Anda di halaman 1dari 10

Proses PDCA

        Di dalam ilmu manajemen, ada konsep problem solving yang bisa diterapkan di tempat
kerja kita yaitu menggunakan pendekatan P-D-C-A sebagai proses penyelesaian masalah.
Dalam bahasa pengendalian kualitas, P-D-C-A dapat diartikan sebagai proses penyelesaian dan
pengendalian masalah dengan pola runtun dan sistematis. Secara ringkas, Proses PDCA dapat
dijelaskan sebagai berikut :

1.    P (Plan  =  Rencanakan)

Artinya merencanakan SASARAN (GOAL=TUJUAN) dan PROSES apa yang dibutuhkan untuk
menentukan hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI tujuan yang ditetapkan. PLAN ini harus
diterjemahkan secara detil dan per sub-sistem. 

 Perencanaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi sasaran dan proses dengan


mencari tahu hal-hal apa saja yang tidak beres kemudian mencari solusi atau ide-
ide untuk memecahkan masalah ini. Tahapan yang perlu diperhatikan, antara lain:
mengidentifikasi pelayanan jasa, harapan, dan kepuasan pelanggan untuk
memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi. Kemudian mendeskripsikan
proses dari awal hingga akhir yang akan dilakukan. Memfokuskan pada peluang
peningkatan mutu (pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan terlebih
dahulu). Identifikasikanlah akar penyebab masalah. Meletakkan sasaran dan
proses yang dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi.
 Mengacu pada aktivitas identifikasi peluang perbaikan dan/ atau identifikasi
terhadap cara-cara mencapai peningkatan dan perbaikan.
 Terakhir mencari dan memilih penyelesaian masalah. 

2.    D (Do  = Kerjakan)

Artinya MELAKUKAN perencanaan PROSES yang telah ditetapkan sebelumnya. Ukuran-ukuran


proses ini juga telah ditetapkan dalam tahap PLAN. Dalam konsep DO ini kita harus benar-
benar menghindari penundaan, semakin kita menunda pekerjaan maka waktu kita semakin
terbuang dan yang pasti pekerjaan akan bertambah banyak.. 

 Implementasi proses. Dalam langkah ini, yaitu melaksanakan rencana yang telah
disusun sebelumnya dan memantau proses pelaksanaan dalam skala kecil (proyek
uji coba).
 Mengacu pada penerapan dan pelaksanaan aktivitas yang direncanakan.

3.    C (Check = Evaluasi)

Artinya melakukan evaluasi terhadap SASARAN dan PROSES serta melaporkan apa saja hasilnya.
Kita mengecek kembali apa yang sudah kita kerjakan, sudahkah sesuai dengan standar yang
ada atau masih ada kekurangan.
 Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi
dan melaporkan hasilnya.
 Dalam pengecekan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu memantau dan
mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi. 
 Teknik yang digunakan adalah observasi dan survei. Apabila masih menemukan
kelemahan-kelemahan, maka disusunlah rencana perbaikan untuk dilaksanakan
selanjutnya. Jika gagal, maka cari pelaksanaan lain, namun jika berhasil, dilakukan
rutinitas.
 Mengacu pada verifikasi apakah penerapan tersebut sesuai dengan rencana
peningkatan dan perbaikan yang diinginkan.

4.    A (Act  = Menindaklanjuti)


Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil SASARAN dan PROSES dan menindaklanjuti
dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita kerjakan masih ada yang kurang
atau belum sempurna, segera melakukan action untuk memperbaikinya. Proses ACT ini sangat
penting artinya sebelum kita melangkah lebih jauh ke proses perbaikan selanjutnya. 

 Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga
meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya
sebelum implementasi berikutnya.
 Menindaklanjuti hasil berarti melakukan standarisasi perubahan, seperti 
mempertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan, merevisi proses
yang sudah diperbaiki, melakukan modifikasi standar, prosedur dan kebijakan
yang ada, mengkomunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier atas
perubahan yang dilakukan apabila diperlukan, mengembangkan rencana yang
jelas, dan mendokumentasikan proyek. Selain itu, juga perlu memonitor
perubahan dengan melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara
teratur.
contoh PDCA pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada masa nifas

 
 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka

kematian ibu dan bayi di Indonesia. Dari berbagai pengalaman dalam menanggulangi

kematian ibu dan bayi di banyak negara, para pakar kesehatan menganjurkan upaya

pertolongan difokuskan pada periode intrapartum. Upaya ini terbukti telah

menyrelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang disertai

dengan penyulit prroses persalinan atau komplikasi yang mengancam keselamatan

jiwa. Namun, tidak semua intervensi yang sesuai bagi suatu negara dapat dengan serta

merta dijalankan dan memberi dampak menguntungkan bila diterapkan di negara

lain.

      Asuhan kebidanan yang diberikan oleh seorang pemberi pelayanan kebidanan

sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam tindakan kebidanan

seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, postnatal dan perawatan bayi baru lahir.

Sebagai seorang bidan profesional, bidan perlu mengembangkan ilmu dan kiat asuhan

kebidanan yang salah satunya adalah harus mampu mengintegrasikan model

konseptual, khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan ibu pada masa  nifas. (sitti

saleha, 2009)

      Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25- 50 % kematian wanita subur

disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya

menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa  produktivitasnya. Tahun

1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000  ibu per tahunnya meninggal saat hamil

atau bersalin. Di Asia Selatan, wanita kemungkinan  1: 18 meninggal akibat kehamilan/


persalinan selama kehidupannya ; dibanyak negara  Afrika 1: 14; sedangkan di

Amerika Utara hanya 1: 6366.

AKI di Indonesia yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 1994) tertinggi di

ASEAN, penempatan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas. Penyebab

langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan,

infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus

terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit

yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis.

(prawiroharjo, 2009)

      Masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam

merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan

masa pembersihan rahim, sama halnya seperti masa haid.

      Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa  nifas berlangsung

selama kira- kira 6 minggu. ( sitti saleha, 2009)

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dilakukan bidan pada saat pelayanan ibu dan bayi baru lahir pada

masa nifas?

2.      Apakah pelayanan yang diberikan oleh bidan sudah sesuai dengan standar?

1.3.TUJUAN PENULISAN

1.3.1.       Agar pembaca dapat memehami tentang pelayanan bidan pada ibu dan bayi di masa nifas

1.3.2.       Agar pembaca dapat memahami tentang standar pelayanan bidan

 
 

BAB II

PEMBAHASAN

1.1.  PENENTUAN MASALAH

       Pada hal ini masalahnya adalah pelayanan bidan pada  masa  nifas bidan tidak

memberikan imunisasi pada bayi di BPSnya tetapi ibu di anjurkan untuk melakukan

imunisasi di puskesmas.

1.2.  PRIORITAS MASALAH

       Prioritas masalahnya yaitu ketidaksesuaian antara pernyataan standar dengan

tindakan yang dilakukan bidan saat memberikan pelayanan imunisasi

1.3.  PENETAPAN DAN PENYUSUNAN UPAYA PENYELESAIAN PROGRAM

MENJAGA MUTU

Program menjaga mutu yaitu dengan meningkatkan unsur Lingkungan, dimana yang

dimaksud dengan unsur lingkungan adalah kebijakan, organisasi, menejemen, dalam

kasus ini kebijakan yang dilakukan harus di ubah untuk menjaga program mutu.

1.4.  PELAKSANAAN PENYELESAIAN

1.4.1.  Tujuan

Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan

memberikan penyuluhan ASI esklusif

1.4.2. Pernyataan Standar

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau

melalui kunjungan ke rumah pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam

setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penatalaksanaan tali pusat yang benar, penemuan dini, penatalaksanaan atau rujukan

komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan

tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makan bergizi, asuhan bayi

baru lahir, pemberian ASI, imunisasi, dan KB

1.4.3. Hasil

Bidan memberikan pelayanan selama nifas di puskesmas, BPS atau melalui kenjungan

rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu ke enam setelah persalinan

melakukan perawatan tali pusat yang benar, penemuan komplikasi nifas dan segera

menanganinya, melakukan identifikasi penanganan pada bayi dengan diare,

memberikan penjelasan tentang asuhan bayi baru lahir, ASI, dan KB 

1.4.4. Prasarat
1. System yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi mendapatkan pelayanan pasca
persalinan dari bidan terlatih sampai dengan 6 minggu setelah persalinan, baik di rumah,
puskesmas, atau rumah sakit
2. Bidan telah terlatih dan terampil dalam :
 perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan bayi dengan cara yang benar
 membantu ibu untuk memberikan ASI
 mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan bayi pada masa nifas
 penyuluhan dan pelayanan KB/ penjarangan kelahiran
3. bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau bekerja sama dengan juru
imunisasi di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
4. terseida alat perlengkapan, misalnya untuk membersihkan tangan, yaitu sabun, air
bersih dan handuk bersih, sarung tangan bersih/ DTT
5. Tersedia kartu pencatatan, kartu ibu, kartu bayi, buku KIA
1.4.5. Proses
1. Pada kunjungan rumah, sapalah ibu dan suami/ keuarganya dengan ramah
2. Tanyakan pada ibu dan suami/ keluarganya jika ada masalah atau kekhawatiran
tentang ibu atau bayinya
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi
4. Periksa tanda-tanda vital ibu ( suhu tubuh, nadi, dan tekanan darah ). Periksa
payudara ibu, amati bila puting retak, dan tanda-tanda atau gejala-gejala saluran ASI
tersumbat atau infeksi payudara. Periksa involusi uterus ( pengecilan uterus sektar 2 cm/
hari selama 8 hari pertama ). Periksa lochea, yang pada hari ketiga seharusnya mulai
berkurang dan berwarna coklat, dan pada hari ke- 8 – 10 menjadi sedikit dan berwarna
merah muda. Jika ada kelainan segera rujuk ( lihat daftar tanda-tanda bahaya dan tanda-
tandanya di akhir satndar ini ). Jika dicurigai sepsis puerperalis gunakan ( standar 23 ).
Untuk penanganan perdarahan pasca persalinan gunakan standar 22 )
5. Bila ibu menderita anemia semasa hamil atau mengalami perdarahan berat selama
proses persalinan, periksa Hb pada hari ketiga. Nasehati ibu supaya makan makanan
bergizi dan berikan tablet tambah darah
6. Berikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri,
memakai pembalut yang bersih, makanan bergizi, istirahat cukup dan cara merawat bayi
7. Cucilah tangan, lalu periksalah bayi. Periksalah tali pusat pada setiap kali
kunjungan. ( paling sedikit sampa hari ketiga, minggu kedua, dan mingg ukeenam ). Tali
pusat harus tetap kering. Ibu perlu diberitahu bahayanya membubuhkan sesuatu pada tali
pusat bayi, misalnya minyak atau bahan lain. Jika ada kemerahan pada tali pusat,
perdarahan atau tercium bau busuk, bayi segera dirujuk
8. Perhatikan kondisi umum bayi, tanyakan pada ibu pemberian ASI, misalnya bayi
tidak mau menyusu, waktu jaga, cara bayi menangis, berapa kali BAK, dan bentuk
fesesnya
9. Perhatikan warna kuit bayi, apakah ada icterus atau tidak. Ikterus pada hari ketiga
postpartum adalah icterus fisiologis yang tidak memerlukan pengobatan. Namun, bila
icterus terjadi sesudah hari ketiga/ kapan saja, dan bayi mala untuk menyusu dan tampak
mengantuk, maka bayi harus segera dirujuk ke rumah sakit
10. Bicarakan pemberian ASI, dan bila mungkin perhatikan apakah bayi menyusu
dengan baik ( amati apakah ada kesulitan atau masalah )
11. Nasehati ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif sedikit 4 sampai 6 bulan.
Bicarakan bahaya pemberian unsur tambahan ( susu formula, air, atau makanan lain )
sebelum bayi berumur 4 bulan
12. Bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat dimulai. Sebaiknya hal ini
didiskusikan dengan kehadiran suaminya
13. Catat dengan tepat semua yang ditemukan
14. Jika ada hal-hal yang tidak normal, segeralah merujuk ibu dan/ atau bayi ke
puskesmas/ rumah sakit

1.5.  PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KEMBALI (PDCA)

Planning :

a.       Topik:

Menerapkan pelayanan imunisasi di BPS


b.      Masalah : bidan yang tidak melakukan imunisasi di BPSnya

c.       Tujuan : meningkatkan kualitas pelayanan di BPS dan dapat meningkatkan kepuasan

pasien serta meningkatkan cakupan imunisasi karena keterjangkauan tempat untuk

imunisasi.

d.      Target :peningkatan jumlah pasien yang melahirkan di BPS dalam 2 bulan ke depan

dapat mendapatkan pelayanan imunisasi di BPS

e.       Aktivitas :

1.      membuat jadwal pemberian imunisasi di BPS

2.      menetapkan jadwal pasti pelaksanaan imunisasi di BPS

3.      melakukan imunisasi dengan melibatkan kader

4.      membuat evaluasi tentang banyaknya ibu yang mengimunisasikan anaknya

f.       organization dan personels : bidan dan kader

g.      tolak ukur : ibu hamil yang datang untuk mengimunisasikan bayinya meningkat

PLANING

a.       Memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat yang di dukung oleh

puskesmas

b.      Memberikan bantuan fasilitas kepada bidan untuk dapat menyimpan alat

ataupun obat untuk imunisasi.

c.       Melibatkan keder dalam pelaksaannya

DO

a.   Puskesmas memberikan dukungan kepada bidan berupa fasilitas alat dan

obt untuk melakukan imunisasi dan menyediakan fasilitas penyuluhan untuk

imunisasi

b. Melakukan pelaksanaan imunisasi dengan melibatkan kader. Sehingga dapat

meningkatkan kemampuan kader dan meringankan pekerjaan bidan dalam

melaksaan programnya.
 

CHECK

   Pelaksanaan berjalan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu memperbaiki

kualitas pelayanan dilaksanakan 1 bulan dan semua pihak mendukung proses

tersebut

            ACTION

                                    Lanjutkan dan tingkatkan program yang sudah dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai