“Pendidikan Budi Pekerti atau Akhlak untuk Anak Usia Dini dalam Keluarga”
Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Pendidikan
Anak Dalam Keluarga tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabat dan kepada
kita umatnya hingga akhir zaman nanti.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah yang berjudul “Pendidikan Budi Pekerti atau Akhlak untuk Anak
Usia Dini dalam Keluarga”, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tuntas.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca dan juga penulis. Kami mengharapkan kritik dan juga saran terhadap makalah ini,
agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, bahwa didalam makalah ini masih
banyak terdapat kekurangannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..............................................................................................................................2
BAB II Pembahasan......................................................................................................................................3
D. Macam - Macam Karakter (18 nilai pendidikan karakter yang perlu di internalisasikan dalam
pendidikan anak usia dini).......................................................................................................................6
A. Kesimpulan........................................................................................................................................13
B. Saran..................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bertujuan bukan hanya membentuk manusia yang cerdas otaknya dan terampil
dalam melaksanakan tugas, namun diharapkan menghasilkan manusia yang memiliki budi
pekerti, bersumber dari hati nurani. Oleh karena itu, pendidikan tidak semata - mata
mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga mentransfer nilai - nilai budi
pekerti dan nilai - nilai kemanusiaan yang bersifat universal. Dengan mentransfer nilai budi
pekerti yang bersifat universal, diharapkan peserta didik dapat menghargai kehidupan orang
lain, tercermin dalam tingkah laku serta aktualisasi diri menjadi warga bangsa semenjak usia
dini hingga meranjak usia dewasa kelak.
Oleh karena itu, sangat penting artinya pendidikan budi pekerti agar peran pendidikan
sebagai habitus yang dapat merubah perilaku peserta didik menjadi manusia ideal dengan
parameter memiliki sikap cinta tanah air, bertanggung jawab, cerdas, mampu memahami
segala persoalan bangsa dan mengelolanya dengan arif. Dengan diberikannya pendidikan budi
pekerti bagi anak usia dini diharapkan dapat merubah perilaku anak, sehingga peserta didik jika
sudah dewasa lebih bertanggung jawab dan menghargai sesamanya dan mampu menghadapi
tantangan jaman yang cepat berubah. Disinilah pentingnya nilai - nilai budi pekerti yang
berfungsi sebagai media transformasi manusia agar lebih baik, memiliki keunggulan dan
kecerdasan di berbagai bidang, baik kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan
spiritual, kecerdasan kinestika, kecerdasan logis, musikal dan linguistik (Habibah, 2007: 1).
Peran orang tua hanya sebatas memberi hal terbaik sesuai dengan jiwa jaman yang sedang
dihadapi saat ini, agar kelak peserta didik (anak - anak usia dini) bagaikan anak panah lepas dari
busurnya menentang, mengatasi permasalahannya sendiri, namun memiliki keunggulan budi
pekerti yang baik dan luhur.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan budi pekerti dan akhlak?
2. Bagaimana cara mengajarkan budi pekerti atau akhlak pada anak usia dini?
3. Apakah penting mengajarkan budi pekerti atau akhlak pada anak usia dini?
4. Sebutkan macam - macam karakter (18 nilai pendidikan karakter yang perlu di
internalisasikan dalam pendidikan anak usia dini)?
5. Bagaimana cara menanamkan karakter pada anak usia dini dalam keluarga?
6. Jelaskan manfaat budi pekerti dan akhlak pada anak usia dini?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan pembaca dan penulis tentang pentingnya
penanaman budi pekerti dan akhlak yang baik sejak anak usia dini, supaya anak bisa
tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti
luhur.
2. Untuk menjelaskan lebih jauh kepada pembaca tentang macam - macam karakteristik
anak dan bagaimana cara memberi pengertian tentang budi pekerti dan akhlak yang
baik pada anak - anak usia dini yang mempunyai karakter berbeda - beda.
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat memberikan ilmu pengetahuan baru bagi pembaca maupun penulis tentang
pentingnya mengajarkan pendidikan budi pekerti dan akhlak kepada anak usia dini, baik
itu disekolah maupun dirumah.
2. Dapat mengetahui tata cara untuk menanamkan pendidikan budi pekerti dan akhlak
pada anak sejak usia dini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Akhlak secara bahasa, berasal dari bahasa arab “khuluqun” yang dapat diartikan sebagai
budi pekerti, perangai, tingkah laku, tabiat, tata krama, sopan santun, adab dan tindakan.
Secara umum, akhlak adalah karakter manusia yang baik atau buruk dalam hubungannya
dengan Sang Pencipta maupun dengan sesama makhluk ciptaan-Nya. Akhlak secara garis besar
dikelompokkan menjadi 3 yaitu, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap keluarga dan
akhlak terhadap lingkungan. Akhlak merupakan perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa
yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa adanya paksaan atau tekanan dari luar, sehingga
menjadi suatu kepribadian.
Pendidikan moral anak usia dini dapat dilakukan mulai dari lingkungan keluarga, sekolah,
sampai lingkungan masyarakat. Menurut Kohlberg, anak termasuk pada tahap perkembangan
3
moral prakonvensional, dimana tingkah laku anak dikendalikan oleh akibat fisik yang
ditimbulkan dari perbuatannya yang biasanya muncul dalam bentuk hadiah dan hukuman.
Piaget membagi perkembangan moral anak menjadi 3 fase, yaitu :
1. Fase absolut : anak menghayati peraturan sebagai suatu hal yang dapat diubah, karena
berasal dari otoritas yang dihormatinya
2. Fase realitas : anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan orang lain
3. Fase subyektif : anak memperhatikan motif atau kesengajaan dalam penilaian perilaku.
Pelaksanaan pendidikan moral disetiap tahapan usia anak usia dini dilakukan melalui
metode yang berbeda - beda dengan pemberian stimulasi untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak disesuaikan dengan tahapan usia dan kemampuan yang dimiliki anak pada
usia tersebut. R. Andi Ahmad menjelaskan bahwa :
1. Anak usia 0 – 2 tahun, pembelajaran lebih banyak berorientasi pada latihan aktivitas
motorik dan pemenuhan kebutuhan anak secara proporsional.
2. Anak usia antara 2–4 tahun, pembelajaran lebih diarahkan pada pembentukan rasa
kemandirian anak dalam memasuki dan menghadapi lingkungan
3. Anak usia 4 – 6 tahun, strategi pembelajaran moral diarahkan pada pembentukan
inisiatif anak untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan perilaku baik dan
buruk.
Pendidikan budi pekerti yang sebenarnya, merupakan bagian penting dalam rangka
melestarikan budaya bangsa kita yang luhur, yakni budaya ketimuran, serta sebagai pembentuk
moral, perilaku, perangai, tabiat serta akhlak yang baik dan bijak berdasarkan paduan akal dan
perasaan yang baik juga terpuji bahkan menghindarkan diri dari perilaku tercela dan
4
buruk. Pentingnya pendidikan budi pekerti bagi kita dan generasi penerus kita agar dapat tetap
menjunjung tinggi budaya atau tradisi luhur bangsa kita dan kebaikan hidup bersama. Apabila
semua orang sadar dan mau memahami, serta mengamalkan nilai - nilai dan budi luhur dalam
kehidupannya sehari - hari dengan baik dan benar, sehingga anak akan menirukan perilaku
tersebut maka tidak akan lagi krisis moral dalam negara kita ini. Dengan tersosialisasikan
pendidikan budi pekerti diharapkan peserta didik dapat memahami, menganalisis, menjawab
masalah - masalah yang dihadapi bangsa dan dapat membangun kehidupan budi pekerti luhur
dan moral bangsa secara berkesinambungan, konsisten yang bersumber pada nilai - nilai budi
pekerti dan moral bangsa, sehingga cita - cita bangsa dan tujuan nasional bisa tercapai.
Pendidikan budi pekerti membantu dalam pengembangan kualitas perhatian, ini terkait
dengan kualitas lain seperti kebijaksanaan, manajemen diri, kesadaran diri antara lain : Ini
penting untuk mengatasi tantangan abad ke-21 ditingkat pribadi. Ini juga membantu dalam
pengembangan keingintahuan diantara siswa yang membantu mereka berpikiran terbuka,
eksploratif dan bersemangat. Ini membantu dalam pengembangan keberanian diantara siswa
seperti berani, percaya diri, mengambil resiko, ketabahan, antara lain : Disiplin diri, rajin, gigih
kualitas etika dikaitkan dengan kebajikan, kemanusiaan, integritas dan rasa hormat. Pendidikan
budi pekerti juga membantu pengembangan karakter kepemimpinan dikalangan siswa. Ini
penting dalam pengembangan bertanggung jawab, dapat diandalkan, akuntabel, dapat
diandalkan dan rendah hati.
Oleh karena itu, diusia itulah seharusnya anak - anak tidak difokuskan pada hal - hal yang
bersifat kognitif, namun lebih kepada menumbuh kembangkan dan menanamkan nilai - nilai
kebaikan dalam dirinya. Para ahli menyatakan, dalam pendapatnya yang berbeda - beda namun
bermuara pada satu titik yang sama, bahwa semuanya berawal dari usia dini. Dari berbagai
pendapat para ahli itulah maka sudah sewajarnya kalau pendidikan budi pekerti baik disekolah
ataupun dirumah dimulai sejak dini. Perkembangan otak sebesar 95% terjadi sebelum anak
berusia 7 tahun, bahkan umur 6 tahun saja dianggap sudah cukup terlambat, jika kita baru akan
mulai membiasakan hal - hal baik untuk diajarkan kepada anak.
5
Untuk memfokuskan pendidikan budi pekerti pada anak, maka sudah sepantasnya tujuan
pendidikan di Indonesia bukan lagi untuk mencetak anak - anak yang hafal teori ini itu, namun
menghasilkan anak - anak yang mampu meng - create sesuatu.
D. Macam - Macam Karakter (18 nilai pendidikan karakter yang perlu di internalisasikan
dalam pendidikan anak usia dini)
Nilai - Nilai Karakter
Individu yang berkarakter baik, merupakan orang yang selalu berusaha untuk melakukan
berbagai hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya sendiri, lingkungannya, orang
lain, bangsa dan negaranya. Karakter yang baik berarti individu yang mengetahui tentang
potensinya sendiri dan memiliki nilai - nilai sebagai berikut ini :
Dalam hal ini yakni nilai religius, merupakan tindakan seorang individu yang selalu diupayakan
berdasarkan dari nilai - nilai ketuhanan atau ajaran agamanya.
Merupakan sikap yang selalu menghormati dan melaksanakan apa yang sudah menjadi hak
orang lain dan dirinya sendiri.
Merupakan sikap taat terhadap peraturan yang ada hubungannya dengan kepentingan umum
atau masyarakat.
Merupakan sikap menghormati, ramah dan berprilaku baik terhadap orang lain.
Merupakan perilaku untuk menjadikan diri sendiri sebagai orang yang selalu dapat di percaya
dalam perkataan, tindakan, orang lain maupun terhadap dirinya sendiri.
Merupakan sikap maupun perilaku untuk melaksanakan kewajiban maupun tugas seperti yang
seharusnya dilakukan baik itu terhadap dirinya sendiri, lingkungan, negara dan lain - lain.
C. Selalu Disiplin
Merupakan sikap dan perilaku patuh terhadap peraturan atau norma - norma yang berlaku dan
memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Merupakan sikap yang selalu mencegah kerusakan terhadap lingkungan dan selalu berupaya
untuk memperbaikinya, jika terjadi kerusakan pada lingkungan serta selalu menjaga kelestarian
alam.
B. Peduli Sosial
Merupakan sikap yang selalu memberi bantuan atau menolong orang lain yang memang sedang
membutuhkan bantuan.
Merupakan sikap yang menghormati dan menghargai keragaman budaya, agama, adat dan lain
- lain.
D. Nilai kebangsaan
Merupakan sikap yang selalu mementingkan bangsa dan negaranya diatas kepentingan pribadi.
7
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Pasal 3 Tahun 2017 merumuskan 18 nilai
penguatan pendidikan karakter bangsa yang diharapkan untuk disampaikan kepada peserta
didik yaitu :
1. Religius.
2. Jujur.
3. Toleransi.
4. Kerja Keras.
5. Kreatif.
6. Mandiri.
7. Demokratis.
8. Disiplin.
9. Bersahabat atau Komunikatif.
10. Rasa Ingin Tahu.
11. Menghargai Prestasi.
12. Gemar Membaca.
13. Semangat Kebangsaan.
14. Cinta Tanah Air.
15. Cinta Damai.
16. Peduli Lingkungan.
17. Peduli Sosial.
18. Tanggung Jawab.
8
moral suatu bangsa. Oleh sebab itu, pendidikan karakter sangat amatlah penting ditanamkan
disetiap individu guna untuk meminimalisir kasus - kasus tersebut.
Pendidikan karakter dapat berjalan efektif bila ada kerjasama baik dari lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Akan tetapi, sebagai pembelajaran yang pertama dan utama
bagi anak, keluarga memiliki tanggung jawab penting untuk mengajarkan dan memberi contoh
positif. Oleh sebab itu, pendidikan informal dalam keluarga sangat penting dalam proses
pembentukan karakter seseorang. Karakter yang baik menurut Lickona (2013 : 82), terdiri dari
mengetahui yang baik (moral knowing), menginginkan yang baik (moral feeling), dan melakukan
hal yang baik (moral action), yang dalam penjelasannya disebutkan sebagai pembiasaan dalam
cara berfikir, kebiasaan dalam hati dan kebiasaan dalam tindakan.
Cara - cara menanamkan karakter pada anak usia dini dalam keluarga :
Seorang anak akan meniru hal - hal yang ia lihat dan dengar, maka sebagai sosok orang tua atau
keluarga hendaknya kita melakukan atau mencerminkan sesuatu yang bernilai baik. Selain itu,
ketika orang tua atau keluarga mencontohkan sesuatu yang baik, secara tidak langsung mereka
sedang mengajarkan atau menanamkan nilai positif pada diri anak. Dalam pembentukan
karakter anak, baiknya melalui pendekatan agama karena setiap agama akan mengajarkan
untuk berbuat atau berperilaku baik.
2. Pembiasaan
Sesuatu menjadi kebiasaan ketika dilakukan secara terus menerus atau berulang kali. Usahakan
untuk mengajarkan anak secara berulang dan melibatkan anak secara langsung, sehingga bisa
tersimpan dimemorinya dengan baik. Sebagai contoh, ketika masuk rumah, orang tua
mengajarkan untuk mengucap salam, dan ajak anak untuk ikut mengucap salam. Namun, ketika
anak lupa melakukan hal itu, jangan lupa untuk terus mengingatkan anak.
3. Komunikasi
9
Komunikasi adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran. Ketika orang tua mencoba untuk
menanamkan karakter pada diri anak, maka ciptakanlah lingkungan yang aman dan nyaman,
sehingga dapat merangsang anak untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang tua.
4. Tanpa Kekerasan
Pembelajaran yang baik bila dilakukan dengan metode kekerasan tidak akan pernah menjadi
baik bagi anak. Ketika anak diajarkan dengan kekerasan, maka karakter yang tertanam dalam
dirinya adalah sikap kekerasan tersebut. Di kemudian hari, ia akan melakukan atau
mengajarkan anaknya kelak juga melalui kekerasan.
5. Bermain
Pada masa anak usia dini, kreativitas anak sedang berkembang, sehingga diperlukannya
bermain sebagai sebuah aktivitas atau sebuah lingkungan yang mendukung terciptanya
kreativitas pada anak.
6. Bercerita
Sebuah pendidikan karakter dapat dikemas menjadi sebuah cerita yang menarik perhatian
anak. Orang tua dapat menceritakan mengenai kehidupannya, sehingga dapat memberi
pelajaran mengenai nilai dan etika pada anak. Ajak anak untuk berdiskusi mengenai cerita
tersebut, sehingga dapat memperkuat pemahaman anak mengenai sesuatu yang sedang
diajarkan. Ketika anak juga ikut bercerita mengenai kehidupannya, dengarkan dan beri respon
yang positif. Hal tersebut dapat membangun komunikasi 2 arah yang akan membuat anak
tertarik untuk mempelajari dan membangun karakter yang baik.
Berikan anak reward ketika ia berhasil melakukan sesuatu yang baik agar ia semakin termotivasi
untuk melakukannya lagi. Reward dapat berupa pujian atau barang. Tunjukkan bahwa orang
tua bangga ketika anak berhasil melakukan kegiatan yang positif. Hal ini dapat mendukungnya
untuk terus percaya diri. Sebaliknya, jika anak melakukan kegiatan yang kurang baik, orang tua
10
dapat memberikan hukuman ringan kepada anak. Berikan penjelasan apa kesalahannya dan
sikap yang seharusnya dilakukan oleh anak.
8. Tanamkan kepercayaan
Orang tua dapat memberikan tugas yang sesuai dengan tahapan usianya dan yakinkan bahwa ia
bisa melakukan itu. Hal ini dapat mendukung ia memiliki kepercayaan diri, sehingga
membantunya mengerjakan tugas - tugas dengan baik.
1. Membantu anak meningkatkan diri mereka sendiri melalui penanaman nilai - nilai
moralitas dan kepatuhan, serta belajar untuk menjadi baik.
2. Untuk meningkatkan kesadaran anak tentang pentingnya karakter untuk mengatasi dan
menghadapi era yang semakin kompleks.
3. Untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui mendidik anak disekolah untuk
menciptakan orang yang mulia.
4. Jika anak sudah dewasa lebih bertanggung jawab dan menghargai sesamanya.
1. Dalam Keluarga
Keluarga adalah wadah awal untuk pembentukan karakter pada anak - anak. Banyak keluarga
terpecah karena kurangnya karakter dalam keluarga. Dengan sopan, rasa hormat, rasa hormat
dan cinta diantara anggota keluarga akan terbentuk. Perhatian yang sangat penting juga akan
ditetapkan. Sehingga jika nilai karakter ditanam dikeluarga sejak dini, maka generasi penerus
Indonesia akan memiliki karakter tingkat tinggi yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan
bangsa.
11
2. Dalam Masyarakat
Orang yang bertindak merupakan orang yang mempunyai karakter baik. Misalnya kepala desa
jujur dan adil kepada masyarakat. Masyarakat akan lebih bersatu, suka bekerja sama,
membantu orang lain, berperilaku dan berpakaian sopan dan bertanggung jawab atas peran
semua orang dimasyarakat.
Adanya budi pekerti pada setiap manusia di muka bumi ini, maka akan semakin membangkitkan
rasa persatuan dan persatuan di Indonesia. Dalam hal ini, terutama kita sebagai umat beragama
benar - benar membutuhkan karakter, sehingga kita dapat menunjukkan rasa hormat dan rasa
hormat terhadap tetangga kita dan tidak ada pembagian atas nama agama.
BAB III
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
Baik buruknya kepribadian manusia terbentuk sejak masa usia dini, jika kita menanamkan
budi pekerti dan akhlak yang baik semenjak mereka masih usia dini, maka insyaa Allah mereka
akan tumbuh menjadi anak yang berkepribadian baik dan berakhlak mulia. Begitu juga
sebaliknya, jika kita tidak berusaha menanamkan budi pekerti dan akhlak yang baik, maka
otomatis anak tersebut akan tumbuh seperti apa yang telah kita tanamkan pada dirinya sejak
dia usia dini.
B. Saran
Sebagai orang tua, kita sebaiknya memberikan contoh perilaku dan akhlak yang baik.
Supaya kita bisa menanamkannya kepada anak - anak kita semenjak dia masih berusia dini.
Karena, pada saat anak usia dini dia akan meniru dan mencontoh semua kelakuan atau perilaku
orang tuanya dan juga orang yang ada disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
13
https://docplayer.info/51634560-Pentingnya-pendidikan-budi-pekerti-bagi-anak-usia-dini-oleh-
sigit-dwi-kusrahmadi-m-si.html
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengertian+budi+pekerti+dan+akhlak&oq=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DCHubgGWhoiEJ
http://www.healthofchildren.com/M/Moral-Development.html
file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/479-1895-1-PB.pdf
√Pentingnya Pendidikan Budi Pekerti Sejak Dini di Sekolah Lewat Penanaman 9 Pilar Budi
pekerti (maritaningtyas.com)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Artikel%20%20Budi%20Pekerti%2021%20April
%202007.Adoc%20PAUD_0.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/82-298-1-PB.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-karakter/
Suharti, L. (2017, Oktober 23). Pembentukan Karakter di Lingkungan Keluarga. Diambil kembali
dari PKBM Daring: pkbmdaring.kemdikbud.go.id/suka/content/read/artikel/49/pembentukan-
karakter-dilingkungan-keluarga
Zeuny, F. (2019, Desember 4). Peran Keluarga dalam Pendidikan Nilai dan Karakter. Diambil
kembali dari pauddikmasdiy.kemdikbud.go.id/artikel/peran-keluarga-dalam-pendidikan-nilai-
dan-karakter/
https://www.gurupendidikan.co.id/budi-pekerti/
http://santoson111.blogspot.com/2015/02/pengertiantujuandan-manfaat-akhlak.html
14