ROHK NHSDOD VHNRODK DGDODK ³PHPEDFD´ GDQ tuntutan manajemen berbasis sekolah yaitu
³PHPEHQWXN´ EXGD\D manajemen berbasis demokratisasi sekolah. Ini berarti bahwa
sekolah di sekolah. peran-peran yang semula lebih bersifat
otoriter perlu diubah agar menjadi egaliter.
Esensi manajemen berbasis sekolah
Istilah-istilah peran yang bersifat egaliter
adalah peningkatan otonomi sekolah,
misalnya kepala sekolah dan guru sebagai
fleksibilitas dan peningkatan partisipasi
fasilitator, mediator, pendukung, pemberi
dalam penyelenggaraan sekolah, baik
pertimbangan, pemberdaya, pembimbing,
partisipasi dari warga sekolah maupun
tutor, mentor, dan istilah-istilah lain yang
masyarakat di sekitarnya melalui perwakilan
sederajad dengan bahasa demokrasi.
komite sekolah. Ini berarti bahwa jika
Demikian juga, kebiasaan-kebiasaan perilaku
manajemen berbasis sekolah ingin sukses,
tergantung atasan dan menunggu perlu diubah
sekolah harus memperbanyak mitra, baik dari
menjadi berani mengambil prakarsa dan
dalam maupun dari luar sekolah. Kemitraan
inisiatif. Kebiasaan mengunggulkan
dalam sekolah meliputi, antara lain, kepala
kewenangan diubah menjadi kebiasaan
sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru
melayani, kebiasaan melayani sistem sekolah
dengan siswa, siswa dengan siswa, dst.
diubah menjadi kebiasaan melayani siswa.
Kemitraan sekolah dengan masyarakat
sekitarnya meliputi, antara lain: kepala Manajemen berbasis sekolah akan
sekolah dengan komite sekolah, guru dengan berhasil dengan baik jika sekolah menerapkan
orangtua siswa, kepala sekolah dengan kepala prinsip-prinsip tata kelola yang
dinas pendidikan kabupaten/kota, dst. meliputi:partisipasi, transparansi, tanggung
jawab, akuntabilitas, wawasan kedepan,
Mulyasa(2006:34) menjelaskah
penegakan hukum, keadilan, demokrasi,
bahwa: kemitraan penting untuk dilakukan
prediktibilitas, kepekaan, profesionalisme,
karena disadari sepenuhnya bahwa hasil
efektivitas, efisiensi, dan kepastian jaminan
pendidikan sekolah merupakan hasil kolektif
hukum. Penerapan tata kelola yang baik harus
dari unsur-unsur terkait. Kemitraan yang
diupayakan oleh sekolah melalui berbagai
dapat menghasilkan teamwork yang kompak,
cara seperti misalnya: pembuatan aturan main
cerdas, dan dinamis merupakan kartu trup
sekolah/pedoman tentang tatacara
bagi keberhasilan manajemen berbasis
pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang
sekolah. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk
baik, penyediaan sarana untuk memfasilitasi
meningkatkan kemitraan perlu ditempuh
pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang
melalui: (1) pembuatan pedoman mengenai
baik, melakukan advokasi, publikasi, relasi
tatacara kemitraan, penyediaan sarana
dengan para pemangku kepentingan, dan
kemitraan dan saluran komunikasi, (2)
sebagainya.yang disesuaikan dengan konteks
melakukan advokasi, publikasi, dan
kebutuhan, karakteristik dan kemampuan
transparansi terhadap pemangku kepentingan,
sekolah masing-masing.
dan (3) melibatkan pemangku kepentingan
sesuai dengan prinsip relevansi, yurisdiksi, Perbaikan terus menerus harus
dan kompetensi serta kompatibilitas tujuan merupakan kebiasaan setiap warga sekolah.
yang akan dicapai. Karena itu, sistem mutu yang baku perlu
dijadikan acuan bagi perbaikan harus ada.
