Anda di halaman 1dari 9

MEKANISME KERJA ALAT BANTU DENGAR BAGI

PENDERITA GANGGUAN PENDENGARAN SENSORINEURAL

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas dosen Mata Kuliah Anatomi Fisiologi

dosen pengampu Asep Iwan Purnawan SKM, M.Si.Med

oleh

NYAYU ARUNI FALIHA FIRASYANI

P17331117432

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah
memperkenankan penulis menyelesaikan makalah berjudul “Mekanisme Kerja Alat
Bantu Dengar Bagi Penderita Gangguan Pendengaran Sensorineural” dengan tepat
waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini.

Makalah ini menyajikan bagaimana mekanisme alat bantu dengar agar dapat
membantu penderita gangguan pendengaran neurosensorik. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas dari dosen Mata Kuliah Anatomi Fisiologi.

Kami menyadari sepenuhnya, makalah ini masih belum sempurna dan untuk
menjadi sempurna kami sangat mengharapkan pemberian masukan dan kritik dari
semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bandung, 16 Februari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah ………………………...…………………………………... 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………….………. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ……………………………………………………………………… 2

2.2 Mekanisme Kerja Alat Bantu Dengar………………………………………….2

BAB III SIMPULAN

Simpulan ……………………………………………………………...…………… .5

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telinga adalah alat indera yang berperan dalam proses pendengaran dan
fungsi keseimbangan. Gangguan pendengaran disebabkan oleh rusaknya
salahsatu atau beberapa bagian dari telinga luar, tengah atau dalam. Menurut
Hearing Loss Association of America, diperkirakan bahwa setidaknya 48 juta
orang mengalami hilangnya pendengaran, dari mulai tingkat ringan sampai
berat atau mendalam. Gangguan pendengaran sensorineural adalah gangguan
yang paling banyak diderita oleh tunarungu.

Pada zaman modern manusia dipermudah dengan adanya teknologi.


Kecerdasan manusia yang dianugerahkan sang pencipta memberikan
kemudahan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pada abad ke-17 ditemukan speaking tubes yang sekarang telah


dikembangkan menjadi hearing aid atau yang lebih dikenal dengan alat bantu
dengar yang canggih untuk membantu penderita tunarungu dalam mengatasi
kekurangannya pada indera pendengaran.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana alat bantu dengar bekerja bagi penderita gangguan pendengaran
sensorineural?

1.3 Tujuan
Mengetahui mekanisme kerja alat bantu dengar bagi penderita gangguan
pendengaran sensorineural
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Gangguan pendengaran adalah salahsatu gangguan kesehatan yang umumnya


disebabkan oleh faktor usia atau karna sering terpapar suara yang nyaring atau keras.
Pendengaran bisa dikatakan tergnggu jika sinyal suara gagal mencapai otak. Biasanya
gangguan pendengaran berkembang secara bertahap, tetapi hilangnya pendengaran
bisa muncul tiba-tiba. Suara-suara yang memiliki tingkat kebisingan hinggan 79
desibel masih bisa dikategorikan aman bagi telinga manusia.

Gangguan pendengaran sensorineural terkadang disebut sebagai penyakit tuli


yang mengenai saraf, masalah pendengaran sensorineural adalah satu kondisi yang
menghasilkan berbagai gangguan didalam telinga dimana saraf didalam telinga
tersebut akan menyerang bagian otak. Kondisi ini biasanya akan menimbulkan 99%
gangguan pendengaran dan penyebabnyapun kebanyakan tidak diketahui. Namun,
para peneliti beranggapan ada kondisi-kondisi tertentu yang dapat memicu gangguan
pendengaran sensorineural ini, misalnya dari faktir lingkungan, fisik, genetik atau
usia. Selain itu, faktor-faktor lain seperti inveksi virus rubella, penyakit gondongan,
leukemia, herpes atau lupus. Penderita penyakit sensorineural ini juga umumnya
menderita Tinnitus dan kemungkinan menderita vertigo.
Bagi penderita gangguan pendengaran sensorineural pada pemeriksaan fisik
atau otoskopi, kanal telinga luar maupun selaput gendang telinga tampak normal.
Pada tes fungsi pendengaran, yaitu tes bisik, dijumpai penderita tidak dapat
mendengar percakapam bisik pada jarak 5 meter dan sukar mendengar kata kata
yang mengundan nada tinggi (huruf konsonan).

