Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH Ke PGRI an

“Biografi Tokoh Pendiri PGRI dan Nilai-nilai Perjuanganya”

Dosen Pengampu:
Vivi Rulviana, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
1. Candra Ester Yunani (1802101098)
2. Nur Wakhid Abul Aziz (1802101077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2019/2020

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT sholawat
dan salam kita sampaikan kepada nabi kita Muhammad SAW. Atas limpahan rahmat dan
kasih sayang Allah SWT, kami sebagai penulis makalah ini dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Biografi Tokoh Pendiri PGRI dan Nilai-nilai Perjuanganya”.
Penulisan makalah tersebut merupakan salah satu tugas yang di berikan dalam mata kuliah
Ke-PGRI-an di PGSD UNIPMA.
Kami selaku penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang banyak membantu dalam penulisan makalah ini, khususnya kepada Dosen
kami Bu Vivi Rulviana, S.Pd., M.Pd yang telah memberikan tugas dan arahan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Madiun, Juni 2020

Penyusun

Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PGRI lahir tanggal 25 november 1945, hanya berselang tiga bulan setelah
kemerdekanaan Indonesia diproklamasikan. Bertempat di sekolah Guru Putri (SGP)
Surakarta diselenggarakan kongres 1 PGRI dari tanggal 24-25 november 1945. Pada
kongres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan dan kesatuan
segenap guru diseluruh Indonesia.
Pada kongres tersebut dirumuskan tujuan PGRI, yaitu:
1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia
2. Mempertinggi tingkat pendididkan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar
kerakyatan
3. Membela hak dan nasib buruh pada umumnya, guru pada khususnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Profil Tokoh Pendiri PGRI ?
2. Apa saja Nilai-nilai Perjuanganya dalam Mendirikan PGRI ?

1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan Proil Tokoh Pendiri PGRI.
2. Mendeskripsikan Nilai-nilai
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Profil Tokoh Pendiri PGRI
KONGRES PGRI I
Kongres I PGRI di laksanakan di Surakarta ( Solo ) , jawa Tengah pada Tanggal
23-25 November 1945.
Pada kongres hari pertama disampaikan protes kepada seluruh dunia terhadap
tindakan-tindakan tentara penduduk di Indonesia, garis besar protes tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Alasan protes perbuatan-perbuatan tentara penduduk yang tidak sesuai dengan
maksud penduduk.
2. Maksud protes agar tentara pendudduk ditarik kembali dan tidak usah diganti
karena Negara republic Indonesia telah menyelanggarakan keamanan dan
ketentraman dalam negeri
3. Protes ditujukan kepada Negara-negara serikat, Vietnam dan Negara arab juga
akan diberi tahu.

Pada kongres hari kedua dibentuk juga susunan pengurus besar PGRI yaitu
seperti berikut:
A. Ketua I ,II dan III:
1. Amin Singgih
2. Rh.Koesna
3. Soekitro
B. Penulis : Djajeng Soegianto dan Soemidi Adisasmita
C. Bendahara : Siswowidjojo dan Siswa Widjojo
D. Anggota:
1. Siti Wahjoena (Popy Sjahrif)
2. Martosoediggo
3. Reksosoebroto(Siswowadodjo)
4. Parmoedjo
Kongres pertama PGRI yang berlangsung 100 hari setelah kemerdekaan turut
membantu membangkitkan semangat para guru. Hal itu sejalan dengan tujuan
PGRI ketika didirikan, yaitu memperkuat berdirinya republik Indonesia.
Beberapa bulan kemudian ketua I amin singgih di angkat sebagai bupati
mangkunegara Surakarta, sehingga terpaksa di adakan perombakan susunan
susunan pengurus besar dengan formasi sebagai berikut:
A. Ketua I dan II : Rh. Koesman
B. Penulis I dan II:
1. Sastrosoemarto
2. Kadjat Martosoebroto
C. Bendahara:
1. Soemidi Adisasmito
2. Martosoedigdo
D. Anggota:
1) Djajeng Soegianto
2) Sadat Siswowidjojo
3) Siswowardojo
4) Soespandi Atmowirogo

KONGRES PGRI II

Kongres ke II PGRI di adakan di Surakarta ( solo ) Jawa Tengah pada Tanggal


21-23 Desember 1946.
Adapun susunan pengurus besar hasil kongres II adalah sebagai berikut:
A. Ketua I,II, dan III:
1. Rh. Koesnan
2. Soejono Kromodimoeldjo
3. Soejono
B. Penulis I dan II:
1. J. Soetemas
2. Mh. Hoesodo
C. Bendahara I dan II:
1. Soemadi Adisasmita
2. Dinneman
D. Ketua bagian pendidikan : D. Notohamidjojo
E. Ketua bagian perburuhan : Sosro
F. Ketua bagian penerangan : Slamet I

Melalui kongres ini PGRI mengajukan tuntutan kepada pemerintah yaitu:


a. Sistim pendidikan selekasnya didasarkan pada kepentingan nasional.
b. Gaji guru supaya tidak di hentikan.
c. Di adakan Undang-Undang Pokok Perburuhan.
Tuntutan ini kelak dapat perhatian pemerintah dengan diangkatnya Rh. Koesnan
menjadi anggota panitia gaji pemerintah. Pada kementrian keuangan Rh.
Koesnan bersama Zachir diangkat menjadi anggota KNIP Plane. Terakhir Rh.
Koesnan menjadi menteri ssosial dan perburuhan pada cabinet Hatta.Kongres
kedua ini menghasilkan keputusan yang merupakan wujud dari tanggung jawab
nasional PGRI dalam upaya mempelopori peubahan system pendidikan
kolonialmenjadi sistem pendidikan nasional. Karena ketua I adalah Rh. Koesnan
ditunjuk sebagai menteri social dan perburuhan dalam cabinet Hatta, maka
susunan pengurus besar dirubah kmenjadi:
A. Ketua I dan II:
1. Soedjono Kromodimoeldjo
2. Soejono
B. Penulis I dan II:
1. J. Soetemas
2. Mh. Hoesodo

C. Bendahara I dan II :
1. Soemadi Adisasmita
2. Dinneman
Sedangkan untuk jabatan ketua III dihapus karena Rh. Koesnan diangkat jadi
menteri.
KONGRES PGRI III
Kongres ke III PGRI di adakan di Madiun Jawa Timur pada Tanggal 27-29
Februari 1948.
Ditengah berkecamuknya perang kemerdekaan, PGRI menyelenggarakan
kongres ke III. Kongres yang berlangsung dalam keadaan darurat menghasilkan
keputusan-keputusan bahwa untuk menghasilkan efektifitas organisasi,
dilakukan dengan memekarkan cabang-cabang yang tadinya setiap kepresidenan
memilik satu cabang menjadi cabang-cabang yang lebih kecil, tetapi dengan
jumlah sedikitnya 100 orang, diharapkan bahwa yang lebih kecil itu dapat lebih
efektif, dalam cakupan daerah yang cukup terbatas itu PGRI mempunyai 76
cabang yang masing-masing ternyata dapat memajukan aktifitas dan fasilitas
yang tinggi.
Adapun susunan pengurus besar Kongres III adalah sebagai berikut:
1) Ketua I,II dan III:
a. Soedjono kromodimoeldjo
b. Soedjono
c. Soedarsono
2) Panitera umum I dan I:
a. Brahim Prawirosoemitro
b. Inda Karjoso
3) Ketua bagian pendidikan : Soepojo
4) Ketua bagian peruburuhan : Sostrowignjo
5) Bendahara : Dinneman
Pada akhir tahun 1948 sampai dengan awal tahun 1949 dengan kembalinya
kekuasaan pemerintah RI ke Yogyakarta, maka kembali pula PGRI
menggerakkan organisasinya dan memindahkan kedudukan dari Solo ke
Yogyakarta. Dengan sususnan pengurus besar kongres III adalah sebagai
berikut:
1) Ketua I,II dan III:
a. Soedjono kromodimoeldjo
b. Soedjono
c. Soedarsono
2) Sekertaris umum I dan II:
a. Soekkirno
b. Soebakti
3) Bendahara : Soewandi
4) Ketua bagian pendidikan : Ali Marsaban
5) Ketua bagian perburuhan : Sosro
6) Ketua bagian publisiteit : Hj. Soemato

KONGRES PGRI IV
Kongres ke IV yang berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 26-28 februari
1950. Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada kongres IV ini adalah
bergabungnya pengurus pusat Serikat Guru Indonesia (SGI) yang berkedudukan
di bandungbersama dengan 38 cabang sejarah mencatat pada konres IV, anggota
PGRI berjumlah 15.000 yang terbesar di 76 cabang. Adapun keputusan yang
diambil pada kongres ke IV adalah sebagai berikut:
a. Mempersatukan guru-guru seluruh tanah air dalam satu organisasi, yaitu PGRI
b. Menyingkirkan rasa saling curigai dan semangat kedaerahan yang menjangkit
para guru yang politik yang memecah belah wilayah republic Indonesia
c. Mengeluarkan “Maklumat Persatuan” yang berisi seruan masyarakat khusunya
kepada para guru, untuk membantu menghasilkan suasana yang membahayakan
anggotagolongan pro-republik dan golongan yang kontra republic, serta
menggalakkan persatuan demi perjuangan untuk mengahsilkan kemerdekaan

Adapun susunan besar pengurus besar pada saat kongres ke IV di Yogyakarta


adalah sebagai berikut:
1. Ketua I,II dan III:
a. Rh. Koesman
b. Soedjono
c. Soejono Kromodimoeljo
2. Sekretaris jendral I dan II:
a. Soekimo
b. Moehammad Hidajat
3. Bendahara I dan II:
a. Soetinah
b. Soetedja
4. Ketua bagian pendidikan : Soedarsono
5. Wakilo ketua bagian pendidikan : f. Wachen droff
6. Ketua bagian perburuhan : M.E. Soebiadinata
7. Wakil ketua bagian perburuhan : Soeparmo

Rh. Koesnan, Soejono, Soekirno, Soetinah, Soeparno dan Soedarso


berkedudukan di Yogyakarta. Mereka secara bersama-sama ememelihara
hubungan dengan jawa tengah, jawa timur dan S.I Yogyakarta. Soejjono,
Muhammad Hidayat, Soetojo, M.E. Subiadinata dan F. Wacendroff
berkedudukan di Jakarta bertugas menyelemggarakan hubungan dengan jawa
barat, Sumatra, Kalimantan, Indonesia timur dan sunda kecil.

Beberapa peristiwa penting yang terjaid setelah kongres IV adalah sebagai


berikut:
a. Tiga puluh cabang serikat guru Indonesia menyatakan gabung dengan PGRI
b. Keluarnya peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1950 yang antara lain berisi
tentang penyessuaian gaji guru yang tadinya digaji menurut Herdziende Bezal
Dingding Sregeling der Burgelijke Landsdie Haren (HBBL)
c. Didirikannya sekolah yang diperuntukkan khusus bagi para pelajar pejuang

KONGRES PGRI V
Kongres ke V diadakan di Bandung pada tanggal 19-24 Desember 1950
tepatnya di Hotel Savoy Homann, dan di buka oleh ketua Pengurus Besar PGRI
Rh.Koesnan. Dalam kongres ini diputuskan hal-hal yang bersifat prinsipil dan
fundamental bagi kehidupan perkembangan PGRI selanjutnya. Sebagai berikut:
1. Menegaskan kembali pancasila sebagai azaz organisasi.
2. Menugaskan pengurus besar PGRI agar dalam waktu singkat melakukan segala
usaha untuk menghilangkan perbedaan gaji antara golongan yang pro dan kontra
politik.
3. Melakukan konsolidasi organisasi dengan membentuk pengurus komisariat-
komisariat daerah.
Pada kongres ke V ini juga terjadi sebuah peristiwa yang penting yaitu:
a. Memasukkan 47 cabang di Kalimantan dan Sulawesi ke dalam PGRI yang
mengakibatkan 2.500 orang guru yang berbeda-bedamenurut ketentuan dapat
digaji sesuai dengan standar dari pusat.
b. PGRI berhasil memperjuangkan nasib para guru di sekolah-sekolah lanjutan,
jumlah honorarium meningkat dan maksimumjam dikurang.
Adapun susunan pengurus besar PGRI berdasarkan kongres V ini adalah
sebagai berikut:
1. Ketua I dan II:
a. Soedjono
b. M.E.Subiadinata
2. Sekertaris jendral : Moehamad hidajat
3. Sekertaris urusan perburuhan : M.E. Soebiandinata
4. Sekertaris urusan pendidikan : Ibnu Tadji
5. Sekertaris urusan penerangan : J.M.S. Hutagalung
6. Sekertaris keuangan dan usaha : Moehamad Hidadjat
7. Komisaris umum DTU pendidikan : F. Wachen droff
8. Komisaris umum DTU perburuhan : Alam Sjahroeddin
9. Komisaris umum DTU keuangan : M. Sastra Atmadja
10. Komisaris umum DTU usaha : Soemahardja
11. Redaksi majalah sura guru : J.M.S. Hutagalung, Soedjono

KONGRES PGRI VI
Kongres PGRI Ke VI berlangsung di Malang Jawa Timur 24-30 November
1952. Dalam Kongres ini menyepakati beberapa keputusan penting,yaitu:
1. Dalam Bidang Organisasi, Kongres menetapkan bahawa asas PGRI ialah
keadilan
social dan dasarnya adalah “Demokrasi”, dan PGRI tetap berada di bawah
GBSBI ( Gabungan Serikat Buruh Indonesia ). Dalam bidang perburuhan
diputuskan untuk memperjuangkan kendaraan bermotor bagi penilik sekoleh,
instruktur Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Masyarakat.
2. Dalam Bidang Pendidikan,di setujui agar
a. sistim pengajaran di selaraskan dengan kebutuhan Negara pada masa
pembangunan
b. KPKB(Kursuss Persamaan Kewajiban Belajar) di ubah menjadi SR 6 tahun
c. KPKPKB di hapus pada ahir tahun 1952/1953
d. Kursus B-I/B-II untuk pengadaan guru SLTP dan SLTA di atur sebaik-baiknya
e. Di adakan Hari Pendidikan Nasional.
3. Dalam Bidang Umum, di sepakati supaya anggaran belanja Kementrian PP & K
di tingkatkan menjadi 25%  dari seluruh anggaran belanja Negara dan agar
Jawatan PP & K di pusatkan sampai tingkat propinsi saja.Dalam Kongres ini di
syahkan pula “Mars PGRI” ciptaan Basoeki Endropranoto.

Pada Kongres ke VI untuk pertama kalinya pengurus besar PGRI berusaha


mengajukan konsep tentang isi dan pengertian “Pendidikan Nasional”, Adapun
susunan pengurusnya adalah sebagai berikut:
1) Ketua I dan II:
a. Soedjono
b. M.E.Subiadinata
2) Panitera Umum : Moehammad Hidajat
3) Panitera Tata Usaha : Soebandri
4) Penitera perburuhan : Ahmad Sanoesi
5) Panitera Pendidikan : Ktut Nara
6) Panitera Keuangan dan usaha : Soetardjo
7) Komisaris umum DTU pendididkan : Slamet II
8) Komisaris umum DTU perburuhan : Alam Sjahroeddin
9) Komisaris umum DTU keuangan : Prawirosoedarsono
10) Komisaris umum DTU perburuhan dan
pendidikan wanita : NJ.S. Soemardi
11) Redaksi majalah suara guru : Soepardo,Soedjono, Soebandri

KONGRES PGRI VII


Kongres ini di laksanakan di Semarang tepatnya di SMA-B Candi Semarang
pada tanggal 24 November sampai dengan 1 Desembar 1954. Kongres ini di
hadiri 639 0rang utusan dari 351 cabang yang menbawakan 1,414 suara dari
1.581 seluruh suara dalam organisasi ( 89%). Untuk pertama kalinya Kongres
ini di hadiri oleh tamu-tamu dari luar negri yaitu Maria Marchant, wakil FISE
yang berkedudukan di Paris , Marcelini Bausta dari PPTA Filipina mewakili
WCTOP, Fan Ming, Chang Chao dan Shen Pei Yung dari Serikat Buruh
Pendidikan RRC.

Pada kongres ke VII ini menghasilkan putusan sebagai berikut:


a. Dalam bidang hokum
b. Dalam bidang pendidikan
c. Dalam bidang perburuhan
d. Dalam bidang organisasi pernyataan PGRI keluar dari Gbsi dan menyatakan diri
sebagai organisasi non vaksentral.

Dalam kongres ke VII ini juga terjaid sebuah peristiwa-peristiwa penting, yaitu
sebagai berikut:
a. Bergabungnya kembali ikatan guru lulusan CVO dan ikatan guru SR ke dalam
PGRI
b. Terselenggaranya konferda disejumlah wilayah seperti denpasar untuk wilayah
nusa tenggara (22-25 juli 2955) dan di tanjung karang untuk wilayah sumatera
selatan (11-13 juli 1955).
c. Meningkatnya anggota PKI mempengaruhi anggota-anggota PGRI dengan cara
lain melumpuhkan kegiatan-kegiatan PGRI dan mengahalangi kegiatan iuran
anggota PGRI didaerah-daerah.
d. Munculnya organisasi non PGRI yang didirikan oleh golongan yang anti PKI,
seperti persatuan guru nahdlatul ulama’ (PERGANU), iakatan guru
muhammadiyah (IGM), persatuan guri Kristen Indonesia (PERGUKRI).

Adapun pengurus bresar PGRI yang terbentuk pada kongres ke VII ini adalah
sebagai berikutt:
1) Ketua I,II dan III:
a. Soedjono
b. M.E.Subiadinata
c. Hermanoe Adi
2) Panitera umum : Moehamad Hidjat
3) Panitera perburuhan : Alamsjaroeddin
4) Panitera pendidikan : Idris M. Hutapea
5) Panitera penerangan : Soepardo
6) Panitera keuangan : Soetardjo
7) Komisaris umum DTU pendidikan : slamet II
8) Komisaris umum DTU perburuhan : N.J.S. Soenardi

KONGRES PGRI VIII


Kongres PGRI ke VII ini dilaksanakan di Bandung pada Oktober 1956. Kongres
ini juga dihadiri oleh 109 cabang PGRI.

Peristiwa yang terjadi setelah kongres VIII adalah sebagai berikut:


1. Terbentuk komisariat Kalimantan timur pada bulan maret 1957 dengan ketua
Sanoesi dan komisaris daerah aceh pada bulan maret 1958 dengan ketua
Ibrahim Siagian.
2. Diadakannya kursus kader tingkat khusus pada waktu tanggal 23 desember 1957
samapai dengan januari 1958 dengan di Jakarta dan ketentuan setiap 15 cabang
mengirim satu orang pesesrta.
3. Mengadakan dialog segi tiga antara pengurus besar PGRI, menteri PP dan K
tentang tuntutan PGRI untuk menaikkan anggaran belajar kementrian PP dan K
hingga 25%.
4. Sosialisasi tuntutan PGRI untuk menaikkan anggaran kementrian PP dan K
hingga 25% kepada para anggota.
5. Mendesak pemerintah untuk segera memberantas penyelewengan dana dalam
kementrian PP dan K.
6. Mendesak pemerintah untuk segera merubah sistem pendidikan yang
mengandung unsure-unsur pendididkan kolonia menjadi sistem pendidikan yang
lebih bersifat nasional.
7. Dikembangan usaha kessehatan sekolah (UKS) akibat dari usulan PGRI kepada
pemerintah agara lebih memperhatikan kesehatan atau memfasilitasi
pemeriksaan kesehatan mjurid dan guru oleh dokter sekolah dan menyediakan
obat-obatan di sekolah.
8. Ditolka rencana kenaikan uang ujian sekolah tahun 1965/1957. Penolakan ini
dilakukan PGRI organisasi pelajar.
9. Dikeluarkan bulletin khusus yang berjudul “marilah kita berantas bacaan cabul”
dalam upaya PGRI memberantas bacaan dan film porno.
10. Menjadi permasalahan dalam simposium badan musyawarah nasional (BMN) di
denpasar.
11. Menegerikan beberapa sekolah PGRI yaitu 6 KG A, 2 SMA , 2 SMP pada
periode 1956-1959. PGRI memiliki 189 sekolah yang terdiri atas 3 SGA, 10 KG
a, 6 SG B, 3 KG B, 1 SMPE dan masih banyak lainnya.
12. Mengusahakan agar ditetapkan hari pendidikan, PGRI mengusulkan tanggal 25
november sebagai hari pendidikan.
13. Mengusahakan kenaikan pangkat otomatis bagi setiap guru yang pada tanggal
30 september sudah memenuhi persyaratan kepangkatan meskipun mereka
belum diusulkan naik pangkat.
14. Dibentuknya panitia amandemen PGPN dan M.E Soebidanata duduk dalam
panitia sebagai wakil PGRI.
15. Diperhitungkan masa kerja guru SRdi sekolah-sekolah swasta.

Adapun haisl kongres VIII ini terbentuk susunan pengurus besar PGRI sebagai
berikut:
A. Ketua Umum : M.E.Subiadinata
B. Ketua I dan II:
1. Soedjono
2. M.Hosein
C. Panitera umum : Soebandri, Widodo
D. Panitera organisasi : Soekandri
E. Panitera perburuhan : Alamsjahroeddin
F. Panitera pendidikan : Idris M. Hutapea
G. Panitera keuangan : A. Zachri
H. Panitera social/ekonomi : A. Harahap
I. Komisaris umum : Nj. S. Soenardi, P. J. Karamoy
KONGRES PGRI IX
Kongres ini Berlangsung di Surabaya, pada Tanggal 31 Oktober-4 November
1959. Pada bulan-bulan pertama sesudah kongres IX, PGRI mengahadapi
kesulitan besar terutama karena kekurangan dana. Bukan karena jumlah iuran
anggota yang kecil, melainkan pemasokan dana dai jawa tengah dan jawa timur
sangat seret. Dari beberapa cabang yang setia pengurus besar, PGRI dikedua
provinsi tersebut diserobot oleh pengururs daerah yang pro-PKI. Meskipun
demikian kegiatan PGRI berjalan dalam uapayanya memperjuangkan nasib para
guru.

Masalaah dukungan PGRI terhadap masuknya PSPN kedalam soksi yang


diputuskan dengan 12 suara pro lawan 2 suara kantor pada hakekatnya tidak
mengubahkekompakan di lingkungan pengurus besar PGRI. Hal ini disebabkan
adanya kejelaan pada semua pihak pada saat itu. Bahwa dukungan tersebut
dengan sendirinya tidak berlaku lagi jika dua syarat diajukan oleh pengurus
besar PGRI. Yakni “soksi bukan merupakan vasentral dan nama soksi harus
diganti”, tidak terpenuhi.

Adapun susunan pengurus besar PGRI yang terbentuk pada kongres IX adalah
sebagai berikut:
1) Ketua Umum : M.E Subiadinata
2) Ketua I dan II:
a. M. Hoesein
b. Soebandri
3) Panitera umum : Soekarno Prawira
4) Panitera umum dan keuangan : A. Zachri
5) Panitera perburuhan : Moejono
6) Panitera pendidikan : L. Manusama
7) Panitera keuangan : A. Zachri
8) Panitera organisasi : Moersid Irdris
9) Panitera social/ekonomi : Ismartojo
10) Komisaris umum urusan perburuhan : A. Sanoesi
11) Komisaris umum urusan pendidikan : A. H. Arahap
12) Komisaris umum urusan perburuhan : Alam Sjahroeddin
13) Komisaris umum urusan keuangan : N. J. Soenardi

KONGRES PGRI X
Kongres ke X Bertempat di Gelora Bung Karno Jakarta, Oktober 1962. Pada
tahun 1962-1965 PGRI mengalami masa sulit karena terjadinya perpecahan di
dalam tubuh PGRI. Berikut adalah Susunan pengurus besar PGRI masa
perserikatan ke X:
1) Ketua Umum : M.E.Subiadinata
2) Ketua I dan II:
a. M.Hosein
b. Soebandri
3) Panitera umum : A.Zachri
4) Panitera keuangan : Idris M. Hutapea
5) Panitera pendidikan : AMD. Jusuf
6) Panitera perburuhan : Moejono
7) Panitera organisasi : Moersid Idris
8) Panitera kewanitaan : Nj. Soenardi
9) Panitera perguruan tinggi : Mr. Agoes Tayeb
10) Panitera olahraga : Ichwani
11) Panitera kebudayaan : H. Rachman
12) Panitera teknik : Soeprijo, S. T
13) Panitera keguruan : Noersalim Roendesara
14) Panitera hubungan luar negeri : Moehammad Hidjajat

Pada bulan Juni1964 Soebandri di pecat kerana terlibat dalam penghianatan atau
sparatis dengan mendirikan PGRI Non Vak sentral/PKI. Pada bulan-bulan
pertama kongres X mengalami kesulitan-kasulitan terutama keuangan, Setelah
mengalami beberapa reshuffle, maka susunan pengurus besar PGRI berubah,
sebagai berikut:
1) Ketua Umum : M.E,Subiadinata
2) Ketua I : M.Hosein
3) Panitera umum : H. M. Hidjajat
4) Panitera keuangan : A. Abdurachman
5) Panitera kesejahteraan : Obing H. Tambri
6) Panitera pendidikan : Drs. Soedijarto
7) Panitera organisasi : M. Hatta
8) Panitera urusan keuangan : Nj. Soenardi
9) Panitera urusan perguruan tinggi : Anwar Jasin
10) Panitera urusan olahraga : Drs. Tatworjo, M. SI
11) Panitera kemasyarakatan/ kebudayaan : AMD Jusuf
12) Panitera teknik kejuruan : Ir. GB Dharmasetia
13) Panitera keguruan : Drs. Estiko Soeparjo
14) Panitera penerangan/hubungan luar negeri : selamet I

KONGRES PGRI XI
Kongres PGRI ke Xi ini diilaksanakan di Bandung pada tanggal 15-20 Maret
1967. Kongres berlangsung dalam dalam situasi perjuangan orde baru dan terasa
sekali susunan peralihan dari masa orde lama ke orde baru. Orde lama
dimasukkan sebagai tatanan politik, ekonomi, social dan budayadalam
kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan pnacasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen.
Adapun susunan pengurus besar PGRI yang terbentuk dari kongres XI pada
masa perserikatan (1967-1970) adalah sebagai berikut:
1) Ketua Umum : M.E,Subiadinata
2) Ketua I dan II:
a. Dra.Mien S. Warnaen
b. Maderman B.A.
3) Sekertaris jendral : Drs. Estiko Soeparjo
4) Sekertaris keuangan : Ny. Dahniar Zeiner
5) Sekertaris pendidikan/keuangan : Drs. WDF Rindorindo
6) Sekertaris organisasi : Drs. Tarwotji, M. Sc
7) Sekertaris poleksos : Drs. M. Rusli Yunus
8) Sekertaris perguruan tinggi : Drs. A. latief zachri
9) Sekertaris kewanitaan : Ny. S. soenardi
10) Sekertaris olahraga : Moh. Djunardi
11) Sekertaris kemasyarakatan/kebudayaan : Slamet I
12) Sekertaris penerangan : T. simbolon
13) Sekertaris hubungan luar negeri : Soehoed Tjokriadmodjo

Pada tanggal 19 desmber 1969 ketua umum PN PGRI M.E Soebiadinata wafat
dan dimakamkan di taman makan kalibata dengan inspektur upacara ketua
MPRS jendral TNI Abdul Haris Nasution. Dan ketua I pengurus besar PGRI
yang baru yaitu Slamet I.

KONGRES PGRI XII


Kongres ke XII PGRI di selenggarakan di Bandung 29 Juni-4 Juli 1970. Dengan
susunan pengurus besar PGRI periode 1970-1973 adalah sebagai berikut:
1) Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja
2) Ketua I dan II;
a. Slamet I
b. Maderman B.A
3) Sekretaris Jendral : AMD jusuf
4) Sekertaris keuangan : Ny. S. soenardi
5) Sekertaris pendidikan : Drs. WDF Rindorindo
6) Sekertaris perburuhan : M. Hatta
7) Sekertaris organisasi : Bambang Siswojo
8) Sekertaris kewanitaan : Ny. Dahniar Zein

Berikut adalah susunan pengurus besar PGRI yang sudah disempurnakan pada
kongres XII di periode ini adalah sebagai berikut:
1) Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja
2) Ketua I dan II;
a. Maderman
b. Drs. WDF Rindorindo
3) Sekretaris Jendaral : M. Hatta
4) Sekertaris keuangan : Drs. H. Ghazali Dunia
5) Sekertaris pendidikan : Prof. Dr. Winarno Surakhad
6) Sekertaris perburuhan : Soeharto Padmoatmojo
7) Sekertaris organisasi : Satyono, Ba.
8) Sekertaris kewanitaan : Ny. Dahniar Zein

Sejak kongres PGRI XII terjaid perubahan besar dalam kehidupan organisasi
PGRI, Yaitu strutur pengurus besar PGRI menjadi sangat berbeda dari masa ke
masa sebelumnya, 4 seekertaris membidangi 4 biro yang terdiri atas 19 urusan
akibatnya jumlah personalia pengurus besar PGRI pertama kali dalam sejarah
membengkak perburuan harus duganti sekertaris kesejahteraan.

KONGRES PGRI XIII


Kongres PGRI ke XIII ini diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 21-25
novenber 1973. Adapun susunan pbesar PGRI pada periode XIII (1973-1979)
adalah sebagai berikut:
1) Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja
2) Ketua I dan II:
a. Prof. Dr.Wnarno Surakmad
b. DRS. Madorman.
3) Sekretaris Jendral : Drs. WDF Rindorindo
4) Sekbid organisasi : Moh Hatta
5) Sekbid keuangan : Drs. H. Ghazali Dunia
6) Sekbid kewanitaan : Ny. Dahniar Zein
7) Sekbid kesejahteraan : Drs. M. Rusli Yunus
8) Sekbid perencanaan dan evaluasi : Dr. Har Tilar
9) Sekbid pendidikan guru : Drs. Mien, S. Warnean
10) Sekbid pendidikan sains : Drs. R. Wiradinata M. Sc.
11) Sekbid pendidikan tinggi : H. B. Layito
12) Sekbid pendidikan social budaya : Suryono
13) Sekbid agama : Dr. Nuhibuddin Wally.MA.
14) Sekbid pendidikan kemasyarakatan : Soeharto Padmodorjo
15) Sekbid pendidikan olahraga : Drs. M. YunusAkbar
16) Sekbid pengurus swasta : Ki suratman
Pada desmber 1975, sekbid Drs. Rusli Yunus diangkat menjadi kepala sekolah
RI di TOKYO jepan, tugasnya digantikan atau dirangkap oleh sekbid keuangan
Drs. Ghazali Dunia.

Dalam menjalankan tugasnya pengurus besar PGRI mendapat bimbingan dari


dewan Pembina pusat untuk pertama kalinya dari menteri pendidikan dan
kebudayaan, menteri dalam negeri, menteri agama. Seakan-akan untuk
menyelamatkan bahterai PGRI ke XIII meneriam adanya struktur dewan
Pembina yang tiga orang anggotanya secara Ex-officio terdiri atas tiga orang
menteri.

KONGRES XIV
Kongres PGRI ke XIV ini diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 26 – 30 Juni
1979. Adapun susunan pengurus besar PGRI pada periode XIV tahun 1979-
1984  adalah sebagai berikut:
1) Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja
2) Ketua : Prof.Dn Amran Halim
3) Wakil Ketua I,II dan III:
a. Dra,Ny.M. Wahyudi
b. Drs.Sudarmaji
c. Drs.Aidil Fitrisyah
4) Sekretaris Jendral : Drs. WDF Rindorindo
5) Wakil SekJen : Mohammad Hatta
6) Bendahara : F. A. Sastono, B. Sc.
7) Wakil bendahara : Suyono
8) Sekbid organisasi : AT. Sianipar, S.H.
9) Sekbid kesejahteraan : Dra. Sri Rochani H
10) Sekbid pendidikan : Drs. Mien, S. Warnean
11) Sekbid agama : Dr. Muhibuddin Wally
12) Sekbid kemasyarakatan : Drs. Buchyar Syam
13) Sekbid pendidikan teknik : H. B. Layito
14) Sekbid pendididkan olahraga : Drs. Yunus Akbar
15) Sekbid pendidikan prasekolah : Martha Dhamrah
16) Sekbid pendidikan dasar : Drs. Achmad Nuryani
17) Sekbid pendidikan menengah : J. Ch. Lesilolo
18) Sekbid pendidikan tinggi : Dr. Nyoman Dekker, S.H
19) Sekbid pendidikan swasta : Ki Suatman
20) Sekbid pendidikan dan budaya : Drs. I. Umae Suparno
21) Sekbid perencanaan/evaluasi : Drs. Sigit Poernomo
22) Sekbid pendidikan luar sekolah : Sulaeman Tjakrawiguna

Kongres ini menghasilkan salah satu keputusan penting yaitu menganai


pendirian Wisma Guru yang di rencanakan berdirinya di Jl.Tanah Abang III
No.24 Jakarta Pusat. Ini sekaligus akan menjadi kantor pengurus besar
PGRI.Kongres PGRI ke XIV ini juga  memutuskan dan menegaskan bahwa
pembinaan lembaga pendidikan PGRI perlu di lakukan secara konsepsional,
nasional, dan terkendali secara organisator. Untuk melaksanakan keputusan
Kongres,pegurus besar PGRI membentuk YPLP – PGRI dengan Akta Notaris
Moh.Ali No.21 tanggal 31 Mart 1980 yang berlaku sejak tanggal 1 Januari
1980.Dengan SK PB PGRI No.951/SK/PB/XIV?1980 tanggal 10 Oktober 1980.
Diangkat Pengurus Pusat YPLP-PGRI yang pertama sebagai berikut:
1) Ketua : Slamet I
2) Wakil Ketua : Drs. Soepojo Padmodipuro
3) Sekretaris : Surdilani
4) Wakil Sekertaris : D. Soemantri Wiradisata
5) Bendahara : Drs. Chasan Mintara
6) Anggota : Drs. Hustadit, Anwar Jasin. M. ed.

KONGRES PGRI XV
Kongres PGRI ke XV ini berlangsung di Jakarta pada tanggal 16-21 Juli 1984.

Kongres PGRI ke XV ini mengahsilkan 31 orang personil pengurus besar PGRI


jajaran ketua yang lazimnya sebanyak 3 oarang menjadi 7 orang, 6 ketua adalah
sekertaris jendral yang biasanya 1 sampai 2 orang menjadi 4 orang, bendahara
menjadi 3 orang dan sekbid menjadi 17 orang, dewan pemdina dari 3 orang
menteri menjadi 5 orang menteri ditambah satu orang lagi yaitu ketua umum
satu organisasi politik. Berikut adalah susunan pengurus besar PGRI pada
priode XV tahun 1984-1989 sebagai berikut:
A. Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja

B. Ketua:
1. Dr.Anwar Jasin, M.Ed
2. Prof. Dr. Amran Halim
3. Ny. M Wahyudi
4. Drs. Is Riwidikdo
5. Drs. I Gusti Agung Gde Oka
6. Drs. Adil Fitrisyah
C. Sekertaris jendral : Drs. WDF. Rindorindo
D. Wakil sekertaris jendral:
1. Drs. Rusli Yunus
2. Drs. HS. Sigit Poernomo
3. Drs. H. Samad Thaha
E. Bendahara : F. A. Santoso, B.Sc.
F. Wakil bendahara:
1. H. Udjat S. Suwarno
2. Ny. Martha Mijardi
G. Sekbid organisasi : At. Sianipar S.H
H. Sekbid kesejahteraan : Nawawi Jufri,BA
I. Sekbid penerangan media : Drs. Achmad Nuryani
J. Sekbid kewanitaan : Ny. H. Jajoek M. Assaat,BA.
K. Sekbid penelitian : Drs. Achmad Ali
L. Sekbid agama : Drs. H. Rahad Azis
M. Sekbid pendidikan guru : DRS. I. Umar Soemarno
N. Sekbid pendidikan sekolah : Ny. BEEF. Montolalu W.
O. Sekbid pendiidkan dasar : Toyib Prawira
P. Sekbid pendidikan men.umum : J.Ch. Lesilodo
Q. Sekbid pendidikan teknologi : Ir. H. Barwawi
R. Sekbid pendidikan tinggi : Dr. Nyoman Dekker, S.H.
S. Sekbid pendidikan olahraga : Drs. Yunus Akbar
T. Sekbid pendidikan luar sekolah : Drs.BuchyarSyam
U. Sekbid seni budaya : Ki Suratman
V. Sekbid pendidikan swasta : Suyono
W. Sekbid hubungan luar negeri : Dra. Mien. S. Warnaen

KONGRES PGRI XVI


Kongres PGRI Ke XVI di adakan di Jakarta tanggal 3-8 Juli 1989. Berikut
adalah susunan pengurus besar PGRI pada periode XVI tahun 1989-1994 adalah
sebagai berikut:
A. Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja
B. Ketua:
1. Drs. I Gusti Agung Gde Oka
2. Dr. Anwar Jasin, M.Ed
3. Dra. Mien S.Warnaen
4. H.R taman sastrodikromo
5. Taruna S.H.
6. Drs. Sutrisno
C. Sekertaris jendral : Drs. WDF Rindorindo
D. Wakil sekertaris jendral:
1. Drs. H. Sigit Poernomo
2. Drs. H. Samad Thaha
E. Bendahara : Drs. HKA Mooyoto
F. Wakil bendahara:
1. Drs. Udjat S. Suwarno
2. Martha Mijardi

KONGRES PGRI XVII


Kongres ke XVII PGRI di selenggarakan di Jakarta pada tanggal 3-8 Juli 1994.
Pertama kalinya kongres ke XVII menetapkan dewan Pembina menjadi dewan
penasehat dan tidak ada lagi mentri yang menjadi anggota dewan penasehat.

Berikut adalah susunan pengurus besar PGRI periode XVII tahun 1994-1998
adalah sebagai berikut:
A. Ketua Umum                          : Basyumi Suriamiharja
B. Ketua:
1. Drs. I Gusti Agung Gde Oka
2. Dr. Anwar Jasin, M.Ed
3. Dra. Mien S. Warnaen
4. H.R. Taman Sastridokromo
5. Taruna, S.H
6. Prof. dr. Marsetio Danusaputro
C. Sekertaris jendral: Drs. WDF Rindorindo
D. Wakil sekertaris jendral:
1. Drs. M. Rusli Yunus
2. Drs. H. Sigit Poernomo
3. Drs. H. Sulaiman SB Ismaya
E. Bendahara: Drs. HKA Mooyoto
F. Wakil bendahara:
1. DRs. Udjat S. Suwarno
2. Ny. Martha Mijaidi

KONGRES PGRI XVIII


Kongres ini di selenggarakan di Lembang, Bandung tanggal 25-28 November
1998. Kehidupan guru pada masa sangat terpuruk berbagai upaya PGRI untuk
mendesak pemerintah kian menggelorakan sanubari seluruh guru seiring seiring
angin segar reformasi yang menguak kebebasan bersuara. Pada kongres ini
kelihatan kuatnya pengaruh reformasi dalam pemeliharaan susunan pengurus
besar PGRI. Kalau pada masa lampau katua umum selalau dipilih secara
aklamasi kini mulai ada peraturan antara kedua calon ketua umum, sekertaris
bidang diganti menjadi ketua departemen.

Adapun pengurus besar PGRI pada periode XVIII tahun 1998-2003 adalah
sebagai berikut:
A. Ketua Uumum                                    : Prof.Dr. H Mohammad Surya
B. Ketua:
1. Drs. H.Alwi Nurdin, MM
2. Drs. WDF Rindorindo
3. Drs. Soekarno
4. Prof.Dr. Amran Halim
5. Koesrin Wardojo, SIP, SH
6. Dr.M. Ali, SH.Dipl.Ed,M.Sc 
C. Sekertaris jendral: Drs. Sulaiman SB Ismaya
D. Wakil sekertaris jendral:
1. Drs. Rusli Yunus
2. Drs. H. Hudaya
E. Bendahara: Drs. H. Sjafroedin, DA.
F. Wakil bendahara: Ny.Hj. Jajoe, M. Asat,BA

KONGRES PGRI XIX


Kongres PGRI ke XIX ini diselenggarakan pada tanggal 8-12 juli 2003 di hotel
patra jasa semarang. Pada kongres ini memilih 20 orang untuk duduk dalam
pengurus besar PGRI pada periode XIX tahun 2003-2008 adalah sebagai
berikut:
A. Ketua umum: Prof.Dr.H.Mohammad Surya
B. Ketua:
1. WDF Rindorindo
2. Rusli Yunus
3. Ana Suhaina
4. Alwi Nurdin
C. Sekertaris jendral:
1. Drs. H. Soemardi Thaher
2. Kusrin Wardoyo

KONGRES PGRI XX
Kongres PGRI ke XX ini diselenggarakan pada tanggal 30 juni sampai dengan 4
juli 2008 di novotel hotel Palembang sumutra utara. Adapun susunan pengurus
besar PGRI pada periode XX tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut:
A. Ketua umum: Dr. Sulistyo, M.Pd.
B. Ketua:
1. Prof. Dr. Anah Suhaenah Soeparno
2. Prof. Dr. H. Agustitin Setyobudi,MM
3. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd
4. Drs. Sugito, M.Sc
5. Hambasi Abdullah
6. Drs. H. Dahri,MM
C. Sekertaris jendral: H. Sahiri Hermawan, SH, MH
D. Wakil sekertaris jendral:
1. Dra. Harfini Suhardi
2. Drs. H. Giat Suwarno
3. Drs. Wahyo Pradono,MM
E. Bendahara: Drs. H. Sugiharto,MM
F. Wakil bendahara: Drs. H. Muhir Subagia,MM
G. Dept. organisasi dan kaderisasi: Drs. M.H.Usman M.Pd
H. Dept. keterangan kerjaan dan kesra: Drs. H. Didi Suprijadi,MM
I. Dept. informasi & komunikasi: Dr. Mohammad Abduhzein, M.Hum
J. Dept. pendidikan dan pelatihan: Dra. Hj. Rachmawaty Ar, MM
K. Dept. hubungan kerjasama luar negeri: Prof. Dr. H. Djama’an Satori,MA
L. Dept. pembinaan karier & profesi: Dra. Opih Rofiah Zainal
M. Dept. kerohanian: Drs. H. Malik Raden,MM
N. Dept. pemberdayaan perempuan: dR. Hj. Tjut Afrid, M.Pd
O. Dept. pengembangan kesenian & kebudayaan: Dr. Hj. Euis Karwati,M.Pd
P. Dept. pengabdian masyarakat: Dra. Hj. Maysari Berty
Q. Dept. Advokad & perlindungan hokum: Dra. Dian Mahsunah,M.Pd

2.2 Nilai-Nilai Perjuangan Pendiri dalam Pendirian PGRI


Anggota PGRI Ikut serta dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan,
karena pada zaman penjajahan jepang, pendidikan di Indonesia dilarang, dan
persatuan guru di hentikan. Anggota PGRI turut berperang melawan penjajah. Mereka
rela meninggalkan tugas sementara untuk berjuang mempertahankan NKRI.
Sikap perjuangan yang dapat diteladani :
1. Berjuang memerangi kebodohan
2. Berjuang mengangkat senjata dengan semboyan “dari pada hidup
bercermin bangkai lebih baik mati berkalang tanah”
3. Semangat konsolidasi bersosialisasi tinggi
4. Mencerdaskan kehidupan bangsa meskipun dalam keadaan dijajah.

Nilai perjuangan dalam pendirian PGRI :


1. Sikap nasionalisme
2. Persatuan dan kesatuan
3. Demokrasi
4. Kekeluargaan
5. Disiplin
6. Pantang menyerah
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pada kongres “pertama” membicarakan tentang protes kepada seluruh dunia terhadap
tindakan-tindakan tentara penduduk di Indonesia dengan tujuan agar kongres pertama
PGRI yang berlangsung 100 hari setelah kemerdekaan turut membantu
membangkitkan semangat para guru, untuk memperkuat berdirinya Republik
Indonesia.
2. Kongres “kedua” membicarakan tentang masa sulit yang turut menguji kebulatan
tekad anak bangsa untuk mempertahankan kemerdekaannya termasuk para guru.
3. Kongres “ketiga” pada kongres ini diangkatnya efektivitas organisasi.
4. Kongres “keempat” kongres ini PGRI mendapat pujian dari Presiden RI Assa’at.
Menurutnya PGRI merupakan pencerminan semangat juang para guru sebagai
pendidik rakyat dan bangsa.
5. Kongres “kelima” membicarakan tentang konsolidasi organisasi mulai nyata lebih-
lebih dalam pelasksanaan ART, komisaris-komisaris daerah dibentuk serta susunan
pengurusnya.
6. Kongres “keenam” disepakatinya beberapa keputusan penting dalam bidang
organisasi.
7. Kongres “ketujuh” dalam kongres ini dibicarakannya masalah urusan agama.
8. Kongres “kedelapan” pada kongres ini disepakatinya beberapa keputusan penting
dalam bidang organisasi.
9. Kongres “kesembilan” dalam kongres ini ditariknya kembali dukungan terhadap
masalah PSPN ke dalam soksi akan keluar.
10. Kongres “kesepuluh” pada masa kongres ini terjadinya perpecahan dalam tubuh
PGRI.
11. Kongres “kesebelas” dalam kongres ini ditegaskannya anggaran dasar sifat PGRI
yang unitaristik, indevendent dan non partai politik.
12. Kongres “keduabelas” pada kongres ini terjadinya perubahan struktur PB-PGRI.
13. Kongres “ketigabelas” membicarakan tentang diangkatnya Drs. Rusli Yunus menjadi
kepala sekolah RI di Tokyo.
14. Kongres “keempatbelas” ini PB-PGRI membentuk YPLP PGRI (Yayasan Pembina
Lembaga Pendidikan PGRI).
15. Kongres “kelimabelas” didirikannya proyek pelaksanaan Pembangunan GGI.
16. Kongres “keenambelas” disusunnya PB-PGRI masa bakti XVI (1989-1994).
17. Kongres “ketujuhbelas” disusunnya tim penulis buku sejarah PGRI dari masa ke
masa.
18. Kongres “kedelapanbelas” dirubahnya susunan pengurus PB-PGRI kalau pada masa
lampau pemimpin selalu dipilih secara aklamasi kini mulai ada peraturan antara kedua
calon ketua umum.
19. Kongres “kesembilanbelas” PGRI mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti
Undang-Undang (UU) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dengan
memberikan jaminan konstitusional bagi terselenggaranya pendidikan nasional.
20. Kongres “keduapuluh” ini memaparkan berbagai dinamika dan problematika guru di
Indonesia.

Nilai perjuangan dalam pendirian PGRI :


1. Sikap nasionalisme
2. Persatuan dan kesatuan
3. Demokrasi
4. Kekeluargaan
5. Disiplin
6. Pantang menyerah

3.2 Saran
Materi Biografi Pendiri PGRI dalam pembahasan makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk membantu pemahaman mahasiswa PGSD tentang materi tersebut.
Penulis sadar akan kekurangan dalam pembahasan materi Biografi Pendiri PGRI
dalam makalah ini, sehingga diharapkan untuk saling memberi kritik dan saran yang
membangun, dari sesama mahasiswa dan dosen mata kuliah terkait materi Biografi
Pendiri PGRI tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Academia.edu. (2020, 9 Juni). Tokoh-Tokoh PGRI.
Diakses  pada  9  Juni  2020,  dari
https://www.academia.edu/35174114/TOKOH_TOKO H_PGRI
Slideshare.net. (2020, 8 Juni). Pendidikan Sejarah Perjuangan Persatuan Guru Republik
Indonesia.
Diakses  pada  8  Juni  2020,  dari
https://www.slideshare.net/Chandrapamungkas2/pendidikan-sejarah-perjuangan-persatuan-guru-
republik-indonesia

Anda mungkin juga menyukai