Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN DAN KAJIAN

ISLAMI PENYAKIT ALZHEIMER

OLEH :
1. AGDA SHANYA 7. NURUL IFTIKHOTUL M.
2. DIYA ROSALINA 8. RIZKA AULIA LUBIS
3. EKA FITRI PUJI A. 9. SAVITRI WULANDARI
4. ELLAK OKTA R. 10. SEPRI PUTRI INTAN S.
5. MAYA SARTIKA 11. SISWANTO
6. M. IQROMMULLAH

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. DEDI PAHRUL, S. Kep., M. Biomed

PROGRAM S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SITI KHADIJAH PALEMBANG
T.A 2019 / 2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta hidayah Nya
maka makalah ini dapat diselesaikan.Tidak lupa kepada Nabi Muhammad SAW
atas limpahan rahmat - Nya yang kita nantikan di yaumul akhir nanti.
Makalah ini berisi tentang Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan yang meliputi
penyebab penyakit, gejala maupun pengobatannya. Makalah ini penting karena
sebagai Tugas Keperawatan Islami dan sebagai dasar untuk kita belajar.
Kami  menyadari makalah ini jauh dari sempurna maka kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.
Dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi pembaca. Terima Kasih.

Palembang, November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Manfaat Penulisan........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum.....................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP PENYAKIT.................................................................................6
2.1.1 Definisi..............................................................................................6
2.1.2 Etiologi..............................................................................................6
2.1.3 Anatomi dan Fisiologi.......................................................................7
2.1.4 Manifestasi Klinis............................................................................10
2.1.5 Patofisiologi.....................................................................................10
.............................................................................................................
2.1.6 Pathway...........................................................................................11
2.1.7 Komplikasi......................................................................................13
2.1.8 Penatalaksanaan...............................................................................13
2.2 KAJIAN ISLAMI SECARA UMUM........................................................15
2.3 DIAGNOSA DAN INTERVENSI.............................................................17
2.4 KONSEP ASKEP.......................................................................................20
2.4.1 Definisi Diagnosa / Masalah...........................................................20
2.4.2 Batasan Karakteristik......................................................................20
2.4.3 Intervensi........................................................................................20
2.4.3.1 NOC....................................................................................20
2.4.3.2 NIC.....................................................................................21
2.4.4 Kajian Islami...................................................................................21
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.....................................................................................................24
3.2 Saran...........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyakit Alzheimer merupakan gangguan neurodegeneratif progresif
kronik yang terbanyak diderita penduduk di dunia (Alzheimer’s Statistic,
2015). Berdasarkan data statistik Alzheimer tahun 2015, terdapat sekitar 44 juta
penduduk dunia mengalami Alzheimer. Angka ini diperkirakan meningkat
hingga tiga kali lipat pada tahun 2050 (AAIC, 2015).

Saat ini, satu dari sepuluh orang di dunia berusia di atas 65 tahun dan
mayoritas penderita Alzheimer merupakan kategori usia ini (Alzheimer’s
Association, 2015). Indonesia menduduki peringkat keempat untuk jumlah lansia
terbanyak di dunia setelah Republik Rakyat Cina, India dan Amerika
Serikat dengan peningkatan jumlah lansia jauh lebih pesat dibanding negara lain,
yakni dari 7,18% pada tahun 2000 menjadi 9,77% di tahun 2010. Angka ini
diperkirakan akan meningkat menjadi 11,34% (±28,8 juta jiwa) pada tahun 2020.
Meskipun prevalensi Alzheimer di Indonesia belum diketahui, dengan
peningkatan ini, diperkirakan jumlah penderita Alzheimer akan meningkat ±
3,4% - 4% setiap tahun (Kemenkes RI, 2012).

Alzheimer disebabkan oleh protein berbahaya yang menghancurkan sel-sel


otak.Penyakit yang umumnya diderita oleh lansia ini adalah bentuk paling umum
dari demensia. Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan
pertambahan usia. Hingga kini sekitar 35,6 juta manusia menderita penyakit yang
belum bisa disembuhkan itu. Laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO)
menyebutkan, setiap tahun 7,7 manusia menderita Alzheimer. Setelah diagnosa,
harapan hidup pasien Alzheimer rata-rata berkurang menjadi cuma tujuh hingga
sepuluh tahun. Pada beberapa kasus, pasien bahkan mencapai stadium akhir
setelah cuma lima tahun. Menurut Federasi Alzheimer Internasional, biaya yang
muncul untuk merawat pasien Alzheimer di seluruh dunia berjumlah sekitar 604
milyar US Dollar tahun 2010 silam.

4
1.2 MANFAAT PENULISAN
1. Bagi RSI Siti Khadijah Palembang
Adanya makalah ini agar untuk menambah referensi dan tindakan pada
pasien penyakit alzheimer
2. Bagi STIK Siti Khadijah Palembang
Adanya makalah ini untuk menambah referensi dan ilmu tentang penyakit
alzheimer
3. Bagi Penulis
Adanya pembuatan makalah ini agar dapat menambah referensi dan
wawasan ilmu tentang penyakit Alzheimer

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 TUJUAN UMUM
Tujuan dalam penulisan makalah ini untuk mengetahui asuhan
keperawatan dan kajian islam tentang penyakit alzheimer
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
a) Untuk mengetahui bahayanya penyakitalzheimer
b) Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit alzheimer
c) Untuk mengetahui cara pengobatan menurut islam tentang
penyakit Alzheimer

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP PENYAKIT


2.1.1 DEFINISI ALZHEIMER
Alzheimer merupakan penyakit kronik, progresif, dan merupakan
gangguan degenerative otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif
dan kemampuan untuk merawat diri dan menimbulkan kelumpuhan, yang
terutama menyerang orang berusia 65 tahun keatas. (Suddart,& Brunner,
2002).
Alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan
penurunan daya ingat, intelektual, dan kepribadian.Tidak dapat disembuhkan,
pengobatan ditujukan untuk menghentikan progresivitas penyakit dan
meningkatkan kemandirian penderita (Dr.Sofi Kumala Dewi, dkk, 2008).

2.1.2 ETIOLOGI
Penyebab degenerasi neuron kolimergik pada penyakit Alzheimer tidak
diketahui. Sampai sekarang belum satupun penyebab ini diketahui, tetapi ada tiga
teori utama mengenai penyebabnya, yaitu :
1. Virus lambat
Merupakan teori yang paling popular (meskipun belum terbukti) adalah
yang berkaitan dengan virus lambat.Virus-virus ini mempunyai masa
inkubasi 2-30 tahun sehingga transmisinya sulit dibuktikan.Beberapa jenis
tertentu dari ensefalopati viral ditandai oleh perubahan 4patologis yang
menyerupai plak senilis pada penyakit Alzheimer.
2. Proses autoimun
Teori autoimun berdasarkan pada adanya peningkatan kadar antibody-
antibodi reaktif terhadap otak pada penderita penyakit Alzheimer. Ada dua
jenis tipe amigaloid (suatu kompleks protein dengan ciri seperti pati yang
diproduksi dan di deposit pada keadaan-keadaan patologis tertentu), yang
satu kompos isinya terdiri atas rantai-rantai IgG dan yang lainnya tidak
diketahui.Teori ini menyatakan bahwa komple antigen-antibodi
dikatabolisir oleh fagosit dan fragmen-fragmen immunoglobulin di dalam
lisosom.
3. Keracunan aluminium

6
Teori keracunan aluminium menyatakan bahwa karena aluminium bersifat
neurotoksik, makan dpat diidentifikasi pada beberapa klien dengan
penyakit Alzheimer, tetapi beberapa perubahan patologi yang menyertai
penyakit ini berbeda dengan yang terlihat pada keracunan aliminium. (Arif
Muttaqin,2008)

2.1.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI


2.1.3.1 ANATOMI OTAK

2.1.3.2 FISIOLOGI OTAK


Otak terletak dalam rongga cranium , terdiri atas semua
bagian system saraf pusat (SSP) diatas korda spinalis. Secara
anatomis terdiri dari cerebrum cerebellum, brainstem, dan limbic
system (Derrickson &Tortora, 2013).Otak merupakan organ yang
sangat mudah beradaptasi meskipun neuron-neuron telah di otak
mati tidak mengalami regenerasi, kemampuan adaptif atau
plastisitas pada otak dalam situasi tertentu bagian-bagian otak
mengambil alih fungsi dari bagianbagian yang rusak. Otak belajar

7
kemampuan baru, dan ini merupakan mekanisme paling penting
dalam pemulihan stroke ( Feign, 2006).

Secara garis besar, sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu


sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.Sistem saraf pusat (SSP)
terbentuk oleh otak dan medulla spinalis.Sistem saraf disisi luar
SSP disebut sistem saraf tepi (SST).Fungsi dari SST adalah
menghantarkan informasi bolak balik antara SSP dengan bagian
tubuh lainnya (Noback dkk, 2005).

Otak merupakan bagian utama dari sistem saraf, dengan


komponen bagiannya adalah:
- Cerebrum Bagian otak yang terbesar yang terdiri dari sepasang
hemisfer kanan dan kiri dan tersusun dari korteks. Korteks
ditandai dengan sulkus (celah) dan girus (Ganong, 2003).
Cerebrum dibagi menjadi beberapa lobus, yaitu:
a) Lobus Frontalis
Lobus frontalis berperan sebagai pusat fungsi intelektual yang
lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir abstrak dan nalar,
bicara (area broca di hemisfer kiri), pusat penghidu, dan emosi.
Bagian ini mengandung pusat pengontrolan gerakan volunter di
gyrus presentralis (area motorik primer) dan terdapat area
asosiasi motorik (area premotor). Pada lobus ini terdapat
daerah broca yang mengatur ekspresi bicara, lobus ini juga
mengatur gerakan sadar, perilaku sosial, berbicara, motivasi
dan inisiatif (Purves dkk, 2004).
b) Lobus Temporalis
Mencakup bagian korteks serebrum yang berjalan ke bawah
dari fisura laterali dan sebelah posterior dari fisura parieto-
oksipitalis (White, 2008). Lobus ini berfungsi untuk mengatur
daya ingat verbal, visual, pendengaran dan berperan dlm
pembentukan dan perkembangan emosi.
c) Lobus parietalis Lobus parietalis

8
merupakan daerah pusat kesadaran sensorik di gyrus
postsentralis (area sensorik primer) untuk rasa raba dan
pendengaran (White, 2008).
d) Lobus oksipitalis
Lobus Oksipitalis berfungsi untuk pusat penglihatan dan area
asosiasi penglihatan: menginterpretasi dan memproses
rangsang penglihatan dari nervus optikus dan mengasosiasikan
rangsang ini dengan informasi saraf lain & memori (White,
2008).
e) Lobus Limbik
Lobus limbik berfungsi untuk mengatur emosi manusia,
memori emosi dan bersama hipothalamus menimbulkan
perubahan melalui pengendalian atas susunan endokrin dan
susunan otonom (White, 2008).
- Cerebellum
Cerebellum adalah struktur kompleks yang mengandung
lebih banyak neuron dibandingkan otak secara keseluruhan.
Memiliki peran koordinasi yang penting dalam fungsi motorik
yang didasarkan pada informasi somatosensori yang diterima,
inputnya 40 kali lebih banyak dibandingkan output. Cerebellum
merupakan pusat koordinasi untuk keseimbangan dan tonus
otot. Mengendalikan kontraksi otot-otot volunter secara
optimal (Purves, 2004).
- Brainstem
Berfungsi mengatur seluruh proses kehidupan yang
mendasar. Berhubungan dengan diensefalon diatasnya dan
medulla spinalis dibawahnya. Struktur-struktur fungsional
batang otak yang penting adalah jaras asenden dan desenden
traktus longitudinalis antara medulla spinalis dan bagian-bagian
otak, anyaman sel saraf dan 12 pasang saraf cranial.

9
2.1.4 MANIFESTASI KLINIS
Gejala klasik penyakit demensia Alzheimer adalah kehilangan daya ingat
(memori) yang terjadi secara bertahap, termasuk :
1. Kesulitan menemukan atau menyebutkan kata yang tepat
2. Tidak mampu mengenali objek
3. Lupa cara menggunakan benda biasa dan sederhana, seperti pensil
4. Lupa mematikan kompor, menutup jendela, atau menutup pintu
5. Suasana hati dan kepribadian dapat berubah
6. Agitasi, masalah dengan daya ingat, dan membuat keputusan yang buruk
dapat menimbulkan perilaku yang tidak biasa. (Wahyudi Nugroho,2002)

2.1.5 PATOFISIOLOGI
Proses penuaan yang terjadi pada otak dapat berupa penurunan berat otak,
pelebaran sulci serebral, penyempitan gyrus dan pembesaran ventrikel-ventrikel.
Terjadinya penyakit Alzheimer ini disebabkan karena adanya proses
degenerative dan hilangnya kemampuan selektif sel-sel dalam korteks serebral.
Hialngnya sel-sel otak baik di kortikal maupun struktur subkortial misalnya sel
cholinergic mengakibatkan menurunya produksi neurotransmitter acethycoline
sampai dengan 75%.
Hal ini yang kemudian menimbulkan gangguan kognitif. Neuro transmitter
lain yang mengalami penurunan adalah nerophinerphrine, dopamine, serotonin.
Secara mikroskopik pasien Alzheimer ditemukan adanya lesi pada jaringan
otak yang berupa “Neuritic Plague, Neurofibrillary tangles” serta adanya
degenerasi granulo vaskuler.Neuritic Plague mengelilingi sel-sel saraf terminal
baik akson maupun dendrit yang mengandung amiloid protein.Penumpukkan
Neuritic Plague pada frontal korteks dan hipotalamus mengakibatkan penurunan
fungsi.Neurofibrillary Tangles merupakan masaa fibrosa pada sel saraf.
Disamping itu kemungkinan degenerative sel otak juga terjadi akibat proses
metabolisme. Dimana pada pasien dengan Alzheimer umunya usia lanjut dan
terjadi penurunan metabolisme sekitar 25%. (Tarwoto,2007).

10
2.1.6 PATHWAY ALZHEIMER

- Faktor genetic Penurunan Degenerasi neuron


- Infeksi virus metabolisme aliran koligenik
- Lingkungan
darah dikorteks
- Imunologis
- Trauma
- Kelinan
neurotransmiter Kekusutan neurofibliar Hilangnya serat-serat
yang difus dan plak koligenik dikorteks
senilis cerebellum

Atropik otak Penurunan sel neuron


kolgenik yang
Degenerasi neuron berproyeksi
Penurunan daya ingat, irreversible kehipotalamus dan
perubahan intelektual, amiglada
gangguan memori,
gangguan fungsi bahasa, Kelainan
gangguan kognitif neurotransmiter
perubahan perilaku,
Asetikolin menurun
kehilangan fungsi
neurologis / tonus otot

Alzheimer

11
- Kehilangan Muncul gejala neuro Tidak mampu
kemampuan psikiatrik mengidentifikasi
menyelesaikan
bahaya dalam
masalah
- Perubahan Perubahan nafsu lingkungan,
kemampuan makan disorientasi, bingung
mengawasi
keadaan Ketidakseimbangan
kompleks dan nutrisi kurang dari Resiko cidera
berpikir abstrak
kebutuhan tubuh
- Emosi labil,
pelupa, apatis, Mudah lupa,
loss deep
penurunan kemampuan
melakukan aktifitas
Hambatan interaksi
Syndrome stress
sosial
relokasi Defisit perawatan diri

Perubahan resepsi, Kesulitan tidur


transmisi dn integrotas
sensori
Gangguan pola tidur

Perubahan persepsi
sensori

12
2.1.7 KOMPLIKASI
Komplikasi Alzheimer erat kaitannya dengan gangguan immobilisasi
seperti :
1. Pneumonia
2. Inkontinensia urine dan bowel
3. Kontraktur
4. Decubitus (Tarwoto, 2007)

2.1.8 PENATALAKSANAAN
Pengobatan penyakit Alzheimer masih sangat terbatas oleh karena
penyebab dan patofisiologis masih belum jelas.
a. Pengobatan Simptomatik
1. Inhibitor kolinesterase
Beberapa tahun terakhir ini, banyak peneliti menggunakan inhibitor untuk
pengobatan simptomatik penyakit Alzheimer, dimana penderita Alzheimer
didapatkan penurunan kadar asetilkolin. Untuk mencegah penurunan kadar
asetilkolin dapat digunakan anti kolinesterase yang bekerja secara sentral
seperti fisostigmin, THA (tetrahydroaminoacridine). Pemberian obat ini
dikatakan dapat memperbaiki memori dan apraksia selama pemberian
berlangsung. Beberapa peneliti mengatakan bahwa obat-obatan anti
kolinergik akan memperburuk penampilan intelektual pada organ normal dan
penderita Alzheimer.
2. Thiamin
Penelitian telah membuktikan bahwa pada penderita Alzheimer didapatkan
penurunan thiamin pyrophosphatase dependent enzyme yaitu 2 ketoglutarate
(75%) dan transketolase (45%), hal ini disebabkan kerusakan neuronal pada
nucleus basalis. Pemberian thiamin hidrochloryda dengan dosis 3gr/hari
selama tiga bulan peroral, menunjukan perbaikan bermakna terhadap fungsi
kognisi dibandingkan placebo selama periode yang sama.
3. Nootropik
Nootropik merupakan obat psikotropik, telah dibuktikan dapat memperbaiki
fungsi kognisi dan proses belajar pada percobaan binatang. Tetapi pemberian

13
4000mg pada penderita Alzheimer tidak menunjukan perbaikan klinis yang
bermakna.
4. Klonidin
Gangguan fungsi intelektual pada penderita Alzheimer dapat disebabkan
kerusakan noradrenergik kortikal. Pemberian klonidin (catapres) yang
merupakan noradrenergik alpha 2 reseptor agonis dengan dosis maksimal 1,2
mg peroral selama 4 minggu, didapatkan hasil yang kurang memuaskan untuk
memperbaiki fungsi kognitif.
5. Haloperidol
Pada penderita Alzheimer, sering kali terjadi gangguan psikosis (delusi,
halusinasi) dan tingkah laku. Pemberian oral haloperidol 1-5 mg/hari selama
4 minggu akan memperbaiki gejala tersebut. Bila penderita Alzheimer
menderita depresi sebaiknya diberikan tricyclic anti depresant
(aminitryptiline25-100 mg/hari).
6. Acetyl L-Carnitine (ALC)
Merupakan suatu substrate endogen yang disintesa didalam mitokondria
dengan bantuan enzim ALC transferace.Penelitian ini menunjukan bahwa
ALC dapat meningkatkan aktivitas asetil kolinesterase, kolin asetiltransferase.
Pada pemberiaan dosis 1-2 gr /hari/oral selama 1 tahun dalam pengobatan,
disimpulakan bahwa dapat memperbaiki atau menghambat progresifitas
kerusakan fungsi kognitif.
(http://yulianafransiska.wordpress.com/2009/03/15/alzheimer-dementia-pada-
penyakit-alzheimer/)

b. Terapi Nonfarmakologi
1. Support nutrisi dan cairan
2. Diet cair atau lunak
3. Fisioterapi
4. Istirahat yang cukup
5. Terapi musik
6. Terapi rekreasi

14
2.2 KAJIAN ISLAMI SECARA UMUM
Alzheimer merupakan penyakit kronik, progresif, dan merupakan
gangguan degenerative otak dan diketahui mempengaruhi memori,
kognitif dan kemampuan untuk merawat diri dan menimbulkan
kelumpuhan, yang terutama menyerang orang berusia 65 tahun keatas.
(Suddart,& Brunner, 2002).
Alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan
penurunan daya ingat, intelektual, dan kepribadian.Tidak dapat
disembuhkan, pengobatan ditujukan untuk menghentikan progresivitas
penyakit dan meningkatkan kemandirian penderita (Dr.Sofi Kumala
Dewi, dkk, 2008).
Sesuai dengan Sunnah Nabi umat Islam diajarkan untuk
senantiasa mensyukuri nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah
SWT. Bahkan bisa dikatakan Kesehatan adalah nikmat Allah SWT yang
terbesar yang harus diterima manusia dengan rasa syukur. Bentuk
syukur terhadap nikmat Allah karena telah diberi nikmat kesehatan
adalah senantiasa menjaga kesehatan. Firman Allah dalam Al Quran,
Surah Ibrahim [14]:7).
‫َوإِ ْذ تَأ َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَئِ ْن َشكَرْ تُ ْم أَل َ ِزي َدنَّ ُك ْم ۖ َولَئِ ْن َكفَرْ تُ ْم‬
‫إِ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد‬

Artinya : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;


“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Surah Ibrahim [14]:7).
Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir dari Nabi SAW
bersabda: Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu
digunakan untuk mengobatinya, maka dapat memperoleh kesembuhan atas
izin Allah SWT (HR. Muslim).
Bahkan Allah SWT tidak akan menurunkan penyakit kecuali
juga menurunkan obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda: Allah SWT tidak
menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR Bukhari).

15
Sakit menurut pandangan Islam memiliki beberapa penjelasan
salah satunya merupakan cobaan yang diberikan Allah SWT kepada manusia
untuk menguji keimanan dan kesabaran manusia ketika tertimpa musibah.
Seperti bunyi dalam surat Al-Anbiya : 35

Artinya : “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji
kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu
akandikembalikan kepada kami
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa setiap orang akan diberikan oleh Allah
SWT sebuah cobaan baik itu cobaan yang ringan atau berat. Dan hanya kepada
Allah SWT lah kita meminta pertolongan karena ujian itu datangnya dariAllah
SWT.Orang yang sakit ada yang berlapang dada menerimanya tetapi ada pula
yang sulit menerima apabila penyakitnya tersebut adalah penyakit kronis yang
sulit untuk disembuhkan.
Alzheimer dalam Islam merupakan simbol kebesaran Allah,
menunjukkan bahwa manusia memiliki begitu banyak kekurangan dan
kelemahan dan tidak dapat dibandingkan dengan Allah, yang Maha
Mengetahui segala sesuatu dan Maha Kuasa. Seperti firman Allah dalam
Qur’an Surat An Nahl/16:70
َ ‫َوهَّللا ُ خَ لَقَ ُك ْم ثُ َّم يَتَ َوفَّا ُك ْم ۚ َو ِم ْن ُك ْم َم ْن يُ َر ُّد إِلَ ٰى أَرْ َذ ِل ْال ُع ُم ِر لِ َك ْي اَل يَ ْعلَ َم بَ ْع َد ِع ْل ٍم َش ْيئًا ۚ إِ َّن هَّللا‬
‫َعلِي ٌم قَ ِدي ٌر‬
Artinya :“Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di
antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun),
supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” Kata Ardhal yang
digunakan dalam ayat tersebut bermakna kelemahan yang tidak dapat
kembali, berupa melemahnya indra, serta kemampuan berbicara dan berpikir
yang dialami orang yang sudah tua.

16
Di ayat yang lain, Qur’an Surat Yasin/36:68 Allah berfirman :

َ‫ق ۖ أَفَاَل يَ ْعقِلُون‬


ِ ‫َو َم ْن نُ َع ِّمرْ هُ نُنَ ِّك ْسهُ فِي ْال َخ ْل‬
“Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan
dia kepada kejadian(nya) Maka apakah mereka tidak memikirkan?”. Yang
dimaksud dengan kembali kepada kejadiannya, adalah kembali menjadi
lemah dan kurang akal.Sebagaimana gejala dari Alzheimer sendiri adalah
hilangnya memori dan berkurangnya kemampuan kognitif secara bertahap,
hingga menjadi tidak tahu apa-apa setelah dulunya mengetahui banyak hal.
Hal ini berbeda dengan kondisi saat orang lupa sesuatu tapi akan
mengingatnya kembali, pasien Alzheimer sangatlah jarang mengingat apa
yang telah dilupakan.Tidak hanya lupa, pasien Alzheimer hampir tidak bisa
lagi melakukan kegiatan sehari-hari yang dulu mudah dilakukan. Maka
disebutkan di ayat tersebut kembali ke kejadiannya, seperti bayi yang tidak
bisa melakukan apa-apa.

2.3 DIAGNOSA DAN INTERVENSI


1. Defisit perawatan diri b.d perubahan proses pikir
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dalam waktu 2 x
24 jam, terdapat perilaku peningkatan dalam pemenuhan perawatan
diri
Kriteria hasil :
1) klien dapat menunjukan perubahan gaya hidup untuk
kebutuhan merawat diri
2) Mengidentifikasikan individu / keluarga yang dapat membantu
Intervensi :
1) Hindari aktifitas yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu
bila perlu
2) Ajarkan dan dukung klien selama aktifitas
3) Gunakan pagar disekeliling tempat tidur
4) Modifikasi lingkungan
5) Identifikasi kebiasaan BAB, anjurkan minum, dan
meningkatkan aktifitas
6) Kolaborasi pemberian supositoria dan pelumas feses atau
pencahar

17
2. Gangguan pola tidur b.d perubahan lingkungan ditandai dengan
keluhan verbal tentang kesulitan tidur, terus-menerus terjaga, tidak
mampu menentukan kebutuhan/ waktu tidur.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi
gangguan pola tidur pada klien
Kriteria hasil :
1) Memahami faktor penyebab gangguan pola tidur.
2) Mampu menentukan penyebab tidur inadekuat.
3) Melaporkan dapat beristirahat yang cukup.
4) Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat.
Intervensi :
1) Jangan menganjurkan klien tidur siang apabila berakibat efek
negative terhadap tidur pada malam hari.
2) Evaluasi efek obat klien (steroid, diuretik) yang mengganggu tidur.
3) Tentukan kebiasaan dan rutinitas waktu tidur malam dengan
kebiasaan klien(memberi susu hangat).
4) Memberikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan
tidur(mematikan lampu, ventilasi ruang adekuat, suhu yang sesuai,
menghindari kebisingan).
5) Buat jadwal tidur secara teratur. Katakan pada klien bahwa saat ini
adalah waktu untuk tidur.
6) Berikan makanan kecil pada sore hari, susu hangat, mandi dan
masase punggung.
7) Turunkan jumlah minuman sore hari. lakukan berkemih sebelum
tidur.
8) Putarkan musik yang lembut.
9) Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi :
- Antidepresi
- Oksazepam, triazolam.
10) Hindari penggunaan Difenhidramin.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake


tidak adekuat dan perubahan proses pikir.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, kebutuhan
nutrisi klien terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Mengerti tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
2) Memperlihatkan kenaikan berat badan sesuai dengan hasil
pemeriksaan laboratorium
Intervensi :

18
1) Evaluasi kemampuan makan klien
2) Observasi / timbang berat badan jika memungkinkan
3) Kaji fungsi sistem Gastrointestinal yang meliputi suara bising usus
4) Anjurkan pemberian cairan 2500 cc / hari selama tidak terjadi
gangguan jantung
5) Lanjutkan pemeriksaan laboratorium yang diindikasikan seperti
serum, transferin, dan glukosa

4. Hambatan interaksi social b.d perubahan proses pikir


Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 jam, terjadi peningkatan dalam perilaku
komunikasi yang efektif
Kriteria hasil :
1) Membuat teknik/metode komunikasi yang dapat dimengerti sesuai
kebutuhan
2) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
Intervensi :
1) Kaji kemampuan klien untuk berkomunikasi
2) Menentukan cara-cara komunksi seperti mempertahankan kontak
mata
3) Letakkan bel/lampu panggilan ditempat yang mudah dijangkau dan
berikan penjelasan cara menggunakannya
4) Buatlah catatan dikantor perawatan tentang keadaan klien yang tak
dapat berbicara
5) Anjurkan keluarga/orang lain yang dekat dengan klien untuk
berbicara dengan klien memberikan informasi tentang keluarganya
6) Kolaborasi dengan ahli wicara bahasa

5. Perubahan persepsi sensori b.d defisit kognitif, gangguan sensori


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, terjadi
peningkatan memori
Kriteria hasil :
1) Pasien dapat menunjukkan kemampuan meningkatkan memori,
orientasi dan berkurangnya gelisah
Intervensi :
1) Perkenalkan namanya
2) Buat jadwal kegiatan
3) Pajang foto keluarga, teman, dan rumah
4) Lakukan latihan memori yang sederhana
5) Kaji orientasi pasien

19
6) Panggil pasien dengan namanya
7) Pemberi perwatan sebaiknya orang yang sama
8) Lakukan pekerjaan yang mudah secara rutin

2.4 ASUHAN KEPERAWATAN


2.4.1 DEFINISI DIAGNOSA / MASALAH
Hambatan interaksi sosial adalah insufisiensi atau kelebihan kuantitas
tau ketidakefektifan kualitas pertukaran sosial.
2.4.2 BATASAN KARAKTERISTIK
1. Ketidaknyamanan dalam situasi sosial
2. Disfungsi interaksi dengan orang lain
3. Laporan keluarga tentang perubahan interaksi (misalnya; gaya dan
pola)
4. Ketidakmampuan untuk mengkomunikasikan rasa ketertarikan
soasial yang memuaskan (misalnya; rasa memiliki, perhatian,
minat, berbagi cerita)
5. Ketidakmampuan menerima rasa keterikatan sosial yang
memuaskan (misalnya; rasa memilkim perhatian, minat, berbagi
cerita)
6. Penggunaan perilaku interaksi sosial yang tidak efektif

2.4.3 INTERVENSI
 Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
1. Self esteem, situational
2. Communication impaired verbal
Kriteria hasil :
1. Lingkungan yang suportif yang bercirikan hubungan dan
tujuan anggota keluarga
2. Menggunakan aktivitas yang menenangkan, menarik, dan
menyenangkan untuk meningkatkan kesejahteraan interaksi
sosial dengan orang, kelompok, atau organisasi
3. Memahami dampak dari perilaku diri pada interaksi sosial
4. Mendapatkan/meningkatkan keterampilan interaksi sosial,
kerjasama, ketulusan dan saling memahami
5. Mengungkapkan keinginan untuk berhubungan dengan orang
lain
6. Perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial anak sesuai
dengan usianya

20
 NIC :
Socialization Enhancement :
1. Buat interaksi terjadwal
2. Dorong pasien ke kelompok atau program keterampilan
interpersonal yang membantu meningkatkan pemahaman
tentang pertukaran informasi atau sosialisasi, jika perlu
3. Identifikasi perubahan perilaku tertentu
4. Berikan umpan balik positif jika pasien berinteraksi dengan
orang lain
5. Fasilitas pasien dalam memberi masukan dan membuat
perencanaan
6. Anjurkan menghargai orang lain
7. Bantu pasien meningkatkan kesadaran tentang kekuatan dan
keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang lain
8. Gunakan teknik bermain peran untuk meningkatkan
keterampilan dan teknik berkomunikasi
9. Minta dan harapkan adanya komunikasi verbal

2.4.4 KAJIAN ISLAM


Penyakit Alzheimer merupakan penyebab tersering dari demensia,
terjadi pada
60-70% kasus.CN Prevalensi penyakit ini meningkat pada setiap
dekade kehidupan.
Sekitar 40% lebih dari populasi yang berusia di atas 85 tahun
menderita penyakit Alzheimer dan diperkirakan saat ini terdapat 30
juta kasus di dunia.
Perkembangan klinis dari penyakitAlzheimer diperkirakan terdiri
dari fase
presimptomatik (sekitar 10 tahun) yang ditandai dengan deposisi plak
amyloid, diikuti dengan fase simptomatik (sekitar 10 tahun) selama
tangle formation terjadi. Gangguan memori terakhir merupakan tanda
utama penyakit Alzheimer. Gangguan tersebut dalam hitungan bulan
atau tahun akan berkembang menjadi kebingungan terhadap waktu
dan tempat.
Seiring dengan perkembangan zaman
yangsemakinmajumasyarakat

21
mengertibahwakesehatanitusangatpenting,masyarakatpada umumnya
telahmerubahpolakonsumsinyamenjadi lebih baik salah satunya
yaitu sudahmulaimembukapikiranbahwakhasiat sayur-sayuran
sangatlah membantu dalam gizi tubuh,salah satunya yaituCentella
asiatica, anggota dari family Apiaceae (Umbelliferae), telah
digunakan sebagai ramuan pengobatan tradisional di Asia, termasuk
pengobatan Ayurvedic dan pengobatan tradisional Cina, selama lebih
dari 2000 tahun. Secara geografis, tanaman ini berasal dari India,
Cina, Sri Langka, Madagascar, Indonesia, dan Malaysia, serta tumbuh
pada daerah yang lembab. Karena manfaatnya dalam bidang medis,
tanaman ini dapat menyeberang hingga perbatasan Turkey, Amerika
Utara, dan Hindia Barat.
Centella asiatica mengandung banyak unsur, seperti asiatic acid,
madeccasic acid (6-hydroxyasiatic acid), asiaticoside, madecassoside,
betulinic acid, thankunic acid,
and isothankunic acid.3 Centella asiatica dilaporkan memiliki efek
antioksidan yang
tinggi, mempermudah penyembuhan luka, meningkatkan daya ingat,
menurunkan
inflamasi, dan meningkatkan aktivitaskognitif.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫ت األرْ ضُ ِم ْن بَ ْقلِهَ““ا‬ ُ ِ‫ع لَنَ““ا َربَّكَ ي ُْخ“ ِرجْ لَنَ““ا ِم َّما تُ ْنب‬
ُ ‫اح“ ٍد فَ““ا ْد‬ ٍ “‫َص“بِ َر َعلَى طَ َع‬
ِ ‫“ام َو‬ ْ ‫وس“ى لَ ْن ن‬ َ ‫َوإِ ْذ قُ ْلتُ ْم يَ““ا ُم‬
ْ ‫صلِهَا قَا َل أَتَ ْستَ ْب ِدلُونَ الَّ ِذي هُ َو أَ ْدنَى بِالَّ ِذي هُ َو َخ ْي ٌر ا ْهبِطُ““وا ِم‬
‫ص “رًا فَ “إِ َّن لَ ُك ْم‬ َ َ‫َوقِثَّائِهَا َوفُو ِمهَا َو َعد َِسهَا َوب‬
ِ ‫ب ِمنَ هَّللا ِ َذلِ““كَ بِ““أَنَّهُ ْم َك““انُوا يَ ْكفُ“رُونَ بِآيَ““ا‬
ِ ‫ت هَّللا‬ ٍ “‫َض‬ َ ‫ت َعلَ ْي ِه ُم ال ِّذلَّةُ َو ْال َم ْس“ َكنَةُ َوبَ““ا ُءوا بِغ‬ ِ ‫َما َسأ َ ْلتُ ْم َوض‬
ْ َ‫ُرب‬
َ‫َصوْ ا َوكَانُوا يَ ْعتَ ُدون‬
َ ‫ك ِب َما ع‬ َ ِ‫ق َذل‬ ِّ ‫َويَ ْقتُلُونَ النَّبِيِّينَ ِب َغي ِْر ْال َح‬

“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak bisa
sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja, sebab itu
mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan
bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya,
ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang
merahnya”. Musa berkata: “Maukah kamu mengambil yang rendah

22
sebagai pengganti yang lebih baik ?Pergilah kamu ke suatu kota, pasti
kamu memperoleh apa yang kamu minta”. Lalu ditimpahkanlah
kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan
dari Allah, hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-
ayat Allah dan membunuh Para Nabi yang memang tidak dibenarkan,
demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan
melampaui batas.” (Q.S. Al-Baqarah: 61)

Az-Zar’: Tanaman (Q.S. Al-An’am: 141)

ٍ “‫“ر َم ْعرُوْ ٰش‬


َ‫ت وَّالنَّ ْخ“ َل َوال“ َّزرْ َع ُم ْختَلِفً““ا اُ ُكلُ““هٗ َوال َّز ْيتُ““وْ نَ َوالرُّ َّمان‬ َ “‫ت َّو َغ ْي‬ ٍ “‫ت َّم ْعرُوْ ٰش‬ ٍ ّ‫ي اَ ْن َش“ا َ َج ٰن‬
ْٓ ‫“و الَّ ِذ‬
َ “ُ‫َوه‬
َ‫ْرفِ ْي ۙن‬
ِ ‫ْرفُوْ ا ۗاِنَّهٗ اَل يُ ِحبُّ ْال ُمس‬ ِ ‫صا ِد ٖ ۖه َواَل تُس‬ َ ‫ُمتَشَابِهًا َّو َغي َْر ُمتَشَابِ ۗ ٍه ُكلُوْ ا ِم ْن ثَ َم ِر ٖ ٓه اِ َذٓا اَ ْث َم َر َو ٰاتُوْ ا َحقَّهٗ يَوْ َم َح‬

“Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan


yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam
rasanya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan
tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan
berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebihan,”.

An-Nabat: tanam-tanaman. (Q.S. An-Naba’: 15)

‫لِّنُ ْخ ِر َج بِ ٖه َحبًّا َّونَبَاتً ۙا‬

“untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-


tanaman,”.

BAB III
PENUTUP

23
A. KESIMPULAN
Alzheimer merupakan penyakit kronik, progresif, dan merupakan
gangguan degenerative otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif
dan kemampuan untuk merawat diri dan menimbulkan kelumpuhan, yang
terutama menyerang orang berusia 65 tahun keatas.
Alzheimer disebabkan oleh protein berbahaya yang menghancurkan sel-sel
otak.Penyakit yang umumnya diderita oleh lansia ini adalah bentuk paling
umum dari demensia. Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring
dengan pertambahan usia.

B. SARAN
1. Dengan mengetahui permasalahan penyebab penyakit alzheimer,
diharapkan masyarakat lebih berhati-hati dan menghindari
penyebab penyakit ini serta benar-benar menjaga kesehatan melalui
makanan maupun berolaharaga yang benar.
2. Para tenaga ahli juga sebaiknya memberikan penyuluhan secara jelas
mengenai bahayanya penyakit ini serta tindakan pengobatan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

24
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Al Quran dan Hadist

Muttaqin, Arif. 2002. Asuhan Keprawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta :
Salemba Medika

Nugroho, Wahyudi. 2002. Keperawatan Gerontik & Geriatik.Jakarta : EGC

Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Jakarta


: EGC

Tarwoto dan Wartonah, 2007.Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem


Persarafan.
Jakarta : Sagung Seto

http://yulianafransiska.wordpress.com/2009/03/15/alzheimer-dementia-pada-
penyakit-alzheimer/

25

Anda mungkin juga menyukai