Askep Kritis Ira Sinta
Askep Kritis Ira Sinta
OLEH:
PEMBIMBING PRAKTIK
PEMBIMBING PRAKTIK
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan penyertaanNya, sehingga penulisan laporan asuhan keperawatan ini
dapat selesai dengan tepat waktu. Laporan asuhan keperawatan ini berjudul
“Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Tn.S dengan Diagnosa
Medis Anemia di Ruang ICU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ”.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
2.2.1.1 Anamnesis
Kehilangan darah yang mendadak atau berlebihan seperti pada perdarahan, sehingga menimbulkan gejala sekunder
hipovolemia dan hipoksemia. Masingmasing gejala harus di evaluasi waktu dan durasinya, serta faktor yang mencetuskan dan yang
meringankan.
2.2.1.2 Keluhan utama
Pada klien anemia bisanya mengeluhkan sepat lelah. Riwayat penyakit sekarang yang mungkin di dapatkan meliputi tanda
dan gejala penuruna kadar eritrosit dan hemoglobin dalam darah, yaitu dengan adanya kelemahan fisik, pusing pusing dan sakit
kepala, kepala, gelisah gelisah diaforesis diaforesis (keringat (keringat dingin), dingin), takikardi, takikardi, sesak napas serta kolaps
sirkulasi yang progresif cepat atau syok. Namun, pengurangan hebat dalam sel darah merah dalam waktu beberapa bulan (walaupun
pengurangan 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan diri dan biasanya klien asimtomatik.
2.2.1.3 Riwayat penyakit saat ini
Pingsan secara tiba-tiba atau penurunan kesadaran, kelemahan, keletihan berat disertai nyeri kepala, demam, penglihatan
kabur, dan vertigo.
2.2.1.4 Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang mendukung dengan melakukan serangkaian pertanyaan, meliputi :
1. Apakah sebelumnya klien pernah menderita anemia ?
2. Apakah meminum suatu obat dalam jangka lama ?
3. Apakah pernah menderita penyakit malaria ?
4. Apakah pernah mengalami pembesaran limfe ?
5. Apakah pernah mengalami penyakit keganasan yang tersebar seperti kanker payudara, leukimia, dan meltipel mieloma ?
6. Apakah pernah kontak dengan zat kimia Apakah pernah kontak dengan zat kimia toksik,dan pe toksik,dan penyinaran denganradiasi?
nyinaran denganradiasi?
7. Apakah pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan hati ?
8. Apakah pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi endokrin ? 9. Apakah pernah mengalami kekurangan vitamin penting, seperti
vitamin B12, asam folat, vitamin C dan besi ?
2.2.1.5 Psikososial
Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, prilaku yang menyerang, fokus pada diri sendiri. Iteraksi
sosial : stres karena keluarga, pekerjaan, kesulitan biaya ekonomi, kesulitan koping dengan stressor yang ada.
2.2.1.6 Pemeriksaan fisik
Keadaan umum klien pucat. Ini umumnya diakibatkan oleh berkurangnya volume darah, berkurangnya hemoglobin, dan
vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman oksi pengiriman oksigen ke organ vital. Karena faktor-faktor faktor-faktor seperti
seperti pigmentasi pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler memengaruhi warna kulit bukan merupakan indeks
pucat yang dapat d andalkan. Warna kuku, telapak tangan,dan membran mukosa bibir serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik
guna meilai kepucatan.
1. B1 (Breathing)
Dispnea (kesulitan bernapas), nafas pendek, dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi
berkurangnya pengiriman oksigen.
2. B2 (Bleeding)
Takikardi dan bising jantung menggambarkan beban kerja dan curah jantung yang meningkat, pucat pada kuku, telapak tanan,
serta membran mukosa bibir dan konjungtiva.keluhan nyeri dada bila melibatkan arteri koroner. Angina (nyeri dada), khususnya
pada klien usia lanjut dengan stenosis koroner dapat di akibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia berat dapat
menimbulkan gagal jantung kongestif sebab otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban
kerja jantung yang meningkat.
3. B3 (Brain)
Disfungsi neurologis, sakit kepala, pusing kelemahan, dan tinitus (telingan berdengung)
4. B4 (Bladder)
Gangguan ginjal,penuruna produksi urine
5. B5 (Bowel)
Penurunan intake nutrisi disebabkan karena anoreksia, nausea, konstipasi atau diare, serta stomatitis (sariawan lidah dan mulut)
6. B6 (Bone)
Kelemahan untuk melakukan aktivitas
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI (2017) dari hasil pengkajian di atas dapat disimpulkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi (Hb menurun/anemia). (D.005,halm, 26) dibuktikan dengan :
a. Tanda mayor
Subjektif : Dipsnea (sesak nafas) setelah melakukan aktivitas fisik
Objektif : Penggunaan otot bantu pernafasan, fase ekspirasi memanjang, pola nafas abnormal ( takipnea, bradipnea,
hiperventilasi)
b. Tanda minor : -
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin (D.0009, halm. 37). Dibuktikan dengan :
a. Tanda mayor
Subjektif : -
Objektif : pengisian kapiler > 3 detik, nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, dan turgor
kulit menurun.
b. Tanda minor :
Subjektif : parastesia / kesemutan dan mati rasa pada bagian tubuh tertentu, dan nyeri ekstremitas
Objektif : edema dan penyembuhan luka lambat
c. Kondisi klinis terkait : anemia
3. Resiko infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh sekunder penurunan Hb dan prosedur invasive (D. 0142,halm 304)
4. Resiko cidera berhubungan dengan ketidaknormalan profil darah, dan hipoksia jaringan (D.0136 halm,294)
5. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan (D.0019, halm. 56). Dibuktikan dengan :
a. Tanda mayor
Subjektif : -
Objektif : Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal
b. Tanda minor :
Subjektif : Cepat kenyang setelah makan, kram / nyeri abdomen, dan nafsu makan menurun
Objektif : Bising usus hiperaktif, membran mukosa pucat, sariawan, rambut rontok berlebihan dan diare
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (D.0056,halm 128). Dibuktikan
dengan :
a. Tanda mayor
Subjektif : mengeluh lelah
Objektif : Frekuensi jantung meningkat > 20% dari kondisi istirahat
b. Tanda minor :
Subjektif : Dipsnea saat/ setelah aktivitas, merasa tidak nyaman setelah beraktivitas, dan merasa lemah.
Objektif : Tekanan darah berubah > 20% dari kondisi istirahat, gambaran EKG menunjukan aritmia saat/ setelah aktivitas,
gambaran EKG menunjukkan iskemia dan sianosis
c. Kondisi klinis terkait : anemia
2.2.3 Intervensi
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan Pola Napas (L. 01004, hal 95) Pemantauan respirasi (I. 01014, hal 247)
dengan penurunan energi (Hb Setelah diberikan askep selama 3x24 jam Observasi:
diharapkan inspirasi dan/atau ekspirasi - Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
menurun/anemia). (D.005,halm, 26)
yang memberikan ventilasi adekuat. upaya napas.
Kriteria hasil : - Monitor pola napas (seperti bradipnea,
- Ventilasi semenit meningkat (skor 5) takipnea, hiperventilasi, kusmaul, Cheyne-
- Dipsnea menurun (skor 5) stokes)
- Frekuensi napas membaik (skor 5) - Monitor saturasi oksigen
- Kedalaman napas membaik (skor 5) - Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-ray thorax
Terapeutik:
- Atur intervensi pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan jika perlu
2. Perfusi perifer tidak efekti berhubungan Perfusi Perifer (L. 02011, hal 84) Manajemen syok hipovolemik (I.02050, hal:
222-223)
dengan penurunan konsentrasi Setelah diberikan askep selama 3x24 jam
diharapkan keadekuatan aliran darah Observasi :
hemoglobin (D.0009, halm. 37) - Monitor status kardiopulmonal (frekuensi
pembuluh darah distal untuk
dan kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD
mempertahankan jaringan meningkat. dan MAP)
Kriteria hasil : - Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi,
- Denyut nadi perifer meningkat (skor 5) AGD)
- Warna kulit pucat menurun (skor 5) - Monitor status cairan (masukan dan
- Pengisian kapiler membaik (skor 5) haluaran, turor kulit dan CRT)
- Akral membaik (skor 5) - Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
- Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap
- Turgor kulit membaik (skor 5)
adanya DOTS( deformity/deformitas, luka
terbuka, open wound/ luka
terbuka,Tenderness/ nyeri tekan, swelling/
bengkak)
Teraupetik:
- Pertahankan jalan nafas paten
- Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
- Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis,
jika perlu
- Lakukan penekanan langsung (direct
pressure)npada perdarahan eksternal
- Berikan posisi syok (Modified
Trendelenberg)
- Pasang jarum IV berukuran besar ( misal
nomor 14 atau 16)
-Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urine
- Pasang selang NGT untuk decompresi
lambung
- Ambil sampel darah untuk melakukan
pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian infus cairan
kristaloid 1 – 2 L pada dewasa
- Kolaborasi pemberian infus cairan
kristaloid 20 ml/KgBB pada anak
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika
perlu
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Tingkat infeksi (L. 14137, hal 139) Pencegahan Infeksi (I.14539 hal: 278)
imunitas tubuh sekunder penurunan Hb Setelah diberikan askep selama 3x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat infeksi menurun. - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal atau
dan prosedur invasive (D. 0142,halm Kriteria hasil : sistemik
304) - Periode malaise menurun (skor 5) Terapeutik:
- Periode menggigil menurun (skor 5) - Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi:
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
4. Resiko cidera berhubungan dengan Tingkat Cedera (L.1413, hal 135) Pencegahan cidera (I.14537, hal 275-276)
ketidaknormalan profil darah, dan Setelah diberikan askep selama 3x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat cedera menurun. - Identifikasi area lingkungan yang
hipoksia jaringan (D.0136 halm,294)
Kriteria hasil : berpotensi menyebabkan cidera
- Toleransi aktivitas meningkat (skor 5) - Identifikasi obat yang berpotensi
- Kejadian cidera menurun (skor 5) menyebabkan cidera
- Luka/lecet menurun (skor 5) Terapeutik:
- Fraktur menurun (skor 5) - Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan
- Tekanan darah membaik (skor 5) lingkungan ruang rawat( misalnya
- Frekuensi nadi membaik (skor 5) penggunaan telepon, tempat tidur,
- Frekuensi napas membaik (skor 5) penerangan ruangan dan lokasi kamar
mandi)
- Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi
di tempat tidur jika perlu
- Pastikan bel panggilan atau telepon mudah
dijangkau
- Pastikan roda tempat tidur atau kursi roda
dalam keadaan terkunci.
- Gunakan pengaman tempat tidur sesuai
dengan kebijakan fasilitas pelayanan
kesehatan
- Diskusikan mengenai latihan dan terapi
fisik yang diperlukan
- Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas
yang sesuai (missal tongkat dan alat bantu
jalan)
- Diskusikan bersama anggota keluarga yang
dapat mendampingi pasien
- Tingkatkan observasi dan pengawasan
pasien, sesuai kebutuhan
Edukasi:
- Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh
ke pasien dan keluarga
- Anjurkan untuk berganti posisi secara
perlahan dan duduk beberapa menit
sebelum berdiri
5. Defisit nutrisi berhubungan dengan Status Nutrisi (L. 03030, hal 121) Manajemen Nutrisi (I.03119, hal 200)
kurangnya asupan makanan (D.0019, Setelah diberikan askep selama 3x24 jam Observasi :
halm. 56) diharapkan keadekuatan asupan nutrisi - Identifikasi status nutrisi
untuk memenuhi kebutuhan metabolism - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
membaik. - Identifikasi makanan yang disukai
Kriteria hasil: - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
- Porsi makanan yang dihabiskan nutrient
meningkat (skor 5) - Monitor asupan makanan
- Kekuatan otot pengunyah meningkat - Monitor berat badan
(skor 5) - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Kekuatan otot menelan meningkat Teraupetik :
(skor 5) - Lakuka oral hygiene sebelum makan, jika
- Serum albumin meningkat (skor 5) perlu
- Verbalisasi keinginan untuk - Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
meningkatkan nutrisi meningkat (skor Piramida makanan)
5) - Sajikan makanan secara menarik dan suhu
- Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sesuai
yang sehat meningkat (skor 5) - Berikan makanantinggi serat untuk
- Pengetahuan tentang pilihan minuman mencegah konstipasi
yang sehat meningkat (skor 5) - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
- Pengetahuan tentang standar asupan protein
nutrisi yang tepat meningkat (skor 5) - Berikan makanan rendah protein
- Penyiapan dan penyimpanan makanan Edukasi :
yang aman meningkat (skor 5) - Anjurkan posisi dusuk, jika mampu
- Penyiapan dan penyimpanan minuman - Anjurkan diet yang diprogramkan
yang aman meningkat (skor 5) Kolaborasi :
- Sikap terhadap makanan/minuman - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
sesuai dengan tujuan kesehatan makan (mis. Pereda nyeri, antiemetic), jika
meningkat (skor 5) perlu
- Perasaan cepat kenyang menurun (skor - Kolaborasi dengan ahli gizi menentukan
5) jumlah kalori dan jenis nutrient yang
- Nyeri abdomen menurun (skor 5) dibutuhkan, jika perlu
- Sariawan menurun (skor 5)
- Rambut rontok menurun (skor 5)
- Diare menurun (skor 5)
- Berat badan membaik (skor 5)
- Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik
(skor 5)
- Frekuensi makan membaik (skor 5)
- Nafsu makan membaik (skor 5)
- Bising usus membaik (skor 5)
- Tebal lipatan kulit trisep membaik
(skor 5)
- Membran mukosa membaik (skor 5)
6. Intoleransi aktivitas berhubungan Toleransi Aktivitas (L.05047, hal 149) Manajemen Energi (I.05178, hal 176)
dengan ketidakseimbangan antara Setelah diberikan askep selama 3x24 jam Observasi:
diharapkan toleransi aktivitas meningkat. - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
suplai dan kebutuhan oksigen Kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
(D.0056,halm 128) - Frekuensi nadi meningkat (skor 5) - Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Keluhan lelah menurun (skor 5) - Monitor pola dan jam tidur
- Dipsnea saat aktivitas menurun (skor - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
5) selama melakukan aktivitas
- Dipsnesa setelah aktivitas menurun Terapeutik:
(skor 5) - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
- Tekanan darah membaik (skor 5) stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
- Frekuensi napas membaik (skor 5) - Lakukan latihan rentang gerak pasien
- EKG iskemia membaik (skor 5) dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi:
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukkan aktivitas secara
bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika
tandadan gejala kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
2.3 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah tahap pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun oleh perawat untuk
mengatasi masalah pasien.Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah disetujui, dengan teknik yang
cermat dan efisien pada situasi yang tepat dan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis.Setelah selesai implementasi,
dilakukan dokumentasi yang meliputi intrevensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon dari pasien (Bararah & Jauhar, 2013).
2.4 Evalusi
Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini merupakan membandingkan hasil
yang telah dicapai setelah proses implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan dan kritetia hasil
evaluasi yang telah diharapkan dapat tercapai. Proses evaluasi dalam asuhan keperawatan di dokumentasikan dalam SOAP
(subyektif, obyektif, assessment, planning).(Bararah & Jauhar, 2013).
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
GENOGRAM KELUARGA :
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: tinggal serumah
: garis keturunan
: pasien
C. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Klien tampak lemah dan terbaring diatas tempat tidur. Terpasang infus D5% +1/4Ns 20 tpm di tangan sebelah kanan . Kepala
terpasang perban, terpasang oksigen NRM 13 LPM, terpasang NGT, terpasang DC, klien dipasang restrain.
2. Status Mental :
Kesadaran delirium, klien agak gelisah sehingga dipasang restrain
Masalah Keperawatan : Resiko cidera
3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 38,3 0C Axilla Rektal Oral
b. Nadi/HR : 102 x/mt
c. Pernapasan/RR : 22 x/tm
d. Tekanan Darah/BP : 150/100 mm Hg
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk dada asimetris, nafas agak cepat, tipe pernapasan dada perut , irama pernapasan tidak teratur, suara nafas ronchi +/+
Masalah Keperawatan :Pola nafas tidak efektif
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
Nyeri dada (-),capillary refill >2 detik, sianosis (+), clubbing finger (-),odem (-), Ictus cordis tidak tampak, suara jantung lub dub,
distensi vena jugularis (-), akral hangat, pucat (+).
Keluhan lainnya : Keluarga pasien mengatakan pasien banyak mengalami perdarahan di kepala saat kecelakaan pada tanggal 1
maret 2021
Masalah Keperawatan : Perfusi perifer tidak efektif
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS: E2 V4 M5, Total Nilai GCS: 7, kesadaran delirium,. Pupil : isokor, besar pupil: 2/2, refleks cahaya +/+. Kepala
terpasang perban
Uji Syaraf Kranial : tidak dikaji
Nervus Kranial I :-
Nervus Kranial II :-
Nervus Kranial III : -
Nervus Kranial IV : pupil isokor
Nervus Kranial V :-
Nervus Kranial VI : pasien dapat menggerakan bola mata ke arah kanan, kiri, atas dan bawah
Nervus Kranial VII : -
Nervus Kranial VIII : -
Nervus Kranial IX : -
Nervus Kranial X :-
Nervus Kranial XI : -
Nervus Kranial XII : -
Tidak ada keluhan lainnya
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
7. ELIMINASI URI (BLADDER) :
Produksi urine 100 cc/4 jam, warna kuning jernih, terpasang kateter urin Tidak ada masalah keperawatan
8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :
Mukosa bibir agak kering, klien masih belum bisa makan peroral, diet susu 4x 100 cc / NGT, muntah (-), mual (-), bab (+)
konsistensi padat, bising usus positif 10 x/menit.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tanggal 7 Maret 2021
No Nama Obat Dosis Rute Indikasi
1 IVFD D5% 1/4Ns 1500 ml/24 jam IV Larutan berupa nutrisi
yang digunakan sebagai
terapi pengganti cairan
saat tubuh dehidrasi
2 O2 NRM 13 l/m Oksigen NRM diberikan
untuk memenuhu
kebutuhan oksigen pada
pasien dengan
penurunan kesadaran
yang bernafas spontan
dan dicurigai mengalami
hipoksemia
3 Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IV Golongan obat antibiotic
sefalosporin untuk
mengobati dan
mencegah infeksi
4 Levoflokcacin 1 x 750 mg (48 IV Obat antibiotic golongan
injeksi jam) quinolone yang
bermanfaat untuk
mengobati penyakit
akibat infeksi bakteri
seperti pneumonia,
5 Paracetamol infus 4 x 1 gram IV Obat untuk meredakan
demam dan pereda nyeri.
Obat ini bekerja dengan
cara mengurangi
produksi prostaglandin
dalam tubuh.
6 Metilprednisolon 2 x 65 mg IV Metilprednisolon bekerja
injeksi dengan menekan system
imun, sehingga tubuh
tidak melepas senyawa
kimia yang memicu
peradangan
7 Phenytoin 2 x 100 mg IV Obat ini berfungsi untuk
mencegah dan
mengontrol kejang.
Obat ini bekerja dengan
cara mengurangi
aktivitas kelistrikan di
otak yang berlebih .
8 Manitol Injeksi 20% 6 x 75 ml IV Manitol adalah obat
diuretic yang digunakan
untuk mengurangi
tekanan dalam kepala
(intracranial) akibat
pembengkakan otak
serta menurunkan
tekanan bola mata akibat
glaucoma.
9 Omeprazol 2 x 40 mg IV Obat ini digunakan
untuk mengatasi
gangguan lambung,,
seperti penyakit asam
lambung dan tukak
lambung.
10 Ondancentron 2 x 8 mg IV Obat ini digunakan
injeksi untuk mencegah serta
mengobati mual muntah
yang disebabkan oleh
efek samping
kemoterapi, radioterapi
dan operasi
11 Antrain injeksi 3 x 1 gr IV Adalah obat analgetik,
anti piretik dan anti
spasmodic yang bekerja
dengan cara
menghambat kerja
prostaglandin dalam
tubuh. Prostaglandin
adalah zat dalam tubuh
yang dapat
menyebabkan reaksi
peradangan berupa nyeri
dan pembengkakan.
12 Dipenhidramin 3 x 1/2 amp IV Adalah obat untuk
injeksi (jika suhu > 38 meredakan gejala akibat
⁰ C) reaksi alergi. Obat ini
bekerja dengan cara
mengahalangi efek
histamine dalam tubuh
yang menyababkan
munculnya reaksi alergi.
13 Diazepam jika 5mg IV Diazepam adalah salah
satu contoh obat
kejang pela
n penenang yang
digunakan untuk
mengatasi kejang dan
gangguan kecemasan.
14 Sucralfat syrup 3 x 10 ml Per Adalah obat untuk
NGT mengobati tukak
lambung. Obat ini
bekerja dengan cara
melindungi lapisan
saluran cerrna terhadap
asam peptik, pepsin dan
garam empedu dengan
mengikat protein
bermauatn positif dalam
eksudat membentuk zat
perekat seperti pasta
kental sehingga
membentuk lapisan
lambung.
15 Ketocid 3 x 1 tab Per Suplemen yang
NGT digunakan untuk
membantu memenuhi
kebutuhan asam amino
16 Pro tranfusi hingga Prosedur untuk
HB > 11 gr % menyalurkan darah dari
PRC 1 kolf tanggal 4 pendonor yang
maret 2021 terkumpul dalam
kantung darah kepada
orang yang
membutuhkan darah,
melalui pembuluh darah
intravena.
ANALISIS DATA
PRIORITAS MASALAH
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
(D.0019, halm 56) yang ditandai dengan keluarga pasien mengatakan pasien
makan melalui selang NGT. Data objektifnya : terpasang NGT, diet sus cair 4 x
100 ml, kesadaran delirium, cafilary refil > 2 detik, Hasil pemeriksaan lab
tanggal 6 maret Hb 7,6 gr/dl, hematocrit 25,3 % (anemia derajat sedang), Warna
kulit pucat, mual
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. S
Ruang Rawat : ICU
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Defisit nutrisi Fungsi gastrointestinal (SLKI, Pemberian makanan enteral (SIKI,
berhubungan dengan L.03019) I.03126)
ketidakmampuan Setelah diberikan asuhan 1. Periksa posisi NGT dengan
menelan makanan keperawatan selama 3x24 jam memeriksa residu lambung 1. Mengetahui posisi NGT sudah tepat
(SDKI, D.0019) diharapkan fungsi 2. Monitor rasa penuh, mual, 2. Mengetahui makanan sudah penuh
gastrointestinal membaik muntah 3. Mengetahui pola BAB
dengan kriteria hasil : 4. Mengetahui kebersihan pemberian makanan
3. Monitor pola BAB
- Toleransi terhadap makanan 5. Agar makanan turun ke lambung
4. Gunakan Teknik bersih dalam
sedang (skor 3) 6. Mengetahui sisa isi lambung
- Mual menurun (skor 5) pemberian makan via selang 7. Membersihkan selang makanan
- Distensi abdomen sedang 5. Tinggikan kepala tempat tidur 8. Untuk mengetahui tujuan dan Langkah-
(skor 3) 30-45 derajat selama pemberian langkah prosedur pemberian makanan
- Peristaltik usus cukup makanan 9. Memilih jenis makanan yang tepat dengan
membaik (skor 4) 6. Ukur residu sebelum kondisi pasien
- Frekuensi BAB cukup pemberian makanan
membaik (skor 4) 7. Irigasi selang dengan 30 ml air
setiap 4-6 jam selama pemberian
makan dan setelah pemberian makan
8. Jelaskan tujuan dan langkah-
langkah prosedur
9. Kolaborasi pemilihan jenis dan
jumlah makanan enteral.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam
1. Meriksa posisi NGT dengan memeriksa residu
lambung S: -
2. Memonitor rasa penuh, mual, muntah
O:
3. Memonitor pola BAB
4. Menggunakan Teknik bersih dalam pemberian 1. Masih terpasang NGT
Senin, makan via selang 2. Cafillary refill >2 detik
5. Meninggikan kepala tempat tidur 30-45 derajat
8-3-2021 selama pemberian makanan 3. Terpasang IVFD D5%+ 1/4NS 20tts/m
Jam 15.00 6. Mengukur residu sebelum pemberian makanan 4. Hasil lab tanggal 8 maret 2021 jam 13.00 WIB H
7. Mengirigasi selang dengan 30 ml air setiap 4-6
WIB 8,8 gr/dl, albumin 3,44 gr/dl dan hematocrit 30%
jam selama pemberian makan dan setelah
pemberian makan (anemia ringan)
8. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah A : Masalah teratasi sebagian
prosedur
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5.6,7,8, dan 9
9. Berkolaborasi pemilihan jenis dan jumlah
makanan enteral.
DAFTAR PUSTAKA