OLEH :
KELOMPOK 10
1. Rizkina Hakiki (4192431016)
2. Suci Ayu Simeru (4193331001)
3. Tiur Maida Nababan (4193131009)
PSPK 2019 A
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yang berlimpah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-
Nya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
yang berjudul “Penentuan Skor Dan Mengolah Data Hasil Pengukuran” ini
merupakan syarat wajib untuk memenuhi tugas mata kuliah EPHB.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar menjadi lebih
baik lagi.Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik secara
pribadi maupun kelompok.
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
I.3 Tujuan...................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................2
II. 1 Penilaian.............................................................................................................2
BAB III........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
III.1 Kesimpulan......................................................................................................16
III.2 Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahuiapa itu Penilaian Acuan Patokan (PAP).
2. Untuk mengetahui apa itu Penilaian Acuan Norma (PAN).
3. Untuk Mengetahui persamaan dan Perbedaan PAN dan PAP.
1
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Penilaian
Penilaian atau asesmen merupakan kegiatan pengumpulan insformasi hasil
belajar peseta didik secara berkesinambungan menetapkan apakah peseta didik telah
menguasai kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum.Berdasarkan data dan
informasi yang telah diperoleh seorang guru dapat memberikan keputusan terhadap
prestasi peseta didiknya.
Setelah data dan informasi peseta didik terkumpul, baik secara langsung
mapun tidak langsung maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data
(hasil penilaian). Mengolah data berarti memberikan nilai dan makna terhadap data
yang sudah dikumpulkan sebagaimana dikatakan oleh Carl H. Witherington (1952)
“an evaluation is a declaration that samething has or does not have value”. Jika
datanya tentang prestasi belajar, berarti pengolahan data tersebut memberi nilai
kepada peserta didik berdasarkan kualitas hasil pekerjaannya.
Penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pecapaian belajar
peserta didik.Hasil penilaian tentunya harus dapat dinyatakan dan dirasakan sebagai
penghargaan kepada peserta didik yang berhasil atau sebagai pemicu semangat
belajar bagi peserta didik yang masih harus berjuang memperoleh keberhasilan
(Sudjatmiko dan Lili Nurlaili, 2003: 18).
Fenomena yang terjadi banyak guru (evaluator) yang sudah mengumpulkan
data hasil tes dari peserta didiknya, namun belum tahu bagaimana mengolahnya
sehingga data tersebut menjadi mubadzir, data tanpa makna. Sebaliknya jika ada data
yang relative sedikit, tetapi sudah mengetahui cara pengolahannya maka data tersebut
akan mempunyai makna. (Mariana, 2003).
Agar data yang terkumpul memiliki makna, guru sebagai evaluator harus
benar-benar menguasai bagaimana cara memberikan skor yang baik dan benar-benar
dilakukan secara adil sehingga tidak merugikan berbagai pihak. Mengingat begitu
pentingnya pengolahan data dan informasi yang kemudian akan memberikan makna
terhadap peserta didik maka dalam makalah ini akan mencoba memberikan
2
pemaparan tentang “Bagaimana Pengolahan Hasil Penilaian” yang harus dilakukan
oleh seorang evaluator, agar dalam pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan
benar sehingga tidak membawa kerugian kepada semua pihak.
Sebagaimana diamanahkan oleh Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa agar mutu pendidikan terjamin kegiatan evaluasi
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Tentang penilaian
juga diatur di Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan bahwa penilaian merupakan proses pengumpulan informasi
dalam rangka mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Tanggung jawab itu
tentu harus dilakukan oleh guru ketika memberikan penilaian dan mengolah nilai
berdasarkan data dan informasi terhadap peserta didik secara obyektif sehingga tidak
melakukan kesalahan.
Skor adalah hasil pekerjaan menskor (memberikan angka) yang diperoleh
dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab dengan
betul oleh siswa, dengan memperhitungkan bobot jawaban betulnya. Adapun yang
dimaksud nilai adalah angka (bisa juga huruf), yang merupakan hasil ubahan dari
skor yang sudah dijadikan satu dengan skorskor lainnya, serta disesuaikan
pengaturannya dengan standar tertentu. Oleh sebab itu nilai sering disebut dengan
skor standar (standart score). Nilai pada dasarnya adalah angka atau huruf atau
kategori yang melembangkan seberapa jauh atau seberapa besar kemampuan yang
telah ditunjukkan oleh siswa terhadap materi atau bahan yang diujikan, sesuai dengan
rumusan kompetensi dasar dan indikatornya yang telah ditentukan. Untuk sampai
kepada nilai, maka skor-skor hasil ujian yang pada hakekatnya masih merupakan
skor-skor mentah itu perlu diolah lebih dahulu sehingga dapat diubah atau dikonversi
menjadi skor yang sifatnya baku atau standar.
Skor menyimpan informasi mengenai kemampuan siswa. Menurut Crocker
dan Algina skor adalah jumlah dari tiap butir yang dijawab benar oleh siswa, dan
siswa mendapat nilai satu untuk jawaban yang benar dan nilai nol untuk jawaban
yang salah.11 Ada beberapa manfaat dengan adanya skor, diantaranya: akan
diperoleh deskripsi mengenai performansi siswa dalam tes, dapat melakukan analisis
3
kuantitatif terhadap tes dan kaitannya dengan variabel lain, dan yang paling penting
dapat memberikan evaluasi terhadap performansi siswa.
4
a. Cara Memberi Skor Mentah untuk Tes Uraian
Dalam bentuk uraian skor mentah dicari dengan menggunakan system bobot,
system bobot itu sendiri dibagi dua cara, yaitu:
1) Bobot dinyatakan dalam system skor maksimum sesuai dengan tingkat
kesukarannya. Sebagai missal untuk soal yang mudah skor maksimumnya adalah
6, untuk skor yang sedang skor maksimumnya 7 dan untuk skor yang tergolong
sulit diberi skor maksimum 10. Dengan demikian ketika menggunakan cara ini
peserta didik tidak mungkin mendapatkan skor 10.
Contoh 1.
Seorang peserta didik diberi tiga soal dalam bentuk uraian.Setiap soal diberi skor (x)
maksimum dalam rentang 1-10 sesuai dengan kualitas peserta didik.
Tabel 1
Penghitungan Skor dengan Sistem Bobot Pertama
No. Soal Tingkat Kesukaran Jawaban Skor (x)
1 Mudah Betul 6
2 Sedang Betul 7
3 Sukar Betul 10
Jumlah 23
∑X
Rumus Skor:
∑S
Keterangan:
∑X = jumlah skor ∑S = jumlah soal
23
Jadi Skor peserta didik = = 7,67
3
5
Seorang peserta didik dites dengan tiga soal dalam bentuk uraian. Asing-masing soal
diberi bobot sesuai dengan tingkat kesulitannya, yaitu bobot 5 untuk soal yang
sukar;4 untuk soal sedang, dan 3 untuk soal yang mudah. Tiap-tiap soal diberikan
skor (X) dengan rentang 1-10 sesuai dengan kualitas jawaban yang betul.Kemudian
skor (X) yang dicapai oleh setiap peserta didik dikallikan dengan bobot setiap soal.
Tabel 2
Penghitungan Skor dengan Sistem Bobot Kedua
No. Tingkat
Jawaban Skor (x) Bobot (B) XB
Soal Kesukaran
1 Mudah Betul 10 3 30
2 Sedang Betul 10 4 40
3 Sukar Betul 10 5 50
Jumlah 30 12 120
∑ XB
Rumus Skor:
∑B
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran
X = skor tiap soal
B = bobot sesuai dengan tingkat kesukaran soal
∑XB= jumlah hasil perkalian X dengan B
120
Jadi, skor peserta didik adalah; = 10
12
6
Rumus ini digunakan apabila soal-soal tes itu sudah pernah diujicobakan dan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui tingkat kebenarannya. Adapun rumus-rumus
tebakan tersebut adalah;
a) Untuk item bentuk benar-salah (true-false)
Rumus: S = ∑B - ∑S
Keterangan:
S = skor yang dicari
∑B = jumlah jawaban yang benar
∑S = jumlah jawaban yang salah
7
Keterangan:
S = skor yang dicari
∑B = jumlah jawaban yang benar
8
diperoleh setelah membagi skor dengan jumlah soal, karena cara tersebut dianggap
kurang proporsional. Misalnya, seorang peserta didik memperoleh skor 60, sementara
skala yang digunakan untuk mengisi buku rapor adalah skala 0 – 10 atau skala 0 – 5,
maka skor tersebut harus dikonversikan terlebih dahulu menjadi skor standar sebelum
ditetapkan menjadi nilai akhir.
9
Penilaian acuan patokan atau kriteria disebut juga dengan pendekatan ideal,
yaitu idealnya siswa mampu menjawab dengan benar semua soal maupun
menunjukkan penguasaan semua ketrampilan yang diujikan.
Rumus yang digunakan untuk mengolah nilai dengan PAP adalah:
Skor riil
Rentangan = ×100
Skor maksimum ideal
Keterangan:
Skor riil : Skor yang berhasil dicapai oleh setiap siswa
Skor maks Ideal : Skor yang mungkin dapat dicapai oleh setiap siswa bila mampu
menjawab dengan benar semua soal ujian
100 : Skala yang dipakai, yakni skala dengan rentangan mulai dari 0 s/d 100
Contoh :
Pada sebuah tes objektif pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 50 butir. seorang
siswa menjawab dengan benar 30 soal. Maka skor yang dicapai adalah 30. Maka nilai
30
yang dicapai adalah = ×100 = 60.
50
10
menentukan bagian mana yang lebih urgen. Dengan demikian guru harus membatasi
jumlah soal yang diperlukan, karea tidak semua materi yang disampaikan kepada
peserta didik dapat dimunculkan soal- soalnya secara lengkap.
Soal-soal harus dibuat dengan tingkat kesukaran yang bervariasi mulai dari
yang mudah hingga yang sukar sehingga memberikan kemungkinan jawaban peserta
didik bervariasi, soal dapat menyebar, dan dapat membandingkan peserta didik antara
yang satu dengan yang lainnya.
Pengolahan nilai hasil evaluasi hasil belajar dengan menggunakan pendekatan
nilai acuan norma juga disebut dengan penilaian acuan kelompok (PAK), sebab
dalam penentuan nilai hasil evaluasi skor mentah yang dicapai siswa diperbandingkan
dengan skor mentah hasil evaluasi yang dicapai oleh siswa lain, sehingga kualitas
yang dimiliki oleh seorang siswa akan sangat ditentukan oleh kualitas kelompoknya.
Penentuan nilai dengan menggunakan standar relatif ini juga cocok untuk
diterapkan pada tes-tes sumatif (ulangan umum, ujian akhir semester, EBTANAS,
atau yang setara dengan itu).
Dalam proses pengolahan skor mentah hasil evaluasi belajar menjadi nilai
didasarkan pada nilai rata-rata yang dicapai kelompok dan simpangan baku atau
standar deviasinya. Setelah diperoleh atau berhasil diketahui besarnya nilai rata-rat
atau mean dan standar deviasi dari skor-skor hasil evaluasi tersebut, selanjutnya skor-
skor mentah yang dicapai masing-masing siswa bisa dikonversi atau diubah menjadi
nilai standar. Ada bermacam-macam nilai standar yang dapat digunakan untuk
melakukan konversi tersebut , namun yang biasa digunakan ditingkat pendidikan
dasar adalah nilai standar sebelas (standard eleven).
Langakah-langkah pengolahan nilai hasil evaluasi hasil belajar menggunakan
pendekatan PAN adalah dengan contoh sebagai berikut:
Hasil evaluasi yang diikuti oleh 20 siswa diperoleh skor sebagai berikut:
98785456789877689787
Dari skor-skor tersebut dapat dicari:
Σ X = 9+8+7+...+8+7 = 143
11
a. Menghitung nilai rata-rata (mean) dari skor-skor mentah yang dicapai kelompok
dengan menggunakan rumus:
Mx = ΣΧ N
Mx : Mean atau nilai rata-rata yang dicari
ΣX : Jumlah seluruh skor yang dicapai kelompok
N : Banyaknya siswa yang dievaluasi
Jadi meannya adalah:
Mx = 143 20 = 7, 15
Menghitung mean/ nilai rata-rata lebih mudah dengan microsoft excel dengan klik =
AVERAGE(klik kolom yang akan dicari rata-ratanya) lalu enter
Σ x 2 atau Σ fx 2
rumus : SD =
√ N √ N
SD : simpangan baku yang dicari
Σ x2 : jumlah semua deviasi, setelah mengalami proses penguadratan
Σfx2 : jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing-masing skor, dengan deviasi
skor yang telah dikuadratkan
N : Banyaknya siswa dalam kelompok
Dari data diatas diketahui:
Σ fx2 = (9-7,15)2+(8-7,15)2+..........+(8-7,15)2+(7-7,15)2 = 30,260
N = 20
30,260
Jadi SDx =
√ 20
= √ 1,51 = 1,2
Menghitung standar deviasi pada microsoft excel dengan klik = STDEV.S(klik kolom
yang akan dicari standar deviasinya) lalu enter.
12
M + 2,25 SD = 7,15 + (2,25) (1,2) = 7,15 + 2,7 = 9,85 →10
M + 1,75 SD = 7,15 + (1,75) (1,2) = 7,15 + 2,1 = 9,25 →9
M + 1,25 SD = 7,15 + (1,25) (1,2) = 7,15 + 1,5 = 8,65 →8
M + 0,75 SD = 7,15 + (0,75) (1,2) = 7,15 + 0,9 = 8,05 →7
M + 0,25 SD = 7,15 + (0,25) (1,2) = 7,15 + 0,3 = 7,45 →6
M – 0,25 SD = 7,15 - (0,25) (1,2) = 7,15 – 0,3 = 6,85 →5
M – 0,75 SD = 7,15 – (0,75) (1,2) = 7,15 – 0,9 = 6,25 →4
M – 1,25 SD = 7,15 – (1,25) (1,2) = 7,15 – 1,5 = 5,65 →3
M – 1,75 SD = 7,15 – (1,75) (1,2) = 7,15 – 2,1 = 5,05 →2
M – 2,25 SD = 7,15 – (2,25) (1,2) = 7,15 – 2,7 = 4,45 →1
Dari hasil perhitungan tersebut dapat dibuat ringkasan patokan untuk konversi
sebagai berikut:
Skor mentah Skor standar
9,85 keatas 10
9,25 – 9,84 9
8,65 – 9,24 8
8,05 – 8,64 7
7,45 – 8,04 6
6,85 – 7,44 5
6,25 – 6,85 4
5,65 – 6,24 3
5,05 - 5,64 2
4,45 – 5,04 1
4,44 kebawah 0
13
-------------------------------------------------------- B
M + 0,5 (SD) = 7,15 + (0,5) (1,2) = 7,15 + 0,6 = 7,75
-------------------------------------------------------- C
M - 0,5 (SD) = 7,15 – (0,5) (1,2) = 7,15 – 0,6 = 6,55
-------------------------------------------------------- D
M – 1,5 (SD) = 7,15 – (1,5) (1,2) = 7,15 – 1,8 = 5,35
--------------------------------------------------------- E
Jadi jika siswa caca mendapat skor 9 maka nilai standar huruf yang diperoleh adalah
A
II.6 Persamaan dan perbedaan PAP dan PAN
1) Persamaan PAN dan PAP
Penilaian acuan norma dan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi
spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan.
Keduanya memerlukan sampel yang relevan untuk digunakan sebagai subjek
yang hendak dijadikan sasaran evaluasi.
Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentang siswa, kedua
pengukuran memerlukan berbagai item yang disusun dalam satu tes
menggunakan aturan dasar penulisan instrument. Keduanya mempunyai
syarat perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur.
Keduanya dinilai kualitas dan segi validitas dan realibilitasnya
2) Perbedaan PAN dan PAP
Penilaian acuan norma mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan
sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Sedangkan penilaian acuan patokan
mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir
untuk setiap perilaku.
Penilaian acuan norma menekankan perbedaan diantara peserta tes dari segi
tingkat pencapaian belajar secara relatif. Sedangkan penilaian acuan patokan
menekankan penjelasan tentang perilaku yang dapat dan yang tidak dapat
dilakukan oleh setiap peserta tes.
14
Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai
tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah
ataupun terlalu sulit. Sedangkan penilaian acuan patokan mementingkan butir-
butir tes yang relevan dengan perilaku yang akan diukur tapa peduli dengan
tingkat kesulitannya.
Penilaian acuan patokan dimaksudkan untuk mengklasifikasikan seseorang,
mendiagnosa belajar siswa sedangkan penilaian acuan norma digunakan
Untuk mengadakan seleksi pada individu/membuat rangking.
15
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Penilaian Acuan Patokan (PAP), Pendekatan ini dititikberatkan pada apa yang
dapat dilakukan oleh peserta didik. Dapat pula dikatakan penilaian ini
dititikberatkan pada kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai oleh
eserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan
program.
2. Penilaian Acuan Normal (PAN), PAN ialah penilaian yang membandingkan
hasil belajar mahasiswa terhadap hasil dalam kelompoknya. Pada pendekatan
Penilaian Acuan Norma, makna dari angka (skor) seorang peserta didik
ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar
peserta didik lainnya dalam kelompok/kelas.
3. Persamaan dan Perbedaan PAN dan PAP
Persamaan PAN dan PAP
a. Penilaian acuan norma dan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi
spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan.
b. Keduanya memerlukan sampel yang relevan untuk digunakan sebagai
subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi.
c. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentang siswa, kedua
pengukuran memerlukan berbagai item yang disusun dalam satu tes
menggunakan aturan dasar penulisan instrumen
d. Keduanya mempunyai syarat perumusan secara spesifik perilaku yang akan
diukur
e. Keduanya dinilai kualitas dan segi validitas dan realibilitasnya
Perbedaan PAN dan PAP
a. Penilaian acuan norma mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan
sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Sedangkan penilaian acuan patokan
mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir
untuk setiap perilaku.
16
b. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan diantara peserta tes dari segi
tingkat pencapaian belajar secara relatif. Sedangkan penilaian acuan patokan
menekankan penjelasan tentang perilaku yang dapat dan yang tidak dapat
dilakukan oleh setiap peserta tes \
c. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai
tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah
ataupun terlalu sulit. Sedangkan penilaian acuan patokan mementingkan butir-
butir tes yang relevan dengan perilaku yang akan diukur tapa peduli dengan
tingkat kesulitannya
III.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kami mengharapkan
sumbangsi pikiran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Sriyanto, Agus. (2019). Teknik Pengolahan Hasil Asesmen Penentuan Standar
Asesmen, Teknik Pengolahan Dengan Menggunakan Pendekatan Acuan
Patokan (Pap) Dan Acuan Norma (Pan). Jurnal Al-lubab, vol 5(2): 242-258.
Arifin, Zainal, (2006) Konsep Guru tentang Evaluasi dan Aplikasinya dalam Proses
Pembelajaran, Tesis, Bandung: Program Pascasarjana UPI.
Khaeruddin, (2016). Teknik Penskoran Tes Obyektif Model Pilihan Ganda. Jurnal
Madaniyah, Volume 2:183-200.
Mariana, Made Alit, (2003) Pembelajaran Remidial, Jakarta: Dinas Pendidikan
Nasional.
Nasution, (2011) Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Safari, (2003) Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjatmiko dan Nurlaili, lili, (2003) Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Suyitno, Teguh, (2013) Penilaian Pembelajaran (Materi Diklat Fungsional),
Semarang: BDK.
18