Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TEKNIK LABORATORIUM

OVEN, TIMBANGAN dan DESIKATOR


Berat Basah dan Berat Kering

NIM F05112062
REG A KELAS B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2013
OVEN, TIMBANGAN dan DESIKATOR

Berat Basah dan Berat Kering

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya
tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen
penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakannya,
tekstur, serta cita rasa makanan kita, bahkan dalam bahan makanan kering sekalipun,
seperti buah kering, tepung, serta biji-bijian terkandung air dalam jumlah tertentu

Suatu bahan yang telah mengalami pengeringan ternyata lebih bersifat higroskopis
dari pada bahan asalnya. Oleh karena itu selama pendinginan sebelum penimbangan,
bahan selalu ditempatkan dalam ruang tertutup yang kering, misalnya dalam
eksikator atau desikator yang telah diberi zat penyerap air. Penyerapan air/uap air ini
dapat menggunakan kapur aktif, asam sulfat ; silika gel, alumunium oksida, kalium
klorida, kalium hidroksida, kalium sulfat atau barium oksida

2. Dasar Teori

Alat laboratorium oven merupakan salah satu alat laboratorium yang penting,


fungsinya untuk memamaskan atau mengeringkan alat-alat laboratorium atau objek-
objek lainnya. Memmert merupakan salah satu produsen oven yang sudah terkenal di
dunia, begitu juga di Indonesia.

Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat kimia


maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven
lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105ºC.

Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas dengan
spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian
rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat dikeringkan
dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi tersebut dimasukkan ke
dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan berakibat ketelitiannya tidak
lagi teliti. Biasanya digunakan desikator untuk mengeringkannya( Liana, 2008).

Salah satu metode penentuan kadar air yang sederhana dan banyak digunakan untuk
produk pangan adalah metode pengeringan atau metode oven (thermogravimetri).
Pada metode ini sampel dibiarkan dalam alat pengering (oven) pada suhu 70-1050C.
Kelebihan metode ini adalah prosedurnya yang sederhana dan data yang diperoleh
cukup baik dan akurat. Tetapi, waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan sampel
cukup lama dan pada sampel yang mempunyai kadar gula tinggi sangat sulit
dilakukan pengeringan.
Di dalam analisis bahan pangan, biasanya kadar air bahan dinyatakan dalam persen
berat kering. Hal ini disebabkan perhitungan berdasarkan berat basah mempunyai
kelemahan yaitu berat basah bahan selalu berubah-ubah setiap saat, sedangkan berat
bahan kering selalu tetap. Metode pengukuran kadar air yang umum dilakukan di
Laboratorium adalah metode oven atau dengan cara destilasi. Pengukuran kadar air
secara praktis di lapangan dapat dilakukan dengan menggunakan moisture
meter yaitu alat pengukur kadar air secara elektronik).

Kadar air dalam suatu bahan sering menyebabkan masalah, diantaranya adalah
sampel mudah berjamur, dalam reaksi kimia yang tidak melibatkan air, adanya air
akan mempengaruhi hasil reaksi, dalam ekstrasi menggunakan pelarut absolut, air
akan menurunkan efesiensi. Untuk menghindari masalah tersebut, kandungan air
perlu diketahui. Penentuan kadar air biasanya dilakukan dengan pemanggangan
sampel dalam oven. Selisih berat antara sampel awal da berat sampel akhir
merupakan berat air (Sahidin, 2009).

Kadar air adalah hilangnya berat ketika sampel dikeringkan sesuai dengan teknik atau
metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk
mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap
bersamaan dengan pengurangan kelembaban sebanyak  mungkin. Selain dengan
menggunakan metode dean stark, dalam penentuan uji kadar air digunakan metode
oven, yaitu metode pemanasan dengan temperatur rendah maupun tinggi (Sudrajat et
al, 2007).
Dalam metode Dean & Stark apparatus dilakukan reaksi kondensasi dengan  jalan
refluks atau pemanasan sampel yang akan ditentukan kadar airnya dengan pelarut
selama 12 jam menggunakan katalisator asam. Biasanya  pelarut yang digunakan
adalah benzena dan toluena. Pada saat pemanasan atau proses refluks tetesan air yang
keluar dari hasil reaksi merupakan campuran dari pelarut dan air yang terkandung
dalam sampel (Sumantri, 2005).

Timbangan Laboratorium
 
Timbangan Laboratotium sering kita kenal dengan sebutan Analytical Balance,
timbangan laboratorium ini dapat menimbang mencapai empat angka di belakang
koma dalam satuan gram ( 0.0001 gram / 0.1 mg ).  Timbangan Laboratorium ini
memiliki teknologi yang cukup tinggi, dimana sensor yang digunakan bukan lagi
menggunakan load cell tetapi dengan sensor laser. Timbangan Laboratorium di
lengkapi dengan kaca penutup yang berfungsi untuk menghalangi angin pada saat
melakukan penimbangan. Timbangan laboratorium ini biasa digunakan untuk bahan-
bahan laboratorium seperti Zat kimia, obat- obatan, tepung , dan lain- lain

Desikator ( desiccator )

Berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan
penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2
macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya
ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan
pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.

 Cara menggunakannya :

o Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.

o Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.

Keterangan :

Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah
berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 105 oC
sampai warnanya kembali biru.
Fungsi desikator adalah :

digunakan untuk proses pengeringan, baik dengan menggunakan senyawa


higroskopis (kalsium klorida dan silica gel) atau proses penghampaan.

mendinginkan bahan atau wadah sebelum dilakukan penimbangan


Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air

Mengeringkan dan mendinginkan sample yang akan di gunakan untuk uji kadar
air(Harr, Robert R.1994).

Water is one of the important elements in foodstuffs. Although not a nutrient source
such as another food, but water is essential in the biochemical processes of living
beings. Water is needed in areas such as agriculture, food processing and as drinking
water. However, water in food can also lead to rapid destruction of the material,
especially the free water content in the material that can be used by microorganisms
to grow, and usually will quickly damage the material(Johnson: 2009)

B. TUJUAN
Praktikum ini merupakan bagian dari Teknik Dasar Pengelolaan Laboratorium
agar praktikan dapat mengetahui kadar air yang terkandung pada suatu bahan
dan membandingkan berat basah dan berat kering suatu bahan serta
mengetahui pengaruhluas permukaan terhadap kecepatan penguapan

C. METODELOGI
Prakikan menggunakan daun jambu biji dan buah jambu biji sebagai bahan
yang di amati dengan kondisi buah matang, setengah matang dan muda,
sedangkan kondisi daun muda, setengah muda dan daun tua. Setiap buah
masing-masing diberikan tiga perlakuan yang berbeda yaitu di iris tipis,
dipotong dua bagian dan tidak dipotong sama sekali dan disimpan didalam
cawan petri.
Sama halnya dengan daun jambu biji dipotong sebesar 2x2 cm dan disimpan
didalam cawan petri. Setiap cawan petri dibungkus dengan kertas Koran dan
diberi label kemudian dimasukkan kedalam oven. Berat buah ditimbang dan
diamati selama lima hari pada waktu yang kurang lebih sama.
D. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan Berat Basah dan berat kering daun jambu biji

Berat Berat daun hari ke- (g)


Berat basah
Ulangan Cawan Petri
daun (g) 2 3 4 5
(g)
1 2,22 8,41 0,19 0,17 0,15 0,14
2 0,91 8,18 0,67 0,56 0,42 0,32
3 1,05 8,36 0,47 0,46 0,45 0,44
x́ 1,39 8,32 0,44 0,38 0,34 0,30

2. Tabel Pengamatan Berat Basah dan Berat Kering buah jambu biji

Berat Berat buah hari ke- (g)


Perlakua
Kelompok Basah
n 2 3 4 5
Buah (g)
1 38,85 35,78 34,67 33,36 31,23
Diiris 2 30,65 26,32 25,78 24,58 23,32
tipis 3 38,52 35,66 34,75 32,07 30,61
x́ 36,01 32,59 31,73 30,00 28,41
1 35,22 31,68 30,73 29,04 28,49
Dibelah 2 45,53 38,48 35,28 33,19 31,52
dua 3 42,86 39,18 36,36 35,15 34,24
x́ 41,20 36,45 34,00 32,46 31,42
1 41,69 37,37 35,92 33,08 31,19
Tidak 2 49,49 42,40 39,16 35,01 31,02
dibelah 3 39,67 36,06 34,72 32,39 30,24
x́ 43,62 38,61 36,60 33,49 30,82
Grafi k Pengamatan pada Buah jambu biji
hari-1 hari-2 hari-3 hari-4 hari-5

43.62
41.2

38.61
36.45
36.01

36.6
33.49
32.59

32.46
31.73

31.42
34

30.82
28.41
30

D i i r i s ti p i s D i b el ah d u a D i b el ah sat u

GRAFIK PENGAMATAN PADA OVEN

Grafik Pengamatan pada Daun jambu biji


2.5 2.22

1.5
1.05
0.91
1
0.67
0.56
0.42 0.470.460.450.44
0.5 0.32
0.190.170.150.14

0
daun muda daun setengah tua daun tua

hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3 hari ke-4 hari ke-5
Grafik Pengamatan berat daun rata-rata
1.6
1.4
1.39
1.2
1
0.8
0.6
0.4 0.44
0.380.34
0.2 0.3

0
berat daun rata-rata

hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3 hari ke-4 hari ke-5

E. PEMBAHASAN

Berat Basah adalah berat bahan segar sebelum mengalami proses pengeringan dalam
waktu tertentu
Berat Kering adalah berat bahan segar sesudah mengalami proses pengeringan
dalam waktu tertentu sehingga beratnya koinstan.
Beberapa alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu oven dan timbangan.
Karena fungsi oven dan desikator kurang lebih sama pada tahap pengeringan bahan.

Timbangan Laboratotium digunnakan praktikan dikenal dengan sebutan Analytical


Balance, timbangan laboratorium ini dapat menimbang mencapai empat angka di
belakang koma dalam satuan gram ( 0.0001 gram / 0.1 mg ).  Timbangan
Laboratorium ini memiliki teknologi yang cukup tinggi, dimana sensor yang
digunakan bukan lagi menggunakan load cell tetapi dengan sensor laser. Timbangan
laboratorium ini biasa digunakan untuk bahan- bahan laboratorium seperti Zat kimia,
obat- obatan, tepung , dan lain- lain

Desikator ( desiccator )
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah
berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 105 oC
sampai warnanya kembali biru.
Fungsi desikator adalah untuk proses pengeringan, baik dengan menggunakan
senyawa higroskopis (kalsium klorida dan silica gel) atau proses
penghampaan,mendinginkan bahan atau wadah sebelum dilakukan
penimbangan,tempat menyimpan sampel yang harus bebas air,mengeringkan dan
mendinginkan sample yang akan di gunakan untuk uji kadar air.

Oven dilaboratorium berbeda dengan oven pada rumah tangga pada umunya, oven ini
digunakan untuk menyimpan bahan dengan kondisi suhu tertentu atau pun untuk
mengeringkan suatu bahan biologi. Oven ini bekerja dengan suhu yang dijaga
konstan agar kaulitas bahan tertentu dapat terjaga.

Pada praktikukum ini, bahan yang dijadikan praktikan sebagai pengamatan semakin
hari volume dan kadar air bahan semakin berkurang karena penguapan yang terjadi di
dalam alat. Suhu didalam alat dijaga tetap konstan.

Dari data hasil pengamatan. Bahan yang memiliki luas permukaan yang lebar dan
ketebalam yang minimlah yang cepat mengalami penguapan.sehingga kadar air pada
bahan lebih cepat berkurang. Semakin luas permukaan bahan dan semakin tipis bahan
maka semakin cepat pula proses pengeringan untuk mendapatkan berat kering suatu
bahan.

Pengurangan kadar air tercepat terjadi pada daun jambu biji karena panjang dan
lebarnya 2 x 2 cm dengan ketebalan kurang dari 10mm.Sedangkan penguapan
terendah terjadi pada buah jambu biji yang hanya dibelah satu karena walaupun
memiliki luas pemukaan yang cukup lebar, namun memiliki ketebalan yang cukup
tebal, sehingga untuk mendapatkan berat kering bahan cukup lama.
F. KESIMPULAN

Berat Basah adalah berat bahan segar sebelum mengalami proses pengeringan dalam
waktu tertentuBerat Kering adalah berat bahan segar sesudah mengalami proses
pengeringan dalam waktu tertentu sehingga beratnya koinstan.

Beberapa alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu oven dan timbangan.
Karena fungsi oven dan desikator kurang lebih sama pada tahap pengeringan bahan.

Pada praktikukum ini, bahan yang dijadikan praktikan sebagai pengamatan semakin
hari volume dan kadar air bahan semakin berkurang karena penguapan yang terjadi di
dalam alat. Suhu didalam alat dijaga tetap konstan.

Bahan yang memiliki luas permukaan yang lebar dan ketebalam yang minimlah yang
cepat mengalami penguapan.sehingga kadar air pada bahan lebih cepat berkurang.
Semakin luas permukaan bahan dan semakin tipis bahan maka semakin cepat pula
proses pengeringan untuk mendapatkan berat kering suatu bahan.

Pengurangan kadar air tercepat terjadi pada daun jambu biji karena panjang dan
lebarnya 2 x 2 cm dengan ketebalan kurang dari 10mm.Sedangkan penguapan
terendah terjadi pada buah jambu biji yang hanya dibelah satu karena walaupun
memiliki luas pemukaan yang cukup lebar, namun memiliki ketebalan yang cukup
tebal, sehingga untuk mendapatkan berat kering bahan cukup lama.
DAFTAR PUSTAKA

Harr, Robert R.1994. Resensi Ilmu Labaratorium. Jakarta. Penerbit ECG

Johnson. 2009. General laboratory techniques., vol 2, 11-12

 Liana, 2008. Teknik Laboratorium . Jakarta. Erlangga.

Sahidin, 2009, Penuntun Praktikum Kimia organik I, Unhalu, Kendari.


 
Sudrajat, D.J dan Nurhasybi, 2007, Pengembangan Standar Pengujian Kadar Air dan
Perkecambahan Benih Beberapa Jenis Tanaman Hutan untuk Menunjang
Progam Penanaman Hutan di Daerah, Balai Penelitian Teknologi Perbenihan,
Bogor.
 
Sumantri, 2005, Sintesis 5-etilkarbinal-2,2-dimetil-1,3-benzodioksol sebagai
Insektisida,Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Vol 16 (1): 6-11

Anda mungkin juga menyukai