OLEH KELOMPOK 4
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 3
BAB III................................................................................................................................................. 11
PENUTUP............................................................................................................................................ 11
KESIMPULAN ............................................................................................................................... 11
SARAN ............................................................................................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Etika merupakan istilah yang sejak dulu hingga sekarang terus
diperbincangkan oleh para ahli, terutama di dunia filsafat dan pendidikan. Istilah
etika cukup menarik untuk dikaji karena berbicara tentang baik dan buruk, benar dan
salah, atau yang seharusnya dilakukan dan ditinggalkan. Etika selalu menghiasi
kehidupan manusia dalam segala aspek kehidupannya. Etika dalam kenyataanya
telah menempatkan dirinya pada posisi yang paling sering untuk dikaji dan
diterapkan dalam kesehariannya. Etika memberikan kepada manusia orientasi
bagaimana menjalankan kehidupannya agar tidak menimbulkan masalah dalam
kehidupan.
1
III. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Riwayat Hidup Ibn Jama'ah
2. Untuk Mengetahui Etika Belajar dalam Pemikiran Ibn Jama'ah
3. Untuk mengetahui Konsep Pendidikan Ibn Jama'ah
4. Untuk mengetahui Materi Pelajaran atau Kurikulum Ibn Jama'ah
5. Untuk mengeetahui Pendekatan Pembelajaran Ibn Jama'ah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ibn Jama'ah memperoleh pendidikan awal dari ayahnya sendiri, Ibrahim
Sa'dullah, yang dikenal sebagai ulam besar, ahli fiqh dan juga seorang sufi. Selain itu
Ibn Jama'ah juga memperoleh pendidikan dari sejumlah ulama terkenal. Ibn Jama'ah
mula belajar hadits pada tahun 650 H. dari gurunya yang bernama Ibn 'Izzun dan
guru-guru lainnya kepada beberapa ulama di antaranya ; Ibn Abi al-Yasar, Ibn
Abdillahm, Ibn Azraq, al-Najib, Ibn 'Ilaq, al-Mu'in al-Dimasqi dan lain-lain. Beliau
juga menuntut ilmu ke Mesir, dan sebagian besar ilmunya dipelajari dari Taqiyyuddin
Ibn Ruzain yang terkenal sebagai Qadli.
Selanjunya beliau juga belajar Nahwu kepada Jamaluddin Ibn Malik, al-
Rasyid, al-Athar, Ibn Abi Umar, al-Taj al-Qasthalaniy, al-Majid Ibn al-Daqiq al-'Id,
al-Busyairi, Ibn Abi Salamah, Makiy Ibn 'Illan, Ismail al-'Iraqi, dan masih banyak
lagi guru-guru lainnya. Ibn Jama'ah terkenal sebagai hakim yang adil, pendidik, khatib
dan juga seoran mufti. Beliau juga mempunyai karya tulis dalam bidang Tafsir, Hadis,
Fiqh, ilmu kalam, Nahwu, Adab dan bidang pendidikan, serta bidang-bidang lainnya.
Adapun nama-nama kitab karya tulis beliau tersebut antara lain : al-Tibyan Fi
Mubhamat al-Qur'an, Ghurur al-Tibyan Fi Man Lan Yusamma Fi al-Quran, Kasyf al-
Ma'aniy an Mutasyabih Min al-Matsaniy, al-Fawaid al-Laihah Min Surah al-
Fathihah, al-Munhil al-Rawi fi Mukhtshar 'Ulum al-Hadits al-Nabawiy, al-Masalik Fi
Ilm al-Manasik, al-tha'ah Fi Fadhillah Sholatul Jama'ah, al-Muhktashar al-Kabir Fi
al-Sirah, Tadzkirah al-Sami' Wa al-Mutakallim Fi Adabi al-'Alim Wa al-Muta'allim,
dan masih banyak lagi karya tulis beliau lainnya. Di samping itu Ibn Jama'ah juga
disibukkan dengan kegiatan mengajar di beberapa madrasah, di antaranya mengajar di
madrasah Qimriyyah, Kamiliyyah, al-Nashiriyyah, Jami' Ibn Thulunn, al-adiliyyah,
al-Shalihiyyah, al-Zawiyyah al—Mansubah Li-al-Syafi'I, dan madrasah-madrasah
lainnya.
Adapun kitab Tadzkirah al-Sami' Wa al-Mutakallim Fi Adabi al-Alim Wa al-
Mutakallim adalah salah satu karya tulis Ibn Jama'ah yang membahasa tentang
keutamaan ilmu dan orang-orang yang memilikinya, etika orang yang belajar dan
mengajarkan ilmu, serta hal-hal lain yang berkaitan dengannya.
4
B. Etika Pelajar dalam Pemikiran Ibnu Jama'ah
Menurut beliau pelajar adalah orang yang belajar dalam kegiatan belajar
mengajar. Ibnu jama'ah dalam pemikiran pendidikannya tampaknya sangat
mengutamakan akhlak atau etika yang harus dimiliki oleh para pelaksana pendidikan.
Menurut hemat menulis, hal ini cukup wajar jika dikaitkan dengan kondisi sosial
masyarakat di luar Mesir yang sedang mengalami kemunduran dan kemeresotan
moral seiring dengan mundur dan hancurnya pusat-pusat peradaban Islam, maka
upaya pembinaan dan penataan kembali moral para pelajar sebagai generasi yang
sangat dibutuhkan di masa berikutnya adalah menjadi sangat penting.
Menurut Ibnu Jama'ah pelajar harus memiliki tiga etika sebagai berikut:
c. Segera menuntut ilmu sejak usia muda dan sampai akhir hayatnya.
d. Menghindarkan diri dari kesibukan dunia dan merasa cukup dengan apa
yang ada.
Oleh karena guru adalah orang yang mempunyai ilmu,maka beliau berhak
mendapatka kemuliaan dan keutamaan sebagaimana orang-orang alim atau
ulama karena mereka adalah pewaris para Nabi.
a. pelajaran yang harus dikaji terlebih dahulu adalah Al-Qur'an dan Hadis serta
ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya.
5
b. Pelajar harus waspada terhadap perbedaan pendapat para ulama dalam suatu
masalah.
Karir Ibnu Jama‟ah bisa digambarkan perpaduan antara mengajar dan qadi
yang dijalani dalam satu iklim sosio politik yang sangat dinamis. Ibnu Jama‟ah
mendapat pengajaran agama dari beberapa guru yang sangat terkenal di tempat dan
masanya, baik oleh ayahnya sendiri maupun guru lain diantaranya: Shofi al-Din Ibnu
al-Baradzi‟i wafat 647 H, al-Rasyid Ibnu Maslamah. w. 650H., al-Rasyid al-Iraqi. w.
652 H, Syaih al-Syuyuh al-Anshari. w. 662 H, al-Rasyid al-„Aththar. w. 662 H., al-
Radli Ibnu al-Burhan. w. 664 H, Ibnu „Abd al-Warits. w. 665 H, Ibnu al-Qasthalani.
w. 665 H, Ibnu „Izwan. w. 667 H, al-Majdu Ibnu Daqiq. w. 667 H, Ibnu „Abd al-
Daim. w. 668 H, Syaraf al-Din al-Sabaqi. w. 669 H, al-Muin al-Dimasyqa. w. 670 H,
Ibnu Malik. w. 672 H, al-Kamal Ibnu „Abd. w. 672 H, Ibnu Abi al-Yasar. w. 672 H,
Ibnu Alaq. w. 672 H, al-Najib. w. 672 H, Ibnu „Atha‟ al-Hanaf i. w. 673 H, Ibrahim
Ibnu Jama‟ah. w. 675 H, Ibnu Razin. w. 680 H, Ibnu „Alan. w. 680 H, Ibnu „Abi „Amr.
w. 682 H, Ibnu al-Mutawwij. w. 730 H87 . Konsep pendidikan yang dikemukakan
Ibnu Jama‟ah secara keseluruhan dituangkan dalam karyanya Tadzkirat as-Sami‟ wa
al-Mutakallim fi Adab al-Alim wa al-Muta‟allim. Dalam buku tersebut beliau
mengemukakan tentang keutamaan ilmu pengetahuan dan orang yang mencarinya.
6
Keseluruhan konsep pendidikan Ibnu Jama‟ah ini dapat dikamukakan sebagai
berikut :
1. Konsep Guru/Ulama
2. Peserta Didik
Menurut Ibnu Jama‟ah peserta yang baik adalah peserta didik yang
mempunyai kemampuan dan kecerdasan untuk memilih, memutuskan dan
mengusahakan tindakan-tindakan belajar secara mandiri, baik yang berkaitan
dengan aspek fisik, pikiran, sikap maupun perbuatan. Dengan demikian dapat
dipastikan bahwa peserta didik telah melewati masa kanak�kanak yang dalam
tradisi pendidikan islam biasanya belajar di kuttab. Ibnu Jama‟ah sangat
mendorong para siswa agar mengembangkan kemampuan akalnya.
3. Materi Pelajaran/Kurikulum
7
4. Metode Pembelajaran Konsep Ibnu Jama‟ah tentang metode pembelajaran banyak
ditekankan pada hafalan ketimbang dengan metode lain
5. Lingkungan Pendidikan
Kedua, Keluar dari rumah, seorang ilmuwan hendaknya berdo‟a mencari ilmu
(thalab al-Ilm), mengingat Allah SWT, mengucap salam kepada yang hadir, lalu
melaksanakan shalat dua raka‟at (khususnya majlis di masjid).
Ketiga, Duduk pada posisi yang bisa dilihat seluruh yang hadir.
Kelima, Jika mengajarkan beberapa disiplin ilmu dalam sehari, maka harus
mendahulukan yang lebih mulia dan lebih penting.
Keenam, Mengatur suara agar tidak terlalu lemah hingga sulit didengar hadirin,
juga tidak terlalu keras hingga mengganggu orang di luar majelis.
Ketujuh, Menjaga majelis agar tidak menjadi ajang senda gurau, kebisingan, atau
perdebatan yang tidak jelas yang hanya mengakibatkan kelupaan.
8
Kedelapan, Mengingatkan orang yang berlebihan dalam debat, atau bingung
dalam debat, atau jelek tata krama, atau tak mau tenang setelah ditemukan
kebenaran.
E. Pendekatan Pembelajaran
Poin ini tercakup dalam adab guru dengan pelajaran yang diajarkannya. Ibnu
Jama‟ah menjelaskan bahwa adab guru/pendidik dengan pelajaran yang diajarkannya
mencakup adab-adab yang memuliakan ilmu dan mendukung optimalisasi sampainya
ilmu kepada murid, hal itu tergambar dalam poin-poin yang beliau sampaikan: bersuci
sebelum mengajar dan mengenakan pakaian yang baik (penampilan yang
menyejukkan), berdo‟a ketika keluar dari rumah dengan do‟a dari al-sunnah al-
shahîhah serta terus berzikir kepada Allah hingga sampai tempat mengajar, setelah
9
hadir di tempat mengajar lakukan shalat sunnah dua raka‟at (disesuaikan), memulai
pengajaran dengan do‟a memohon taufik dan pertolongan-Nya, mengajar pada
kondisi prima (tidak lapar, dahaga, marah, lelah), menempatkan diri pada posisi
duduk yang tepat di hadapan hadirin diutamakan menghadap kiblat jika
memungkinkan dan duduk dengan adab yang baik, tenang dan tawadhdhu‟, memulai
pelajaran dengan membaca ayat al-Qur‟an, mengajar pelajaran dimulai dari yang
paling utama, tidak mengeraskan suara di luar batas kebutuhan atau sebaliknya,
menjaga majelis dari suara-suara berisik dan pembicaraan di luar tema, mencegah
orang yang melampaui topik pembahasan dan beradab buruk, harus bersikap adil
terhadap para hadirin, menunjukkan sikap ramah kepada hadirin yang asing baginya,
membiasakan mengucapkan ( واللهأعلمhanya Allah yang tahu) tidak memberanikan diri
mengajar ilmu yang belum dikuasai hingga tak berfatwa tanpa ilmu. Dan dalam
konteks metode pembelajaran, Ibnu Jama‟ah menjelaskan dengan poin-poin sebagai
berikut:
KESIMPULAN
Ibn Jama'ah hidup di negeri yang memiliki kondisi sosial dan politik yang
cukup baik dan stabil serta didukung penguasa yang sangat memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dukungan tersebut diwujudkan dengan pendirian
madrasah-madrasah di berbagai tempat yang nantinya menjadi pusat kegiatan belajar-
mengajar ulama terkemuka pada masa itu dengan mengajarkan berbagai disiplin ilmu.
Alasan lainnya adalah karena Ibn Jama'ah dibesarkan dalam keluarga yan sangat
mencintai ilmu, faqih, dan zuhud.
SARAN
Demikian makalah ini kami tulis semoga para pembaca lebih memahami
Konsep Kependidikan Ibn Jamaah yang dimana pemikiran pendidikan beliau sangat
mengutamakan akhlak atau etika yang harus dimiliki oleh pelajar. Alangkah
bagusnya kita menerapkan itu juga dalam proses belajar mengajar.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1284255&val=17198&title
=PEMIKIRAN%20PENDIDIKAN%20IBNU%20JAMAAH%20w%20773%20H%20Telaah%20atas%2
0Kitab%20Tadzkirat%20al-Smi%20wa%20al-Mutakallim%20f%20Adab%20al-lim%20wa%20al-
Mutaallim
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/dinamika/article/view/368
https://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ei/article/view/64
12