Infuse Ringer Laktat USP
Infuse Ringer Laktat USP
I. Nama sediaan
Infuse Ringer Laktat (USP)
2 Natrium Klorida
Natrium klorida
Rumus molekul : NaCl
Bobot molekul : 458,44
Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau
serbuk hablur putih; rasa asin
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sedikit lebih
mudah larut dalam air mendidih; larut dalam gliserin;sukar larut dalam
etanol.
Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan. Larutan
stabil dapat menyebabkan pengguratan partikel dari tipe gelas
pH : antara 5,0 dan 7,5
Titik lebur : 801oC (1047 K)
Inkompatibilitas : Logam Hg,Fe dan Ag
Wadah penyimpanan : Dalam wadah kaca atau plastik dosis
tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe 1 atau Tipe II
Dosis : Lebih dari 0,9% (Excipient hal 440).
Injeksi IV 3-5% dalam 100ml selama 1 jam (DI 2003 hal 1415). Injeksi
NaCl mengandung 2,5-4 mEq/ml. Na+ dalam plasma = 135-145 mEq/L.
Khasiat dan penggunaan : pengganti Na+ dan Cl- dalam tubuh
(Farmakope Indonesia Edisi Keempat,1995:584-586)
3 Kalium Klorida
Kalium klorida
Rumus molekul : KCl
Bobot molekul : 74,55 g/mol
Pemerian : Hablur bentuk memanjang, prisma atau
kubus,tidak berwarna,atau serbuk granul putiih;tidak berbau;rasa
garam;stabil diudara;larutan bereaksi netral terhadap lakmus
Kelarutan : Mudah larut dalam air;lebih mudah larut
dalam air mendidih;tidak larut dalam etanol
Stabilitas : stabil diudara; stabil dan harus disimpan
dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering
pH : Antara 4-8
Titik lebur :-
Inkompatibilitas : Larutan KCl IV inkompatibel dengan
protein hidrosilat,perak dan garam merkuri
Wadah penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Dosis : konsentrasi kalium pada rute IV tidak
lebih dari 40 mEq/L dengan kecepatan 20 mEq/jam (untuk hipokalemia).
Untuk mempertahankan konsentrasi kalium pada plasma 4 mEq/L
(DI,2003:1410). K+ dalam plasma = 3,5-5 mEq/L (steril dosage from hal
251).
Khasiat dan penggunaan : zat antimikroba
(Farmakope Indonesia Edisi Keempat,1995:477)
4 Kalsium Klroida
Kalsium klorida dihidrat
Osmolaritas
g
Na Laktat = liter zat terlarut x 1000 x Jumlah ion
BM zat terlarut
1,58 g /0,51 L
= x 1000 x 2
112,06
= 55,2 M osmole/L
g
KCl = liter zat terlarut x 1000 x Jumlah ion
BM zat terlarut
0,153 g /0,51 L
= x 1000 x 2
74,5
= 8,05 M osmole/L
g
CaCl2 = liter zat terlarut x 1000 x Jumlah ion
BM zat terlarut
0,102 g /0,51 L
= x 1000 x 3
147,02
= 4,08 M osmole/L
g
NaCl = liter zat terlarut x 1000 x Jumlah ion
BM zat terlarut
3,06 g /0,51 L
= x 1000 x 2
58,44
= 205,33 M osmole/L
m. f. infus.
X. Prosedur pembuatan
Zat ( Na-Laktat, KCl, CaCl2, dan NaCl ) ditimbang dengan menggunakan kaca
arloji sesuai dengan data penimbangan.
Zat aktif dimasukkan ke dalam gelas piala steril yang telah dikalibrasi,
kemudian dilarutkan dengan aqua bidestilat. Gerus karbon aktif sejumlah 0,1
% b/v dan dimasukkan ke dalam gelas piala, ditambahkan aqua bidestilat
hingga volume yang diminta.
Gelas piala ditutup dengan kaca arloji dan disisipi dengan batang pengaduk.
Panaskan larutan di atas api bunsen pada suhu 60 – 70 o C selama 15 menit
sambil sesekali diaduk, cek suhu dengan termometer, lakukan diluar lemari
steril.
Filtrat dari kolom ditampung ke dalam botol infus steril yang telah ditara.
Botol ditutup dengan flakon steril, diikat dengan simpul champagne.
Dilakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
Pemberian etiket.
XII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini dibuat sediaan infuse ringer laktat. Yang dimaksud
dengan sediaan infuse sendiri adalah sediaan parenteral dengan volume besar
berupa sediaan cairan steril yang mengandung obat yang dikemas dalam wadah
lebih dari 100 mL, dan umumnya diberikan secara intravena dengan kecepatan
pemberian dosis yang konstan. Infuse intravenous adalah sediaan steril berupa
larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotois terhadap
darah, disuntikkan langsung kedalam vena dalam volume relative banyak (Dirjen
POM,1979:12).
Sediaan infuse yang dikenal dengan nama infuse Ringer laktat ini
merupakan sediaan infuse yang terdiri dari beberapa bahan aktif seperti
NaCl,KCl,CaCl2 dan Na.laktat. masing masing bahan tersebut memiliki kegunaan
masing masing untuk setiap penambahalnya. NaCl berfungsi sebagai
pengisotonis, KCl berfungsi sebagai zat antimikroba,CaCl 2 berfungsi sebagai zat
penyerap air dan antimikroba sedangkan Natrium Laktat berfungsi sebagai
buffering agent dan isotonis agent. Formula yang digunakan untuk sediaan ini
merujuk pada Farmakope belanda dengan komposisi yang sudah ditentukan yaitu
tertera pada formula. kombinasi ini adalah kombinasi yang umum digunakan
untuk sediaan infuse Ringer Laktat karena sesuai dengan kebutuhan tubuh dan
menyebabkan kondisi sediaan menjadi isotonis sehingga tidak perlu dilakukan
penambahan zat pengisotonis. Biasanya infuse ringer laktat ini merupakan infuse
yang digunakan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit dalam tubuh
terutama saat kondisi dehidrasi, hal ini dapat terjadi karena kandungan dari infuse
ini tersusun dari banyak ion-ion (elektrolit) yang memiliki kemiripan dengan
cairan ektraseluler tubuh.
Secara klinis fungsi larutan elektrolit adalah untuk mengatasi perbedaan
ion atau penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam darah. Ada dua jenis
kondisi plasma darah yang menyimpang yaitu:
- Asidosis merupakan kondisi plasma darah yang terlampau asam akibat
adanya ion klorida dalam jumlah berlebih.
- Alkalosis merupakan kondisi plasma darah yang terlampau basa akibat
adanya ion natrium, kalium,dan kalsium dalam jumlah berlebih
Penyebab kekurangan elektrolit plasma adalah kecelakaan, kebakaran,
operasi atau perubahan patologis organ, gastroenteritis, demam tinggi, atau
penyakit lain yang menyebabkan output dan input tidak seimbang. Kehilangan
natrium disebut hipovolemia, sedangkan kekurangan H2O disebut dehidrasi.
Kemudian kekurangan HCO3 disebut asidosis metabolic dan kekurangan K+
disebuthipokalemia.Keseimbangan air dalam tubuh harus dipertahankan supaya
jumlah yang diterima sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Penyesuaian dibuat
dengan penambahan/pengurangan jumlah yang dikeluarkan sebagai urin juga
keringat.Ini menekankan pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang
jumlah cairan yang masuk dalam bentuk minuman maupun makanan dan dalam
bentuk pemberian cairan lainnya. Elektrolit yang penting dalam komposisi cairan
tubuh adalah Na, K, Ca, dan Cl.
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum pembuatan sediaan ini adalah
rancangan preformulasi dengan tujuan agar pemilihan metode saat pembuatan
tepat dan tidak menyebabkan kerusakan pada sediaan atau bahan aktif serta dapat
menentukan bahan tambahan apa saja yang perlu ditambahkan kedalam sediaan
sesuai dengan data atau sifat fisika,kimia serta stabilitas dari masing masing zat
yang digunakan. Kedalam sediaan infuse ini tidak perlu ditambahkan pengawet
karena digunakan untuk satu kali pemberian. Selain itu sediaan infuse ini
merupakan sediaan yang dikategorikan dalam jumlah yang besar ( >100mL),
sehingga jika ditambahkan pengawet maka akan memerlukan banyak volume
pengawet dan juga untuk menghindari terjadinya toksisitas yang mungkin saja
bisa terjadi akibat penggunaan pengawet dalam jumlah yang banyak. Disebutkan
pula bahwa injeksi yang diberikan dalam jumlah besar seperti infuse untuk
pengganti cairan tubuh,nutrisis dan elektrolit juga tidak diberikan pengawet
(Anief,1997:206).
Sebelum pembuatan sediaan dilakukan perhitungan isotonis terlebih
dahulu. Hal ini merupakan syarat suatu infuse yang baik karena infuse yang baik
harus isotonis dengan tubuh sehingga tidak menyebakan sakit saat disuntikkan
atau hemolisis pada sel darah. Selain itu salah satu persyaratan mutlak yang harus
dipenuhi dalam sediaan infuse yaitu bebas pirogen. Lebih dari 15 mL cairan yang
mengandung pirogen ini dapat menimbulkan demam. Menurut Co Tui, Pirogen
adalah senyawa kompleks polisakarida dimana mengandung radikal yang ada
unsure N dan P. selama radikal masih terikat, selama itu masih dapat
menimbulkan demam dan pirogen bersifat termostabil. Pirogen sendiri dapat
berasal dari aquadest yang dibiarkan lama dan tercemar bakteri serta udara
ataupun bisa berasal dari bahan bahan tertentu seperti glukosa,NaCl,Na-Sitrat
(Anief,1997:204). Oleh karena hal ini maka kedalam sediaan infuse perlu
ditambahkan zat untuk pirogenisasi (menghilangkan pirogen) yaitu salah satunya
menggunakan karbon aktif (karbo adsorben). Karbo adsorben digunakan untuk
mencegah terbentuknya thrombus dan menghilangkan pirogen karena mekanisme
kerja dari karbo adsorben ini yaitu menyerap pirogen. Selain terserapnya pirogen,
ada kemungkinan bahan aktif yang digunakan juga ikut terserap oleh karbo
adsorben. Untuk menghindari terjadi hal ini maka saat dilakukan penimbangan
bahan aktif dilebihkan sebesar 2% dari berat masing-masing bahan.
Setelah proses preformulasi selesai, dilakukan proses pembuatan sediaan
infuse ringer laktat. Semua bahan dicampurkan menjadi satu termasuk karbo
adsorben yang sudah digerus kasar sebelumnya. Tujuan penggerusan ini agar
ukuran partikel karbo adsorben menjadi sedikit lebih kecil sehingga luas
permukaan adsorben semakin tinggi . Semakin besar luas permukaan adsorben
maka daya penyerapannya akan semakin besar. Penggerusan tidak boleh
dilakukan hingga karbo adsorben terlalu halus, karena ditakutkan pada saat proses
penyaringan karbo adsorben dapat lolos dari filter. Kemudian ditambahkan
aquabidest hingga volume yang diinginkan, lalu dipanaskan sambil diaduk sampai
suhu larutan 60ºC. adanya pemanasan dan pengadukan ini dilakukan untuk
mempercepat proses pelarutan bahan aktif dan agar larutannya menjadi homogen.
Setelah dipanaskan, larutan segera disaring dengan alat saringan yang dibantu
dengan adanya vakum. Vakum ini berguna untuk mempercepat proses
penyaringan dengan cara menurunkan tekanan dalam sistem. Saat divakum,
digunakan saringan khusus yaitu whatman 0,45 µm yang terbuat dari nilon.
Penyaringan ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan ikutnya partikel-partikel
asing kedalam sediaan infuse, serta menyaring karbon aktif yang digunakan
sebagi adsorben. Setelah disaring larutan infuse dimasukan kedalam botol ukuran
500mL dan siap dilakukan sterilisasi.
Proses sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoklap suhu 121ºC
selama ± 15 – 30 menit. sterilisasi ini bertujuan untuk menghilangkan adanya
cemaran atau kontaminan mikroba saat pengerjaan. dengan bantuan uap air panas
dari autoklaf menyebabkan terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein
essensial organisme (Bakteri) tersebut.
Kemudian dilakukan evaluasi terhadap sediaan infuse meliputi evaluasi
kejernihan, bebas partikulat,dan pH. dari data yang didapatkan sediaan infuse
Ringer Laktat yang kami buat jernih. Selain itu sediaan infuse ini juga bebas
partikulat artinya tidak ada partikel asing yang terkandung didalam sediaan. Hal
ini dilakukan dengan cara meletakkan sediaan didepan lampu yangmana
didepannya terdapat background hitam untuk melihat partikulat berwarna putih
dan didepan suatu background yang berwarna putih untuk melihat partikulat
berwarna hitam (Lachman,1994:1355) . terakhir yaitu pengukuran pH sediaan
menggunakan kertas pH universal dan diperoleh pH sediaan 7. Karena sediaan
sudah berpH 7, maka kedalam sediaan ini tidak perlu ditambahkan buffer atau
pengadjust karena sudah sesuai dengan pH darah sehingga tidak akan
menimbulkan efek yang membahayakan saat akan digunakan. Penambahan buffer
hanya dilakukan jika sediaan yang akan dibuat tidak stabil selama proses
penyimpanan, sehingga perlu distabilkan pHnya dengan cara ditahan oleh Buffer,
sedangkan penambahan pengadjust dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan seperti mencegah timbulnya rasa nyeri saat penyuntikkan
ataupun mencegah terjadinya hemolisis sel darah.
Selain evaluasi diatas, diwajibkan dalam sediaan infuse ini dilakukan uji
pirogen. Menurut Farmakope Edisi Keempat,1995:908 Uji pirogen dimaksudkan
untuk membatasi resiko reaksi demam pada tingkat yang dapat diterima oleh
pasien pada pemberiaan sediaan injeksi.pengujian meliputi pengukuran suhu
kelinci setelah menyuntikkan larutan uji secara intravena dan ditunjukkan untuk
sediaan yang dapat ditoleransi dengan uji kelinci dengan dosis penyuntikkan tidak
lebih dari 10 mL per Kg bobot badan dalam jangka waktu tidak lebih dari 10
menit. selain dapat dilakukan dengan cara kualitatif dapat juga dilakukan dengan
cara Kuantitatif yaitu dengan uji LAL secara in vitro dengan menggunakan sifat
membentuk gel dari lisat amebasit dari limulus polifemus. Kemudian dihitung
banyaknya gel yang terbentuk.
XIII. Etiket
XIV. kesimpulan
- Infuse Ringer Laktat bersifat isotonis yaitu 205,33 M osmole/L yang
berarti infuse ini memiliki tekanan osmosis larutan obat sesuai dengan
yang seharusnya.
- Dari hasil evaluasi yang dilakukan, infuse Ringer Laktat menunjukkan
hasil yang baik dilihat dari kejernihan,partikulat dan pH sehingga tidak
membahayakan tubuh saat digunakan.
DAFTAR PUSTAKA