Pergeseran dari manajemen berbasis
Sistem mutu yang dimaksud harus mencakup
pusat (sentralistik) menuju manajemen
struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur,
berbasis sekolah memerlukan peninjauan
proses dan sumber daya untuk menerapkan
kembali terhadap aturan sekolah, peran unsur-
manajemen mutu. Sekolah juga harus memiliki
unsur sekolah, kebiasaan bertindak, dan
budaya mutu. Hadiyanto (2004:72) menerapkan
hubungan antar unsur-unsur sekolah. Aturan
³Vekolah yang menerapkan manajemen berbasis
sekolah perlu dirumuskan kembali agar sesuai
sekolahharus sadar bahwa budaya mutu harus
dengan tuntutan manajemen berbasis sekolah
tertanam di hati sanubari warga sekolah,
yaitu otonomi, fleksibilitas, dan partisipasi.
sehingga setiap perilaku selalu didasarkan atas
Demikian juga, peran masing-masing unsur
profesionlisme´.
sekolah perlu ditinjau kembali sesuai dengan
akhir tahun, untuk mengetahui seberapa jauh dan tanggungjawab Pemerintah, pemerintah
program peningkatan mutu telah mencapai propinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan
target-target mutu yang telah ditetapkan sebagian urusan lainnya diserahkan ke sekolah.
sebelumnya. Dengan evaluasi ini akan diketahui Berikut adalah urusan-urusan pendidikan yang
kelebihan dan kelemahan program, dan hal ini sebagian menjadi kewenangan dan
harus diperbaiki pada tahun-tahun berikutnya. tanggungjawab sekolah, yaitu: (a) proses belajar
mengajar, (b) perencanaan dan evaluasi
Manajemen Berbasis Sekolah memiliki
program sekolah, (c) pengelolaan kurikulum,
karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah
(d) pengelolaan ketenagaan, (e) pengelolaan
yang akan menerapkannya. Dengan kata lain,
peralatan dan perlengkapan, (f) pengelolaan
jika sekolah ingin sukses dalam menerapkan
keuangan, (g) pelayanan siswa, (h) hubungan
MBS, maka sejumlah karakteristik manajemen
sekolah-masyarakat, (i) pengelolaan kultur
berbasis sekolahberikut perlu dimiliki.
sekolah.
Berbicara karakteristik manajemen berbasis
sekolahtidak dapat dipisahkan dengan
karakteristik sekolah efektif. Jika manajemen
METODE
berbasis sekolahmerupakan
wadah/kerangkanya, maka sekolah efektif Metode penelitian yang digunakan
merupakan isinya. Oleh karena itu, karakteristik metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
manajemen berbasis sekolahberikut memuat hal ini didasarkan kepada rumusan-rumusan
secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif, yang muncul dalam penelitian ini yang menurut
yang dikategorikan menjadi input, proses, dan peneliti untuk melakukan berbagai aktivitas
output. eksplorasi dalam rangka memahami dan
menjelaskan masalah-masalah yang menjadi
Dalam menguraikan karakteristik
fokus masalah penelitian ini. Kemudian
manajemen berbasis sekolah, pendekatan sistem
pengumpulan berbagai data dan informasi akan
yaitu input-proses-output digunakan untuk
dilakukan melalui teknik observasi, wawancara,
memandunya. Hal ini didasari oleh pengertian
studi dokomentasi terhadap sumber-sumber
bahwa sekolah merupakan sistem sehingga
data yang diperlukan. Menurut Moleong
penguraian karakteristik manajemen berbasis
(2006:43) yang dimaksud dengan pendekatan
sekolah(yang juga karakteristik sekolah efektif)
kualitatif ialah sebagai sebuah prosedur dasar
mendasarkan pada input, proses, dan output.
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
Selanjutnya, uraian berikut dimulai dari output
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
dan diakhiri input, mengingat output memiliki
orang dan perilaku yang diamati.
tingkat kepentingan tertinggi, sedang proses
memiliki tingkat kepentingan satu tingkat lebih Penelitian ini mengambil lokasi
rendah dari output, dan input memiliki tingkat Sekolah Dasar Negeri Sakti Pidie yang
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari didirikan tanggal 31 Desember 1970,
output. dengan Nomor statistik sekolah (NSS) dan
NDS30 4 066102017,Sekolah Dasar Negeri
Pada dasarnya Peraturan Pemerintah
Sakti Pidiebertempat Jalan Jabal Ghafur
Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
Kabupaten Pidie.Penelitian ini merupakan
tentang Pembagian Urutan Pemerintahan antara
suatu studi tentang implementasi Manajemen
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Berbasis Sekolah pada Sekolah DasarNegeri
Pemerintahan Daerah kabupaten/kota harus
Sakti Pidie, yang menjadi subjek penelitian
digunakan sebagai acuan dalam
adalah Kepala sekolah, guru dan komite
penyelenggaraan pendidikan. Dengan demikian,
sekolah. Lokasi ini dipilih sebagai tempat
desentralisasi urusan-urusan pendidikan harus
penelitian dengan pertimbangan bahwa Sekolah
dalam koridor peraturan perundang-undangan
Dasar Negeri Sakti Pidie telah menerapkan
yang berlaku. Perlu dicatat bahwa desentralisasi
konsep manajemen berbasis sekolah.
bukan berarti semua urusan di limpahkan ke
sekolah. Artinya, tidak semua urusan di Dalam penelitian ini peneliti melakukan
desentralisasikan sepenuhnya ke sekolah, pengumpulan data melalui berbagai instrumen,
sebagian urusan masih merupakan kewenangan diantaranya observasi, wawancara, dokumentasi
dan studi kepustakaan. Dalam prakteknya, keberadaan sekolah dan kemampuan tenaga
keempat teknik pengumpulan data tersebut kependidikan yang tersedia. Sekolah Dasar
saling mengisi dan melengkapi satu sama lain. Negeri Sakti Pidie telah mengimplemtasikan
Manajemen Berbasis Sekolah sejak tahun
Menurut Muhadjir (2000:171) Ada tiga
2003dengan efektif, terutama dalam bidang
teknik untuk menguji kepercayaan temuan atau
kedisiplinan baik kedisiplinan bagi guru
data penelitian yang dimaksud yaitu: 1)
maupun kedisiplinan bagi siswa.
memperpanjang waktu tinggal dengan mereka,
2) observasi lebih tekun, dan 3) melakukan Kepala sekolah menjelaskan bahwa
triangulasi.Dengan demikian, maka dalam kedisiplinan bagi guru antara lain: ) hadir ke
melakukan penelitian ini ditempuh langkah- sekolah 15 menit sebelum jam masuk, 2)
langkah 1) Peneliti berinteraksi dengan subjek membuat program semester dan program
di lapangan selama paling kurang 5 bulan, tahunan, 3) menyusun program pembelajaran,
mulai dari awal Juni sampai dengan Oktober 4) menyusun kriteria ketuntasan minimal
2011 secara intensif peneliti berada lokasi (KKM) pada awal tahun, 5) menyusun silabus,
penelitian yang ditetapkan, 2) Melakukan 6) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
observasi secara intensif dan berulang-ulang ( RPP), 7) masuk dan keluar kelas sesuai jadwal
sekali untuk mendapatkan informasi data pelajaran, 8) melakukan evaluasi setiap selesai
berkaitan denganmanajemen berbasis sekolah, proses pembelajaran, 9) melaksanakan analisis
dan 3) Melakukan triangulasi terhadap temuan hasil evaluasi tiap selesai melakukan
data yaitu dengan cara melakukan wawancara ulanganharian, 10) menyusun program
dengan kepala sekolah, guru dan komite perbaikan dan pengayaan, 11) melaksanakan
sekolah. program perbaikan dan pengayaan, 12)
membuat bank soal berdasarkan standar
Teknik pengumpulan data yang
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
dilakukan dalam penelitian ini adalah
serta indikator untuk mata pelajaran yang
Observasi, wawancara dan studi dokumenter.
diampunya, 13) membuat kisi-kisi soal setiap
Data yang telah dikumpul, selanjutnya
ujian semester, 14) membuat buku catatan
dianalisis untuk menjawab masalah penelitian.
kepribadian dan kerajinan siswa15) melapor
Untuk dapat menjawab masalah penelitian,
pada orang piket setiap keluar pada jam
tentu saja data mentah yang telah dikumpulkan
sekolah, dan 16) bila guru berhalangan hadir
perlu diorganisasikan secara tertentu sesuai
pada jadwal mengajar, menyerahkan RPP pada
dengan tuntutan penyajian.
guru piket.
Teknik analisis data yang digunakan
Data yang diperoleh menunjukkan
dalam penelitian ini adalah analisis data
bahwa kedisiplinan bagi siswa antara lain: 1)
kualitatif. Dalam proses analisis kualitatif,
siswa wajib hadir setiap hari jam 7.45 setiap
menurut Nasution, (2003:42) Analisis
hari sekolah, 2) siswa wajib mengikuti semua
dilakukan dalam tiga aktivitas yang saling
mata pelajaran dan menanda tangani absen guru
bersamaan; mereduksi data, mendisplai data,
mata pelajaran, 3) siswa yang terlambat tanpa
dan pengambilan kesimpulan/verifikasi.
alasan yang benar dikenakan sanksi, 4) siswa
Sedangkan analsis datanya yang tidak hadir karena sakit atau berhalangan,
menggunakan analsis model interaktif, artinya harus ada surat dari orang tua/wali, 5) siswa
analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif yang tidak hadir tanpa ada surat dari orang
dari ketiga komponen tersebut. tua/wali akan dikenakan sangsi, 6) siswa yang
kedapatan menggunakan narkoba akan
dikeluarkan langsung dari sekolah, dan 7) setiap
HASIL PENELITIAN siswa wajib menanda tangani absen datang dan
Proses perencanaan kepala sekolah absen pulang Sekolah Dasar Negeri Sakti Pidie
dalam manajemen berbasis sekolah. Sekolah sudah mengimplemensikan manajemen berbasis
Dasar Negeri Sakti Pidie telah sekolahdengan baik, hal ini terbukti sudah
melaksanakan manajemen berbasis mempunyai visi, miss, tujuan dan sasaran
sekolahdengan baik, sesuai dengan sekolah. Kepala sekolah juga menjelaskan
bahwa dalam menyusun program manajemen
Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 121
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarja Universitas Syiah Kuala
berbasis sekolah adalah semua warga sekolah kelas. Disisi lain, siswa yang melanggar
(guru dan Komite sekolah) diikut ketentuan sekolah, diberikan sanksi yang tegas.
sertakan.Proses penyusunan program Kepala sekolah juga menjelaskan apabila ada
manajemen berbasis sekolah, dilaksanakan guru yang sering tidak hadir diberikan teguran.
melalui rapat yang dihadiri oleh seluruh warga Apabila melanggar tata tertib yang telah
sekolah untuk mengusun program yang akan ditetapkan sekolah seperti terlambat, sering
dilaksanakan dalam rangka kemajuan sekolah tidak masuk dan lainnya akan diberikan sanksi
dalam bidang kesiswaan, kurikulum, yang sifatnya mendidik. Setiap kegiatan
pengajaran, sarana dan prasarana dan lain-lain. sekolah, baik intrakurikuler dan ekstrakurikuler,
kepala sekolah selalu mengawasi
Penggunaan keuangan sekolah yang
kelancarannya.
