Anda di halaman 1dari 23

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Data dasar
An. H., usia 4 tahun 9 bulan, masuk ke UGD RS Awal Bros Bekasi pada tanggal 24 Mei
2015 dengan keluhan demam naik-turun sekitar 4 hari, mual-muntah tidak ada, terdapat
sedikit mimisan di hidung 2x, tidak nafsu makan, batuk berdahak dan pilek. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran: compos mentis, GCS: 15, BB: 26 Kg, Nadi:
120x/menit, RR: 20 dan suhu: 38,5ºC. Mukosa bibir lembab, turgor kulit elastis, CRT <2
detik, ptekie tidak ada, terdapat bula di perut dan punggung kiri. Hasil pemeriksan
laboratorium tanggal 24 Mei 2015 didapatkan data Hemoglobin: 11,1/dl, Hematokrit:
34,9 %, Leukosit: 7,460/ul, Trombosit: 244.000/ul, serologi Anti Dengue IgM: Positif,
Widal: Negatif dan NS1: Positif

B. Pengkajian
1. Data Umum
Nama : An. H.
Usia : 4 tahun 9 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
Status : Belum menikah
Pendidikan : Belum sekolah
Pekerjaan :-
Ruangan : Bougenvile
Diagnosa medis : DHF
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama : demam naik-turun sekitar 4 hari, mual-muntah tidak ada,
terdapat sedikit mimisan di hidung 2x, tidak nafsu makan.
3. Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada
4. Riwayat Alergi : tidak ada
5. Kondisi Lingkungan
Lingkungan di sekitar tempat tinggal pasien bersih, tidak ada genangan air, tapi
di lingkungan RT tetangga dikabarkan ada yang menderita DBD.
6. Pengkajian Fisik.
a. Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis ; GCS = 15 (E4M6V5)
c. Antropometri
1) Berat badan : ±26 kg
2) Tinggi badan : ± -- cm
d. Tanda-tanda vital
1) Frekuensi nadi : 120 x/ menit
2) Frekuensi Nafas : 20 x/ menit
3) Tekanan Darah : -- mmHg
4) Suhu : 38,5° C
e. Sistem Kardiovaskuler : warna kulit normal, denyut nadi teratur, sirkulasi akral
hangat, pulsasi kuat, ekstermitas hangat, CRT ≤2 detik
f. Sistem Pernapasan : pola napas normal, volume pernapasan normal,
pernapasan dada, irama nafas teratur, kesulitan bernafas tidak ada.
g. Sistem Gastrointestinal :
1) Mulut : mukosa bibir tampak lembab
2) Lidah : tidak ada kelainan
3) Tenggorokan : tidak ada nyeri menelan
4) Abdomen : supel, nyeri ulu hati (skala nyeri 3-4,rasa seperti perih,
frekuensi hilang timbul, intensitas ±5 menit) , badan terasa lemas.
h. Sistem neurologi :
1) Penglihatan : normal, tidak ada kelainan
2) Pendengaran : tidak ada kelainan
3) Sensorik : sakit kepala (skala nyeri 3-4, rasa seperti ditusuk-tusuk,
frekuensi terus menerus, intensitas ±15 menit)
4) Motorik : badan ngilu dan lemas
i. Eliminasi : BAB normal, BAK normal
j. Sistem integument : Tidak tampak adanya ptekie, namun terdapat bula di perut
dan punggung bagian kiri
8. Pemeriksaan Penunjang
1) Rontgen Thorax : Tidak dilakukan
9. Therapi obat dan infuse
1) Terapi infuse: Tridex Plain 500 cc /24 jam
2) Sanmol 3x300 mg (iv)
3) Acyclovir 4x400 mg (po)
4) Diet biasa
10. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Tanggal ( Mei 2015) Nilai Rujukan
24 25 26 26 27
(Jam: 01:36) (Jam: 21:40)
Hemotologi
Leukosit 7.460 *3.590 3.590 6.220 7670 5.000 – 14.500/uL
Eritrosit 4.82 4.62 4.62 5.296 4.92 3.70 – 5.70
Hb 11.1 *10.7 10.7 12.1 11.4 10.8 – 12.8 g/dL
Ht 34.9 34.2 34.2 40.5 37 31.0 – 43.0%
MCV 72.4 74 74.0 76.6 75.2 72.0 – 88.0 Fl
MCH 23.0 23.2 23.2 *22.9 23.2 23.0 – 31.0 pg
MCHC *31.8 *31.3 *31.3 *29.9 *30.8 32.0 – 36.0 g/dL
Trombosit 244.000 *197.000 *197.000 *170.000 *184.000 217.000 – 497.000/uL
RDW 14.4 14.2 14.2 *14.6 *14.6 11.6 – 14.4

Serologi
Dengue NS 1 Antigen Positif Negatif
Anti Dengue IgG Negatif Negatif
Anti Dengue IgM Positif Negatif
Widal
Salmonella typhy O Negatif Negatif
Salmonella Paratyphi AO Negatif Negatif
Salmonella Paratyphi BO Negatif Negatif
Salmonella Paratyphi CO Negatif Negatif
Salmonella yphi H Negatif Negatif
Salmonella Paratyphi AH Negatif Negatif
Salmonella Paratyphi BH Negatif Negatif
Salmonella Paratyphi CH Negatif Negatif

Symptom Etiologi Problem


An
alis
a
Da
ta
No
.
1. DS: Arbovirus masuk kedalam tubuh Resico deficit volume cairan
- Keluarga pasien mengatakan ada mimisan 2 melalui nyamuk aides aegipty
kali di UGD dan anak lemas ↓
Viremia
DO : ↓
- Pasien tampak lemas Reaksi antigen antibody
- Suhu 38,5oC ↓
- Akral hangat Mengaktifkan system komplemen,
- Kesadaran Compos Mentis dilepaskan anafilaksin
- Epitaksis 2 x di UGD ↓
- Mukosa mulut tampak kering Peningkatan histanin&serotonin
- Therapi obat : Tridex 27 A 18 tetes/menit ↓
- Memonitor intake output (balance cairan) Peningkatan permeabilitas dinding
Intake : Oral : 100 ml plasma
Iv : 250ml + ↓
Total : 350 ml Kebocoran plasma
Output : Urin : 200 ml ↓
Lain : 108 ml + Defisit volume cairan
Total : 308 ml
Balance cairan : (+) 42 ml

2. DS : Arbovirus masuk kedalam tubuh Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi)


- Keluarga mengatakan bahwa klien demam ↓
naik-turun sudah 4 hari, terdapat mimisan 2 Viremia
kali, tapi sedikit, perdarahn gusi tidak ada. ↓
Proses infeksi virus

DO : Pelepasan histamin & serotonin,
- Tanda – tanda vital : mengubah pengaturan termoregulasi
Nadi: 120x/menit di hipotalamus
Suhu: 38,5oC ↓
RR: 20x/menit Peningkatan produksi panas
- kesadaran : compos mentis ↓
- Klien nampak lemas Hipertermi
- Turgor kulit elastic.
- Mukosa bibir lembab.
- Hasil Lab tgl 24 = Leukosit 7.460/uL,
Eritrosit 4.82, Hb 11.1 g/dL, Ht 34.9 %,
Trombosit 244.000/uL, Dengue NS 1 Antigen
(+) :, IgG (-), IgM (+)
- Therapi obat : sanmol 3 x 300 mg (IV),
acyclovir 400 mg (po), proxym Forte 4x1C (po)
- Turgor kulit masih baik
- CRT ≤2 detik

3. DS : Ekstrinsik Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


- Keluarga pasien mengatakan anak batuk dan ↓
pilek selama 4 hari, terdapat slem. Hipersensitivitas

DO : Stimulus limfosit B
- Klien tampak batuk dan pilek ↓
- Terdapat slem, namun sulit untuk dikeluarkan. Produksi IgE
- Bunyi nafas ronchi ↓
Molekul menyerang sel mast

Sel mast melepas mediator inflamasi

Permeabilitas kapiler meningkat

Edema mukosa di bronkus

Ketidakefektefan bersihan jalan nafas

4. DS : Virus varicella zoster Kerusakan intergritas kulit


- Keluarga pasien mengatakan ada ↓
terdapat bula di sekitar punggung dan Invasi kulit
perut sebelah kiri ↓
DO : Infeksi
- Tampak terdapat bula pada bagian ↓
punggung dan perut kiri Reaksi hiperimunologi (pelepasan
- Therapy obat : acyclovir 4 x 400 mg histamine)
(po) ↓
Pruritus

Menggaruk

Kerusakan integritas kulit

Berdasarkan analisa data diatas, kami memilih diagnosa keperawatan yang utama yaitu :

1. Hipertermi berhubungan dengan adanya infeksi virus ditandai dengan suhu tubuh meningkat diatas normal
2. Resiko defisit volume cairan b/d peningkatan permeabilitas dinding kapiler
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d penumpukan slem.
C. Intervensi

Perencanaan
Tujuan Intervensi
No. Diagnosa
Keperawatan
1. Resiko defisit volume cairan Setelah dilakukan tindakan - Kaji keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital
b/d peningkatan permeabilitas keperawatan selama 3 x 24 jam, dan tingkat kesadaran setiap 2- 4 jam
dinding kapiler diharapkan resiko defisit volume cairan
tidak terjadi. Dengan kriteria hasil : - Monitor jumlah masukan dan keluaran cairan
DS:  Intake dan output pasien
Keluarga pasien mengatakan seimbang, produksi urine dalam - Observasi adanya oedema, kelembapan mukosa dan
anak ada mimisan 2 kali di batas normal turgor kulit dan tanda – tanda dehidrasi lainnya.
UGD dan anak lemas  Pasien tampak rileks
 Tidak ada tanda-tanda dehidrasi - Observasi adanya tanda-tanda syok (TD ↓, ND↑ dan
(turgor kulit baik, mukosa bibir lemah, RR↑, lemas keringat dingin, pucat, kulit
DO : lembab) lembab dan dingin, tanda sianosis) serta tanda-tanda
- Pasien tampak lemas  Tanda vital stabil dalam batas perdarahan yang tampak dari muntahan, cairan
- Suhu 38,5oC normal lambung, feces, urin, epitaksis, perdarahan pada gusi
- Akral hangat dan ptechiae
- Kesadaran Compos Mentis - Anjurkan pasien untuk banyak minum
- Epitaksis 2 x di UGD - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium : Hb, Ht,
- Mukosa mulut tampak Trombosit
lembab dan turgor kulit
elastis - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
- Therapi obat : cairan intravena
Tridex 27 A 18 tetes/menit
- Memonitor intake output
(balance cairan)
Intake : Oral : 100 ml
Iv : 250ml +
Total : 350 ml

Output : Urin : 200 ml


Lain : 108 ml+
Total : 308 ml
Balance cairan : (+) 42 ml
2. Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi penyebab atau faktor yang dapat
dengan adanya infeksi virus keperawatan selama 3x24 jam, menimbulkan hipertermi : dehidrasi/infeksi
ditandai dengan suhu tubuh diharapkan hipertermi teratasi, dengan
meningkat diatas normal kriteria hasil : - Observasi tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, RR)
 Suhu tubuh dalam batas normal tiap 2 - 4 jam terutama suhu
DS : (36 - 37,5oC)
- Keluarga mengatakan  Nadi dan RR dalam rentang - Beri kompres pada temporalis serta bagian lipatan
bahwa klien demam naik- normal tubuh (paha dan aksila) serta libatkan keluarga
turun sudah 4 hari, terdapat  Kulit tidak teraba panas
mimisan 2 kali, tapi sedikit,  Pasien tampak nyaman - Monitor intake dan output per shift
perdarahan gusi tidak ada.  Tidak ada gangguan neurologis
- Anjurkan pasien untuk banyak minum sedikit tapi
DO : sering
- Tanda – tanda vital :
Nadi: 120x/menit - Anjurkan pasien untuk memakai pakaian bahan tipis
Suhu: 38,5oC menyerap keringat
RR: 20x/menit
- kesadaran : compos mentis - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
- Klien nampak lemas obat antipiretik dan antivirus
- Turgor kulit elastic.
- Mukosa bibir lembab.
- Hasil Lab tgl 24 = Leukosit
7.460/uL, Eritrosit 4.82, Hb
11.1 g/dL, Ht 34.9 %,
Trombosit 244.000/uL,
Dengue NS 1 Antigen (+) :,
IgG (-), IgM (+)
- Therapi obat : sanmol 3 x
300 mg (IV), acyclovir 400
mg (po), proxym Forte 4x1C
(po)
- Turgor kulit masih baik
- CRT ≤2 detik
3. Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan tindakan  Kaji pernafasan ( irama dan frekuensi), refleks
jalan nafas b/d penumpukan keperawatan selama 3 x 24 jam, batuk dan karakteristik sekresi
slem d/d bunyi nafas ronchi, diharapkan pasien menunjukkan jalan
slem tidak dapat dikeluarkan nafas bersih/lancar dengan kriteria  Atur posisi semi fowler
hasil :
DS :  Bunyi nafas bersih dan auskultasi  Beri pasien minum air hangat untuk
- Keluarga pasien tidak terdengar bunyi ronchi mengencerkan sekresi
mengatakan anak batuk dan  Frekuensi pernafasan normal
pilek selama 4 hari sesuai dengan umur  Lakukan fisioterapi dada dengan cara clapping
 Slem dapat dikeluarkan dan libatkan keluarga
DO :
- Klien tampak batuk dan
pilek
- Slem tidak ada
- Slem susah dikeluarkan
- Bunyi nafas ronchi
E. Impelementasi dan Evaluasi Implementasi Evaluasi
Tanggal / Diagnosa Keperawatan (SOAP)
jam Keperawatan
25 Mei 2015

Jam 08.00 Dx. 1,2,3  Mengkaji tanda-tanda vital dan keluhan pasien S:
Respon : keluarga pasien mengatakan demam - Ibu pasien mengatakan demam anak masih
masih naik turun, batuk dan pilek masih ada, naik turun, batuk dan pilek masih ada, bula
kemerahan seperti bula masih ada di perut dan masih ada dan anak masih lemas
punggung sebelah kiri, badan lemas. Hasil TTV : O :
Nadi: 105x/menit, Suhu: 37,50C, RR: 20x/menit, - Pasien tampak lemas
skala nyeri : 0 - Kesadaran compos mentis
- Tampak bula di perut dan punggung sebelah
Jam 09.00 Dx. 1,2,3  Memberikan terapi obat pagi sesuai program kiri
dokter : sanmol 300 mg/iv, valvir 200 mg/po, - Epitaksis tidak ada
praxion forte 1C/po, ventolin 5 cc/po, rhinofed 5 -Tidak tampak tanda syok dan dehidrasi
cc/po - Batuk dan pilek masih ada, slem (+)
Respon : pasien mau minum obat. - Balance cairan : (+)98 ml
- Hasil TTV : Nadi: 105x/menit, Suhu: 37,5oC,
Jam 10.00 Dx.1  Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi dan syok RR: 20x/menit, skala nyeri : 0
Respon : ibu mengatakan anak masih lemas, turgor - Hasil CBC : Hb 10,7 g/Dl, Ht 34,2%,
kulit elastis, mukosa bibir lembab, tidak ada tanda- Trombosit 197.000 u/L
tanda syok dan perdarahan
Dx.2  Mengkaji suhu pasien A:
Jam 11.00 Respon : suhu pasien 37oC 1. Resiko defisit volume cairan kemungkinan
terjadi
Dx. 1  Memonitor hasil pemeriksaan CBC pasien / shift 2. Hipertermi belum teratasi
Jam 11.15 (Hb, Ht, Trombosit) 3. Bersihan jalan nafas belum efektif
Respon : Hb 10,7 g/Dl, Ht 34,2%, Trombosit
197.000 u/L P:
DISCHARGE PLANING

Untuk Pasien/Keluarga
a. Perhatikan factor pencetus, misalnya :
- Lapor RT/RW untuk pengasapan (fogging)
- Lakukan 3 M ( mengurus, menutup dan mengubur barang bekas)
- Jangan biarkan pakaian bergantungan di rumah dan di ruang istirahat
- Gunakam kelambu bila perlu
- Bila suhu tubuh meningkat ± 3 hari langsung berobat ke pelayanan kesehatan terdekat
b. Kontrol ulang kembali ke dokter spesialis anak 1 minggu setelah rawat inap.
c. Memotivasi dan mengawasi anak untuk dapat meminum obat untuk di rumah secara teratur sesuai anjuran dokter.
d. Menganjurkan dan memotivasi pasien/keluarga untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan asupan cairan
berupa minum sedikit-sedikit tapi sering, minimal 1500 cc/hari.
e. Menganjurkan kepada orang tua untuk memperhatikan kecukupan istirahat anak.
f. Menganjurkan kepada orang tua untuk membantu dan memotivasi anak menghabiskan porsi makannya,
mnyediakan jenis makanan yang lunak, variasi penyajian yang menarik.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Pada kasus ini, pasien adalah anak laki-laki berumur 4 tahun 9 bulan. Prevalensi
penyakit DHF dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan, baik anak-anak,
remaja atau dewasa.
b. Riwayat pennyakit sekarang
Berdasarakan data yang diperoleh dari orang tua pasien bahwa pasien mengalami
demam sudah 4 hari, tidak ada mual-muntah,nyeri ulu hati, mimisan 2 kali tapi
sedikit saat di UGD, tidak nafsu makan. Berdasarkan teori, pasien DHF
mempunyai keluhan utama, demam sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan
atau disertai muntah, nafsu makan menurun.
c. Riwayat Kesehatan lingkungan
Berdasarkan data yang didapatkan dari orang tua pasien, lingkungan disekitar
tempat tinggal pasien bersih, tidak ada genangan air, tetapi di lingkungan RT
tetangga didapatkan informasi bahwa ada pasien yang sakit DHF.
Berdasarkan teori, biasanya lingkungan kurang bersih, banyak air bersih yang
menggenangan seperti di kaleng bekas, ban bekas, atau tempat lain yang
memungkinkan air dapat menggenang dan bak mandi yang jarang dibersihkan.
d. Sistem kardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni,
pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi,
cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan
tekanan darah tak dapat diukur.
Pada kasus An. H., terjadi hemokonsentrasi walaupun dalam batas yang tidak
signifikan, trombositopeni, dan lemah.
e. Sistem pernafasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan
dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles. Pada
kasus An. H terdapat perdarahan melalui hidung 2x, pergerakan dada simetris,
dan terdengar suara ronchi pada saat auskultasi.

f. Sistem gastrointestinal
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik,
pembesaran limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan,
mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena. Pada kasus An. H
terdapat penurunan nafsu makan.
g. Sistem Neurologi
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade
IV dapat terjadi DSS. Pada kasus An. H, An. H termasuk dalam DHF grade I
tidak ada penurunan kesadaran dan gelisah, atau DSS
h. Sistem integument
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada
uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan
pada kulit. Pada kasus An. A terdapat peningkatan suhu tubuh, namun tidak
terdapat positif pada uji toniquet.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa yang sesuai dengan kasus dan teori
1) Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus
Pada kasus ini, diagnose tersebut tidak menjadi diagnose utama karena tidak
secara langsung mengancam jiwa, tidak ada riwayat kejang (pada demam),
terapi sesuai advis dokter dapat mengontrol peningkatan suhu tubuh sehinga
tidak terjadi peningkatan melebihi 38,5o C atau fluktuasi suhu yang cenderung
tinggi. Terbukti dengan penurunan suhu tubuh pada hari kedua dan ketiga
perawatan.
2) Resiko defisit volume cairan
Diagnosa ini diangkat sebagai diagnose utama dianggap sebagai masalah
utama pada penyakit ini. Walaupun diagnose ini masih dalam kategori
resiko/bukan actual, namun sangat mungkin untuk dapat terjadinya
kegawatan/perburukan kondisi karena defisit volume cairan karena
peningkatan permeabilitas kapiler, terlebih kasus ini terjadi pada anak-anak
dimana kebutuhan cairan pada anak lebih banyak daripada dewasa.

3) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas.


Diagnosa ini memang tidak termasuk diagnose yang dapat dimunculkan dalam
penyakit DHF, namun dalam kasus ini ada beberapa data yang menunjang
diagnose ini, seperti terdengarnya suara ronchi di paru, orang tua pasien
mengatakan pasien batuk selama 4 hari, batuk disertai dahak yang sulit
dikeluarkan.

3. Intervensi Keperawatan
a. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler
Diagnosa keperawatan ini menjadi prioritas utama dengan alasan apabila
penanganan diagnose keperawatan ini tidak di observasi maka akan
mengakibatkan terjadinya defisit volume cairan dan akan mengancam jiwa pasien.
Intervensi keperawatan yang terkait :
1) Kaji keadaan umum pasien
2) Observasi tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran tiap 2-4 jam
3) Monitor masukan dan keluaran cairan
4) Observasi adannya edema
5) Observasi kelembaban mukosa dan turgor kulit, dan tanda-tanda dehidrasi
lainnya
6) Observasi adanya tanda-tanda syok

b. Hipertermi berhubungan dengan adanya infeksi virus


Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan hipertemi
teratasi, dengan criteria hasil tanda-tanda vital dalam batas normal, kulit tidak
terasa panas, pasien tampak nyaman, dan tidak ada gangguan neurologis.
Intervensi keperawatan yang terkait ;
1) Obeservasi tanda-tanda vital 2-4 jam
2) Anjurkan pasien untuk banyak minum
3) Beri kompres pada daerah temporal dan bagian lipatan tubuh
4) Monitor intake dan output pershift
5) Anjurkan pasien memakai pakaian yang berbahan tipis dan menyerap keringat

