Kompetensi Dasar :
3.1. Menerapkan pengendalian mutu bahan baku pengolahan nabati
4.1. Mengendalikan mutu bahan baku pengolahan nabati
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menerapkan pengendalian mutu bahan baku pengolahan nabati
2. Peserta didik terampil mengendalikan mutu bahan baku pengolahan nabati
Materi Pembelajaran :
1. Menerapkan Pengendalian Mutu Bahan Baku Pengolahan Nabati
Mutu komoditas hasil pertanian, terutama bahan baku pengolahan hasil nabati, dipengaruhi
oleh beberapa ampak, yaitu ampak internal maupun factor ekternal.
Faktor internal adalah ampak yang berasal dari bahan pangan itu sendiri, yaitu jenis
kelamin, ukuran, spesies, perkawinan, dan cacat.
Faktor eksternal berasal dari lingkungannya, seperti jarak yang harus di tempuh hingga
ke tempat konsumen, pakan yang diberikan, lokasi penangkapan atau budidaya,
keberadaan organism ampak , kandungan senyawa berracun, atau kandungan polutan
Kramer dan Twigg (1983) telah mengklasifikasikan karakteristik mutu bahan pangan
menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Karakteristik fisik, yaitu karakteristik yang Nampak dari luar pada komoditas hasil
pertanian, yang meliputi warna, ukuran, bentuk dan cacat fisik; kinestika yaitu tekstur,
kekentalan dan konsistensi; ampak yaitu sensasi dari kombinasi rasa dan bau
2) Karakteristik tersembunyi, yaitu karakteristik yang tidak ampak dari komoditas hasil
pertanian, yaitu nilai gizi dan keamanan mikrobiologis.
2. Mengendalikan Mutu Bahan Baku Pengolahan Nabati
Pengendalian mutu merupakan usaha mempertahankan mutu selama proses produksi sampai
produk berada di tangan konsumen pada batas yang dapat diterima dengan biaya seminimal
mungkin.
Pengendalian mutu bahan baku pengolahan nabati adalah suatu tindakan untuk memastikan
bahwa bahan baku pengolahan nabati dirancang dan diproduksi untuk memenuhi standar
mutu yang disyaratkan oleh konsumen maupun produses itu sendiri.
Teknik pengendalian mutu bahan baku pengolahan nabati dilaksanakan melalui tiga tahapan
proses yaitu :
Perencanaan mutu, defisiensi mutu dan peningkatan mutu.
Contohnya pengendalian mutu jagung sebagai bahan baku pengolahan nabati.
Pengendalian mutu jagung dilakukan mulai pemanenan, pengeringan awal, pemipilan,
pengeringan akhir, pengemasan dan penyimpanan.
Pengeringan merupakan usaha untuk menurunkan kadar air sampai batas tertentu, yang
bertujuan agar raksi biologis terhenti dan mikroorganisme serta serangga tidak hidup
didalamnya.
Peralatan laboratorium yang biasanya diperlukan untuk proses pengawasan mutu hasil
pertanian dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
Peralatan gelas (glass ware equipment), peralatan bukan gelas (non glass equipment),
peralatan pemanas (heating equipment), dan neraca untuk menimbang.
Untuk menentukan kadar air bahan pertanian biasanya menggunakan metode oven.
Metode pengeringan dengan oven didasarkan atas prinsip penghitungan selisih bobot bahan
(sampel) sebelum dan sesudah pengeringan.
Selisih bobot tersebut merupakan jumlah air yang teruapkan dan dihitung sebagai kadar air
bahan.
Prinsip metode pengukuran kadar air oven adalah :
Mengeringkan sampel dalam oven pada suhu 100-105 oC sampai bobot bahan kering
konstan, dan selisih bobot awal dengan bobot akhir dihitung sebagai kadar air bahan.
Uji Kompetensi 1
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !
1. Pisang Cavendish memiliki sejumlah karakteristik baik, rasa yang manis, kulit mulus,
bentuknya menarik dan tekstur daging buah lebih lembut. Dalam hal ini dapat dikatakan
pisang Cavendish ………..
A. Bermutu tinggi
B. Bermutu sedang
C. Bermutu rendah
D. Berkwalitas tinggi dibuat rujak
E. Berkwalitas rendah
2. Semakin banyak keistimewaan suatu produk maka semakin tinggi mutunya, dan semakin
banyak defisiensi (kekurangan) suatu produk maka ……….
A. Semakin tinggi mutunya
B. Semakin rendah mutunya
C. Semakin tinggi kwalitasnya
D. Semakin rendah kwalitasnya
E. Berkwalitas untuk produk tertentu
3. Suatu produk dikatakan bermutu tinggi, apabila ….
A. Harganya mahal
B. Ukurannya besar
C. Diolah menggunakan teknologi canggih
D. Memiliki banya atribut baik
E. Cepat laku di pasaran
4. Buah mangga dikatakan bermutu tinggi apabila ………
A. ukurannya besar dan permukaan kulitnya mengkilat
B. ukurannya besar dan warnanya merah
C. ukurannya besar dan harganya mahal
D. kwalitasnya baik
E. memiliki karakteristik yang sesuai dengan selera konsumen
5. Kramer dan Twigg mengklasifikasikan karakteristik mutu bahan hasil pertanian menjadi
dua kelompok, yaitu karakteristik tampak dan karakteristik tersembunyi. Yang termasuk
karakteristik tersembunyi adalah ………
A. Nilai gizi
B. Warna
C. Ukuran
D. Bentuk dan cacat fisik
E. Tekstur
6. Yang termasuk dalam pengertian teknik pengendalian mutu komoditas pertanian adalah
…..
A. Kegiatan pengembangan produk untuk memneuhi keinginan konsumen
B. Kegiatan pengembangan kegagalan produk karena ketidakpuasan konsumen
C. Pengendalian faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
D. Pengendalian kegagalan produk berkwalitas
E. Tindakan untuk memastikan bahwa komoditas hasil pertanian dirancang dan
diproduksi untuk memenuhi standar mutu yang disyaratkan.
7. Defisiensi mutu produk pada komoditas pertanian merupakan kegagalan produk yang
mengakibatkan ketidakpuasan konsumen. Yang tidak termasuk dalam defisiensi produk
berupa ……
A. Kerusakan fisik
B. Kerusakan kimia
C. Kerusakan biologi
D. Keterlambatan pengiriman
E. Kepuasan konsumen
8. Hilangnya zat gizi pada komoditas hasil pertanian selama proses pemanasaan dan
pencucian termasuk ……..
A. Kerusakan fisik
B. Kerusakan kimia
C. Kerusakan biologi
D. Kerusakan mikrobiologi
E. Kerusakan inderawi
9. Minyak goreng yang mengalami perubahan warna dan bau tengik akibat lama disimpan
dan mengalami proses oksidasi. Hal ini mengindikasikan minyak goreng mengalami
kerusakan ……
A. Mikrobiologi
B. Mekanis
C. Fisik
D. Kimia
E. Biologi
10. Produk kripik singkong yang disukai oleh konsumen adalah produk yang berwarna putih,
tekstur renyah, dan rasa bawang. Namun selama proses pengolahan terjadi perubahan
warna, yang semula berwarna keputihan menjadi kecoklatan. Proses perubahan ini
dikenal sebagai reaksi ….
A. Oksidasi
B. Autolysis
C. Browning
D. Burst belly
E. Ripening
Kompetensi Dasar :
3.2. Mengidentifikasi buah segar untuk satuan produksi
4.2. Menunjukkan buah segar untuk satuan produksi
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi buah segar untuk satuan produksi
2. Peserta didik mampu menunjukkan buah segar untuk satuan produksi
Materi Pembelajaran
Buah mengandung air, karbohidrat, vitamin dan mineral, disamping kandungan protein dan
lemak yang terdapat pada beberapa jenis buah.
Buah-buahan memiliki daya simpan yang singkat. Buah-buahan merupakan produk yang mudah
rusak, baik secara mekanis maupun fisiologis.
Kerusakan mekanis dapat terjadi akibat gesekan, penumpukan ataupun kesalahan pemanenan,
sehingga terjadi memar dan luka pada buah.
Kerusakan fisiologis terjadi penurunan mutu secara fisiologis pada buah yang akhirnya terjadi
pelunakan tekstur buah dan keriput.
Pengolahan buah-buahan merupakan upaya untuk mengolah dan mengawetkan, yaitu dengan
mengubah buah-buahan menjadi produk-produk olahan yang mempunyai kenampakan, rasa,
warna, dan aroma yang khas.
Buah jika mendapat perlakuan fisik akan mengakibatkan adanya perubahan warna, misalnya
buah-buahan jika dikupas warna daging buah akan berubah menjadi coklat. Perubahan ini
terjadi karena adanya reaksi browning (pencoklatan) yang disebabkan adanya reaksi
pencoklatan enzimatis, dan secara umum warna coklat pada manisan buah sangat tidak
disukai.
Reaksi pencoklatan enzimatis sering terjadi pada buah-buahan seperti salak, pisang, pala,
apel dan buah lainnya yang banyak mengandung senyawa fenolik.
Beberapa senyawa fenolik yang terdapat dalam buah diantaranya asam klorogenat,
leukoantosianin.
Sedangkan enzim yang terdapat dalam buah dan dapat menyebabkan pencoklatan
diantaranya enzim fenol oksidase, polifenoloksidase dan fenolase.
b. Sari Buah
Sari buah merupakan sari atau filtrat buah melalui proses penghancuran buah dan
penyaringan.
Bahan baku sari buah : buahnya harus masak optimal (matang) sehingga kandungan gula dan
airnya tinggi, tidak busuk tetapi bentuk buah tidak harus sempurna.
Sari buah diolah dengan cara mengambil sari atau filtratnya, kemudian ditambahkan air dan
gula sebagai bahan pengisi, kemudian disterilisasi. Kadar gula sari buah yang diinginkan
berkisar antara 10-15 %, hal ini tergantung tingkat kesukaan konsumen, dengan pH (derajat
keasaman) mencapai 3-4.
c. Sirup Buah
Sirup buah merupakan larutan inti untuk minuman dengan rasa buah asli, rasa manis, aroma
buah yang harum, dan warnanya sesuai dengan warna asli buah serta larutannya kental.
Bahan dasar untuk membuat sirup buah adalah buah yang diambil bagian dagingnya, dan
ditambahkan gula sebagai bahan pendukung.
Sirup buah memerlukan bahan baku buah yang prima dan berkualitas baik, buah yang sudah
masak, beraroma kuat, berdaging dan tidak busuk.
d. Dodol Buah
Dodol buah merupakan campuran dari buah yang telah dihancurkan dengan tepung beras
ketan, santan kelapa, dan gula sehingga dihasilkan produk makanan yang kenyal dengan rasa
manis-asam segar dengan aroma buah yang digunakan.
Pembuatan dodol bertujuan untuk :
- Penganekaragaman pangan
- Meningkatkan nilai ekonomi
- Memperpanjang masa simpan
- Mempertahankan dan memperbaiki mutu gizi buah
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat dodol adalah buah yang diambil bagian
dagingnya, dan ditambahkan bahan lainnya.
Bahan baku dodol diperlukan buah dalam kondisi prima dan berkualitas baik.
Proses pembuatan dodol buah meliputi pemilihan bahan dasar, pengupasan, pengecilan
ukuran, pemarutan/penghancuran, pencampuran dengan bahan pelengkap, pemasakan,
pembungkusan dan pelabelan.
e. Keripik Buah
1) Keripik buah dengan metode Deep Fat Frying
Penggorengan dengan bahan terendam minyak banyak ini dilakukan pada kondisi
tekanan udara normal 1 atm dan suhu penggorengannya 170 oC.
Bahan baku keripik jenis ini adalah buah yang mengandung kadar pati tinggi dan kadar
gula yang cukup rendah.
Misalnya keripik pisang, diperlukan bahan baku buah pisang yang masih mengkal (belum
matang). Yaitu pisang yang dipanen pada kondisi tua optimal dan masih mentah. Jika
bahan yang digoreng dengan metode ini memiliki kadar gula yang tinggi maka akan
menyebabkan gosong selama proses penggorengan karena terjadinya proses karamelisasi.
Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pisang mentah sebagai bahan
dasar, yaitu adanya sifat browning (pencoklatan) dan kandungan getah yang tinggi.
Pencoklatan terjadi segera setelah buah dikupas dan daging buahnya kontak dengan
udara.
Pencegahan pencoklatan dilakukan dengan :
- Merendam buah pisang dalam air atau larutan natrium bisulfit 0,1%.
- Segera menggoreng pisang setelah diiris tipis.
Untuk mengurangi jumlah getah, pisang yang telah dipanen diinapkan dulu satu malam.
Proses ini disebut tahap pelayuan. Pada tahap pelayuan getah pisang dibiarkan terus
menetes dan bahan tampak layu. Merendam pisang dalam air garam juga bisa
menghilangkan getah.
Keripik buah dengan matode deep fat frying lainnya adalah keripik sukun.
Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan keripik buah adalah buah yang
mempunyai rasa manis sudah matang namun tidak terlalu matang. Berbagai buah yang
dapat digunakan sebagai bahan dasar keripik diantaranya adalah nangka, mangga, nanas,
apel, sawo, pepaya, salak dan lainnya.
Buah mangga yang mempunyai rasa manis dan tidak berserabut adalah yang paling bagus
digunakan untuk bahan baku kripik mangga, misalnya mangga arum manis. Tetapi
hampir semua varietas mangga dapat dijadikan bahan baku keripik buah.
Karakteristik bahan baku keripik mangga : buah yang sudah matang namun belum terlalu
matang, tekstur daging masih agak keras.
Buah salak untuk bahan baku keripik : dipilih buah yang tidak sepet, daging buahnya
tebal dan berukuran besar.
Buah nangka untuk bahan baku keripik : dipilih buah nangka yang sudah matang dan
bertekstur kenyal seperti sukun.
f. Sale Buah
Sale pisang dibuat dari buah pisang yang diawetkan dengan cara pengeringan, baik secara
alami maupun secara buatan dalam almari pengering.
Sale pisang memiliki tekstur yang padat dengan rasa manis, warna kecoklatan dan memiliki
aroma yang spesifik.
Bahan baku sale pisang adalah jenis pisang yang mengandung kadar karbohidrat relativ
tinggi, pisang yang benar-benar masak atau sudah sudah tua optimal dan diperam sampai
masak, memiliki rasa manis dan aromanya tajam.
Buah pisang yang sudah tua atau tingkat kemasakan yang sesuai untuk bahan baku sale
pisang ditandai denggan warna kulit kuning kehijauan atau kuning. Kadang ditandai dengan
bercak sawo matang, aroma buahnya tajam, konsistensi sedang dan kulit mudah dilepas.
Uji Kompetensi 2
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !
1. Bagian tumbuhan yang berasal dari bunga atau putik dan biasanya berbiji disebut dengan
……..
a. Akar d. Bunga
b. Batang e. Daun
c. Buah
2. Kerusakan yang terjadi akibat gesekan, penumpukan ataupun kesalahan pemanenan,
sehingga terjadi memar dan luka pada buah dikategorikan ……
a. Kerusakan biologis
b. Kerusakan kimia
c. Kerusakan mikrobiologis
d. Kerusakan mekanis
e. Kerusakan fisiologis
3. Upaya untuk mengubah buah-buahan menjadi produk-produk olahan yang mempunyai
kenampakan, rasa, warna dan aroma yang khas disebut dengan ………
a. Pemasakan
b. Pengolahan
c. Fermentasi
d. Penggorengan
e. Penyulingan
4. Merendam daging buah pisang dalam air atau larutan Natrium bisulfit 0,1%, merupakan
langkah untuk …..
a. Pengolahan buah
b. Mencegah fermentasi enzymatic
c. Mencegah browning
d. Mencegah pembusukan
e. Mencegah ketengikan
5. Berikut ini urutan tahapan yang benar dalam proses pertumbuhan dan respirasi buah.
1) Pembelahan sel
2) Kelayuan (senescence)
3) Pematangan (ripening)
4) Pembusukan (deterioration)
5) Pendewasaan (maturation)
a. 1 – 5 – 3 – 2 – 4
b. 1 – 2- 3 – 4 – 5
c. 1 – 3 – 5 – 2 – 4
d. 5 – 1 – 2 – 3 – 4
e. 5 – 3 – 1 – 2 – 4
6. Contoh buah klimakterik adalah …..
a. Pepaya, mangga
b. Nenas, anggur
c. Jeruk, mentimun
d. Melon, strawberry
e. Semangka, plum
7. Mekanisme gula sebagai pengawet adalah …..
a. Menurunkan aktivitas air dan menyebabkan plasmolysis pada sel
b. Menurunkan kadar air dan meningkatkan tekanan osmosis
c. Meningkatkan aktivitas air dan tekanan turgor dinding sel
d. Meningkatkan kadar air dan tekanan osmosis
e. Meningkatkan aktivitas air dan plasmolysis pada sel
8. Pembuatan larutan garam yang digunakan dalam pembuatan manisan memiliki
konsentrasi/kepekatan ….
a. 10%
b. 20%
c. 30%
d. 40%
e. 50%
9. Pengolahan hasil nabati yang menggunakan bahan baku buah-buahan yaitu …….
a. Pembuatan jelly
b. Pembuatan tape
c. Pembuatan pickle
d. Pembuatan saus
e. Pembuatan keripik
10. Buah-buahan yang sesuai untuk diolah menjadi kripik buah dengan metode vacuum
frying adalah ….
a. Jeruk, nanas, semangka
b. Nangka, apel, nanas
c. Jeruk, nanas, sirsak
d. Semangka,delima, anggur
e. Nanas, anggur, kelengkeng
Kompetensi Dasar :
3.3. Menganalisis kebutuhan alat serta cara penggunaannya
4.3. Menentukan kebutuhan alat serta cara penggunaannya
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menganalisis kebutuhan alat serta cara penggunaannya
2. Peserta didik terampil dalam menentukan kebutuhan alat serta cara penggunaannya
Materi Pembelajaran
3) Dodol buah
Peralatan pengolahan dodol buah adalah :
a. Pisau : alat ini digunakan untuk memotong dan mengupas buah-buahan
b. Timbangan : Alat ini digunakan untuk menimbang bahan utama (buah-buahan)
dan bahan tambahan (tepung, gula, garam, dll)
c. Blender : Alat ini digunakan untuk menghancurkan buah-buahan yang akan dibuat
sari buah.
d. Wadah : beberapa wadah yang biasa digunakan antara lain baskom plastik, loyang
plastik dan sebagainya
e. Pengaduk : alat ini digunakan untuk mengaduk bahan buah-buahan agar dapat
tercampur merata dengan tepung dan gula. Pengaduk yang digunakan bisa terbuat
dari kayu atau logam stainless steel
f. Kompor / pemanas : digunakan untuk memasak / pasteurisasi sari buah, yaitu
filtrate buah yang sudah ditambahkan air dan gula.
g. Wajan : alat ini biasanya terbuat dari alumunium atau besi berlapis baja enamel
dan stainless steel, digunakan untuk menyangrai tepung dan memasak bubur buah
yang akan dibuat dodol.
h. Spatula / solet plastik : digunakan untuk menyolet adonan
4. Keripik buah
1) Metode Deep Fat Frying
Peralatan yang dibutuhkan dalam membuat keripik buah dengan metode
penggorengan deep fat frying adalah :
a. Pisau : alat ini digunakan untuk memotong dan mengupas buah-buahan
b. Pisau pengiris (slicer) : alat ini banyak digunakan untuk mengiris buah-buahan
agar produk yang dihasilkan berbentuk lembaran tipis.
c. Timbangan : alat ini digunakan untuk menimbang bahan, baik bahan utama
yaitu buah-buahan ataupun bahan tambahan yang lain seperti tepung, gula, garam
dsb.
d. Wadah : beberapa wadah yang biasa digunakan antara lain baskom plastik,
Loyang plastik, irik bamboo, dsb.
e. Kompor /pemanas : digunakan untuk memasak bahan, yaitu buah-buahan yang
akan digoreng menjadi keripik
f. Wajan : alat ini biasanya terbuat dari alumunium atau besi berlapis baja enamel
dan stainless steel, digunakan untuk menggoreng keripik buah
g. Spatula / sotel : digunakan untuk meratakan bahan pada saat penggorengan dalam
wajan.
2) Vacuum Frying
Yang membedakan peralatan pembuatan keripik metode vacuum dengan metode
frying deep fat frying adalah peralatan pokok / utama yang mutlkan harus ada dan
tidak bisa diganti dengan alat lainnya, yaitu unit alat penggorengan vakum atau
Vacuum Fryer.
Pada industri besar yang menggunakan teknik modern, penggorengan bahan
dilakukan dalam suatu tempat /ruangan tertutup / vacuum yang dioperasikan secara
machinal dan komputerisasi. Pada proses pengolahan skala besar, biasanya dilakukan
secara terus menerus dan menggunakan alat yang bekerja secara kontinyu. Alat ini
bekerja otomatis yang terdiri dari bejana minyak yang dapat diatur suhunya dan
konveyor yang akan membawa bahan melalui minyak dan ruangan yang dapat
mengeliminasi uap maupun kadar minyak dari bahan.
5. Sale buah
Peralatan yang diperlukan pada pembuatan sale pisang adalah : timbangan, pisau, irik
bamboo, nyiru, rak pengering, alat pengering, plastik sealer, talenan atau roll kayu dan
gelas ukur.
Uji Kompetensi 3
I. Pilihan Ganda
1. Beberapa macam peralatan yang biasa digunakan dalam membuat manisan buah
adalah berikut, kecuali ……
a. Pisau
b. Vacuum frying
c. Timbangan
d. Talenan
e. Baskom
2. Beberapa macam peralatan yang biasa digunakan dalam membuat dodol adalah
berikut, kecuali …..
a. Pisau
b. Vacuum frying
c. Timbangan
d. Talenan
e. Baskom
3. Beberapa macam peralatan yang biasa digunakan dalam membuat sari buah adalah
berikut, kecuali …..
a. Pisau
b. Wajan
c. Timbangan
d. Talenan
e. Baskom
4. Untuk mengupas kulit buah yang akan diolah menjadi manisan digunakan pisau jenis
…..
a. Cutter
b. Peeler
c. Slicer
d. Fryier
e. Grinder
5. Untuk membuat keripik buah pisang, agar ketipisannya bisa merata sebaiknya
digunakan alat …..
a. Cutter
b. Peeler
c. Slicer
d. Fryier
e. Grinder
6. Untuk membuat sari buah nanas, alat yang digunakan untuk menghancurkan buah
setelah dilakukan pengecilan ukuran yaitu …..
a. Cutter
b. Peeler
c. Slicer
d. Fryier
e. Blender
7. Untuk membuat jam dari buah nanas, alat yang digunakan untuk melakukan
pengecilan ukuran yaitu …..
a. Grinder
b. Peeler
c. Slicer
d. Fryier
e. Blender
8. Untuk membuat keripik buah pisang menggunakan penggorengan dengan metode
……….
a. Vacuum frying
b. Roller frying
c. Burn frying
d. Deep fat frying
e. Keep fat frying
9. Untuk membuat keripik buah nangka agar tidak gosong dan kematangannya merata
menggunakan penggorengan dengan metode …..
a. Vacuum frying
b. Roller frying
c. Burn frying
d. Deep fat frying
e. Keep fat frying
10. Mesin penggorengan hampa yang menggunakan pemvakuman dengan water jet
adalah penggorengan dengan metode …..
a. Vacuum frying
b. Roller frying
c. Burn frying
d. Deep fat frying
e. Keep fat frying
II. Essay
1. Jelaskan pengertian dari pengolahan buah-buahan dan jelaskan tujuannya !
2. Sebutkan macam-macam produk olahan buah-buahan yang banyak terdapat di
daerahmu, dan sebutkan alat dan bahan yang diperlukan !
3. Sebutkan macam-macam peralatan yang diperlukan untuk pengolahan dodol nanas
dan keripik nangka !
4. Jelaskan cara penggunaan alat berikut :
a. Grinder
b. Vacuum fryier
5. Jelaskan langkah kerja pengolahan hasil buah-buahan untuk 3 jenis produk olahan
yang Anda ketahui !
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menerapkan proses pengecilan ukuran buah
2. Peserta didik mampu melakukan pengecilan ukuran buah
Materi Pembelajaran
1. Menerapkan proses pengecilan ukuran buah
Pengecilan ukuran pada buah merupakan unit operasi yang diterapkan pada buah-buahan untuk
mengurangi ukurannya dengan menerapkan proses pemotongan, pengirisan, penggilingan,
penekanan atau pemukulan.
Pengecilan ukuran pada buah merupakan proses awal dalam suatu kegiatan pengolahan pangan.
Ada beberapa jenis pengecilan ukuran tergantung dari tujuan pengolahannya.
Keuntungan pengecilan ukuran dalam proses pengolahan buah-buahan adalah :
1) Meningkatkan luas permukaan yang dapat meningkatkan kecepatan pengeringan,
pemanasan atau pendinginan serta meningkatkan efisiensi dan kecepatan ekstraksi
komponen cairan seperti pada sari buah atau santan
2) Bila dikombinasi dengan penyaringan atau pengayakan, akan memppermudah proses
pengayakan seperti pada pembuatan bubuk buah
3) Ukuran partikel yang hampir sama akan menghasilkan campuran yang lebih baik seperti
jam dan jelly.
Pengecilan ukuran pada buah mempunyai efek sedikit atau bahkan tidak sama sekali terhadap
pengawetan, dan biasanya digunakan untuk meningkatkan kualitas makanan atau kemudahan
untuk proses selanjutnya.
Pada beberapa bahan pangan akan menurunkan kualitas dengan terjadinya pelepasan enzim
bahan dari jaringan yang rusak oleh aktivitas mikroba dan oksidasi pada area yang diperluas
permukaannya, kecuali perlakuan pencegahan diterapkan.
Tekstur buah-buahan yang umumnya diukur dengan skala maks, yaitu kriteria mengenai
ketahanan bahan terhadap penghancuran.
Kekerasan buah harus dipertimbangkan pada saat memilih peralatan pengecilan ukuran, karena
bahan yang keras biasanya akan lebih sulit dikecilkan ukurannya dan membutuhkan energi yang
lebih besar.
Struktur mekanik buah dapat memberi petunjuk pada tipe gaya yang harus diberikan agar terjad
pemecahan bahan. Untuk bahan-bahan yang mudah pecah (frioble) atau bahan yang memiliki
struktur Kristal, pemecahan lebih mudah terjjadi secara memanjang dalam satu bidang datar, alat
yang sesuai dengan bahan tersebut bila bahan cenderung pecah pada beberapa jalur pecahan, alat
yang dipakai menggunakan gaya pukul impact seperti pada biji-bijian sedangkan bahan yang
cenderung sobek sehar seperti halnya buah-buahan cara yang tepat untuk proses pengecilan
ukurannya adalah dengan cara pengirisan dan pemotongan.
Uji Kompetensi 4
I. Pilihan Ganda
1. Pengecilan ukuran pada buah merupakan unit operasi yang diterapkan pada buah-buahan
untuk mengurangi ukurannya dengan menerapkan proses berikut, kecuali …..
a. Pemotongan
b. Penggilingan
c. Penyaringan
d. Pengirisan
e. Penekanan
2. Keuntungan pengecilan ukuran dalam proses pengolahan buah-buahan adalah berikut,
kecuali …..
a. Meningkatkan kecepatan pengeringan
b. Meningkatkan kecepatan pemanasan
c. Meningkatkan kecepatan pendinginan
d. Meningkatkan kecepatan ekstraksi cairan
e. Meningkatkan kecepatan fermentasi
3. Keuntungan pengecilan ukuran dalam proses pengolahan buah-buahan, kecuali …..
a. Memudahkan penyaringan / pengayaan
b. Lebih awet
c. Lebih efisien
d. Lebih mudah dalam pengemasan
e. Lebih mudah dalam mengkonsumsi
4. Keuntungan pengecilan ukuran dalam proses pengolahan buah-buahan bila digabungkan
dengan penyaringan / pengayaan adalah ……….
a. Mempermudah penyaringan / pengayaan
b. Mempermudah pengeringan
c. Mempermudah pemanasan
d. Mempermudah pendinginan
e. Mempermudah fermentasi
5. Pengecilan ukuran pada proses produksi sari buah dan sirup buah, yang utama dilakukan
adalah proses …..
a. Pemotongan dan pengirisan
b. Pemotongan dan penghancuran
c. Pemotongan dan penyaringan
d. Pengirisan dan penyaringan
e. Penyaringan dan penghancuran
6. Alat yang digunakan untuk pengecilan ukuran pada pengolahan dodol buah serupa
dengan alat yang digunakan dalam pengolahan ……
a. Kripik buah
b. Susu kedelai
c. Sale pisang
d. Kripik umbi
e. Tape
7. Pengecilan ukuran pada pengolahan sale pisang adalah ………
a. Pemotongan dan pengirisan
b. Pemotongan dan penghancuran
c. Pengirisan dan penekanan
d. Pengirisan dan penghancuran
e. Penghancuran dan penekanan
8. Proses pengecilan ukuran pada pengolatan tape singkong adalah ….
a. Pemotongan dan pengirisan
b. Pemotongan dan penghancuran
c. Pengirisan dan penekanan
d. Pengirisan dan penghancuran
e. Penghancuran dan penekanan
9. Proses pengecilan ukuran pada pengolahan tape, jam dan selai adalah …..
a. Pemotongan dan pengirisan
b. Pemotongan dan penghancuran
c. Pengirisan dan penekanan
d. Pengirisan dan pemblenderan
e. Penghancuran dan penekanan
10. Yang tidak termasuk dalam peralatan pengecilan ukuran adalah ….
a. Cutter
b. Slicer
c. Grinder
d. Vacuum Fryier
e. Blender
II. Essay
1. Jelaskan pengertian pengecilan ukuran buah-buahan dan jelaskan tujuannya !
2. Sebutkan keuntungan pengecilan ukuran !
3. Sebutkan beberapa macam pengolahan bahan hasil buah-buahan, dan jelaskan proses
pengecilan ukurannya !
4. Jelaskan cara penggunaan :
a. Slicer
b. Blender
BAB 5. PENGOLAHAN HASIL BUAH-BUAHAN
Kompetensi Dasar :
3.5. Menerapkan pengolahan hasil buah-buahan
4.5. Memproduksi olahan hasil buah-buahan
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menerapkan pengolahan hasil buah-buahan
2. Peserta didik memproduksi olahan hasil buah-buahan
Materi Pembelajaran
1. Menerapkan pengolahan hasil buah-buahan
Pengolahan buah-buahan merupakan kegiatan produksi dengan bahan dasar buah-buahan
yang dapat menghasilkan berbagai jenis produk olahan seperti sale, manisan buah, sari buah,
sirup buah, dodol buah, keripik buah, dan sebagainya.
Pengolahan ini meliputi : kriteria bahan yang digunakan, proses pengolahan, pengemasan
dengan pelabelannya, perencanaan biaya, dan pemasaran.
a. Manisan Buah
Manisan buah adalah buah yang direndam dalam larutan gula pekat sehingga diperoleh
buah yang manis dengan tekstur yang renyah dan awet. Ada 2 jenis manisan buah, yaitu
manisan buah basah dan manisan buah kering.
Proses pengolahan manisan buah meliputi :
a) Perlakuan Pendahuluan
Perlakuan pendahuluan yang perlu dilakukan adalah :
- Sortasi : yaitu buah dipilih sesuai dengan kriteria yang diinginkan, misalnya buah
mangga dipilih yang masih mengkal atau masih muda (ranum), buah tidak busuk
dan memiliki daging yang tebal.
- Pengupasan kulit buah dan penghilangan bagian-bagian yang tidak digunakan
(biji)
- Pencucian, bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang menempel dan
mengurangi getah. Pencucian dilakukan dengan air yang mengalir.
b) Pengecilan Ukuran
Buah-buahan setelah dikupas dipotong-potong sesuai dengan keinginan, bertujuan
untuk mempercepat penyerapan gula ke dalam buah.
c) Perendaman
Perendaman buah dilakukan dalam larutan CaCl2 atau CaCO3 (kapur).
Fungsi perendaman dalam larutan kalsium adalah memperkokoh jaringan buah, agar
teksturnya menjadi keras. Selama perendaman berlangsung, ion Ca akan bereaksi
dengan pectin sehingga membentuk Ca-pektat. Dengan terbentuknya Ca-Pektat, maka
jaringan sel pada buah akan menjadi lebih keras.
d) Penggulaan
Gula mempunyai sifat mudah terhidrolisis, mudah larut dalam air, pada kondisi jenuh
mudah mengkristal dan pada suhu tinggi dapat terjadi karamelisasi.
Gula berfungsi sebagai zat pemanis, zat pengawet dan zat pemantap flavor suatu
produk olahan.
Penggulaan pada proses pembuatan manisan buah adalah proses penambahan
sejumlah gula dalam bentuk larutan, yang dimaksudkan untuk memberikan rasa
manis pada potongan buah dan memiliki aroma yang enak.
Selain penggulaan pada buah dalam manisan yang disertai dengan penambahan asam
sitrat atau asam benzoate bertujuan sebagai pengawet.
b. Sirup Buah
Sirup buah merupakan larutan inti untuk minuman dengan rasa buah asli, rasa manis,
aroma buah yang harum, dan warnanya sesuai dengan warna asli buah serta larutannya
kental.
Proses pengolahan sirup buah adalah sebagai berikut :
a) Pemilihan bahan dasar
Buah untuk membuat sirup harus dipilih dan disortasi dengan tujuan untuk
memisahkan buah yang tidak sesuai dengan kriteria untuk diolah menjadi sirup.
Kriteria bahan dasar sirup buah adalah buah yang matang optimal, tidak busuk, buah
yang segar, bebas penyakit dan bebas dari kerusakan lainnya.
b) Pengupasan kulit
Pengupasan dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan bagian buah yang tidak
digunakan seperti kulit, mata nanas, sisa tangkai atau bagian lain yang tidak
diperlukan, sehingga diperoleh daging buah yang bersih.
c) Pencucian
Daging buah dicuci menggunakan air bersih dengan tujuan untuk membersihkan
kotoran-kotoran dan getah yang masih melekat/menempel atau tercampur diantara
daging buah. Pencucian dilakukan dengan air mengalir atau dengan cara disemprot
menggunakan tekanan.
d) Pengecilan ukuran
Daging buah yang telah dikupas lalu dipotong-potong dengan pisau. Pengecilan
ukuran bertujuan untuk memudahkan dalam penggilingn atau penghancuran.
Pengecilan ukuran dilakukan dengan cara memarut atau menggiling buah
menggunakan blender sampai diperoleh bubur buah, atau dapat juga menggunakan
juice extractor dengan memperoleh sari buah tanpa dilakukan penyaringan.
c. Dodol Buah
Proses pembuatan dodol buah meliputi :
a) Pemilihan bahan dasar
Buah yang digunakan disortir atau dipilih yang matang, tidak busuk
b) Pemasakan santan
Santan kental diperoleh dari hasil pemerasan kelapa tua parut dimasak dengan api
sedang sambil diaduk-aduk sampai diperoleh santan kanil yang kental dan agak
berminyak
c) Pemasakan tepung beras ketan
Sebelum dicampur dengan bahan lain, tepung beras ketan yang digunakan dimasak
dengan cara disangrai atau digoreng tanpa minyak dengan api kecil sampai matang
dan warnanya agak kuning.
Tujuannya agar tepung beras ketan benar-benar matang dan tepung tidak terasa
mentah pada hasil akhir.
d) Pengambilan daging buah
Daging buah, sebagai bagian yang akan dibuat menjadi dodol, dipisahkan dari bagian
lain yang tidak diperlukan. Untuk buah yang mempunyai kulit, bij dan bagian lain
yang harus dipisahkan, maka dipisahkan dulu. Untuk buah yang tidak perlu dikupas
maka cukup dibersihkan dan dicuci sebelum diolah.
e) Penghancuran
Daging buah yang diperoleh selanjutnya dihancurkan dengan diparut atau diblender.
Proses penghancuran ini bertujuan agar pada saat dicampur dengan bahan-bahan lain
akan tercampur dengan rata.
f) Pencampuran
Bubur buah, santan kanil, tepung beras ketan sangria, gula merah dan gula pasir
ditimbang sesuai kebutuhan, kemudian dicampur sampai rata. Pencampuran ini
bertujuan untuk memudahkan dalam pemasakan dan mendapatkan produk akhir yang
baik.
g) Pemasakan
Bahan-bahan yang telah tercamur rata selanjutnya dimasak dengan api sedang sambil
diaduk-aduk. Pengadukan bertujuan selain untuk mencampur adonan secara merata,
juga berfungsi untuk meratakan panas selama pemasakan.
Pemasakan dilakukan sampai adonan matang dengan ciri-ciri kental dan sudah tidak
lengket ditangan. Setelah adonan matang ditambahkan minyak goreng atau margarin
kemudian diaduk lagi beberapa saat sampai tercampur rata, lalu diangkat dari api.
h) Pendinginan
Selanjutnya dodol yang telah matang dimasukkan ke dalam Loyang untuk
didinginkan. Pendinginan bertujuan untuk mempermudah pemotongan dan
pembungkusan.
i) Pemotongan dan pembungkusan
j) Setelah dodol benar-benar dingin, dodol dipotong-potong sesuai selera, kemudian
dibungkus dengan plastik.
d. Keripik buah
Keripik adalah chips, yang umumnya dibuat melalui proses penggorengan menggunakan
metode deep fat frying dan vacuum frying.
Keripik biasanya dibuat dari hasil pertanian yang memiliki kandungan pati yang tinggi,
seperti kentang, ubi, singkong, pisang, sukun.
1) Keripik buah dengan metode deep fat frying
Penggorengan dilakukan pada kondisi tekanan udara normal 1 atmosfer dan pada
suhu penggorengan yang tinggi sekitar 170 oC.
Pembuatan keripik dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu epmilihan bahan baku,
pengupasan kulit, pengecilan ukuran, perlakuan pendahuluan (perendaman larutan
kapur, perendaman larutan garam), penggorengan, penirisan dan pengemasan.
Keripik memiliki tekstur yang renyah, berwarna putih kekuning-kuningan, dapat
disajikan dalam berbagai cita rasa : rasa asin, manis, pedas dan lainnya.
2) Keripik buah dengan cara vacuum frying
Mesin penggorengan menggunakan pemvakuman dengan water jet dimana fluida
yang digunakan untuk memvakumkan adalah air.
Bagian penting dari mesin penggorengannya adalah : pompa vakum system water jet,
ruang penggoreng, kondensor, unit pemanas, unit pengendali operasi.
a) Persiapan bahan
- Buah dikupas dan dipotong sesuai bentuk yang diinginkan. Bila permukaan bahan
mengandung air terlalu tinggi maka irisan buah perlu ditiriskan menggunakan
mesin spinner dan tambahkan bahan-bahan sesuai dengan kebutuhan
- Bahan ditimbang sesuai kapasitas kerja mesin (untuk minyak 47 liter, bahan
maksimal 3 kg)
b) Persiapan mesin
- Wajan penggorengan diisi dengan minyak kelapa 47 liter sampai batas poros
keranjang bawah.
- Posisi keranjang penggoreng diletakkan pada kondisi tidak tercelup minyak
goreng
- Aliran listrik dihidupkan dengan menggunakan saklar listrik
- Posisi jarum termokontrol diatur pada suhu yang diinginkan untuk nangka
digunakan suhu 85 oC
- Api kompor dinyalakan dengan menggunakan tombol nyala api. Besar kecilnya
nyala api diatur dengan menggunakan spuyer.
- Suhu minyak ditunggu sampai mencapi nilai yang diinginkan ditandai dengan
hidup mati secara bergantian dari lampu pengontrol.
c) Proses penggorengan
- Buah yang telah dipotong dimasukkan ke dalam keranjang penggoreng, kemudian
tutup pintu keranjang rapat-rapat.
- Tangki penggoreng ditutup dengan menggunakan bantuan klem
- Pompa dinyalakan, tunggu sampai tekanan vakum yang terbaca pada manometer
mencapai 650 mmHg
- Keranjang penggoreng diputar sehingga irisan buah terendam ke dalam minyak
- Keranjang diputar dengan tangan secara periodic (setiap 15 menit)
d) Proses penggorengan akan berakhir bila tidak keluar gelembung air pada minyak
penggoreng dengan cara melihat melalui kaca pengintip dengan dibantu lampu
penerangan.
e) Mengakhiri proses
- Keranjang penggoreng diputar pada posisi tidak tercelup minyak
- Pompa dimatikan dan dibuka kram pembuangan tekanan yang ada pada bagian
atas tangki penggoreng sehingga tekanan sama dengan tekanan udara luar
- Penutup tangki penggoreng dibuka dilanjutkan dengan membuka pintu keranjang
penggoreng.
- Keripik hasil penggorengan dipindahkan dengan menggunakan serok ke dalam
spinner
- Motor spinber dijalankan dan ditunggu sampai kering.
e. Sale buah
Sale buah merupakan salah satu jenis makanan yang terbuat dari buah yang diawetkan
dengan cara pengeringan, baik secara alami maupun buatan dalam almari pengering.
Proses pembuatan sale secara tradisional meliputi :
Pengupasan pisang, pengerokan buah, kemudian pengeringan menggunakan tampah yang
telah dialasi merang, dijemur dibawah sinar matahari dan dilakukan pengepresan sampai
diperoleh ketebalan tertentu.
Secara modern sale pisang dikeringkan dengan alat pengering yang dapat diatur suhu dan
lama pengeringannya.
Untuk mengawetkan sale pisang dapat digunakan bahan kimia natrium bisulfit dan
belerang.
Setelah buah pisang dikerok, maka pisang diatur diatas rak pengering, kemudian diasap
dengan menggunakan belerang sebanyak 1-2 gr/kg bahan selama 1 jam, setelah itu
dipipihkan dan dikeringkan sampai diperoleh kadar air 20 - 30 %.
Pembuatan sale pisang dengan cara ini memiliki daya tahan 1-2 bulan.
Langkah kerja :
1. Pilihlah buah yang masih mentah atau mengkal, kemudian dicuci dengan air bersih
2. Buah dikupas kulitnya dan dipisahkan bijinya, kemudian dipotong-potong atau
dirajang (untuk buah pala)
3. Potongan buah direndam dalam larutan garam (lama perendaman dan kadar garam
yang digunakan tergantung jenis buahnya), untuk buah pala direndam selama 6 jam.
Kemudian buah dicuci dan ditiriskan
4. Buatlah larutan kapur 10% (diambil yang beningnya) atau CaCl2 0,1% dan
rendamlah potongan buah dalam larutan tersebut selama 1 jam, kemudian dicuci
dengan air bersih.
5. Buatlah larutan garam 10% (b/v) kemudian buah direndam dalam larutan garam
tersebut selama 1 - 2 jam
6. Buah dibilas dengan air panas lalu ditiriskan
7. Siapkan larutan gula dengan perbandingan 400 gram dimasakn dengan air 1 liter,
disaring kemudian didinginkan.
8. Kemudian rendam buah tersebut dalam larutan gula selama 1 malam. Kemduian
tiriskan dan larutan gulanya dipekatkan dengan cara dipanaskan menggunakan api
kecil agar tidak gosong atau tidak terjadi karamelisasi.
9. Setelah larutan gula dingin, buah direndam kembali dalam larutan gula, demikian
seterusnya sampai 5 – 7 hari.
Dimasak 12 m,
80oC
Langkah Kerja :
1. Bumbu-bumbu yang digunakan terdiri dari garam, bawang putih, dan gula pasir.
Bumbu rasa asin dibuat dari garam 10 gr dan bawang putih 2 siung. Bahan-bahan
tersebut ditumbuk hingga halus. Setelah halus, tambahkan air sebanyak 100 cc dan
diaduk hingga rata. Bumbu manis dibuat dengan cara melarutkan gula 250 gr dan
garam 2 gr ke dalam 1 liter air.
2. Pisang nangka / kapok kuning dipilih yang tua dan belum matang. Pisang dikupas
kulit bagian luarnya sampai bersih dengan pisau yang tahan karat. Pengkulitan buah
pisang dilakukan satu per satu, dan langsung diiris dan digoreng (tanpa ada waktu
menunggu).
3. Pengirisan dilakukan menggunakan alat pengiris (slicer0 dengan ketebalan 1 – 1,5
mm. penggorengan dilakukan pada suhu 170 – 200 oC. hingga warna pisang
kekuningan.
4. Penambahan bumbu asin dilakukan pada saat pisang masih dalam proses
penggorengan. Bumbu cair dimasukkan ke dalam minyak pada saat keripik setengah
matang.
5. Penambahan bumbu manis dilakukan setelah keripik pisang mendekati kering
sempurna. Keripik pisang yang hampir masak atau kering diangkat dari minyaknya.
Selanjutnya, keripik pisang dicelupkan ke dalam bumbu manis yang sudah disiapkan.
Usahakan semua permukaan pisang terbaluri oleh bumbu manis. Keripik pisang
digoreng kembali hingga kering sempurna.
6. Keripik pisang hasil penggorengan dihamparkan pada tampah yang diberi alas/kertas
koran. Biarkan keripik tersebut dingin (suhu kamar). Setelah itu, keripik dikemas
dengan kantong plastik yang kering.
e. Pembuatan keripik nangka dengan vacuum frying
Tujuan :
Peserta didik diharapkan mampu menghasilkan keripik nangka dengan kriteria warna
kuning, renyah, tidak sepet, dan manis.
Alat :
- Timbangan
- Pisau
- Panci /baskom
- Kantong plastik ukuran 0,25 kg
- Satu unit alat penggoreng vakum / Vacuum Fryier
- Spiner
- Serok
- Talenan
Bahan :
- Buah nangka matang
- Na2SO4
Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan sesuai daftar dan periksa semua alat dan
bahan tersebut
2. Lakukan sortasi untuk memisahkan buah nangka yang rusak karena busuk atau lunak
karena benturan atau himpitan. Jika nangka masih agak mentah lakukan pemeraman
dengan menggunakan karbit selama 48 jam.
3. Kupas buah nangka menggunakan pisau stainlessteel kemudian potong-potong
4. Rendam dalam larutan natrium bisulfit 0,1% selama 10 menit kemudian dicuci.
5. Goreng dengan alat penggoreng vakum pada suhu 90oC selama 40 menit. Lakukan
pembalikan selama penggorengan setiap 15 menit sekali.
6. Lakukan pemusingan untuk memisahkan minyak dan agar tekstur menjadi keras dan
renyah
7. Lakukan pengemasan dengan plastik polietilen tebal dengan diisi silica gel
didalamnya.
Uji Kompetensi 5
I. Pilihan Ganda
1. Cara yang benar pada langkah penyesuaian keasaman dalam pengolahan jam / selai
adalah …..
a. Penambahan asam sitrat sehingga pH 3,5 – 4,5
b. Penambahan asam asetat sehingga pH 3,5 – 4,5
c. Penambahan asam sulfat sehingga pH 4,5 – 5,5
d. Penambahan asam nitrat sehingga pH 4,5 – 5,5
e. Penambahan asam benzoate sehingga pH 4,5 – 5,5
2. Pencucian yang kurang bersih setelah perendama dengan kapur dalam pembuatan
manisan buah akan menyebabkan after taste ….
a. Manis
b. Pahit
c. Asin
d. Asam
e. Langu
3. Pada proses pematangan buah terjadi pelunakan buah karena adanya …….
a. Perubahan protopektin menjadi pectin
b. Perubahan selulosa menjadi larut air
c. Perubahan pati menjadi gula sederhana
d. Perubahan protein menjadi asam amino
e. Perubahan lemak menjadi gliserol dan asam lemak
4. Dalam pengolahan keripik salak system penggorengan yang dipergunakan adalah ….
a. Vacuum frying
b. Spray frying
c. Surface frying
d. Deep frying
e. Shallow frying
5. Konsentrasi gula dalam air yang dipergunakan dalam pembuatan sari buah umumnya
adalah ……
a. 10 – 15 %
b. 15 – 20 %
c. 20 – 25 %
d. 25 – 30 %
e. 30 – 50 %
6. Bahan yang sesuai untuk pembuatan manisan basah berair yaitu …..
a. Kedondong dan mangga
b. Mangga dan sirsak
c. Pala dan asam jawa
d. Asam jawa dan pepaya
e. Blimbing wuluh dan mangga
7. Pengeringan pada pembuatan samiler menggunakan cara …..
a. Sun drying
b. Drum drying
c. Cabinet drying
d. Tunnel drying
e. Spray drying
8. Dalam pembuatan selai, perbandingan gula dan bubur buah yang dipergunakan adalah
……..
a. 50 % : 50%
b. 40 % : 60 %
c. 35 % : 65 %
d. 65 % : 35 %
e. 60 % : 30 %
9. Mikroba yang berperan dalam pembuatan pikel / asinan sayuran adalah ……
a. Leuconostoc mesenteroides
b. Acetobacter xylinum
c. Staphylococcus aureus
d. Stereptococcus thermophillus
e. Clostridium botulinum
10. Kriteria produk yang diharapkan dari pengolahan keripik nangka adalah …..
a. Warna kuning, teksturnya kenyal dan rasanya manis
b. Warna kuning, teksturnya renyah, dan rasanya manis
c. Warna coklat, teksturnya kenyal dan manis
d. Warna kuning, teksturnya renyah dan sedikit asam rasanya
e. Warna kekuningan, tekstur renyah, rasa agak sepet dan sedikit manis
II. Essay
1. Jelaskan melalui diagram alir proses 3 macam pengolahan hasil buah-buahan yang Anda
pahami !
2. Carilah referensi dari berbagai media (cetak, elektronik, pengamatan langsung di daerah
Anda) mengenai produk olahan hasil buah-buahan diatas (soal no. 1), dan sajikan
informasi sebagaimana pada tabel di bawah ini :
No Nama Produk Alat, Bahan dan Langkah Kerja
Olahan Alat Bahan Langkah Kerja / proses
pengolahan
1 a. a. 1)
b. b. 2)
c. c. 3)
d. d. 4)
e. e. 5)
2 a. a. 1)
b. b. 2)
c. c. 3)
d. d. 4)
e. e. 5)
3 a. a. 1)
b. b. 2)
c. c. 3)
d. d. 4)
e. e. 5)