Anda di halaman 1dari 13

e-ISSN: 2723-1623

p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KOMUNIKASI


NONVERBAL GURU PADA MAHASISWA KELAS VII MTSS
NAGARI BINJAI PASAMAN

Septria Arima
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
IAIN Bukittinggi, Indonesia

Abstrak

Penelitian ini untuk mengetahui persepsi siswa tentang komunikasi nonverbal guru.
Penelitian ini dilakukan karena guru biasanya tidak menggunakan komunikasi nonverbal di
kelas bahasa Inggris dan membuat siswa sulit memahami komunikasi nonverbal guru.
Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa tentang komunikasi
nonverbal guru di kelas bahasa Inggris MTsS Nagari Binjai Pasaman. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan instrumen kuesioner. Peneliti
menggunakan total sampling. Sampel penelitian ini adalah VII A dan VII B MTsS Nagari
Binjai Pasaman sebanyak 66 siswa sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner satu sama lain. Hasil penelitian menemukan bahwa persepsi siswa
terhadap semua jenis komunikasi nonverbal seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, kontak
mata, nada, kecepatan, jeda, persahabatan dan kehangatan. Hasil jawaban siswa sebagian
besar mengacu pada cukup baik. Dapat disimpulkan bahwa siswa cenderung memiliki
persepsi yang cukup baik terhadap komunikasi nonverbal guru di kelas bahasa Inggris
pada siswa kelas VII MTsS Nagari Binjai Pasaman.

Kata kunci: persepsi siswa, komunikasi nonverbal

1. PENGANTAR
Komunikasi adalah kunci sukses hidup bersama masyarakat. Menurut
Bagi Irwandi, komunikasi adalah proses simbolik dimana makna dibagikan dan
dinegosiasikan. Komunikasi adalah salah satu poin dalam pengajaran bahasa Inggris,
karena guru mengajarkan bahasa dan harus menjalin hubungan yang baik dengan siswa
melalui komunikasi. Itu adalah penciptaan makna antara dua orang atau lebih dan dalam
arti luas, komunikasi dapat diartikan sebagai berbagi pengalaman. Artinya komunikasi
adalah proses dimana orang-orang saling berinteraksi untuk memberi dan menerima
informasi.
Komunikasi bisa verbal atau nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi lisan dengan
menggunakan tuturan atau media seperti percakapan melalui telepon. Menurut Charly dan Hayati,
memiliki komunikasi verbal yang baik merupakan salah satu syarat menjadi pembicara yang baik.

Oleh karena itu, komunikasi nonverbal mencakup semua aspek nonverbal dalam perilaku kita
seperti ekspresi wajah, gerak tubuh, kontak mata dll. Dalam proses belajar mengajar disamping itu.

1
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

Dalam komunikasi verbal, guru terkadang menggunakan komunikasi


nonverbal untuk berkomunikasi dengan siswa.
Komunikasi nonverbal memainkan peran penting dalam kehidupan kita sehari-hari.
Menurut Alex Sobur, komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi tanpa kata-kata.
Nonverbal
Komunikasi menjadi pesan relasional yang lebih menonjol tentang derajat perasaan atau
emosional dalam komunikasi daripada apa yang kita pikirkan. Artinya komunikasi
nonverbal menggantikan komunikasi verbal.
Komunikasi nonverbal merupakan salah satu jenis komunikasi yang digunakan oleh guru bahasa
Inggris dalam proses belajar mengajar. Dalam komunikasi, guru bahasa Inggris perlu meningkatkan
kemampuan nonverbal
Komunikasi karena jika bahasa Inggris hanya diajarkan dengan cara berbicara bersama,
maka tidak membuat siswa mengerti dengan penjelasan guru. Dalam hal ini, guru sebaiknya
mengajar dengan variasi gaya dalam komunikasi khususnya komunikasi nonverbal agar siswa
memahami tentang apa penjelasan guru tersebut. Sebagai instruktur, guru harus menjalin
hubungan yang harmonis dengan siswa terutama dalam komunikasi.
Komunikasi nonverbal dibagi menjadi tiga jenis yaitu gerakan tubuh, suara, sentuhan
dan penampilan. Pertama, gerakan tubuh yang dengan kata lain disebut kinesik yang meliputi
gerak tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata. Kedua, suara juga dikenal sebagai
paralanguage. Suara mencakup nada, kecepatan, dan jeda yang dapat memengaruhi pesan
yang diucapkan. Cara sebuah pesan diucapkan dapat memberikan banyak arti pada kata yang
sama. Ketiga, sentuhan dikenal sebagai haptics. Sentuhan dapat mengkomunikasikan banyak
pesan, sinyal dan berbagai hubungan. Terakhir, penampilan adalah penampilan seseorang
atau sesuatu.
Lebih lanjut menurut Levine dan Adelman, komunikasi adalah proses berbagi makna
melalui perilaku verbal dan nonverbal. Artinya komunikasi bisa verbal maupun nonverbal.
Komunikasi verbal adalah komunikasi lisan dengan menggunakan tuturan atau media seperti
percakapan melalui telepon. Menurut Charly dan Hayati, memiliki komunikasi verbal yang baik
merupakan salah satu syarat menjadi pembicara yang baik. Oleh karena itu, komunikasi
nonverbal mencakup semua aspek nonverbal dalam perilaku kita seperti ekspresi wajah, gerak
tubuh, kontak mata dll. Dalam proses belajar mengajar selain menggunakan komunikasi
verbal, guru terkadang menggunakan komunikasi nonverbal untuk mengajar agar dapat
berkomunikasi dengan siswa. Guru hendaknya menggabungkan kedua komunikasi yang baik
selama siswa memahami tentang apa yang dikatakan guru.
Sebagian besar masyarakat menggunakan komunikasi nonverbal untuk berkomunikasi
dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa komunikasi nonverbal dalam bahasa Indonesia
yang memiliki arti berbeda dengan bahasa Barat yang menunjukkan kebudayaan. Irwandi
menyatakan bahwa budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Dengan kata lain,
untuk mempelajari suatu bahasa dengan baik biasanya membutuhkan pengetahuan tentang
budaya bahasa tersebut. Komunikasi yang tidak memiliki konten budaya yang sesuai sering kali
menjadi sumber miskomunikasi dan kesalahpahaman yang serius. Sebagai contoh, dalam bahasa
Barat simbol cincin memiliki arti “ok” dan “hinaan seksual” tetapi dalam bahasa Indonesia hanya
memiliki arti “ok”. Penggunaan komunikasi nonverbal harus dikaitkan dengan budaya kurang
kesalahpahaman dalam komunikasi.

2
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

2. TINJAUAN LITERATUR
2.1 PERSEPSI
Ada beberapa pendapat dari para ahli terkait dengan definisi persepsi.
McShane dan Glinow menyatakan bahwa persepsi adalah proses menerima informasi tentang dan
memahami dunia di sekitar kita. Itu muncul karena individu selalu melakukan persepsi tentang apa
yang mereka pikirkan dan itu yang mereka dapatkan. Persepsi tersebut muncul karena manusia
memiliki kemampuan kognitif untuk mengolah informasi dari tingkah lakunya dengan berpikir kritis
dan membuat pandangan tentang apa yang mereka lihat dan pikirkan. Lebih lanjut Slameto
menyatakan bahwa persepsi adalah proses yang menyampaikan suatu pesan atau informasi ke otak
orang.

2.1.1 Prinsip Persepsi


Slameto menyebutkan bahwa guru harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang
berkaitan dengan persepsi itu sangat penting, karena:
1. Semakin baik suatu objek, orang, peristiwa, atau hubungan diketahui, semakin baik objek,
peristiwa, atau hubungan tersebut dapat diingat.
2. Dalam pengajaran menghindari kesalahpahaman merupakan hal yang wajib dilakukan oleh guru, karena
kesalahpahaman akan membuat siswa belajar sesuatu yang salah atau tidak relevan.
3. Dalam mengajarkan sesuatu, guru perlu mengganti objek yang sebenarnya dengan gambar dari
objek tersebut, kemudian guru harus mengetahui gambar tersebut atau harus dibuat agar tidak
salah persepsi.

2.1.2 Pengukuran Persepsi


Ada dua metode yang diterapkan dalam mengukur persepsi. Menurut Rudi, mengukur
persepsi sama halnya dengan mengukur perilaku. Ada dua macam metode dalam mengukur
persepsi yaitu self report dan involuntary behaviour. Ada dua metode yang dapat digunakan
atau dimodifikasi untuk mengukur persepsi.
Sebuah. Laporan pribadi

Self report adalah metode dimana responden memberikan jawaban yang dapat
digunakan untuk menunjukkan persepsi siswa. Peneliti memberikan alternatif
jawaban kepada responden dimana alternatif jawaban tersebut bisa sangat baik,
baik, sedang, buruk, dan buruk. Responden memilih salah satu alternatif jawaban
yang diberikan.
b. Perilaku yang tidak disengaja
Perilaku involuntary merupakan metode yang hanya dapat dilakukan jika ada kemauan
responden untuk melakukannya.

Dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat menggunakan metode pengukuran perilaku tersebut
dalam mengukur persepsi melalui jawaban yang diberikan oleh responden melalui kuesioner.

2.1 Komunikasi Nonverbal


Komunikasi nonverbal merupakan suatu proses komunikasi dengan membuat pernyataan
menggunakan beberapa tanda selain kata-kata yang diucapkan. Secara umum terdapat enam tanda yang
biasanya digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari seperti postur dan gerak tubuh, wajah dan
mata, suara, sentuhan, dll. Biasanya tanda nonverbal lebih berpengaruh daripada tanda verbal, pada umumnya
jika kita sebagai penerima dua pesan yang tidak. Tepatnya, kita lebih cenderung percaya pada pesan nonverbal.

3
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

Menurut Arifa dan Aaquil, komunikasi nonverbal dinilai lebih dapat diandalkan dan efektif
dibandingkan dengan komunikasi verbal karena memberikan dukungan tambahan pada
komunikasi verbal.
Selain itu, Budyatna menyatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah setiap informasi atau
emosi komunikasi tanpa menggunakan kata-kata atau linguistik. Lebih lanjut, Alex menyatakan
bahwa komunikasi nonverbal tanpa kata berarti nonverbal merupakan tanda minus kata. Jelas
terlihat bahwa dalam komunikasi orang menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat
komunikasi verbal dalam penyampaian makna dan tujuan.
Komunikasi nonverbal merupakan cara yang baik untuk berkomunikasi karena ketika seseorang
menggunakan komunikasi nonverbal, dia benar-benar menyampaikan pesan berdasarkan apa yang
mereka pikirkan. Itu adalah cara untuk menjaga diri jujur karena komunikasi nonverbal adalah cara
untuk membuat orang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Ini bukan hanya cara untuk
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain tetapi juga sebagai ekspresi ide dan ekspresi emosional
serta kemampuan untuk mengolah suatu ide akan memiliki arti dan tujuan.
Singkatnya, komunikasi nonverbal dapat diartikan sebagai jenis komunikasi tanpa
mengeluarkan suara tetapi menggunakan gerak tubuh atau bahasa tubuh untuk
memperkuat komunikasi. Selain itu, komunikasi nonverbal pada umumnya mengacu pada
komunikasi tanpa kata, termasuk gerak tubuh, warna, ekspresi wajah dll. Komunikasi
nonverbal tidak hanya tentang berkomunikasi, tetapi juga mengungkapkan emosi dan
perasaan yang memiliki arti dan tujuan.

3. METODE
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah sejenis
metode penelitian untuk mendeskripsikan dan menafsirkan suatu objek secara natural. Tujuan dari penelitian ini
adalah mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada di lapangan untuk mendapatkan informasi berbasis
pengumpulan data. Penelitian kuantitatif merupakan suatu proses mendapatkan pengetahuan atau informasi
dengan menggunakan data numerial sebagai alat untuk mendapatkan informasi apa yang ingin diketahui.

3.1. Populasi dan Sampel


Penelitian dilakukan di MTsS Nagari Binjai, Tigo Nagari, Pasaman. Dengan
menggunakan total sampling, responden penelitian berjumlah 66 sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTsS Nagari Binjai Pasaman tahun ajaran
2019/2020 yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah populasi 66 siswa.

3.2 Instrumen Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti memberikan angket kepada siswa untuk mengumpulkan
informasi tentang persepsi mereka terhadap komunikasi nonverbal guru di kelas bahasa Inggris.
Peneliti menggunakan kuesioner karena merupakan cara yang tepat untuk mengumpulkan data
terkait dengan fokus penelitian dan memberikan beberapa keuntungan bagi peneliti. Penelitian ini
menggunakan checklist untuk menjawab kuisioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
kuesioner jenis Skala Likert.

4
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

Skala Likert Peringkat

Skala Likert Kode


Selalu SEBUAH

Sering HAI
Terkadang ST
Pernah E
Tidak pernah N

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Ada tahapan penting dalam melakukan penelitian dalam mengumpulkan data. Dalam
penelitian ini untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen
yang dikontribusikan kepada siswa sebagai sampel penelitian tentang apa persepsi siswa
tentang komunikasi nonverbal guru di kelas bahasa Inggris pada siswa kelas tujuh MTsS
Nagari Binjai Pasaman akademik. tahun 2019/2020.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data, sebagai berikut:

1. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden sebagai sampel


penelitian.
2. Peneliti meminta responden untuk memilih jawaban opsional yang
disediakan dalam kuesioner
3. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk menjawab pertanyaan
4. tersebut. Peneliti mengumpulkan kuesioner.

3.3 Teknik Analisis Data


Data ini dianalisis melalui instrumen untuk mendapatkan hasil penelitian setelah
mengumpulkan data. Dalam mendeskripsikan data persepsi siswa tentang komunikasi nonverbal
guru dalam pembelajaran bahasa Inggris, peneliti mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peneliti mengumpulkan angket siswa.
2. Peneliti mentabulasi data dari jawaban siswa
3. Peneliti menghitung persentase data. Peneliti menggunakan teknik analisis
data dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudijono,
sebagai berikut:

P = x 100%

Dimana: P = persentase hasil
f = frekuensi skor total
n = jumlah total sampel

4. Kemudian peneliti menemukan mean data dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh
Sudijono sebagai berikut:
∑•
Mx =

Dimana: Mx = mean
∑x = total persentase

5
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

n = jumlah item
5. Interpretasi data
Setelah menemukan mean datanya, peneliti menghitung semua persentase yang didapat dari
masing-masing indikator dan untuk mendapatkan interpretasi data untuk masing-masing
indikator. Untuk melihat persentase data hasil dari data yang didapat dapat dilihat pada
interpretasi data di bawah ini:

Tabel 3.3 Interpretasi Data tentang Kualitas Peringkat

Baik sekali 41-50%


Baik 31-40%
Moderat 21-30%
Miskin 11-20%
Buruk 0-10%

6. Membuat gegar otak


Langkah terakhir, peneliti membuat kesimpulan dari penelitian ini yang
diambil dari nilai rata-rata yang lebih tinggi. Ini sebagai persepsi umum
siswa tentang komunikasi nonverbal guru.

4. HASIL

1. Gestur
Indikator pertama dari penanya adalah gerakan komunikasi nonverbal guru.
Isyarat dalam komunikasi nonverbal menggunakan gerakan tangan dan lengan dalam
berkomunikasi yang meliputi ilustrator, emblem, adapter dan manipulator. Pada indikator
pertama ada delapan item yang bisa dilihat pada pernyataan nomor satu sampai tujuh
dan nomor sembilan.
Tabel 4.2 persentase jawaban siswa untuk komunikasi gestur guru dalam bahasa
Kelas bahasa Inggris

Tidak Pernyataan Selalu Sering Sesuatu Pernah Tidak pernah

Jumlah (P) (P) imes (P) (P)


(P)

1. 1 0% 07,6 37,8% 33,3% 21,2%


%
2 2 06,1% 09,0 31,8% 36,4% 16,6%
. %
3 3 22,7% 06,1 43,9% 10,6% 12,1%
. %

6
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

4 4 28,8% 09,1 45,5% 06,1% 10,6%


. %
5 5 19,6% 18,2 31,8% 19,7% 10,6%
. %
6 6 37,9% 24,2 21,2% 10,6% 06,1%
. %
7 7 33,3% 13,6 28,8% 13,6% 10,6%
. %
8 8 09,1% 06,1 15,2% 43,9% 25,8%
. %
Total dari 127,5% 256 272,7 174,2 113,6
Persentase % % % %
Berarti 15,93% 32 34,09 21,78 14,2%
% % %

Tabel 4.2 menunjukkan skor rata-rata sikap guru. Terdapat 15,93% responden menjawab selalu
mempersepsikan guru menggunakan gestur di kelas bahasa Inggris, 32% responden menjawab sering
mempersepsikan guru menggunakan gestur di kelas bahasa Inggris, 34,09% responden menjawab
terkadang mempersepsikan guru menggunakan gestur di kelas bahasa Inggris. .
21,78% responden menjawab pernah mempersepsikan guru menggunakan gestur di kelas bahasa
Inggris. 14,2% responden yang menjawab tidak pernah mempersepsikan guru menggunakan gestur di
kelas bahasa Inggris.

2. Raut Wajah
Indikator kedua dari penanya adalah ekspresi wajah guru
komunikasi nonverbal. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang
menunjukkan emosi dan perasaan seperti senang, sedih, terkejut dan sakit yang dapat dilihat dari
senyuman, dahi yang mengecil, murung, dll. Dalam ekspresi wajah terdapat satu hal yang terlihat.
di satement nomor delapan.

Tabel 4.3 Persentase jawaban siswa untuk ekspresi wajah guru


komunikasi nonverbal di kelas bahasa Inggris.

N Pernyataan Selalu Sering (P) Terkadang Pernah Tidak pernah

Hai Jumlah s (P) (P) (P) (P)


.
1 1 06,1% 07,6% 36,4% 22,7% 27,3%
.
Berarti 06,1% 07,6% 36,4% 22,7% 27,3%

Tabel 4.3 menunjukkan skor rata-rata ekspresi wajah guru. Terdapat 06,1 %% responden yang
menjawab selalu mempersepsikan guru menggunakan ekspresi wajah saat dikomunikasikan di
kelas bahasa Inggris, 07,6% responden menjawab sering mempersepsikan guru menggunakan
ekspresi wajah saat dikomunikasikan di kelas bahasa Inggris, 36,4% responden yang
menjawab Adakalanya yang mempersepsikan guru menggunakan ekspresi wajah saat
berkomunikasi di kelas bahasa Inggris, 22,7% responden menjawab pernah merasa untuk

7
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

Guru menggunakan ekspresi wajah saat berkomunikasi di kelas bahasa Inggris, 27,3% responden
menjawab tidak pernah mempersepsikan guru menggunakan ekspresi wajah saat berkomunikasi di kelas
bahasa Inggris.

3. Kontak mata
Indikator ketiga dari penanya adalah kontak mata nonverbal guru
komunikasi. Kontak mata merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang menunjukkan perasaan
seseorang yang dapat dilihat dari mengangkat alis, membuka mata lebar-lebar, menangis, dll. Dalam indikator
ini terdapat tiga hal yang dapat dilihat pada pernyataan nomor sepuluh sampai dua belas. .

Tabel 4.4 Persentase jawaban siswa untuk kontak mata dengan guru
komunikasi nonverbal di kelas bahasa Inggris.

Tidak. Pernyataan Alwa Sering Beberapa Pernah Tidak pernah

Jumlah ys (P) (P) waktu (P) (P)


(P)

1 Pernyataan 1 01,2% 10,6 21,2% 39,4 27,3%


. % %
2 Pernyataan 2 36,4 09,1 21,2% 13,6 15,1%
. % % %
3 Pernyataan 3 45,6 28,8 21,2% 03,2 01,5%
. % % %
Total Persentase 48,5 56,2
83,2% % 63,6% % 43,9%
Berarti 27,7 16,2 21,2% 18,7 14,7%
% % %

Tabel 4.4 menunjukkan nilai rata-rata kontak mata guru. Ada 27,7% responden yang menjawab
selalu mempersepsikan guru menggunakan kontak mata saat berkomunikasi di kelas bahasa Inggris,
16,2% responden menjawab sering mempersepsikan guru menggunakan kontak mata saat
berkomunikasi di kelas bahasa Inggris, 21,2% responden yang menjawab kadang-kadang menjawab
kadang-kadang. Persepsi guru menggunakan kontak mata saat berkomunikasi di kelas bahasa Inggris,
18,7% responden menjawab pernah mempersepsikan guru menggunakan kontak mata saat
berkomunikasi di kelas bahasa Inggris, 14,7% responden menjawab tidak pernah mempersepsikan guru
menggunakan kontak mata saat berkomunikasi dalam bahasa Inggris. kelas.

4. Promosi
Indikator keempat dari 8 penanya adalah tinggi nada suara guru. Pitch adalah
tinggi / rendahnya suara guru saat berkomunikasi dengan siswa di kelas. Dalam indikator
ini terdapat dua item yang dapat dilihat pada pernyataan nomor tiga belas dan empat
belas.

8
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

Tabel 4.5 Persentase siswa menjawab nada suara guru


komunikasi.

N Statemen Alwa Sering Sesuatu Pernah Tidak pernah

Hai. t Nomor ys n (P) mes (P) (P) (P)


(P)

1. Pernyataan 21,2 10,6 36,4% 16,7 15,2%


1 % % %
2. Pernyataan 10,6 09,1 0,5% 18,2 12,1%
2 % % %
Total dari 31,8 19,7 34,9
Persentase % % 36,9% % 27,3%
Berarti 15,9 9,85 18,45% 17,45 13,65
% % % %

Tabel 4.5 menunjukkan skor rata-rata tinggi nada guru. Ada 15,9% responden yang menjawab
selalu mempersepsikan guru menggunakan nada saat dikomunikasikan di kelas bahasa Inggris, 9,85%
responden menjawab sering mempersepsikan guru menggunakan nada saat dikomunikasikan di kelas
bahasa Inggris, 18,45% responden menjawab kadang-kadang merasa Guru menggunakan nada saat
dikomunikasikan di kelas bahasa Inggris, 17,45% responden menjawab pernah merasa karena guru
menggunakan nada saat berkomunikasi di kelas bahasa Inggris,
13,65% responden yang menjawab tidak pernah merasa karena guru menggunakan nada saat
berkomunikasi di kelas bahasa Inggris.

5. Tarif
Indikator kelima dari penanya adalah kecepatan suara guru. Laju cepat atau
lambatnya suara guru saat berkomunikasi dengan siswa di kelas. Dalam indikator ini
terdapat tiga item yang dapat dilihat pada pernyataan nomor lima belas, enam belas dan
tujuh belas.

Tabel 4.6 Persentase siswa menjawab tingkat suara guru dalam


komunikasi.

Tidak. Pernyataan Selalu (P) Sering Sesuatu Pernah Tidak pernah

Jumlah (P) mes (P) (P) (P)

1 1 22,7% 10,6% 30,3% 24,2% 12,1


. %
2 2 36,4% 12,1% 34,8% 07,6% 09,1
. %
3 3 22,7% 13,6% 45,5% 06,1% 12,1
. %

9
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

Total dari 33,3


Persentase 81,8% 36,3% 110,6% 37,9% %
Berarti 27,4% 12,1% 36,9% 12,6% 11,1
%

Meja 4.6 menunjukkan nilai rata-rata tingkat guru. Ada 27,4% responden
yang menjawab selalu memahami tingkat penggunaan guru saat dikomunikasikan di kelas bahasa Inggris,
12,1% responden yang menjawab sering menganggap guru yang digunakan menilai saat
dikomunikasikan di kelas bahasa Inggris, 36,9% responden menjawab kadang-kadang merasa
menganggap guru menggunakan saat dikomunikasikan di kelas bahasa Inggris, 12,6% responden yang
menjawab pernah mempersepsikan guru yang digunakan. menilai saat dikomunikasikan di kelas bahasa
Inggris, 11,1% responden yang menjawab tidak pernah merasa untuk menilai penggunaan guru saat
berkomunikasi di kelas bahasa Inggris.

6. Jeda
Indikator keenam penanya adalah jeda suara guru. Jeda adalah cara guru
berbicara dengan spasi, misalnya kata pengisi oleh guru saat berkomunikasi dengan
siswa. Dalam indikator ini terdapat satu item yang dapat dilihat pada pernyataan nomor
delapan belas.

Tabel 4.7 Persentase siswa menjawab jeda suara guru dalam


komunikasi.

Tidak. Pernyataan Selalu Sering Sesuatu Pernah Tidak pernah

Jumlah (P) (P) imes (P) (P)


(P)

1 1 34,8% 12,1% 36,4% 13,6% 03,3


. %
Berarti 34,8% 12,1% 36,4% 13,6% 03,3
%

Tabel 4.7 menunjukkan skor rata-rata jeda guru dalam komunikasi. Ada
34,8 %% responden yang menjawab selalu mempersepsikan guru menggunakan jeda saat
berkomunikasi di kelas bahasa Inggris, 12,1% responden menjawab sering menganggap guru
menggunakan jeda saat berkomunikasi di kelas bahasa Inggris, 36,4% responden menjawab
kadang-kadang
Untuk persepsi guru menggunakan jeda saat dikomunikasikan di kelas bahasa Inggris, 13,6% responden yang
menjawab pernah mempersepsikan guru menggunakan jeda saat berkomunikasi di kelas bahasa Inggris,
03,3% responden yang menjawab tidak pernah merasa karena guru menggunakan jeda saat
berkomunikasi di kelas bahasa Inggris.

7. Persahabatan dan kehangatan


Indikator ketujuh dari penanya adalah persahabatan dan kehangatan. Artinya komunikasi
nonverbal mencakup hubungan yang dapat menunjukkan perasaan satu sama lain. Di

10
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

Pada indikator ini terdapat dua item yang dapat dilihat pada pernyataan nomor sembilan dan
duabelas.

Tabel 4.8 Persentase siswa menjawab fr. Guru iendship dan warmth
di kelas bahasa Inggris.

Tidak. Pernyataan Al Sering Sesuatu Pernah Tidak pernah

Jumlah wa (P) imes (P) (P)


ys (P)
(P)

1. Pernyataan 19 15, 13,6% 27,3% 27,8% 16,7%


2%
2. Pernyataan 20 28, 07,6% 36,4% 12,1% 15,2%
8%
Total Persentase 44
% 21,2% 63,7% 39,9% 31,9%
Berarti 22 10,6% 31,85 19,95 15,95
% % % %

Tabel 4.8 menunjukkan skor rata-rata persahabatan dan kehangatan guru. Ada 22% responden yang
menjawab selalu mempersepsikan guru melakukan persahabatan dan kehangatan di kelas bahasa Inggris,
10,6% responden menjawab sering mempersepsikan guru melakukan persahabatan dan kehangatan di kelas
bahasa Inggris, 31,85% responden menjawab kadang-kadang menganggap guru melakukan. Pertemanan dan
kehangatan di kelas bahasa Inggris, 19,95% responden menjawab pernah mempersepsikan guru melakukan
persahabatan dan kehangatan di kelas bahasa Inggris, 15,95% responden menjawab tidak pernah
mempersepsikan guru melakukan persahabatan dan kehangatan di kelas bahasa Inggris.
Bagian ini membahas temuan penelitian sehubungan dengan pertanyaan
penelitian. Temuan penting harus disorot. Untuk studi kuantitatif, analisis statistik
harus dilaporkan di bagian ini. Untuk studi kualitatif, hasil wawancara harus disajikan
di sini.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan temuan dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya
bab terkait komunikasi nonvrbal guru di kelas bahasa Inggris siswa kelas VII
MTsS Nagari Binjai Pasaman tahun ajaran 2019/2020. Peneliti menyimpulkan
bahwa ada ketujuh indikator komunikasi nonverbal guru yaitu

Disimpulkan dengan skor rata-rata tiap aspek. Pertama, persentase persepsi siswa
terhadap sikap guru sebesar 34,09%. Kedua, persentase persepsi siswa terhadap ekspresi
wajah guru adalah 36,4%. Ketiga, persentase persepsi siswa tentang kontak mata guru
adalah 27,7%. Keempat, persentase persepsi siswa terhadap nada guru sebesar 18,45%.
Kelima, persentase persepsi siswa terhadap tingkat guru sebesar 36,9%. Keenam,
persentase persepsi siswa tentang jeda guru sebesar 36,4%. Persentase terakhir persepsi
siswa tentang persahabatan dan kehangatan guru adalah 31,85%.

11
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

Sebagian besar persepsi siswa “terkadang” terhadap sembilan indikator tentang


komunikasi nonverbal guru di kelas bahasa Inggris. Dapat disimpulkan bahwa siswa
cenderung memiliki persepsi yang baik terhadap komunikasi nonverbal guru di kelas bahasa
Inggris di MTsS Nagari Binjai.

REFERENSI

Adler, Ronald B & Russell F Proctor II. (1212).Looking Out Looing In, keempatbelas
edisi. Boston: Pembelajaran Cengage Wadsworth.
Behjat, Fatemeh. Samaneh Bayat & Ali Asghar Kargar. (2014).Investigasi
Sikap Siswa tentang Interaksi Nonverbal Guru dalam Bahasa Inggris EFL
Ruang kelas. Grup Penerbitan Sains. Jurnal Internasional Bahasa dan
Linguistik. Vol 2, No 6-1
Budyattna, Muhammad. (2011).Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta:Kencana
Grup Media Prenada.
Bunglowala, Arifa & Aaquil. Komunikasi nonverbal:Bagian Integral dari Pengajaran
Proses pembelajaran, Edisi Khusus Konferensi Internasional Pertama tentang Tren
Advent dalam Sains dan Teknologi Teknik.
Cahya, Vindy, Ekaningrum & Carla Sih Prabandari. Persepsi Siswa tentang Prapembacaan
Kegiatan Membaca Dasar Kelas II Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris Universitas Sanata Dharma. LLTJOURNAL. Vol. 18 No. 2
ISSN 1410-7201.
Charli, Hepy & Hayati Syafri. (2019).Memperlengkapi Kemahiran Siswa Bahasa Inggris untuk
Menjadi Pembicara Publik untuk Masyarakat Multilingual di Pendidikan Utama.
Tata Cara Seminar Internasional Keempat tentang Bahasa Inggris Bahasa
dan Pengajaran (ISELT-4).
Creswell, JW (2009). Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Penelitian Pendidikan
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Amerika Serikat. Merril Prentice. Irwandi.
(2007).Mengintegrasikan Kompetensi Komunikasi Antar Budaya dalam Bahasa Inggris
Pengajaran Sastra: Penerapan Membaca Novel. FKIB UMSB. Vol.
II No. 18
Irwandi. (2017).Mengintegrasikan Kompetensi Komunikasi Antarbudaya dalam Pengajaran Lisan
Kemampuan berkomunikasi. Prosiding seminar Internasional Kelima tentang Bahasa
Inggris dan Pengajaran (ISELT-5).
Irwandi. (2018).Membangun Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Guru di
Era Digital. Konferensi Internasional ke-3 tentang Pendidikan. Margono. (2007).
Metodologi Penelitian Pendidikan, Komponen MKDK. Jakarta: Rineka
Cipta.
Morissan. (2014).Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Perdana
Grup Madia.
Mulyana, Deddy. (2012).Budaya dan Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nurudin. (2017).Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer. Depok: PT Rajagrafindo
Persada.

12
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

Pami, Hilma Putri. (2019).Mengintegrasikan Nilai Ilahi dalam Komunikasi Antar Budaya
Kelas. Fuaduna: Jurnal Kajian Keagamaan dan Kemasyarakatan.Vol. 03. No. 01.
Putri, Yani Mriza. (2017).Persepsi Siswa tentang Gaya Komunikasi Guru pada
Motivasi Siswa dalam Belajar Bahasa Inggris. STKIP PGRI Sumatera Barat.
Samovar, Larry A. Komunikasi Antar Budaya. Boston: WadsWorth. Sobur, Alex. (2016).
Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudijono, Anas.Pengantar
Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sugiyono. (2015).Metode Penlitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitafif, Kualitatif dan
RND. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2003).Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Surkamp, Carola.
Komunikasi Nonverbal: Mengapa Kita Membutuhkannya dalam Bahasa Asing
Pengajaran. Vol. 2014. ISSN 1649-5826
Sutiyanto, Sukris. Pengaruh Komunikasi Verbal dan Nonverbal Guru pada
Mahasiswa Prestasi Bahasa Inggris. Publikasi Akademi. Jurnal Bahasa
Pengajaran dan Penelitian. Vol 9 No.2 Tubbs, Stewart L. & Sylvia Moss. (2012).
Komunikasi Manusia. Terjemahan: Deddy
Mulyana. Bandung: Remaja Rosdakarya.

13

Anda mungkin juga menyukai