Anda di halaman 1dari 1

Pada skenario, pasien mengeluhkan batuk tetapi tidak demam dan sulit

mengeluarkan lendir. Pada pemeriksaan fisik terdengar bunyi ronkhi basah kasar
diseluruh lapangan paru dan pada pemeriksaan foro toraks tampak perselubungan
homogen pada medial kedua paru, berdasarkan hal tersebut maka curiga adanya
infeksi pneumonia.

Pneumonia pada pasien usia lanjut dapat bermanifestasi sebagai jatuh akibat
perubahan status mental, hipotensi postural, ataupun kelemahan umum. Pneumonia
merupakan bagian dari faktor intrinsik sistemik yang dapat memicu timbulnya gangguan
keseimbangan dan jatuh. Beberapa pasien memiliki baroreseptor karotis yang sensitif
dan rentan mengalami sinkop akibat refleks tonus vagal yang meningkat akibat batuk,
mengedan, berkemih sering terjadi bradikardia dan hipotensi. Selain perubahan status
mental atau perilaku, usia lanjut bisa datang dengan keluhan jatuh, gangguan status
fungsional, dizziness, penurunan kesadaran, kelemahan umum, anoreksia, dehidrasi
atau inkontinensia. Manifestasi klinis yang tidak biasa ini seringkali menyebabkan
keterlambatan diagnosis pneumonia pada usia lanjut.

Stress Incontinence adalah pengeluaran urin secara tidak sadar yang disebabkan
oleh peningkatan tekanan intra abdominal oleh suatu aktivitas seperti batuk, bersin,
tertawa atau aktivitas lain yang dapat meningkatkan tekanan intra abdominal.

Mulyana, R. (2019). Terapi Antibiotika pada Pneumonia Usia Lanjut. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(1),
172. https://doi.org/10.25077/jka.v8i1.987

Sari, E. F., Rumende, C. M., & Harimurti, K. (2017). Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Diagnosis
Pneumonia pada Pasien Usia Lanjut. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 3(4), 183.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v3i4.51

Ismail, D.D. (2013). Aspek Keperawatan Pada Inkontinensia Urin. Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. I, No. 1,
Mei 2013. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai