Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIRSCHPRUNG

OLEH:

SARI JUMARLIN OKTAVIONA, S. Kep NIM. 2030913320022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : SARI JUMARLIN OKTAVIONA, S. Kep


NIM : 2030913320022
JUDUL LP : Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hirschprung

Banjarbaru, 31 Agustus 2020

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Eka Santi., S.Kep, Ns., M..Kep Windy Yuliana B., S.Kep, Ns., M
Biomed
NIP. 19780615 200812 2 001 NIP. 1990 2014 1 152

Definisi termasuk anus dan terkadang Hirschprung


sebagian dari adalah malformasi kongenital
. Kelainan ini dikenal dimanasebagai
sarafdari ujung distal usus tidak ada
Penyakit hirschprung adalah suatu kelainan
congenital aganglionesis, (Sacharin
aginglionic
2002). Hirschprung disebut juga
bawaan yang berupa aganglionosis usus, mulai
megacolon atau Hirschprung’s disease.
penyakit yang disebabkan oleh obstruksi
dari sfingter anal internal ke arah proksimal
mekanis yang disebabkan oleh tidak
dengan panjang segmen tertentu, tetapi selalu
adekuatnya motilitas pada usus sehingga tidak
ada evakuasi usus spontan dan tidak Kongenital aganglionic berwarna hijau, pembesaran
mampunya spinkter rectum berelaksasi. Mega Colon perut, konstipasi dan diare
Hirschprung atau Mega Colon adalah penyakit menggambarkan adanya meningkat. Sedangkan pada usia
yang tidak adanya sel-sel ganglion dalam kerusakan primer 1-3 tahun berat badan tidak
rectum atau bagian rektosigmoid colon. dengan tidak adanya sel meningkat, konstipasi, distensi
Sehingga menimbulkan keabnormalan atau ganglion pada dinding pada abdomen, diare, demam
tidak adanya peristaltic serta tidak adanya sub mukosa kolon dan kelelahan.
distal. Sel aganglionic
evakuasi usus spontan (Betz et al, 2000). Klasifikasi
hampir selalu ada dalam
Etiologi rektum dan bagian 1. Hirschprung segmen pendek
proksimal pada usus 2. Hirschprung segmen panjang
Penyakit ini disebabkan aganglionosis besar yang
Meissner dan Aurbach dalam lapisan
menimbulkan Penatalaksanaan
dinding usus, mulai dari spingter anii
internus ke arah proksimal, 70% terbatas di keabnormalan atau tidak 1. Pembedahan
daerah rektosigmoid, 10% sampai seluruh adanya gerakan tenaga 2. Konservatif
colon dan 5% dapat mengenai seluruh usus pendorong (peristaltik) 3. Tindakan bedah sementara
sampai pylorus. Hal ini terjadi karena dan tidak adanya
faktor genetic sering terjadi pada anak evakuasi usus spontan Pemeriksaan penunjang
dengan Down Syndrome, kegagalan sel serta spinkter rektum 1. Radiologi
neutral pada masa embrio dalam dinding tidak dapat berelaksasi 2. Laboratorium
usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada sehingga menghambat
myentrik dan sub mukosa dinding plexus keluarnya feses secara
(Budi 2010). normal yang
menyebabkan adanya
akumulasi pada usus
dan distensi pada sluran
cerna. Bagian proksimal
sampai pada bagian
yang rusak pada mega
colon. Isi usus
terdorong ke segmen
aganglionik dan feses
terkumpul di daerah
tersebut, menyebabkan
dilatasi usus bagian
proksimal di daerah
tersebut karena terjadi
obstruksi dan
menyebabkan bagian
pada colon tersebut
melebar (Price 1995).
Manifestasi Klinis
Gejala yang ditemukan pada
BBL dalam rentang 24-48 jam
Patofisiologi bayi tidak mengeluarkan
meconium, muntah yang
PATHWAY

Aganglionik saluran cerna

Peristaltik menurun

Perubahan pola eliminasi (konstipasi)

Akumulasi isi usus

Proliferasi bakteri Dilatasi usus

Pengeluaran endotoksin Feses membusuk produksi gas meningkat

Inflamasi Diare

Enterokolitis Mual dan muntah Distensi abdomen

Prosedur operasi Anoreksia Drainase gaster Penekanan diafragma

Nyeri akut Ekspansi paru


nutrisi tidak Resiko kurang
Seimbang volume cairan
Pola napas tdk efektif

Imunitas menurun

Risiko Infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Identitas : Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, alamat, nomer register, tanggal Diagnosis Keperawatan
masuk rumah sakit, diagnose medis. 1. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru.
2. Keluhan Utama : Anak tidak mengeluarkan meconium sejak 24-48 jam 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan makanan tak
3. Riwayat Penyakit :
4. Pola Fungsional Gordon adekuat
5. Pemeriksaan Fisik: tingkat kesadaran, inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi 3. Risiko kekurangan volume cairan f/r muntah, diare dan pemasukan terbatas karena mual

1. Pola Napas Tidak Efektif 2. Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari


NOC: Status nutrisi bayi kebutuhan tubuh 3. Risiko kekurangan cairan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan NOC: Keparahan mual dan muntah NOC: Keseimbangan cairant
selama 1x30 menit pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan
efektif dapat teratasi dengan kriteria hasil: selama 1x30 menit ketidakseimbangan keperawatan selama 1x30 menit risiko
 Intake nutrisi (1-5) nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh ketidakseimbangan elektrolit dapat
 Intake makanan lewat mulut (1-5) dapat teratasi dengan kriteria hasil: teratasi dengan kriteria hasil:
 Intake cairan lewat mulut (1-5)  Frekuensi mual dan muntah (1-5)  Keseimbangan intake dan output 24 jam (1-
 Hidrasi (1-5)  Intensitas mual dan muntah (1-5) 5)
Keterangan: Keterangan:  Serum elektrolit (1-5)
1. Tidak adekuat 1. Berat Keterangan skala:
2. Sedikit adekuat 2. Cukup berat
1. Sangat terganggu
3. Cukup adekuat 3. Sedang
2. Banyak terganggu
4. Sebagian besar adekuat 4. Ringan
3. Cukup terganggu
5. Sepenuhnya adekuat 5. Tidak ada
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
NIC: Monitor Pernafasan NIC: Manajemen Nutrisi
 Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan  Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang NIC: Manajemen cairan
kesulitan bernafas dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
 Monitor status hidrasi pasien
 Monitor suara nafas tambahan seperti ngorok  Tentukan status gizi pasien dan kemampuan
 Monitor indikasi kelebihan cairan/retensi
atau mengi untuk memenuhu kebutuhan gizi
 Monitor hasil labiratorium
 Monitor pola nafas  Monitor kalori dan asupan makan
 Monitor kelelahan otot-otot diafragma dengan  Berikan cairan, dengan tepat
pergerakan parasoksikal
DAFTAR PUSTAKA

Betz, et al. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi ke-3. Jakarta :


EGC
Nurjannah, Intisari. 2015. Nursing Interventions Classification (NIC)
Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi Keenam Edisi Bahasa
Indonesia. Indonesia: Elsevier
Nurjannah, Intisari. 2015. Nursing Outcomes Classification (NOC)
Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi Kelima Edisi Bahasa
Indonesia. Indonesia: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai