Di dalam ilmu manajemen, ada konsep problem solving yang bisa diterapkan di tempat
kerja kita yaitu menggunakan pendekatan P-D-C-A sebagai proses penyelesaian masalah.
Dalam bahasa pengendalian kualitas, P-D-C-A dapat diartikan sebagai proses penyelesaian dan
pengendalian masalah dengan pola runtun dan sistematis. Secara ringkas, Proses PDCA dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Artinya merencanakan SASARAN (GOAL=TUJUAN) dan PROSES apa yang dibutuhkan untuk
menentukan hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI tujuan yang ditetapkan. PLAN ini harus
diterjemahkan secara detil dan per sub-sistem.
Implementasi proses. Dalam langkah ini, yaitu melaksanakan rencana yang telah
disusun sebelumnya dan memantau proses pelaksanaan dalam skala kecil (proyek
uji coba).
Mengacu pada penerapan dan pelaksanaan aktivitas yang direncanakan.
Artinya melakukan evaluasi terhadap SASARAN dan PROSES serta melaporkan apa saja hasilnya.
Kita mengecek kembali apa yang sudah kita kerjakan, sudahkah sesuai dengan standar yang
ada atau masih ada kekurangan.
Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi
dan melaporkan hasilnya.
Dalam pengecekan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu memantau dan
mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi.
Teknik yang digunakan adalah observasi dan survei. Apabila masih menemukan
kelemahan-kelemahan, maka disusunlah rencana perbaikan untuk dilaksanakan
selanjutnya. Jika gagal, maka cari pelaksanaan lain, namun jika berhasil, dilakukan
rutinitas.
Mengacu pada verifikasi apakah penerapan tersebut sesuai dengan rencana
peningkatan dan perbaikan yang diinginkan.
Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga
meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya
sebelum implementasi berikutnya.
Menindaklanjuti hasil berarti melakukan standarisasi perubahan, seperti
mempertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan, merevisi proses
yang sudah diperbaiki, melakukan modifikasi standar, prosedur dan kebijakan
yang ada, mengkomunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier atas
perubahan yang dilakukan apabila diperlukan, mengembangkan rencana yang
jelas, dan mendokumentasikan proyek. Selain itu, juga perlu memonitor
perubahan dengan melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara
teratur.
contoh PDCA pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada masa nifas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka
kematian ibu dan bayi di Indonesia. Dari berbagai pengalaman dalam menanggulangi
kematian ibu dan bayi di banyak negara, para pakar kesehatan menganjurkan upaya
menyrelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang disertai
jiwa. Namun, tidak semua intervensi yang sesuai bagi suatu negara dapat dengan serta
lain.
seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, postnatal dan perawatan bayi baru lahir.
Sebagai seorang bidan profesional, bidan perlu mengembangkan ilmu dan kiat asuhan
konseptual, khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan ibu pada masa nifas. (sitti
saleha, 2009)
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di
1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu per tahunnya meninggal saat hamil
AKI di Indonesia yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 1994) tertinggi di
langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan,
infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus
terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit
yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis.
(prawiroharjo, 2009)
Masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam
merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dilakukan bidan pada saat pelayanan ibu dan bayi baru lahir pada
masa nifas?
2. Apakah pelayanan yang diberikan oleh bidan sudah sesuai dengan standar?
1.3.TUJUAN PENULISAN
1.3.1. Agar pembaca dapat memehami tentang pelayanan bidan pada ibu dan bayi di masa nifas
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. PENENTUAN MASALAH
Pada hal ini masalahnya adalah pelayanan bidan pada masa nifas bidan tidak
memberikan imunisasi pada bayi di BPSnya tetapi ibu di anjurkan untuk melakukan
imunisasi di puskesmas.
1.2. PRIORITAS MASALAH
MENJAGA MUTU
Program menjaga mutu yaitu dengan meningkatkan unsur Lingkungan, dimana yang
kasus ini kebijakan yang dilakukan harus di ubah untuk menjaga program mutu.
1.4. PELAKSANAAN PENYELESAIAN
1.4.1. Tujuan
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan
1.4.2. Pernyataan Standar
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau
melalui kunjungan ke rumah pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam
setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penatalaksanaan tali pusat yang benar, penemuan dini, penatalaksanaan atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makan bergizi, asuhan bayi
1.4.3. Hasil
Bidan memberikan pelayanan selama nifas di puskesmas, BPS atau melalui kenjungan
rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu ke enam setelah persalinan
melakukan perawatan tali pusat yang benar, penemuan komplikasi nifas dan segera
memberikan penjelasan tentang asuhan bayi baru lahir, ASI, dan KB
1.4.4. Prasarat
1. System yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi mendapatkan pelayanan pasca
persalinan dari bidan terlatih sampai dengan 6 minggu setelah persalinan, baik di rumah,
puskesmas, atau rumah sakit
2. Bidan telah terlatih dan terampil dalam :
perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan bayi dengan cara yang benar
membantu ibu untuk memberikan ASI
mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan bayi pada masa nifas
penyuluhan dan pelayanan KB/ penjarangan kelahiran
3. bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau bekerja sama dengan juru
imunisasi di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
4. terseida alat perlengkapan, misalnya untuk membersihkan tangan, yaitu sabun, air
bersih dan handuk bersih, sarung tangan bersih/ DTT
5. Tersedia kartu pencatatan, kartu ibu, kartu bayi, buku KIA
1.4.5. Proses
1. Pada kunjungan rumah, sapalah ibu dan suami/ keuarganya dengan ramah
2. Tanyakan pada ibu dan suami/ keluarganya jika ada masalah atau kekhawatiran
tentang ibu atau bayinya
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi
4. Periksa tanda-tanda vital ibu ( suhu tubuh, nadi, dan tekanan darah ). Periksa
payudara ibu, amati bila puting retak, dan tanda-tanda atau gejala-gejala saluran ASI
tersumbat atau infeksi payudara. Periksa involusi uterus ( pengecilan uterus sektar 2 cm/
hari selama 8 hari pertama ). Periksa lochea, yang pada hari ketiga seharusnya mulai
berkurang dan berwarna coklat, dan pada hari ke- 8 – 10 menjadi sedikit dan berwarna
merah muda. Jika ada kelainan segera rujuk ( lihat daftar tanda-tanda bahaya dan tanda-
tandanya di akhir satndar ini ). Jika dicurigai sepsis puerperalis gunakan ( standar 23 ).
Untuk penanganan perdarahan pasca persalinan gunakan standar 22 )
5. Bila ibu menderita anemia semasa hamil atau mengalami perdarahan berat selama
proses persalinan, periksa Hb pada hari ketiga. Nasehati ibu supaya makan makanan
bergizi dan berikan tablet tambah darah
6. Berikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri,
memakai pembalut yang bersih, makanan bergizi, istirahat cukup dan cara merawat bayi
7. Cucilah tangan, lalu periksalah bayi. Periksalah tali pusat pada setiap kali
kunjungan. ( paling sedikit sampa hari ketiga, minggu kedua, dan mingg ukeenam ). Tali
pusat harus tetap kering. Ibu perlu diberitahu bahayanya membubuhkan sesuatu pada tali
pusat bayi, misalnya minyak atau bahan lain. Jika ada kemerahan pada tali pusat,
perdarahan atau tercium bau busuk, bayi segera dirujuk
8. Perhatikan kondisi umum bayi, tanyakan pada ibu pemberian ASI, misalnya bayi
tidak mau menyusu, waktu jaga, cara bayi menangis, berapa kali BAK, dan bentuk
fesesnya
9. Perhatikan warna kuit bayi, apakah ada icterus atau tidak. Ikterus pada hari ketiga
postpartum adalah icterus fisiologis yang tidak memerlukan pengobatan. Namun, bila
icterus terjadi sesudah hari ketiga/ kapan saja, dan bayi mala untuk menyusu dan tampak
mengantuk, maka bayi harus segera dirujuk ke rumah sakit
10. Bicarakan pemberian ASI, dan bila mungkin perhatikan apakah bayi menyusu
dengan baik ( amati apakah ada kesulitan atau masalah )
11. Nasehati ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif sedikit 4 sampai 6 bulan.
Bicarakan bahaya pemberian unsur tambahan ( susu formula, air, atau makanan lain )
sebelum bayi berumur 4 bulan
12. Bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat dimulai. Sebaiknya hal ini
didiskusikan dengan kehadiran suaminya
13. Catat dengan tepat semua yang ditemukan
14. Jika ada hal-hal yang tidak normal, segeralah merujuk ibu dan/ atau bayi ke
puskesmas/ rumah sakit
Planning :
a. Topik:
imunisasi.
d. Target :peningkatan jumlah pasien yang melahirkan di BPS dalam 2 bulan ke depan
e. Aktivitas :
g. tolak ukur : ibu hamil yang datang untuk mengimunisasikan bayinya meningkat
PLANING
puskesmas
DO
imunisasi
melaksaan programnya.
CHECK
tersebut
ACTION