Anda di halaman 1dari 1

Deindividuation adalah proses hilangnya jati diri atau kepribadian seseorang ketika dirinya

bergabung dengan sebuah kelompok.


Menurut pendapat saya jika seseorang kehilangan jati diri atau kepribadian akibat bergabung
pada suatu kelompok, maka seseorang tersebut akan melakukan tindakan-tindakan yang tidak
mungkin dilakukannya jika orang tersebut dalam kondisi sendirian. Dan khasus seperti ini sudah
banyak di Indonesia misalnya kerusuhan para supporter sepak bola. Sebenernya supporter sepak
bola tersebut memiliki kepribadian yang sangat bagus namun seseorang itu ketika bergabung
dalam kelompok suporter menjadikan seseorang itu berfikirnkokektif atau berfikir secara tidak
rasional. Penyabab tidak rasional semacam ini disebabkan :
1. Secara individual tidak ada orang yang tahu siapa dirinya sendiri dan dia menjadi bukan siapa-
siapa karena telah kehilangan tanggung jawab pribadinya.
2. Pengaruh buruk kelompok dapat menyebabkan seseorang menjadi bertindak secara berbeda
dan melakukan tindakan seperti yang dilakukan anggota dari kelompok tersebut.
3. Dalam sebuah kelompok, seseorang biasanya tersegesti untuk melakukan tindakan seperti
yang dilakukan temannya dalam kelompok itu karena dia merasa mendapatkan tekanan dari
orang lain atau kelompok lain.
Meskipun deindividuation umumnya bisa menciptakan perilaku yang tidak dikehendaki. Namun,
sebenarnya deindividuation ini bisa menciptakan perilaku yang positif. Dan banyak aktivitas
yang bertujuan mulia, tetapi sering kali tidak bisa dilakukannya. Tapi aktivitas itu bisa di
lakukannya apabila orang tersebut bergabung dalam suatu kelompok. Seperti lembaga sosial,
lembaga keagamaan, dan sekolah yang bisa merubah kepribadian seseorang yang kehilangan jati
dirinya untuk bersama-sama berapartisi dalam meningkatkan kehidupan mereka dan anggota
masyarakat yang lain. 
Sebenernya meskipun deindividuation seringkali bersifat destruktif, tetapi tidak selamanya
seperti itu.
 
Sumber EKMA4157/Modul 5 

Anda mungkin juga menyukai