digunakan selalu dimusyawarahkan bersama
warga sekolah. Penggunaan dana sekolah selalu Guru Sekolah Dasar Negeri Sakti
di umumkan disetiap rapat dewan guru, rapat Pidietelah mengenal manajemen berbasis
komite sekolah dan rapat wali siswa. Sudah sekolah sejak tahun 2003 penerapan manajemen
mengadakan hubungan kerja sama yang baik peningkatan mutu berbasis sekolah dimulai
dengan semua pihak. Hal ini terbukti dari tahun 2006secara bertahap.
lancarnya pembangunan sarana dan prasarana
Kepala sekolah dan guru telah
sekolah yang dananya berasal dari pemerintah
mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat)
dan stakeholder lainnya.Ini merupakan salah
tentang manajemen berbasis sekolah di Banda
satu ciri bahwa kerja sama dengan stakeholder
Aceh pada Tahun 2006. Dari hasil diklat
sudah baik.
tersebut, kepala sekolah mampu menerapkan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah di sekolah yang
menerapkan manajemen berbasis sekolahsangat dipimpinnya sesuai dengan kondisi dan situasi
demokratis. Hal ini terbukti setiap kegiatan yang ada. Kualifikasi pendidikan guru
yang hendak dilaksanakan selalu umumnya adalah S1, sehingga sangat
dimusyawarahkan dengan warga sekolah, mendukung implementasi manajemen berbasis
sehingga semua program yang telah sekolahdi Sekolah Dasar Negeri Sakti Pidie.
direncanakan dapat berjalan dengan baik dan
Umumnya guru telah memiliki
lancar karena memiliki kelompok kerja sekolah
kelengkapan perangkat administrasi
terdiri dari kepala sekolah, guru, pegawai,
pembelajarannya. Hal ini disebabkan karena
yayasan dan komite sekolah. Sedangkan
tidak dibenarkan guru masuk kelas apabila tidak
kelompok kerja guru adalah forum KKGbaik
lengkap administrasi pembelajarannya. Hal ini
tingkat sekolah maupun tingkat Kabupaten
menunjukkan bahwa sekolah tersebut sudah
Pidie.
menerapkan manajemen berbasis sekolah
Kepala sekolah telah menerapkan dengan baik, karena semua warga sekolah dan
prinsip-prinsip manajemen berbasis masyarakat sekitar sudah berperan aktif dalam
sekolahantara lain yaitu : 1) partisipasi, 2) melaksanakan manajemen berbasis sekolah di
penegakan hukum, 3) trasnparan, 4) daya sekolah.
tanggap, 5) berorientasi konsensus, 6)
Masyarakat sekitar sekolah menyambut
berkeadilan, 7) efetifitas dan efisiensi, 8)
baik program manajemen berbasis sekolah yang
akuntabilitas, 9) bervisi strategis dan 10)
di laksanakan. Hal ini terbukti bahwa
kesalingterkaitan.
masyarakat sekitar percaya pada kualitas dan
Kepala Sekolah Dasar Negeri Sakti mutu pendidikan di sekolah tersebut, sehingga
Pidie menjelaskan bahwa proses mereka mendaftarkan anaknya di sekolah
implementasimanajemen berbasis sekolahsudah tersebut.
dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini,
Dukungan dari masyarakat sekitar
kepala sekolah telah membuat perencanaan,
sangat baik terhadap perencanaan mencakup
pelaksanaan dan pengawasan kedisiplinan guru
hal-hal antara lain: 1) perumusan tujuan yang
dan siswa berjalan sesuai dengan ketentuan.
ingin dicapai; 2) pemilihan program untuk
Bila guru tidak membuat program pelajaran,
mencapai tujuan; dan 3) Identifikasi dan
oleh kepala sekolah dilarang mengajar di ruang
Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 122
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Kualitas dan kuantitas guru di Sekolah sekolah mengadakan pembagian tugas guru
Dasar Negeri Sakti Pidie telah memadai dengan secara merata dan selalu membina guru dalam
kapasitas minimal satu sampai dua orang guru menyusun Silabus dan RPP sesuai standar
per-mata pelejaran. Kapasitas ini sangat proses. Mengaktifkan guru pada kegiatan KKG
mendukung terhadap program manajemen terutama untuk meningkatkan kemampuan
berbasis sekolah. Sebenarnya tenaga guru yang mereka dalam pembelajaran dan adminstrasi
profesional masih sangat dibutuhkan yang lainnya. Kegiatan KKG dilaksanakan untuk
berasal dari guru PNS, tapi sampai saat ini meningkatkan kemampuan guru terhadap
pemerintah belum dapat menyalurkannya penguasaan materi pembelajaran, menggunakan
dikarenakan keterbatasan anggaran. metode dan alat peraga yang tepat dan relevan,
sehingga guru dalam melaksanakan
Kualitas dan kuantitas warga sekolah
pembelajaran disenangi siswanya, guru sudah
Sekolah Dasar Negeri Sakti Pidie telah
melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif,
memadai dan mereka sangat mendukung
efektif dan menyenangkan (PAKEM).
kemajuan sekolah, hal ini terbukti bahwa: 1)
mereka selalu membantu program sekolah;2) Komite sekolah mempunyai tugas dan
mereka selalu diikutsertakan dalam penyusunan fungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan
program sekolah dan;3) dalam setiap rapat pada satuan pendidikan. Komite sekolah
sekolah mereka selalu hadir; mendukung, memberi masukan, motivasi dan
mengawasi kinerja guru serta mengadakan
Selain faktor pendukung yang
hubungan kerja sama dengan pihak lain dalam
sedemikian banyak. Namun tidak dapat
mencari dana dan ekstrakurikuler.
diabaikan factor pengambat dalam pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah di Sekolah Dasar Faktor pendukung dan penghambat
Negeri Sakti Pidie terutama warga sekolah dan implementasi manajemen berbasis sekolahdi
penjaga sekolah masih kurang memadai. Hal ini Sekolah Dasar Negeri Sakti Pidie. Warga
menjadi penyebabkankurang sekolah, wali siswa dan komite sekolah ikut
lancarnyaimplementasiprogram manajemen mendukung kemajuan sekolah. Hal ini terbukti
berbasis sekolahsebagaimana yang seharusnya, komite sekolah selalu memberi masukan dan
karena masih banyak dari warga sekolah dan membantu program sekolah, warga sekolah dan
penjaga sekolah berstatus honorer.Selain itu komite sekolah selalu ikutserta dalam
masyarakat,komite dan warga sekolah masih penyusunan program sekolah dan
banyak yang belum memahami tentang makna pelaksanaannya. Terbatasnya dana yang
dan tujuan penerapan pogrammanajemen diperoleh dari pemerintah dan masyarakat, serta
berbasis sekolah. belum terpenuhinya keseluruhan karyawan dan
tenaga pengajar yang berstatus Pegawai Negeri
Sipil.
KESIMPULAN
Proses perencanaan dalam penerapan
manajemen berbasis sekolahmeliputi penetapan, DAFTAR PUSTAKA
visi missi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
dengan melakukan asesmen tentang kekuatan, Amiruddin Siahaan, 2006. Manajemen
hambatan, peluang dan tantangan yang dihadapi Pendidikan Berbasis Sekolah, Ciputat:
oleh Sekolah DasarNegeri Sakti Pidie. Ciputat Press Group
Selanjutnya membuat alternatif perkembangan Anonim, 2002. Pedoman Pengembangan
sekolah kemudian menetapkan proses Manajemen Sekolah, Jakarta:
pengembangan sekolah. Depdiknas, Dirjen Dikdasmen
Pelaksanaan manajemen berbasis Baedhowi, 2010. Manajemen Berbasis Sekolah
sekolahpada Sekolah Dasar Negeri Sakti Pidie Jakarta: Direktorat Jenderal
menyusun RAPBS, Kurikulum Tingkat Satuan PMPTKDepartemen Pendidikan
Pendidikan, mengikutsertakan komite sekolah. Nasional
Tetapi rekrutmen personil belum dilibatkan
sekolah, namun masih dinas pendidikan. Kepala Budi Raharjo, 2004. Manajemen Berbasis
Sekolah, Jakarta: Depdiknas, Dirjen Fattah, N., 2004. Konsep Manajemen Berbasis
Dikdasmen, Jakarta. Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah.
Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003.
Himpunan Peraturan RI Bidang Hadiyanto, 2004. Mencari Sosok Desentralisasi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Manajemen Pendidikan di Indonesia,
Jakarta: Debdikbud. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Depdiknas, 2005. Manajemen Peningkatan Hasbullah, 2006. Otonomi Pendidikan, Jakarta:
Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Depdikbud Jakarta.
Mulyasa, 2003. Menjadi Kepala Sekolah yang
Depdiknas, 2003. Manajemen Peningkatan Profesional. Bandung: PT. Remadja
Mutu Berbasis Sekolah (Konsep Rosdakarya.
Dasar), Jakarta : Depdiknas Dirjen
Mulyasa, 2006. Manajemen Berbasis Sekolah,
Dikdasmen.
Bandung : Rosda Karya
Depdiknas, 2003. Manajemen Peningkatan
Moleong LJ, 2006. Metodologi Penelitian
Mutu Berbasis Sekolah (Rencana dan
Kualitatif, Bandung : Remaja
Program Pelaksanaan), Jakarta:
Rosdakarya
Depdiknas Dirjen Dikdasmen.
Nasution S, 2003. Metode Penelitian
Depdiknas, 2003. Manajemen Peningkatan
NaturalistikKualitatif, Bandung,
Mutu Berbasis Sekolah (Panduan
Penerbit Tarsito
Monitoring dan Evaluasi), Jakarta :
Depdiknas Dirjen Dikdasmen Nurkolis, 2005. Manajemen Berbasis Sekolah.
Jakarta: PT. Grasindo.
Depdiknas, 2003. Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (Pedoman Tata Mukhtar dan Widodo Suparto, 2003.
Krama dan Tata Tertip), Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta:
Jakarta:Depdiknas Dirjen Dikdasmen, Fifamas.
Depdiknas, 2007. ManajemenBerbasisSekolah, Sudarwan Hanim, 2006. Visi Baru Manajemen
Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen. Sekolah, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Dharma Surya, 2007. Menumbuhkan Semangat Slamet PH, 2002. Manajemen Berbasis
Kerja Sama, Jakarta: Direktorat Sekolah, dalam Jurnal Pendidikan dan
Jenderal PMPTKDepartemen Kebudayaan, dari
Pendidikan Nasional http//www.pdk.go.id/jurnal/27/mnajem
en berbasis sekolah.htm, diakses 20
DharmaSurya, 2007. Manajemen Peran Serta
Februari 2002
Masyarakat dalam Pengembangan
Pendidikan Sekolah.Jakarta: Direktorat Umaedi, 1999. ManajemenPeningkatan Mutu
Jenderal PMPTK Depdiknas Berbasis Sekolah, Jakarta : Depdikbud.
Dharma Surya, 2008. Manajemen Hubungan Permadi, D., 2006. Manajemen Berbasis Sekolah
Sekolah dan Masyarakat dalam dan Kepemimpinan Mandiri Kepala
Pemberdayaan Masyarakat.Jakarta: Sekolah.Bandung. PT. Sarana Panca
Direktorat Jenderal PMPTKDepdiknas Karya.
Dharma Surya, 2010. Manajemen Berbasis Yoyon Bahtiar, 2007. Manajemen Mutu
Sekolah, Jakarta: Direktorat Jenderal Terpadu, Bandung : Ikip Bandung.
PMPTKDepartemen Pendidikan
Nasional
Engkoswara, 2001. Paradigma Manajemen
Pendidikan: Menyongsong Otonomi
Daerah. Bandung: Yayasan Amal
Keluarga.