Laporan RBL Senter Kocok
Laporan RBL Senter Kocok
LAPORAN
Oleh :
Adlu Hakam Ramadhan (13115042)
Agadi Samridho (13115004)
Galih Priambudi (14115048)
Isbal Fathurrahman (14115040)
M. Farid Hasan (13115012)
Minaldi Dayauk I. Manulang (13115034)
Novriandi (13115019)
Retno Aljum’ah Tarihoran (13115029)
I. Latar Belakang
Setiap aktivitas manusia ketika dimalam hari tidak terlepas dari bantuan
cahaya lampu, baik itu lampu neon, lampu pijar, maupun lampu senter. Cahaya
lampu tersebut bermanfaat untuk memberikan penerangan di kala gelap, karena
aktivitas di malam hari tidak akan bisa berjalan lancar apabila tidak ada cahaya
yang menerangi. Sehingga cahaya lampu akan menjadi kebutuhan yang vital
ketika di malam hari.
Senter kocok adalah suatu senter tanpa baterai, yang menggunakan prinsip
dari Fluks Magnetik dan GGL Induksi elektromagnetik. Alat ini bisa menjadi
alternative ketika terjadi pemadaman listrik secara tiba-tiba pada malam hari,
karena Alat ini dapat digunakan tanpa harus mencharger dengan tenaga listrik
terlebih dahulu. Alat ini dapat digunakan dengan hanya mengocoknya beberapa
menit, kemudian ketika saklar (switch) dinyalakan, senter ini akan memberikan
sinar yang cukup terang.
Desain senter kocok dibuat dari paralon (PVC) yang dililitkan oleh kawat
tembaga berukuran 0,15 mm, dimana salah satu ujungnya ditutup oleh tutup PVC
dan ujung lainnya sebagai tempat untuk lampu LED. Ide awal desain ini bermula
dari bentuk senter pada umumnya, dimana bentuk pipa PVC menyerupai bentuk
senter (tabung).
No Nama Alat
1 Solder
2 Tang
3 Obeng
4 Cutter
5 Gergaji besi
6 Gunting
Tabel 3.3.1 Alat untuk membuat senter kocok
*Keterangan : tanda “-“ menunjukkan bahwa bahan tersebut berasal dari barang
bekas, sehingga tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk bahan tersebut.
1. Siapkan PVC dengan panjang yang telah ditentukan (sekitar 15-20 cm).
2. Buat kumparan pada PVC dari kawat tembaga dengan melilitkan kawat
tembaga hingga panjang kumparannya sama dengan panjang magnet yang
digunakan. Sisakan kawat tembaga di kedua sisi untuk membuat
rangkaian.
3. Selotip kumparan, pastikan kumparan tidak bergeser lagi.
4. Tutup salah satu ujung PVC dengan penutup PVC, masukkan magnet ke
dalam PVC tersebut, lalu nantinya tutup ujung lainnya dengan
menggunakan penutup PVC lainnya (untuk tempat lampu LED).
5. Periksa lampu LED nyala atau tidak dengan multimeter. Jika lampu
menyala maka LED bisa digunakan, jika tidak maka LED tidak bisa
digunakan. Lalu lepaskan LED.
6. Siapkan 4 buah kapasitor, lalu sambungkan keempat kaki kapasitor secara
paralel.
7. Rangkai keempat dioda dengan menyambungkan kaki positif diode
pertama dengan kaki negative diode kedua, lalu hubungkan kaki positif
diode ketiga dengan kaki negative diode keempat. Lalu hubungkan kutub
negative diode pertama dengan kutub negatif dioda ketiga dan hubungkan
kutub positif kedua dengan kutub positif keempat. Rangkaian ini berfungsi
untuk mengubah arus AC dari kumparan menjadi arus DC. \
8. Sambungkan kapasitor dengan kaki dioda. Kaki positif dengan kaki
positif, begitu juga dengan kaki negatif dengan kaki negatif dengan
menyoldernya.
9. Kaki dioda yang lainnya disambungkan dengan kedua ujung kumparan
dengan menyoldernya.
10. Ambil LED. Solder bagian kaki positifnya dengan kabel, lalu hubungkan
ke salah satu kaki saklar (switch) dan kaki lain dari saklar dihubungkan
dengan kaki positif kapasitor.
11. Bagian negatif LED dihubungkan langsung dengan kaki negatif kapasitor.
12. Setelah semua terhubung, pasang penutup PVC (yang sudah dipasang
lampu LED) pada ujung PVC lainnya. Lalu kocok senter 5-10 detik,
nyalakan switch.
∆ᶲ
ε ind
= -N ∆t
N = jumlah lilitan
∆Ф = fluks magnetik
∆t = perubahan waktu
ε ind
= ggl induksi
IV.1.4 Kapasitor
Kapasitor adalah suatu perangkat komponen elektronika yang berfungsi
untuk menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan
oleh bahan penyekat (dielektrik) pada tiap konduktor/keeping. Prinsip kerja
kapasitor hampir sama dengan Resistor yang juga termasuk ke dalam komponen
pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan
arus DC.
IV.1.5 Kapasitansi
Kapasitansi adalah kemampuan suatu benda atau sistem benda untuk
menyimpan muatan listrik. Secara kuantitatif, kapasitansi (C) dari benda
didefinisikan sebagai rasio dari muatan listrik (Q) pada tubuh dengan tegangan
(V) dari tubuh, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
Q
C= V
Kapasitansi suatu sistem tergantung pada ukuran, bentuk, dan komposisi tubuh
dalam sistem dan orientasi mereka terhadap satu sama lain. Kapasitansi diukur
dalam satuan Farad (F).
Lampu LED pada senter kocok dapat menyala dikarenakan beberapa tahap
proses berkesinambungan sebagai berikut :
Ketika senter kocok dikocok, maka akan terjadi perubahan fluks yang disebabkan
oleh perbedaan garis gaya magnet yang menembus bidang kumparan.
Perubahan fluks ini akan menimbulkan beda potensial antara kedua ujung
kumparan (GGL induksi), otomatis terdapat Arus Induksi (Arus AC) pada
kumparan tersebut.
Arus induksi pada kumparan tersebut diteruskan menuju dioda, yang
berfungsi untuk menyearahkan arus, Arus AC menjadi Arus DC.
Setelah Arus disearahkan (Arus DC didapat), maka arus tersebut
diteruskan menuju kapasitor untuk menyimpan muatan listrik yang
didapat dari arus tersebut
Muatan listrik yang tersimpan dalam kapasitor tersebut akan dikontrol
oleh saklar (switch) sebelum dialirkan ke beban (lampu LED).
Tekan saklar untuk menghidupkan lampu LED.
Prinsip dari Senter Kocok adalah Fluks Magnetik dan GGL Induksi.
Komponen yang mempengaruhi perubahan fluks magnetik adalah medan magnetik,
luas kumparan dan sudut antara garis gaya medan magnetik dengan garis gaya
normal. Sedangkan komponen yang mempengaruhi kuat-lemahnya GGL Induksi
adalah jumlah lilitan dan perubahan fluks magnetik. Dikarenakan komponen medan
magnetik dalam percobaan ini konstan, maka dalam bab ini akan dijelaskan
mengenai pengaruh jumlah lilitan dan luas kumparan pada kuat-lemahnya GGL
Induksi yang dihasilkan.
Percobaan Pertama
N = 675 lilitan
B = Konstan
2
A = 43,96 cm
ε ind yang dihasilkan sebesar 1,2 volt
Percobaan Kedua
N = 1500 lilitan
B = Konstan
2
A = 43,96 cm
ε ind yang dihasilkan sebesar 2,3 volt
Percobaan Ketiga
N = 2100 lilitan
B = Konstan
2
A = 43,96 cm
ε ind yang dihasilkan sebesar 3,5 volt
5.2 Pembahasan
VII. Kesimpulan
Semakin besar medan magnetik dan luas kumparan, maka semakin besar
perubahan fluks magnetik yang dihasilkan.
Semakin besar fluks magnetik dan jumlah lilitan pada kumparan, maka
semakin besar GGL Induksi yang dihasilkan.
No Nama Tugas
1 Adlu Hakam Menyusun Alat
2 Agadi Samridho Menyusun Laporan
3 Galih Priambudi Menyusun Alat
4 Isbal Fathurrahman Menyusun Laporan
5 M. Farid Hasan Menyusun Alat
6 Minaldi Dayauk I. Manulang Menyusun Alat
7 Novriandi Menyusun Laporan
8 Retno Aljum’ah Tarihoran Menyusun Alat
IX. Referensi
https://www.scribd.com/doc/294130820/Shake-Flashlight-Oleh-Viva-
Satianingsih
http://www.duniapendidikan.net/2016/01/definisi-dan-pengertian-
medan-magnet-dan-garis-gaya-magnet.html
http://teknikelektronika.com/simbol-fungsi-kapasitor-beserta-jenis-
jenis-kapasitor/
http://ilmualam.net/pengertian-kapasitansi.html
http://fisikazone.com/gaya-gerak-listrik-induksi-ggl-induksi/