c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret


Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan pasien
menunjukkan jalan nafas yang efektif dengan criteria hasil bunyi nafas bersih, dan
asukultasi tidak terdengar ronchi, frekuensi pernafasan sesuai dengan umur, slem
dapat dikeluarkan.
Intervensi yang terkait :
1) Atur posisi pasien semi fowler
2) Kaji pernafasan (irama dan frekuensi)
3) Reflek batuk dan karakterustik sekresi
4) Beri pasien minum air hangat untuk mengencerkan secret
5) Lakukan fisioterapi dada dengan cara clapping dan libatkan keluarga

4. Implementasi
a. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler
1) Mengkaji keadaan umum pasien
2) Mengobservasi tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran tiap 2-4 jam
3) Memonitor masukan dan keluaran cairan
4) Mengobservasi adannya edema
5) Mengobservasi kelembaban mukosa dan turgor kulit, dan tanda-tanda
dehidrasi lainnya
6) Mengobservasi adanya tanda-tanda syok

b. Hipertermi berhubungan dengan adanya infeksi virus


1) Mengobeservasi tanda-tanda vital 2-4 jam
2) Menganjurkan pasien untuk banyak minum
3) Memeri kompres pada daerah temporal dan bagian lipatan tubuh
4) Memonitor intake dan output pershift
5) Menganjurkan pasien memakai pakaian yang berbahan tipis dan menyerap
keringat

c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret


1) Atur posisi pasien semi fowler
2) Kaji pernafasan (irama dan frekuensi)
3) Reflek batuk dan karakterustik sekresi
4) Beri pasien minum air hangat untuk mengencerkan secret
5) Lakukan fisioterapi dada dengan cara clapping dan libatkan keluarga

5. Evaluasi
a. Resiko defisit volme cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding
kapiler.
Kriteria dari tujuan diagnose ini tercapai karena pada evalusi didapatkan hasil bahwa
orang tua pasien mengatakan klien tidak lagi mimisan, makan minum mau,
didapatkan hasil tanda-yanda vital dalam batas normal, intake dan output seimabang,
balance cairan seimbang.
b. Hipertermi berhuhungan dengan adanya proses infeksi ditandai dengan suhu tubuh
meningkat diatas normal.
Kriteria dari tujuan diagnos ini sudah tercapai karena pada hasil evaluasi didapatkan
bahawa klien sudah tidak panas lagi, tidak mimisan dan didapatkan tanda-tanda vital
dalam batas normal, suhu: 36, nadi: 100x/menit, RR: 20x/menit, Leukosit :7.670/uL,
Hemoglobin: 11.4 g/dl, Hematokrit: 37%, Trombosit184.000/uL.
c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan slem
ditandai dengan adanya ronchi, terdapat slem tetapi sulit untuk dikeluarkan.
Kriteria dan tujuan dari diagnose ini baru tercapai sebagian dan masih perlu
diobservasi agar kebersihan jalan anfas kembali efektif.
Planning :
 Anjurkan keluarga untuk melakukan clapping pada dada dan punggung pasien saat
pasien batuk dan melakukannya secara rutin 2x/hari.
 Lanjutkan terapi sesuai instruksi dokter (obat bronchodilator).
 Libatkan peran keluarga dengan memotivasi dan membantu pasien untuk dapat
banyak minur air putih hangat sedikit-sedikit tapi sering.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarakan hasil asuhan keperawatan selama 3 hari dari tanggal 24 sampai dengan 27
Mei 2015, penulis telah mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien An. H. dengan kasus DHF melalui tahapan proses keperawatan
yang meliputi pengkajian, perumusan diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan dokumentasi keperawatan.
Adapun kesimpulan yang penulis ambil dari studi kasus dan pembahasannya adalah:
1. Pengkajian
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu wawancara, pemeriksaan
fisik, observasi langsung pada klien dan studi dokumentasi. Penulis mendapatkan
data pengkajian dari klien atau keluarga status kesehatan atau catatan medic dan
keterangan dari perawat ruangan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul dari hasil pengkajian An. H. yaitu:
a. Hipertermi berhubungan dengan adanya infeksi virus ditandai dengan suhu
tubuh meningkat diatas normal
b. Resiko defisit volume cairan b/d peningkatan permeabilitas dinding kapiler
c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d penumpukan slem ditandai dengan
bunyi nafas ronchi, slem tidak dapat dikeluarkan
3. Perencanan
Perencanaan keperawatan diawalai dengan menetapkan prioritas masalah,
menentukan waktu yang diperlukan dan merencanakan tindakan sesuai dengan 5
aspek sasaran yaitu tindakan mandiri keperawatan, melibatkan peran mandiri
klien/keluarga, pemberian pendidikan kesehatan kepada klien/keluarga, tindakan
kolaboratif dengan dokter atau unit penunjang yang lain.
Perencanaan mengacu pada teori standar asuhan keperawatan dari beberapa literature
dan SAK RS Global Awal Bros Bekasi.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan mengacu kepada perencanaan yang telah dibuat,
dimana dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi klien dan waktu yang
tersedia.
5. Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi dari pelaksanaa, dapat disimpulkan bahwa asuhan
keperawatan yang telak dilaksnaakan secara umum dapat tercapai.Hal ini terjadi
Karena beberapa factor, antara lain klien dan keluarga yang kooperatif serta klien
telah mendapatkan asuhan keperawatan dan terapi medis yang sesuai.
6. Dokumentasi
Penulis mendokumentasikan setiap langkah dari tahap pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan menggunakan catatan perkembangan SOAP.

Secara umum, setiap perawat mampu menangani kasus pasien dengan DHF. Namun
perawatan klien di rumah paska opname juga menjadi factor penting dalam proses
penyembuhan seperti istirahat yang cukup, pemberian asupan cairan per oral serta
diet yang sesuai dan pengawasan dalam menjaga kebersihan lingkungan sehingga
pencegaan sedini mungkin dapat dilakukan agar tidak terserang DHF.

B. Saran
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien An H. dengan DHF selama
3x24 jam, penulis ingin memberikan saran kepada:
1. Perawat
Dalam memberika asuhan keperawatan perawat hendaknya dpat memberikan
pendekatan interpersonal sehingga tercipta sikap empati dan proses pemberian proses
keperawatan secara holistic untuk memajukan perkembangan status kesehatan klien
dan mendokumentasikannya secara rinci sebagai tannggung jawab sebagai bentuk
tanggung jawab dan tanggung gugat.
Pemahaman perswata terhadap perjalanan penyakit harus lebih dapat
ditingkatkan sehingga tercipta pola fikir sistematis dan kolerasi yang sejalan anatara
penatalaksanaan secara medis dengan peran perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang kompeten dan professional.
Secara pribadi, bagi penulis selain masih perlu untuk lebih banyak belajar
dalam memahami secara sistematis proses perjalanan penyakit DHF, juga perlu
untuk terus mengembangkan pemahaman teori proses keperawatan dan aplikasinya
di lapang sehingga tercapai pelayanan yang sesuai dengan standar asuhan
keperawatan RS Global Awal Bros Bekasi
2. Rumah Sakit
Peningkatan mutu pelayanan yang dipertahankan dan terus ditingkatakan
untuk kepuasan pelanggan perlu menjadi fokus perhatian agar tetap dapat
memberikan hasil maksimal dalam pelayanan kesehatan profesional dari berbagai
sisi profesi baik dari segi medis, keperawatan, unit terkait lain yang tentunya semua
itu akan mencerminkan sudut pandang masyarakat sebagai pelanggan terhadap mutu
pelayanan Rumah Sakit Awal Bros Bekasi.
Perlunya ketersediaan literature baik jurnal, buku atau bentuk lain untuk
berbagai kasus penyakit dan perkembangan dalam bidang keperawatan agar perawat
dapat selalu memperbaharui perkembangan informasi/ilmu keperawatanyang terus
berkembang dan dapat mengimbangai perkembangan paradigma masyarakat yang
semakin kritis.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid.2. Salemba
Medika : Jakarta

Nasrul, Effendi. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta

Noer, Sjaifoellah dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.

Suriadi & Yuliani, Rita. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik : Asuhan Keperawatan
pada Anak. Sagung Seto : Jakarta

Chen, Khie., dkk. 2009. Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah Dengue.
FKUI, Jurnal Dexa Medica, Vol.22 No.1, Edisi Maret-Juni, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai