Anda di halaman 1dari 9

SENTER KOCOK

LAPORAN

Disusun untuk memenuhi tugas Research Based Learning (RBL)


mata kuliah Fisika Dasar II
2015/2016

Oleh :
Adlu Hakam Ramadhan (13115042)
Agadi Samridho (13115004)
Galih Priambudi (14115048)
Isbal Fathurrahman (14115040)
M. Farid Hasan (13115012)
Minaldi Dayauk I. Manulang (13115034)
Novriandi (13115019)
Retno Aljum’ah Tarihoran (13115029)

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


2016
ABSTRAK

Perkembangan teknologi yang pesat selalu diiringi dengan penggunaan


energi listrik yang tinggi. Karena permintaan energi listrik yang tinggi dan sumber
energi listrik yang terbatas, maka tidak jarang terjadi pemadaman listrik di
beberapa wilayah di Indonesia. Apabila pemadaman listrik terjadi secara tiba-tiba
pada malam hari maka aktivitas manusia akan terganggu dikarenakan tidak ada
cahaya yang menerangi dan apabila pada saat itu masyarakat lupa untuk
mencharger lampu emergeny atau tidak memiliki senter dengan sumber tegangan
baterai, maka dibutuhkan suatu alat yang dapat mengatasi masalah ini seperti
Senter Kocok. Prinsip dasar dari Senter Kocok adalah Fluks Magnetik dan GGL
Induksi. Perubahan Fluks Magnetik adalah perubahan garis-garis gaya magnetik
yang menembus bidang kumparan. Sedangkan GGL Induksi adalah beda potensial
antara ujung-ujung kawat kumparan yang disebabkan oleh perubahan fluks
terhadap waktu dan banyaknya lilitan pada kumparan. Alat ini dapat dibuat
dengan bahan-bahan sederhana yang terdapat disekitar kita, yaitu pipa paralon
(PVC), magnet, kawat tembaga, kapasitor, dioda, saklar dan lampu LED. Bahan-
bahan tersebut akan dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat membentuk Senter
Kocok ideal. Sehingga masalah diatas pun dapat teratasi dengan Senter Kocok.

Kata kunci : Senter, Induksi, elektromagnetik, GGL

I. Latar Belakang

Setiap aktivitas manusia ketika dimalam hari tidak terlepas dari bantuan
cahaya lampu, baik itu lampu neon, lampu pijar, maupun lampu senter. Cahaya
lampu tersebut bermanfaat untuk memberikan penerangan di kala gelap, karena
aktivitas di malam hari tidak akan bisa berjalan lancar apabila tidak ada cahaya
yang menerangi. Sehingga cahaya lampu akan menjadi kebutuhan yang vital
ketika di malam hari.

Seiring berjalanya waktu, perkembangan teknologi pun semakin pesat,


terutama di negara maju, sehingga pemakaian listrik semakin bertambah.
Beberapa dekade ini, sering terjadinya pemadaman listrik di banyak wilayah di
Indonesia, baik di siang hari maupun di malam hari. Ketika pemadaman terjadi
pada siang hari, mungkin tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas, namun jika
pemadaman listrik tiba-tiba dilakukan pada malam hari, maka keadaan akan
seketika gelap gulita, sehingga aktivitas pun akan terhambat. Oleh karena itu, saat
ini masyarakat banyak yang memiliki lampu emergency yang dapat digunakan
ketika tiba-tiba terjadi pemadaman listrik pada malam hari. Namun terkadang bagi
masyarakat yang terlupa mencharger lampu tersebut akan menjadi repot dikala
lampu mati secara tiba-tiba. Sehingga butuh alat penerang atau senter yang bisa
digunakan tanpa harus mencharger dengan tenaga listrik dan tanpa mengganti
baterai baru.

Senter kocok adalah suatu senter tanpa baterai, yang menggunakan prinsip
dari Fluks Magnetik dan GGL Induksi elektromagnetik. Alat ini bisa menjadi
alternative ketika terjadi pemadaman listrik secara tiba-tiba pada malam hari,
karena Alat ini dapat digunakan tanpa harus mencharger dengan tenaga listrik
terlebih dahulu. Alat ini dapat digunakan dengan hanya mengocoknya beberapa
menit, kemudian ketika saklar (switch) dinyalakan, senter ini akan memberikan
sinar yang cukup terang.

II. Desain dan Rancangan

Desain senter kocok dibuat dari paralon (PVC) yang dililitkan oleh kawat
tembaga berukuran 0,15 mm, dimana salah satu ujungnya ditutup oleh tutup PVC
dan ujung lainnya sebagai tempat untuk lampu LED. Ide awal desain ini bermula
dari bentuk senter pada umumnya, dimana bentuk pipa PVC menyerupai bentuk
senter (tabung).

III. Bahan yang Digunakan dan Prosedur Pembuatan

3.1 Alat dan Bahan

No Nama Alat
1 Solder
2 Tang
3 Obeng
4 Cutter
5 Gergaji besi
6 Gunting
Tabel 3.3.1 Alat untuk membuat senter kocok

No Bahan Jumlah Harga


1 Magnet 10 Rp. 15000,-
2 Kabel 1 meter -
3 Lampu LED 1 -
4 Kawat Tembaga 1 ons -
5 Dioda 4 Rp. 6000,-
6 Pipa Plastik 1 -
7 Tutup PVC 2 -
8 Kapasitor 4 Rp. 10000,-
10 Lem Korea 1 Rp. 7000,-
11 Selotip transparan 1 -
12 Timah 1 meter -
13 Lensa 1 -
TOTAL Rp. 38.000,-
Tabel 3.2 Bahan untuk membuat senter kocok

*Keterangan : tanda “-“ menunjukkan bahwa bahan tersebut berasal dari barang
bekas, sehingga tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk bahan tersebut.

3.1.2 Prosedur Pembuatan

1. Siapkan PVC dengan panjang yang telah ditentukan (sekitar 15-20 cm).
2. Buat kumparan pada PVC dari kawat tembaga dengan melilitkan kawat
tembaga hingga panjang kumparannya sama dengan panjang magnet yang
digunakan. Sisakan kawat tembaga di kedua sisi untuk membuat
rangkaian.
3. Selotip kumparan, pastikan kumparan tidak bergeser lagi.
4. Tutup salah satu ujung PVC dengan penutup PVC, masukkan magnet ke
dalam PVC tersebut, lalu nantinya tutup ujung lainnya dengan
menggunakan penutup PVC lainnya (untuk tempat lampu LED).
5. Periksa lampu LED nyala atau tidak dengan multimeter. Jika lampu
menyala maka LED bisa digunakan, jika tidak maka LED tidak bisa
digunakan. Lalu lepaskan LED.
6. Siapkan 4 buah kapasitor, lalu sambungkan keempat kaki kapasitor secara
paralel.
7. Rangkai keempat dioda dengan menyambungkan kaki positif diode
pertama dengan kaki negative diode kedua, lalu hubungkan kaki positif
diode ketiga dengan kaki negative diode keempat. Lalu hubungkan kutub
negative diode pertama dengan kutub negatif dioda ketiga dan hubungkan
kutub positif kedua dengan kutub positif keempat. Rangkaian ini berfungsi
untuk mengubah arus AC dari kumparan menjadi arus DC. \
8. Sambungkan kapasitor dengan kaki dioda. Kaki positif dengan kaki
positif, begitu juga dengan kaki negatif dengan kaki negatif dengan
menyoldernya.
9. Kaki dioda yang lainnya disambungkan dengan kedua ujung kumparan
dengan menyoldernya.
10. Ambil LED. Solder bagian kaki positifnya dengan kabel, lalu hubungkan
ke salah satu kaki saklar (switch) dan kaki lain dari saklar dihubungkan
dengan kaki positif kapasitor.
11. Bagian negatif LED dihubungkan langsung dengan kaki negatif kapasitor.
12. Setelah semua terhubung, pasang penutup PVC (yang sudah dipasang
lampu LED) pada ujung PVC lainnya. Lalu kocok senter 5-10 detik,
nyalakan switch.

IV. Prinsip Kerja Alat

IV.1 Teori Dasar

IV.1.1 Medan Magnet


Medan magnet adalah daerah disekitar magnet yang menyebabkan sebuah
muatan yang bergerak disekitarnya mengalami suatu gaya. Medan magnet
membentuk pola garis-garis lengkung yang disebut garis gaya magnetik. Arah
garis gaya magnetik tergantung pada arah arus listrik yang mengalir pada kawat
penghantar. Medan magnetik juga terdapat disekitar kawat penghantar yang dialiri
arus listrik.

IV.1.2 Gaya Gerak Listrik Induksi


GGL Induksi adalah beda potensial yang terjadi pada ujung-ujung
kumparan karena pengaruh induksi elektromagnetik. GGL induksi timbul ketika
magnet batang digerakkan keluar-masuk kumparan. Ketika magnet batang
digerakkan mendekati kumparan, jumlah garis gaya magnetik yang menembus
kumparan akan bertambah sehingga terdapat perbedaan fluks antara magnet
sebelum dan sesudah mendekati kumparan. Perubahan jumlah garis gaya
magnetik yang menembus kumparan tersebut menyebabkan beda potensial di
ujung-ujung kumparan tersebut. Timbulnya beda potensial di ujung-ujung
kumparan inilah yang menyebabkan arus listrik mengalir di dalam kumparan.
Sehingga GGL Induksi dapat dirumuskan sebagai berikut :

∆ᶲ
ε ind
= -N ∆t

N = jumlah lilitan
∆Ф = fluks magnetik
∆t = perubahan waktu
ε ind
= ggl induksi

IV.1.3 Fluks Magnetik


Fluks magnetik menyatakan banyaknya jumlah garis gaya magnetik yang
menembus permukaan bidang kumparan secara tegak lurus, sehingga dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut :
Ф ꞊ B . A atau Ф ꞊ B . A cos θ
Ф = fluks magnetik
B = induksi magnetik
A = luas permukaan bidang
θ = sudut yang dibentuk antara arah B dengan garis normal bidang

IV.1.4 Kapasitor
Kapasitor adalah suatu perangkat komponen elektronika yang berfungsi
untuk menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan
oleh bahan penyekat (dielektrik) pada tiap konduktor/keeping. Prinsip kerja
kapasitor hampir sama dengan Resistor yang juga termasuk ke dalam komponen
pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan
arus DC.

IV.1.5 Kapasitansi
Kapasitansi adalah kemampuan suatu benda atau sistem benda untuk
menyimpan muatan listrik. Secara kuantitatif, kapasitansi (C) dari benda
didefinisikan sebagai rasio dari muatan listrik (Q) pada tubuh dengan tegangan
(V) dari tubuh, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Q
C= V

Kapasitansi suatu sistem tergantung pada ukuran, bentuk, dan komposisi tubuh
dalam sistem dan orientasi mereka terhadap satu sama lain. Kapasitansi diukur
dalam satuan Farad (F).

4.1.2 Cara Kerja Alat

Lampu LED pada senter kocok dapat menyala dikarenakan beberapa tahap
proses berkesinambungan sebagai berikut :

Ketika senter kocok dikocok, maka akan terjadi perubahan fluks yang disebabkan
oleh perbedaan garis gaya magnet yang menembus bidang kumparan.

 Perubahan fluks ini akan menimbulkan beda potensial antara kedua ujung
kumparan (GGL induksi), otomatis terdapat Arus Induksi (Arus AC) pada
kumparan tersebut.
 Arus induksi pada kumparan tersebut diteruskan menuju dioda, yang
berfungsi untuk menyearahkan arus, Arus AC menjadi Arus DC.
 Setelah Arus disearahkan (Arus DC didapat), maka arus tersebut
diteruskan menuju kapasitor untuk menyimpan muatan listrik yang
didapat dari arus tersebut
 Muatan listrik yang tersimpan dalam kapasitor tersebut akan dikontrol
oleh saklar (switch) sebelum dialirkan ke beban (lampu LED).
 Tekan saklar untuk menghidupkan lampu LED.

V. Data dan Pengolahan

Prinsip dari Senter Kocok adalah Fluks Magnetik dan GGL Induksi.
Komponen yang mempengaruhi perubahan fluks magnetik adalah medan magnetik,
luas kumparan dan sudut antara garis gaya medan magnetik dengan garis gaya
normal. Sedangkan komponen yang mempengaruhi kuat-lemahnya GGL Induksi
adalah jumlah lilitan dan perubahan fluks magnetik. Dikarenakan komponen medan
magnetik dalam percobaan ini konstan, maka dalam bab ini akan dijelaskan
mengenai pengaruh jumlah lilitan dan luas kumparan pada kuat-lemahnya GGL
Induksi yang dihasilkan.

5.1 Data Percobaan

 Percobaan Pertama

N = 675 lilitan
B = Konstan
2
A = 43,96 cm
ε ind yang dihasilkan sebesar 1,2 volt

 Percobaan Kedua

N = 1500 lilitan
B = Konstan
2
A = 43,96 cm
ε ind yang dihasilkan sebesar 2,3 volt

 Percobaan Ketiga

N = 2100 lilitan
B = Konstan
2
A = 43,96 cm
ε ind yang dihasilkan sebesar 3,5 volt

5.2 Pembahasan

Komponen fluks magnetik dipengaruhi oleh besar medan magnetik dan


luas kumparan. Karena medan magnet konstan (magnet yang digunakan sama)
dan luas kumparan sama, maka dapat dianggap perubahan fluks tersebut konstan.
GGL Induksi dipengaruhi oleh banyaknya lilitan dan perubahan fluks terhadap
∆ᶲ
waktu ε ind = -N ∆ t . Karena perubahan fluks magnetik konstan, maka

yang berpengaruh terhadap kuat-lemahnya GGL Induksi hanyalah jumlah lilitan.


Dapat dilihat bahwa GGL Induksi berbanding lurus terhadap jumlah lilitan,
artinya semakin banyak jumlah lilitan maka semakin besar GGL Induksi yang
dihasilkan.

Lampu LED yang digunakan pada senter kocok membutuhkan tegangan


sebesar 3 volt. Pada percobaan pertama, besar GGL Induksi yang dihasilkan dari
kumparan yang terdiri dari 675 lilitan sebesar 1,2 volt, sehingga lampu LED tidak
menyala. Pada percobaan kedua, besar GGL Induksi yang dihasilkan dari
kumparan yang terdiri dari 1200 lilitan sebesar 2,3 volt, sehingga lampu LED
masih tidak dapat menyala. Sedangkan pada percobaan ketiga, besar GGL Induksi
yang dihasilkan dari kumparan 2100 lilitan sebesar 3,5 volt sehingga lampu LED
dapat menyala cukup terang.

VI. Petunjuk Penggunaan Alat

Petunjuk penggunaan senter kocok sebagai berikut :

 Pastikan saklar (switch) dalam keadaan off.


 Kocok senter tersebut perlahan-lahan selama 5-10 detik.
 Tekan/ hidupkan saklar (switch) tersebut.

VII. Kesimpulan
 Semakin besar medan magnetik dan luas kumparan, maka semakin besar
perubahan fluks magnetik yang dihasilkan.
 Semakin besar fluks magnetik dan jumlah lilitan pada kumparan, maka
semakin besar GGL Induksi yang dihasilkan.

VIII. Pembagian Tugas Dalam Kelompok

No Nama Tugas
1 Adlu Hakam Menyusun Alat
2 Agadi Samridho Menyusun Laporan
3 Galih Priambudi Menyusun Alat
4 Isbal Fathurrahman Menyusun Laporan
5 M. Farid Hasan Menyusun Alat
6 Minaldi Dayauk I. Manulang Menyusun Alat
7 Novriandi Menyusun Laporan
8 Retno Aljum’ah Tarihoran Menyusun Alat

IX. Referensi

 https://www.scribd.com/doc/294130820/Shake-Flashlight-Oleh-Viva-
Satianingsih
 http://www.duniapendidikan.net/2016/01/definisi-dan-pengertian-
medan-magnet-dan-garis-gaya-magnet.html
 http://teknikelektronika.com/simbol-fungsi-kapasitor-beserta-jenis-
jenis-kapasitor/
 http://ilmualam.net/pengertian-kapasitansi.html
 http://fisikazone.com/gaya-gerak-listrik-induksi-ggl-induksi/

Anda mungkin juga menyukai