Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“Manajemen Produk dan Jasa Global”


Dosen Pengampu: Lenti Susanna Saragih S.Pd., M.Si

DISUSUN OLEH:
 Samuel Bernad Hasugian (7193343005)
 Indra Panusunan Lumbantoruan (7193143014)

PRODI PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Manajemen Produk dan Jasa Secara Global ini dengan waktu yang telah
ditetapkan. Kami telah berusaha dengan tenaga dan pikiran tetapi karena kemampuan,
pengetahuan, dan pengalaman yang masih sangat terbatas,penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dari makalah baik isi, susunan, maupun tata bahasa.

Harapan kami,semoga makalah tentang “Manajemen Pemasaran Global” ini dapat menambah
ilmu dan pengetahuan pembaca. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Medan, April 2021

Kelompok 8

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................1

Daftar Isi..............................................................................................................................2

Bab 1 Pendahuluan..............................................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3

C. Tujuan.............................................................................................................................4

Bab 2 Pembahasan...............................................................................................................5

A.Lingkup Produk Global...................................................................................................5

B. Positioning produk..........................................................................................................6

C. Desain Produk Global.....................................................................................................7

D. Modifikasi Produk..........................................................................................................8

E. Efek negara asal...............................................................................................................11

F. Siklus hidup produk .......................................................................................................12

G. Produk baru dalam pemasaran global…………………………………………………..14

H. Jasa Global……………………………………………………………………………..15

Bab 3 Penutup......................................................................................................................21

A. Kesimpulan.....................................................................................................................21

B. Saran……………………………………………………………………………………21

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Produk bisa dikatakan sebagai unsur pemasaran yang paling krusial. Produk menentukan lingkup
bisnis suatu perusahaan. Setiap aspek perusahaan (termasuk keputusan harga, komunikasi
pemasaran, dan distribusi) harus sesuai dengan kebijakan produk. Pelanggan dan pesaing juga
ditentukan oleh produk yang ditawarkan perusahaan. Cepatnya arus globalisasi sedikit banyak
telah mengubah cara berpikir dan gaya hidup umat manusia di dunia yang dalam hal ini juga
berpengaruh terhadap peningkatan dan perubahan kebutuhan masyarakat serta peningkatan
daya beli masyarakat. Selain itu majunya teknologi dan komunikasi juga memberi dampak pada
preferensi konsumen terhadap suatu produk sehingga membuka peluang bagi perusahaan –
perusahaan untuk memasuki pasar global. Selain sebagai peluang, globalisasi juga menjadi
tantangan bagi perusahaan yang memasuki pasar global dalam mengembangkan kebijakan dan
strategi produk yang sensitif terhadap kebutuhan pasar, kompetisi, dan sumber daya organisasi
dalam skala global. Kebijakan produk harus bisa menyeimbangkan antara manfaat dari adaptasi
produk dengan preferensi pasar luar negeri dan keunggulan yang didapatkan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana yang dimakusd dengan lingkup produk global


2. Apa yang dimaksud dengan Positioning produk
3. Bagaimana cara Desain Produk Global
4. Apa Modifikasi Produk
5. Bagaimana Efek negara asal
6. Apa yang dimaksud dengan Siklus hidup produk
7. Bagaimana memunculkan Produk baru dalam pemasaran global
8. Apa itu Jasa Global

3
C. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang lingkup produk global

2. Diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang pengertian dari Positioning produk

3. Agar mahasiswa dapat memahami cara desain produk global

4. Diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang Modifikasi Produk

5. Diharapkan mahasiswa mampu memahami Efek negara asal

6. Diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang Siklus hidup produk.

7. Agar dapat mengetahui cara memunculkan Produk baru dalam pemasaran global

8. Agar mahasiswa Dapat mengetahui apa itu Jasa Global

4
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Lingkup Produk Global

Produk bisa diklarifikasikan menurut berbagai kategori, misalnya berdasarkan tipe


pemakai dan tujuan dikonsumsinya, maka produk bisa dibedakan menjadi produk konsumen
(dibeli untuk keperluan konsumsi pribadi atau keluarga) dan produk industrial (dibeli untuk
diproses lebih lanjut, disewakan, atau dijual kembali). Berdasarkan daya tahan dan tingkat
keberwujudannya, maka produk bisa dikategorikan menjadi barang tahan lama (durable goods),
barang tidak tahan lama (non-durable goods), barang sekali pakai (disposable goods), dn jasa.

Selain itu produk konsumen masih bisa dibedakan lagi berdasarkan ebiasaan konsumen
berbelanja menjadi 4 macam: convenience, shopping, specialty, dan unsought goods). Produk
industrial diklasifikasikan berdasarkan biaya relatif dan peranannya dalam proses produksi
menjadi: bahan mentah dan dan komponen; barang modal; dan supplies & services. Klasifikasi –
klasifikasi semacam ini yang dikembangkan dalam lingkup pemasaran domestic berlaku pula
pemasaran global. Perbedaanya terletak pada lingkup geografisnya yang bisa dibedakan enjadi
tiga macam, yaitu : produk lokal/nasional, produk internasional, dan produk global.

2.1.1 Produk Nasional

Produk nasional/lokal adalah produk suatu perusahaan yang hanya ditawarkan atau dijual
di satu pasar nasional atau Negara. Kadangkala produk nasional bisa dimunculkan oleh
perusahaan global yang berusaha melayani kebutuhan dan preferensi pasar Negara tertentu.
Misalnya Coca-Cola mengembangkan minuman non-karbonasi dengan rasa ginseng yang hanya
dijual di Jepang dan minuman khusu bermerek Pasturina untuk bersaing dengan minuman ringan
favorit Peru (Inca Cola).

Sekalipun sangat menguntungkan, produk nasional bisa saja mengandung biaya


kesempatan yang cukup substansial bagi perusahaan. Pertama, keberadaan bisnis semata-mata di
satu Negara tidak memberikan peluang untuk mengembangkan dan mendayagunakan global

5
leverage dalam hal pemasaran, riset dan pemasaran, serta produksi. Kedua, produk lokal/nasional
tidak memungkinkan adanya transfer dan aplikasi pengalaman yang diperoleh dari satu pasar ke
pasar lainnya. Dengan kata lain single-country marketers tidak bisa memanfaatkan potensi
analisis komaparatif yang sangat bermanfaat dalam mengevaluasi pasar multi-negara. Ketiga ,
single-country product tidak bisa memanfaatkan transfer keahlian manajerial yang didapatkan
dari single-product area.

2.1.2 Produk Internasional

Produk internasional/regional merupakan produk yang ditawarkan di pasar global.


Produk seperti ini bersifat internasional dan multi regional. Beberapa produk global memang
dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan pasar global, sementara beberapa produk global
lainnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional tertentu sekaligus kebutuhan pasar
global.

Patut dicatat bahwa produk tidak sama dengan merek. Contohnya personal stereo
merupakan kategori produk, sedangkan Sony merupakan merek global. Merek global, seperti
halnya merek nasional atau merek internasional, mengandung symbol tertentu yang diyakini
konsumen. Merek global harus diciptakan para pemasar karena nama merek global bisa
berfungsi sebagai “payungP dalam memproduksi produk baru.

Merek global memiliki citra sama/serupa, positioning sama/serupa, dan dilandaskan pada
prinsip prinsip strategic yang sama. Akan tetapi, bauran pemasaran (produk, harga, promosi, dan
saluran distribusi) untuk merek global bisa bevariasi antar Negara.

Produk global berbeda dengan merek global dalam hal nama dan citra global. Produk
global tidak menggunakan nama dan citra yang sama diberbagai Negara. Namun, seperti halnya
para merek global, produk global juga dilandaskan pada prinsip strategic yang sama,
menggunakan positioning yang sama/serupa, dan menggunakan bauran pemasaran yang
bervariasi. Dibutuhkan upaya standarisasi nama dan citra produk untuk mengubah produk global
menjadi merek global.

B. Positioning Produk

6
Positioning produk menyangkut posisi suatu merek dalam benak konsumen sedemikian
rupa sehingga dipersepsikan unik dan unggul dibandingkan merek pesaing dalam hal atribut dan
manfaat produk.

2.2.1 Positioning berdasarkan Atribut dan Manfaat

Strategi positioning yang paling banyak diterapkan adalah berdasarkan manfaat atau
atribut tertentu, seperti ekonomi, reliabilitas, durabilitas, fitur, dan seterusnya.

2.2.2 Positioning berdasarkan Kualitas/ Harga

Dalam strategi ini, positioning dipandang sebagai kontinum antara high fashion/quality
and high price dan good value at a low price.

2.2.3 Positioning berdasarkan Pemakaian/Aplikasi Pemakai

Positioning juga bisa dilakukan dengan menggambarkan cara pemakaian produk atau
mengasosiasikannya dengan pemakai atau kelas pemakai tertentu dengan cara yang sama di
setiap pasar.

2.2.4 High Tech Positioning

Laptop, peralatan stereo, dan mobil itu merupakan produk yang cocok dengan High Tech
Positioning. Produk – produk semacam ini biasanya dibeli lebih berdasarkan fitur produk fisik,
meskipun citra juga penting. Para pembeli umumnya telah memiliki informasi teknis yang
memadai.

2.2.5 High Touch Positioning

Pemasaran High Touch Products menuntut lebih sedikit informasi spesifik dan lebih
menekankan citra. Produk high touch product memiliki keterlibatan konsumen yang tinggi.
Pembelinya juga memiliki bahasa dan serangkaian symbol khusus berkenaan dengan
kesejahteraan, materialism, dan romatika.

C.Desain Produk Global

7
Desain produk merupakan faktor kunci dalam menetukan kesuksesan pemasaran global.
Dalam batas – batas tertentu, mengubah desain bisa menaikkan penjualan. Namun, manfaat dari
peningkatan penjualan potensial ini harus lebih besar dibandingkan biaya mengubah desain
produk dan mengujinya dipasar. Terdapat empat faktor yang harus dipertimbangkan secara
cermat oleh setiap pemasar global dalam membuat keputusan desain produk : preferensi, biaya,
hukum dan peraturan, dan kompabilitas.

2.3.1 Preferensi

Setiap pemasar global wajib memahami perbedaan penting dan signifikan dalam hal
preferensi antar budaya dan Negara, misalnya masalah warna dan selera. Hal ini akan sangat
berpengaruh pada pemasaran berbagai macam produk, seperti makanan, pakaian, otomotif,
mainan anak – anak, produk elektronik, dan sebagainya. Pemasar yang mengabaikan perbedaan
preferensi konsumen bisa menghadapi masalah besar.

2.3.2 Biaya

Perancangan produk harus mempertimbangkan faktor biaya secara luas. Maksudnya,


yang dipertimbangkan bukan hanya biaya produksi actual, namun juga biaya – biaya lain yang
berhubungan dengan desain, baik yang akan ditanggung produsen maupun konsumen akhir.

2.3.3 Peraturan dan Hukum

Pemenuhan ketentuan hukum dan regulasi di berbagai Negara berdampak langsung pada
keputusan desain produk, bahkan seringkali menuntut adaptasi desain produk yang bakal
menaikkan biaya.

2.3.4 Kompabilitas

Isu desain produk yang terakhir adalah menyangkut kompabilitas produk dengan
lingkunga tempat produk bersangkutan digunakan. Contohnya, seperti tidak adanya terjemahan
manual pemakai ke berbagai bahasa bisa berdampak negative pada penjualan produk global di
Negara – Negara yang bahasa ibunya berbeda.

D. Modifikasi Produk

8
            Secara teoritis, pemasar global bisa memperoleh beberapa manfaat lewat standarisasi
meliputi penghematan biaya, utilisasi dan transfer know-how, citra  kualitas dan layanan yang
seragam serta koordinasi dan pengendalian yang lebih mudah.

Manfaat- manfaat standarisasi

MANFAAT DESKRIPSI

1.      Pengehematan biaya ·         Skala ekonomis dalam produksi


dan pemasaran

·         Meminimumkan biaya
pengembangan produk dan iklan.

2.      Utilisasi dan transfer know-how ·         Transfer pengalaman

·         Transfer gagasan

3.      Citra kualitas dan layanan yang ·         Pelanggan global


seragam
·         Komunikasi internasional

·         Global Brand

4.      Koordinasi dan pengendalian ·         Standar yang seragam


yang lebih mudah

            Riset Kapferer dan Eurocom mengungkap bahwa unsur – unsur bauran pemasaran yang
mengalami standarisasi juga berbeda – beda. Tabel dibawah ini menunjukkan komponen bauran
pemasaran yang paling sering distandarisasi. Dalam daftar tersebut terlihat bahwa logo dan
merek dagang merupakan komponen bauran pemasaran yang paling mudah dan sering
dibakukan antar Negara, sedangkan promosi penjualan cenderung sukar distandarisasi karena
masing – masing Negara memiliki aturan berbeda.

KOMPONEN BAURAN PRESENTASE


PEMASARAN (%)

Logo dan merek dagang 93

9
Nama merek 81

Fitur produk 67

Kemasan 53

Layanan purna jual 48

Saluran distribusi 46

Sponsoring ( arts) 32

Sponsoring (olahraga) 29

Positioning iklan 29

Eksekusi iklan 25

Penetapan harga relatif 24

Direct Marketing 18

Promosi penjualan 10

            Dalam praktiknya, standarisasi total sulit diwjudkan. Hal ini karena ada sejumlah kendala
berupa regulasi, infrastruktur, kompetisi, maupun preferensi pelanggan yang berbeda – beda.
Pemasar global, harus memodifikasi produknya agar lebih sesuai dengan kondisi pemakaian dan
lingkungan yang berbeda antar Negara. Proses modifikasi produk kerapkali perlu dilakukan
karena pengaruh beberapa faktor berikut :

1.      Standar dan Regulasi Produk

            Dalam berbagai kasus, produk wajib dimodifikasi guna memenuhi regulasi produk dan
standar kualitas nasional maupun internasional (seperti ISO 9000).

2.      Sistem Pengukuran dan Kalibrasi

            Ukuran – ukuran yang berbeda seperti kg, gr, pound, liter, gallon, km, mil, dan
seterusnya menyebabkan perlunya penyesuaian produk – produk grocery terkemas seperti
deterjen, sereal, dan lain – lain.

10
3.      Merk Dagang (trademarks)

            Merek dagang dan bentuk perlindungan intellectual property lainnya, seperti hak paten


dan hak cipta, bisa menuntut modifikasi produk berikut merek dan kemasannya. Apabila, merek
maupun kemasan perusahaan telah lebih dulu digunakan oleh perusahaa lain di tujuan
pemasaran, maka modifikasi wajib dilakukan.

4.      Iklim dan Kondisi Pemakaian

            Kadangkala produk harus dimofikasi sedemikian rupa, sehingga bisa beroperasi secara
efektif dalam lingkungan atau kondisi iklim yang berbeda.

5.      Bahasa dan Simbolisme

            Biasanya label kemasan dan instruksi pemakaian harus diterjemahkan ke bahasa


setempat, misalnya bila ada instruksi menyangkut dosis, aturan dan prosedur pemakaian
produk.  Selain itu, pemasar harus bisa mencermati simbolisme berkenaan dengan kemasan dan
bahasa. Asosiasi warna juga bisa memicu modifikasi produk, misalnya di Malaysia warna hijau
melambangkan bahaya, konsekuensinya warna hijau jarang dipakai untuk kemasan disana.

6.      Preferensi Model, Desain, dan Rasa.

            Modifikasi produk juga diperlukan dalam rangka memenhui preferensi pelanggan dalam
hal model atau desain, missal Avon memodifikasi kemasan kosmetiknya di Jepang dari tube
plastik menjadi kontainer kaca buram. Produk juga harus dimodifikasi untuk memenuhi
preferensi rasa yang disukai konsumen, terutama dalam hal rasa manis atau pahit.

E. Efek Negara Asal (Country of Origin)

            Banyak penelitian yang mengungkap bahwa evaluasi yang dilakukan konsumen atas
suatu produk tertentu tidak hanya didasarkan pada daya tarik karakteristik produk fisik saja,
tetapi juga berdasarkan Negara yang memproduksinya (country of origin). Yang dimaksud
dengan country of origin effect (COE) adalah segala pengaruh dari Negara produsen terhadap
persepsi positif maupun negatif konsumen atas produk tertentu.

11
            Tak satupun Negara yang memonopoli reputasi positif untuk suatu produk dan juga tidak
reputasi yang secara universal inferior. Setiap individu di Negara tertentu juga berbeda – beda
dalam hal arti penting country of origin  bagi mereka dan persepsinya terhadap berbagai Negara.
Implikasinya, reputasi suatu Negara bisa berbeda – beda di setiap Negara dan bisa berubah
seiring peubahan waktu.

F. Siklus Hidup Produk Internasional

            Dalam konteks pemasaran internasional terdapat siklus hidup produk internsional


(International Product Life Cycle) yang menggambarkan proses difusi suatu inovasi anatar batas
suatu Negara. Siklus ini dimulai ketika sebuah Negara maju yang memiliki produk baru ingin
memanfaatkan terobosan teknologi tersebut dengan jalan memasarkannya ke luar negeri. Apabila
langkah tersebut berhasil maka dengan sendirinya akan banyak Negara majua yang lainnya yang
tertarik dan memacu produksi dan ekspornya. Selanjutnya, Negara berkembang juga tak mau
ketinggalan dan berpartisipasi pula melakukan hal yang sama. Perlahan tapi pasti keunggulan
komparatif yang semula dimiliki Negara maju beralih ke Negara berkembang. Akhirnya Negara
maju yang tidak lagi dapat mempertahankan kondisi cost effective akan mengimpor dari Negara
yang semula konsumennya.

  Tahap – tahap siklus hidup produk internasional (bagi Negara yang memulainya, dalam contoh
table Amerika Serikat)

         TAHAP IMPOR/EKSPOR PASAR PESAING BIAYA


SASARAN PRODUKSI

(0)   Inovasi lokal Tidak ada Amerika Sedikit: Pada


Serikat Perusahaan mulanya
Lokal tinggi

(1)   Inovasi luar Ekspor Ameriika Negara maju Menurun


negeri meningkat Serikat dan sebagai
Negara akibat

12
Negara maju tercapainya
skala
ekonomis

(2)   Kedewasaan Ekspor stabil Negara maju Negara maju Stabil


dan Negara
Berkembang

(3)   Imitasi di Ekspor menurun Negara Negara maju Meningkat


seluruh dunia berkembanga karena
berkurangnya
skala
ekonomis

(4)   Pembalikan Impor meningkat Amerika Negara maju Meningkat


Serikat dan Negara karena
berkembang adanya
kelemahan
komparatif

Sumber : Onkvisit & Shaw (1983)

G.Produk Baru dalam Pemasaran Global

Dalam lingkungan pasar yang hiperkompetitif dewasa ini, banyak perusahaan yang
menyadari bahwa pengembangan dan introduksi produk baru secara berkesinambungan
merupakan kunci untuk dapat bertahan dan tumbuh. Semua perusahaan selalu berinovasi agar
dapat menghasilkan produk baru kelas dunia. Selain itu, karakteristik perusahaan – perusahaan
tersebut sebagai berikut :

13
1. Berfokus pada satu atau hanya beberapa bisnis

2. Manajemen senior terlibat secara aktif dalam menentukan dan menyempurnakan proses
pengembangan produk.

3. Berkemampuan untuk merekrut dan mempertahankan karyawan terbaik dalam bidangnya

4. Menyadari sepenuhnya bahwa faktor kecepatan dalam memasarkan produk baru


memperkuat kualitas produk.

Tingkat kebaruan (newness) dalam produk baru bisa ditinjau dari tiga konteks : produk,
organisasi, dan pasar. Produk bisa berupa temuan atau inovasi yang benar benar baru, seperti
halnya telepon seluler dan compact disc. Derajat kebaruan bisa pula dilihat dari perspektif
organisasi , dimana perusahaan menghasilkan produk tertentu yang sudah ada di pasar, namun
perusahaan sendiri belum pernah menghasilkannya. Selain itu, produk yang sudah ada dan bukan
hal baru bagi perusahaan bisa jadi merupakan produk baru bagi pasar tertentu.

Ada tiga aspek penting yang perlu ditelaah dalam pengembangan produk baru untuk
pasar global. Pertama , identifikasi produk baru yang bisa bersumber dari pelanggan, pemasok,
pesaing, wiraniaga, perusahaan, distributor, dan agen, eksekutif kantor cabang, eksekutif kantor
pusat, sumber- seumber dokumentasi, dan observasi langsung di lingkungan pasar. Kedua ,
pembentukan departemen produk baru internasional yang menjalankan 4 fungsi utama: (1)
memastikan bahwa semua sumber informasi yang relevan dimanfaatkan secara
berkesinambungan untuk ide produk baru; (2) menyaring ide – ide tersebut untuk
mengidentifikasi kandidat atau calon yang bakal diteliti lebih lanjut; (3) menyelidiki dan
menganalisis ide produk baru terseleksi; dan (4) memastikan bahwa organisasi memberikan
komitmen sumber dayanya bagi kandidat produk baru yang paling menjajikan dan secara
berkesinambungan terlibat dalam program yang teratur untuk memperkenalkan dan
mengembangkan produk baru di seluruh dunia. Ketiga , pengujian produk di pasar nasional
untuk mengantisipasi segala kemungkinan masalah yang mungkin timbul. Pengujia produk di
pasar aktual sangat perlu dilakukan sebelum melangkah lebih lanjut dengan skala penuh
introduksi produk baru.

14
Dalam hal inovasi produk baru, biasanya konsumen melewati proses adopsi yang
melewati 5 tahap :

1. Kesadaran (awareness), ketika konsumen pertama kali mendapatkan informasi atau


mengetahui adanya produk atau inovasi baru.

2. Minat (interest), ketika konsumen mulai tertarik untuk mencari informasi lebih lanjut,
misalnya dengan memusatkan perhatiannya pada komunikasi pemasaran berkaitan dengan
produk inovasi tersebut, atau mencari inovasi tamabahan dari berbagai sumber lainnya.

3. Evaluasi, dimana konsumen menilai manfaat produk dalam kaitannya dengan kebutuhan
saat ini dan kebutuhan masa depan yang diantisipasi dari sekarang.

4. Trial, yakni menguji coba produk, baik dengan memanfaatkan produk sampel, test drive,
maupun membeli dalam jumlah terbatas.

5. Adopsi, dimana konsumen memutuskan membeli atau setia pada produk, merek, mapun
produsen tertentu.

Berdasarkan teori difusi dari Everett Rogers ada lima kategori adopter berdasarkan
tingkat inovasi yaitu: kelompok innovatorsi (2,5 persen dari total pembeli produk), early adopters
( 13,5 %), early majority (34%), late majority (34%), dan laggard (16%).

H.Jasa Global

Dalam beberapa tahun terakhir, peranan sektor jasa semakin meningkat tajam.
Internasionalisasi jasa juga mengalami pertumbuhan pesat, baik dalam bentuk jasa professional ,
experiental services, maupun jasa yang melekat pada produk fisik. Perdagangan dunia dalam
sektor jasa kini mencakup 25 % dari nilai total perdagangan global (Kotabe, Murray & Javalgi,
1998) dengan tingkat pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan perdagangan barang.

Pemasaran jasa internasional berbeda dengan pemasaran jasa domestik dalam sejumlah
hal. Perbedaan-perbedaan tersebut berkaitan dengan jarak, sosiokultural, teknologikal, ekonomi,
politik serta hukum antar pasar domestik dan pasar luar negeri. Faktor pemicu internasionalisasi
jasa bisa dikelompokan menjadi dua kategori utama, yakni firm level drivers dan industry level
drivers. Dalam setiap kategori terdapat pemicu spesifik.

15
Firm level drivers

Kategori ini meliputi sejumlah faktor berikut.

Mencari pasar (market seeking). Para eksportir mencari pasar baru dalam rangka memanfaatkan
potensi pertumbuhan di pasar tersebut.

Mengikuti klien. Klien menuntut pemasok menyediakan jasa yang sama di lokasi baru.

Tekanan pasar domestik. Pasar domestik yang ada sudah mulai jenuh.

Mengikuti pesaing. Beberapa perusahaan jasa mengamati para pesaingnya yang berekspansi ke
luar negeri.

Membangun keahlian. Beberapa pasar dipandang sebagai lead countries, di mana inovasi dalam
hal teknologi dan strategi disana berlangsung lebih cepat daripada negara-negara lainnya.

Melakukan preemptive strikes. Menjadi perusahaan pertama yang memasuki sebuah pasar
negara baru biasanya memberikan first-mover advantage apabila market entry tersebut ditangani
dengan baik.

Pesanan tidak terduga (unsolicited orders). Hal tersebut biasanya terjadi karena sebuah
perusahaan jasa memiliki reputasi internasional atau teknologi inovatif yang dibutuhkan untuk
menagani proyek tertentu diluar negeri.

Industry level drivers.

Kategori ini meliputi 5 faktor utama yakni sebagi berikut.

Faktor persaingan. Contohnya kehadiran pesaing dari berbagai negara, tingkat ekspor dan impor
yang tinggi.

Faktor pasar. Contohnya semakin berkembangnya transferable marketing dan pelanggan global.

Faktor teknologi. Contohnya kemajuan telekomunikasi, komputerisasi dan peralatan elektronik,


digitalisasi suara dan video.

16
Faktor biaya.Contohnya ketersediaan dukungan logistik global dan kebutuhan untuk menutupi
biaya pengembangan produk yang mahal.

Faktor pemerintah. Contohnya adanya regulasi pemasaran dan kebijakan perdagangan yang
kondusif.

Lovelock menegaskan bahwa pengaruh kelima faktor utama tersebut berbeda-beda untuk
setiap jenis jasa. Berikut ini adalah kategori jasa menurut tipologi Lovelock&Yip.

1. People-processing services

Dalam tipe ini, pelanggan menjadi bagian utama dari proses produksi jasa yang
berlangsung secara simultan dengan konsumsi jasa bersangkutan (hotel, jasa transportasi). Tipe
ini bercirikan kontak langsung antara penyedia jasa dan pelanggan. Dalam konteks pemasaran
jasa internasional, dibawah ini terdapat tiga opsi yang mungkin dilakukan.

§ Mengekspor konsep jasa. Penyedia jasa bisa bekerja sama dengan pemasok lokal maupun
beroperasi sendiri dalam mendirikan service factory di negara lain, (contoh : restoran,bank).

§ Mengimpor pelanggan (importing customers). Pelanggan dari negara lain dipikat dengan daya
tarik atau kompetensi unik untuk datang ke service factory di home country penyedia jasa,
(contoh : kesehatan, pariwisata).

§ Memindahkan pelanggan ke lokasi baru. Dalam jasa transportasi penumpang, memasuki pasar
internasional berarti membuka rute baru ke tempat tujuan yang diharapkan.

Possession-processing services

Dalam tipe ini, penyedia jasa melakukan sesuatu atas produk fisik milik pelanggan untuk
meningkatkan nilai produk tersebut bagi pelanggan, (contoh : jasa reparasi peralatan elektronik,
cleaning services).

3. Information-based services

Tipe jasa ini meliputi dua jenis, yaitu mental-processing services (jasa yang ditujukan
pada pikiran pelanggan, misal berita dan hiburan) dan information-processing services (jasa yang
ditujukan pada aset intangible pelanggan, contohnya jasa akuntasi, perbankan). Information-

17
based services dapat didistribusikan secara internasional melalui salah satu dari empat cara
berikut.

Mengekspor jasa kepada service factory lokal, (film produksi Hollywood ditayangkan di bioskop
negara luar Amerika).

Mengimpor pelanggan, (universitas luar negeri menerima mahasiswa dari negara lain).

Mentransformasikan jasa ke dalam barang fisik dan mengekspornya, (CD musik, DVD game).

Mengekspor informasi via telekomunikasi dan mentranformasikannya secara lokal, (download


software (aplikasi) komputer).

Patterson & Cicic mengemukakan tipologi perusahaan jasa yang berkiprah dalam
pemasaran global berdasarkan dua dimensi utama, yakni tingkat tangibility dan tingkat face-to-
face contact yang dibutuhkan untuk memproduksi menyampaikan jasa. Dalam tipologi ini
terdapat empat jenis perusahaan jasa sebagai berikut :

1. Location-Free Profesional Services

Dalam tipe ini, penyedia jasa tidak harus ada di negara lain secara permanen. Strategi
market entry biasanya dijalankan dengan cara mengirim personel kunci (misalnya, manajer
proyek, environmental scientist) ke negara tujuan pemasaran selama periode waktu yang relatif
singkat untuk merampungkan proyek dan kemudian kembali lagi ke negaranya.

2.Location-Bound Cusomized Projects

Tipe ini lebih bersifat jangka panjang, membutuhkan interaksi personal antara klien dan
penyedia jasa, menuntut fleksibilitas dan adaptasi situasional, serta memerlukan kehadiran
permanen di negara tujuan pemasaran, contohnya manajemen proyek.

3.Standardized Services Packages

18
Tipe jasa ini terkait erat dengan produk fisik, seperti perangkat lunak, compact disc, paket
kursus pendidikan jarak jauh terstandarisasi, atau kursus pelatihan teknis. Contoh waralaba.

4.Value-Added Customized Projects

Perusahaan-perusahaan dalam tipe ini sangat membutuhkan tingkat interaksi tinggi


dengan kliennya dalam rangka memberikan layanan sesuai dengan harapan klien. Contohnya on-
site training dan penyediaan jasa catering.

2.9.1 Tantangan Pemasaran Jasa Internasional

Perusahaan yang berkecimpung dalam ekspor jasa menghadapi masalah-masalah yang sama
dengan eksportir barang. Akan tetapi, ada sejumlah masalah tambahan yang mempengaruhi
strategi pemasaran jasa internasional, di antaranya sebagai berikut.

Isu-isu penyampaian jasa.

Kebutuhan infrastruktur. Ekspor jasa seringkali tergantung pada infrastruktur yang tersedia.

Kebutuhan akan kontak langsung.

Proteksi yang lebih besar.

Dan berikut ini beberapa strategi dasar untuk menghadapinya :

Embodying. Dalam strategi ini, perusahaan jasa memasukkan atau mengemas jasa dalam produk
fisik, contohnya Yves St. Laurent menciptakan “style” dengan cara mengemas jasanya dalam
busana yang dijual melalui outlet terkemuka di seluruh dunia.

Pemanfaatan teknologi. Contohnya pemasaran melalui e-commerce.

Customizing. Sejumlah pemasar jasa dapat melayani permintaan sesuai dengan kreasi pribadi
sang pelanggan. Contohnya jasa desainer Giogio Armani.

19
Sistem manajemen superior. Sistem manajemen superior memungkinkan organisasi jasa
menangani masalah heterogenitas jasa secara lebih efektif. Penyediaan jasa kualitas tinggi dan
konsisten akan mengarah pada terciptanya keunggulan bersaing. Contohnya hotel Hyatt.

Kualitas jasa superior. Melalui sistem manajemen berkualitas, penyedian jasa yang unik, ataupun
customization. Contohnya Domino Pizza sebagai pemerakarsa home delivery.

Macromarketing. Menerapkan strategi-strategi yang dibahas oleh pemerintah (kebijakan), baik di


negara asal maupun di negara tujuan pemasaran.

20
BAB 3

Kesimpulan

Produk merupakan aspek penting dalam program pemsaran internasional. Menurut Kotler
(2000) produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang bisa ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk lokal berbeda dengan produk global, sebagai
pemasar harus cerdas dalam melihat kondisi pasar internasional. Agar produk maupun jasa yang
dipasarkan dalam pasar global itu tepat sasaran dan mendapat respon positif dari konsumen,
pemasar harus cermat dalam mengatur strategi ekspansi pasar dan positioning produk global
dalam pasar internasional. Selain itu pemasar harus kreatif dalam mendesain dan memodifikasi
produk, karena pada saat tertentu desain produk sertamodifikasi produk dapat meningkatkan
penjualan. Strategi tidak hanya untuk program ekspansi pasar, tetapi bagaimana memperpanjang
siklus hidup produk.

Saran

Demikianlah makalah ini dibuat semoga bermanfaat dalam menambah wawasan kita
semua, penyusun menyarankan pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang membangun
untuk kesuksesan makalah selanjutnya.

21

Anda mungkin juga menyukai