandingkan
dengan jarak antar atom dalam kristal, dapat dibedakan pendekatan gelombang pendek dan
pendekatan gelombang panjang. Disebut pendekatan gelombang pendek apabila gelombang yang
digunakan memiliki panjang gelombang yang lebih kecil dari pada jarak antar atom. Dalam
keadaan ini, gelombang akan “melihat” kristal sebagai tersusun oleh atom-atom yang diskrit,
sehingga pendekatan ini sering disebut pendekatan kisi diskrit. Sebaliknya, bila dipakai
gelombang yang panjang gelombangnya lebih besar dari jarak antar atom, kisi akan “nampak”
malar (kontinyu) sebagai suatu media perambatan gelombang.
1.2. Tujuan
a. Mengetahui pergeseran pada kisi Kristal
b. Mengetahui kecepatan kelompok untuk suatu gelombang
c. Menentukan frekuensi untuk cabang optic
d. Mengetahui jenis-jenis cacat Kristal
1.3. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pergeseran pada kristal?
b. Bagaimana menentukan kecepatan kelompok pada suatu gelombang?
c. Bagaimana menentukan frekuensi untuk cabang optik?
d. Apa saja jenis-jenis cacat kristal?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Gelombang Elastik dan Fonon


Dalam pendekatan gelombang panjang, tinjau sebuah batang berpenampang A dengan rapat
massa ρ, yang dirambati gelombang mekanik ke arah memanjang batang x. Pada setiap titik x
dalam batang terjadi perubahan panjang u (x) sebagai akibat adanya tegangan σ(x) dari
gelombang.

du
∈= ............ (1)
dx
Karena tegangan σ yang memenuhi hukum Hooke sebagai berikut :
σ = E ∈........ (2)
Dengan E menyatakan modulus elastik atau modulus Young. Selanjutnya menurut hukum
kedua Newton, tegangan yang bekerja pada elemen batang dx menghasilkan gaya sebesar :
F = A {σ (x+dx) – σ (x)}........... (3)
akan menyebabkan massa elemen batang tersebut (ρAdx) mendapatkan percepatan sebesar
∂2 u
( )
∂ t2
sehingga :

∂2 u
ρAdx = A {σ (x+dx) – σ (x)}............ (4)
∂ t2
Perhatikan lagi persamaan 2 dan 4, dapat dijabarkan :
∂σ
¿ dx
∂x
∂ε
=E dx
dx
∂ du
=E
∂ x dx ( ).............. (5)

5
d2u
=E ( )
dx2

Masukkan kembali hasil persamaan (5) ke persamaan semula (4) sehingga memberikan :
∂2 u ∂2 u ∂2 u ρ ∂2 u
ρAdx 2 = E 2 dx.A Yang dapat disederhanakan menjadi : = ( ) 2 ................ (6)
∂t ∂x ∂x ² E ∂t
Yaitu persamaan gelombang elastik. Dan bila dibandingkan dengan persamaan gelombang
umum :
∂2 u 1 ∂2 u
= 2
∂ x ² v s ∂ t2
akan diperoleh ungkapan bagi kecepatan gelombang elastik :
E
vs = ( ¿1/2............. (7)
ρ
Jelas bahwa kecepatan gelombang mekanik dalam batang (secara umum pada zat padat)
bergantung pada “besaran elastik” bahan tersebut, yakni modulus Young. Karena perambatan
gelombang tersebut bergantung pada besaran elastik maka gelombang yang bersangkutan disebut
gelombang elastik.
Ditinjau dari panjang gelombang yang digunakan dan dibandingkan dengan jarak antar atom
dalam kristal,dapat dibedakan menjadi :
- pendekatan gelombang pendek
- pendekatan gelombang panjang
 Disebut pendekatan gelombang pendek apabila :
- Apabila panjang gelombang yang digunakan memiliki panjang gelombang yang lebih
kecil dari jarak antar atom.
- Dalam keadaan ini gelombang akan “melihat” bahwa kristal merupakan susunan atom
atom diskret, sehingga pendekatan ini sering disebut pendekatan kisi diskret.
 Bila dipakai gelombang yang panjang, gelombangnya lebih besar dari jarak antar atom, kisi
akan “nampak” malar (kontinue) sebagai suatu media perambatan gelombang. Oleh karena
itu, pendekatan ini sering disebut sebagai pendekatan kisi malar.
ω = vs2……………………………………….(13)

6
Gambar 3. Hubungan dispersi linier untuk kisi malar (pendekatan gelombang panjang)

dengan vs adalah kecepatan gelombang pada medium yang bersangkutan. Melaluihubungan ini
g(ω) dapat ditentukan :

Angka 2 pada persamaan tersebut muncul karena ragam gelombang meliputi 2 daerah (positif
dan negatif), yaitu berhubungan dengan gelombang yang merambat ke arah kanan dan kiri.
Lebih lanjut, perubahan gelombang di atas dapat diperluas untuk kasus tiga-dimensi.Dalam
ruang tiga-dimensi, fungsi gelombang dengan mengabaikan faktor waktu ditulis :

u ( x , y , z ) =u0 exp {i ( k x x+ k y y+ k z z ) } … … … … … … …(15)

Syarat batas periodik menghasilkan :

exp {iL ( k x + k y +k z ) } … … … … … … … … … (16)

Hal ini dapat dipenuhi oleh :

k x= ( 2Lπ ) l; k =( 2Lπ ) m; k =( 2Lπ )n


y z

7
l , m, n=0 ,± 1 ,± 2 , …

Setiap titik dalam ruang -q dinyatakan oleh :

k ≡ ( k x + k y +k z )

k≡ ( 2Lπ ) l ,( 2Lπ ) m ,( 2Lπ ) n


yang merupakan satu ragam gelombang. Pada gambar 4, dilukiskan ruang - k tiga dimensi,
proyeksi pada bidang ky-kz dan besarnya volume yang ditempati oleh satu titik (kx, ky, kz)
dalam ruang - k tersebut.

Rapat keadaan g(ω) dalam ruang tiga-dimensi dari rambatan gelombang dapat ditentukan
berdasarkan gambar 4. Jumlah ragam gelombang (dalam bola berjejari q) adalah perbandingan
antara volume bola dan volume yang ditempati oleh satu titik dalam ruang - k, jadi :

Turunkan (diferensiasi) N terhadap q akan memberikan g(ω) dω :

8
V = L3 yaitu volume medium apabila berbentuk kubus. Dengan hasil rumusan terakhir, dapat
diperluas hubungan antara jumlah ragam gelombang yang dinyatakan oleh titiktitik dalam ruang
- k. Dalam pengertian ini, satu titik (kx, ky, kz) setara dengan 3 (tiga) ragam gelombang dalam
ruang (koordinat) tiga-dimensi. Anggap, misalnya, gelombang merambat ke arah - x, maka
ragam ke arah x ini menjadi gelombang longitudinal (1 ragam) sedangkan ragam ke arah y dan z
menjadi gelombang tronsversal (2 ragam), sehingga :
(kx, ky, kz)→ - 1 ragam longitudinal
- 2 ragam transversal
Dalam kasus gelombang merambat ke arah sumbu x, maka ungkapan rapat keadaan dapat
dituliskan kembali berbentuk :

dengan vs,L dan vs,L adalah kecepatan


gelombang longitudinal dan kecepatan gelombang transversal.Sampai sejauh ini, kita telah
membahas rambatan gelombang elastik pada bahan padat.Gelombang elastik pada zat padat ini
dapat disebabkan baik oleh gelombang mekanik (bunyi/ultrasonik) maupun oleh gelombang
termal (inframerah). Kedua gelombang tersebut dapat menyebabkan getaran kisi. Untuk
selanjutnya, paket-paket energi getaran kisi disebut fonon. Fonon dapat dipandang sebagai
“kuasi partikel” seperti halnya foton pada gelombang cahaya/elektromagnet. Melalui konsep
yang mirip “dualisme partikel gelombang” ini, rambatan getaran kisi dalam zat padat dapat
dianggap sebagai aliran fonon. Beberapa konsep dualisme gelombang-pertikel ditunjukkan pada
tabel 1.

Tabel 1. Beberapa eksitasi elementer pada zat padat.

Gelombang Partikel

9
Gel. Elektromagnet Foton
Gel. Elastik/getaran Kisi Fonon
Gel. Elektron Kolektif Plasmon
Gel. Magnetisasi Magnon
Gel. Elektron + deformasi elastik Polaron
Gel. Polarisasi Eksiton

Vibrasi fonon adalah vibrasi atom secara kolektif pada suatu struktur kristal. Vibrasi ini
memiliki frekuensi karakteristik dan arah rambat getaran ini bergantung pada struktur kristal
yang ditinjau. Fonon dapat ditemui dalam sistem kristal. Jadi, Fonon adalah partikel yang
terdapat dalam gelombang elastik. Contoh : nitrogen vacancy center (NV Center) in diamond,
konfigurasi elektron nya membentuk energi level 'ground state' dan 'excited state' yang
perbedaan energinya sebesar 637 Nm.

10
2.2. Getaran Kristal Yang Berbasis Satu (Monoatomik)
Kita mulai dengan kasus yang sederhana. Yaitu kasus yang melibatkan getaran Kristal akibat
adanya gelombang elastis yang merambat dalam arah [1 0 0] ; [1 1 0] ; [1 1 1].

Untuk setiap vektor gelombang (k ) terdapat 3 model getaran yaitu : 1 buah longitudinal dan 2
buah transversal.

Kita anggap bahwa kristal akan merespon

Gelombang elastik secara linier terhadap gaya. Artinya : gaya yang bekerja pada bidang Kristal
yang ke : s adalah sebanding dengan selisih simpangannya. Jadi:
Fs = c (Us+1 - Us) + c (Us-1 - Us)

11
Fs = c (Us+1 + Us-1 – 2Us)..................................(1)

Dengan :
Fs = gaya yang bekerja pada bidang kristal yang ke : s
C = tetapan elastisitas
Us = simpangan bidang kristal yang ke s
Us+1 = simpangan bidang kristal yang ke s+1
Us-1 = simpangan bidang kristal yang ke s-1

Persamaan gerak bidang kristal ke s adalah

F = m. a = c. Δx

m. a = hukum newton
c. Δx = hukum hooke

m = massa atom.

Solusi dari persamaan gerak ini tergantung pada waktu (t) yang dinyatakan oleh :Us = e -it
Karena pers (2) merupakan turunan hanya terhadap waktu, maka :

Karena itu pers (2) dapat ditulis :


-ω2 Us m = c (Us+1 + Us-1 – 2Us).......................................(3)

Solusi:
U s=e−iωt dapat ditulis sebagai berikut :
U s=e−iωt ≈ e−i 2 πvt
U s=e−ikx =e−iksa
Secara lengkap Us dapat ditulis sebagai berikut:
Us =U. e−iksa.............................................................(4)
U = amplitudo
Karena itu:

12
U s=U . e−ik ( s+1) a =U .e−iksa .e ika
Us+1 Us+1 = Us ei k a.........................................................(5)
Pers (5) → (3) didapat :
-ω2 Us m = c (Us ei k a + Us e- i k a – 2 Us)
-ω2 m = c (ei k a + e- i k a – 2)..........................................(6)

Karena e+ i θ = cos θ + i sin θ maka ei k a + e- i k a = 2 cos ka


Sehingga persamaan (6) menjadi:
ω 2 m = -c (2 cos ka – 2)

Persamaan (8) merupakan Persamaan Dispersi. Persamaan (8) menyatakan hubungan antara
frekuensi sudut (ω) terhadap vektor gelombang (k). ω = f(k)
Bila dinyatakan dengan grafik

Daerah Brillovin I

13
14
2.3. Vibrasi Kristal Diatomik

Persamaan gerak :
F = m.a = c. Δx
Untuk

Persamaan (3) dimasukkan ke persamaan (1) diperoleh


Us = U. ei (ksa – ωt)

-m1.Uω2 =c{U+ Ve-ika-2 U}.............................(4)


Dengan cara yang sama bila persamaan (3) dimasukkan ke persamaan (2) didapat :

15
-m2.Vω2 =cU(1+ eika)-2 cV}.............................(5)

16
17
Yang terjadi adalah tidak ada celah terlarang yang artinya untuk setiap energi selalu
menghasilkan getaran

2.4. Zona Brillouin Pertama


Kisaran K hanya berlaku untuk gelombang elastis yang ada di zona Brillouin pertama. Rasio
perpindahan dua bidang berurutan diberikan oleh :
us +1 u exp[i ( s+1 ) Ka]
= = exp(iKa)
us u exp (isKa)

Kisaran dari –π ke +π untuk fase Ka mencakup semua nilai independen dari eksponensial.
Nilai-nilai positif dan negatif K diperlukan karena gelombang dapat merambat ke kanan atau kiri.
Kisaran nilai independen K ditentukan oleh :

π π
-π < Ka ≤ π atau - <K≤
a a

Kisaran ini adalah zona pertama Brillouin dari kisi linier. Nilai ekstrimnya adalah Kmax = ± π
1
/a. Nilai kritis Kmax = ± π/a disini memenuhi kondisi Bragg 2d sin θ = nλ : dengan θ = π , d = a,
2
K = 2π/λ , n = 1, jadi λ = 2a. Dengan sinar x memungkinkan untuk memiliki n sama dengan
bilangan bulat lain selain dari persamaan karena amplitudo dari gelombang elektromagnetik
memiliki arti dalam ruang antara atom-atom, tapi perpindahan amplitudo dari gelombang elastis
biasanya memiliki arti hanya atom pada diri mereka sendiri.

2.5. Kecepatan Group


Kecepatan transmisi paket gelombang adalah kecepatan kelompok, diberikan sebagai berikut:
Vg = dω / dK atau Vg = gradkω(K)
Gradien frekuensi terhadap K inilah kecepatan energi yang merapat dari medium. Dari hubungan
disperse, kecepatan group adalah :

18
1
Vg = (Ca²/ M)1/2. cos Ka
2

2.6. Cabang Optik


Dikatakan cabang optik karena jenis ini dapat dieksitasi dengan cahaya dari frekuensi yang
tepat. Hal ini dapat terjadi rasio amplitudo (B/A) adalah negatif melalui rentang frekuensi oleh
cabang optic; tetangga terdekat bergerak dengan fase berlawanan satu dengan yang lain. Untuk
rantai linier diatomic cabang optik dijelaskan oleh pilihan tanda positif :
k→0
1 1
[
ω → ω1 = 2 π ( + ) 1/2
m M ]
(ω/k) → ∞
(dω/dk) → 0
Untuk menentukan rasio amplitudo dari kedua atom adalah :
B K=0
[ ] A {
= - (m/M), ketika
ω=ω3
Jadi untuk vibrasi panjang ini, atom-atom tetangga bergerak arah berlawanan sedemikian
rupa dimana pusat massa bersama untuk tetangga tidak berpindah.

2.7. Cacat Kristal


Kristal yang sempurna adalah kristal yang susunan atomnya seluruhnya teratur mengikuti
susunan atom dalam kristal pola tertentu. Cacat yang dimaksud adalah ketidaksempurnaan
susunan atom dalam kristal. Cacat dapat terjadi karena adanya solidifikasi ataupun akibat dari
luar. Kristal biasanya mengandung ketidaksempurnaan, yang kebanyakan terjadi pada kisi-kisi
kristalnya. Jenis-jenis cacat kristal yakni :
a. Cacat Titik
Ketidaksempurnaan titik terjadi karena beberapa sebab, seperti keadaan atom
matriks(yaitu atom yang seharusnya ada pada suatu posisi dalam kristal yang sempurna).
Hadirnya atom asing, atau atom matriks yang berada pada posisi yang tidak semestinya.
b. Cacat Garis
Dislokasi merupakan ketidaksempurnaan kristal karena penempatan atom yang tidak
pada tempat yang semestinya. Dislokasi dinyatakan dengan vektor Burger yang
menggambarkan baik besar maupun arah dislokasi. Suatu untaian atom ke atom mengelilingi
sumbu dislokasi akan terputus oleh vektor Burger.
c. Cacat Bidang
Pada bahan polikristal, zat padat tersusun oleh kristal-kristal kecil yang disebut butir
(grain). Setiap butir dapat berukuran mulai dari nanometer hingga mikrometer. Pada setiap
butir atom-atom tersusun pada arah tertentu, dan arah keteraturan atom ini bervariasi dari
satu butir ke butir lain. Semakin banyak batas butir maka akan semakin besar peluang
menghentikan dislokasi.

19
d. Cacat Ruang (Bulk defect)
Perubahan bentuk secara permanen disebut Deformasi Plastis, deformasi plastis terjadi
dengan mekanisme :
- Slip, yaitu : Perubahan dari metalic material oleh pergerakan dari luar sepanjang Kristal.
Bidang slip dan arah slip terjadi pada bidang grafik dan araha taom yang paling padat
karena dia butuh energi yang paling ringan atau kecil
- Twinning terjadi bila satu bagian dari butir berubah orientasinya sedemikian rupa
sehingga sususnan atom di bagian tersebut akan membentuk simetri dengan bagian kristal
yang lain yang tidak mengalami twinning

20
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Vibrasi kristal dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya dalam vibrasi kristal terdapat
Gelombang Elastik dan Fonon. Vibrasi fonon adalah vibrasi atom secara kolektif pada suatu
struktur kristal. Vibrasi ini memiliki frekuensi karakteristik dan arah rambat getaran ini
bergantung pada struktur kristal yang ditinjau. Fonon dapat ditemui dalam sistem kristal.

Tidak semua kristal dibentuk sempurna. Ketidaksempurnaanitu disebabkan cacatnya susunan


atom dalam kristal. Cacat dapat terjadi karena adanya solidifikasi ataupun akibat dari luar.
Kristal biasanya mengandung ketidaksempurnaan, yang kebanyakan terjadi pada kisi-kisi
kristalnya. Cacat kristal diantaranya adalah, cacat titik, cacat garis, cacat bidang dan cacat ruang.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sirait, Motlan. 2017. Pendahuluan Fisika Zat Padat. Medan : UNIMED PRESS

http://myblogcobacoba.blogspot.co.id/2015/04/makalah-ilmu-logam-cacat-pada-kristal.html

https://ciripo.wordpress.com/2011/11/11/cacat-kristal/

http://kimia08yeahriderx.blogspot.co.id/2013/04/cacat-kristal.html

22

Anda mungkin juga menyukai