2.2 Mekanisme Kerja Alat Bantu Dengar

Cara kerja alat bantu dengar sendiri ialah dengan mengeraskan suara yang
ada di area sekitar, sehingga dengan hasil suara yang keras tersebut bisa membantu
telinga yang kurang pendengaran, fungsi dari alat pengerasan suara tersebut lebih
difokuskan pada suara percakapan, oleh karenanya orang yang memiliki gangguan
pendengaran bisa terbantu agar dapat meng-artikan suara dari percakapan pada
lawan bicara.

Sistem kerja alat bantu dengar yaitu dengan mengandalkan energy dari
Baterai yang berkerja sebagai sebuah power supply. Apabila dipakai selama 8 jam
perhari, satu baterai bisa bertahan kurang lebih sampai dengan 2 minggu. Sistem
kerja dari alat bantu dengar yaitu berawal ketika ada sebuah suara, misalkan ada suara
lonceng berbunyi maka oleh komponen MIC akan menangkap suara itu kemudian
akan di proses dengan mengubah energi akustik atau gelombang suara menjadi
sebuah sinyal listrik, yang kemudian akan dilanjutkan prosesnya oleh Amplifier
kemudian diamplifier tersebut akan memproses sinyal listrik atau gelombang suara
yang telah dihasilkan dari Mic untuk selanjutnya kemudian sinyal listrik atau
gelombang suara akan diperbesar kemudian selanjutnya sinyal yang telah di perbesar
tersebut akan diproses oleh receiver. Kemudian di dalam receiver sinyal listrik
gelombang suara itu oleh receiver dirubah menjadi suara akustik yang telah
diperbesar oleh receiver ini bisa di analogikan seperti Speaker, jadi suara yang telah
di dengar akan sama persis dengan sumber bunyi, serta suara tersebut tentunya telah
di perbesar karena proses Amplifikasi Alat bantu dengar.

Setelah suara sampai melewati Earmold, suara akan diproses selayaknya


suara menuju telinga bagian dalam, yang terdiri dari koklea, kanalis semisirkulasi,
dan beberapa sel-sel rambut. Saat suara mencapai udara tengah, saat itulah suara
“dilempar” ke koklea, struktur tulang yang tampak seperti siput dan diisi dengan 2
jenis cairan. Cairan bergerrak saat suara menabrak koklea, yang pada gilirannya
merangsang sel-sel rambut. Tergantung pada pola titinada, hanya sel sel rambut
tertentu saja yang diaktifkan. Apapun, stimulasi ini kemudian diubah menjadi impuls
saraf yang dapat diinterpretasikan oleh otak, sehingga orang bisa membedakan dan
mengidentifikasi suara.
Dengan adanya alat bantu dengar bagi penderita gangguan pendengaran
sensorineural, saraf yang tidak befungsi dengan baik akan tetap menerima suara
yang telah diproses oleh alat bantu dengar karna proses pengololahan suara yang
dilakukan oleh alat bantu dengar tersebut.
BAB III
SIMPULAN

Gangguan pendengaran adalah salahsatu gangguan kesehatan yang umumnya


disebabkan oleh faktor usia atau karna sering terpapar suara yang nyaring atau keras.
Gangguan pendengaran sensorineural terkadang disebut sebagai penyakit tuli yang
mengenai saraf, masalah pendengaran sensorineural adalah satu kondisi yang
menghasilkan berbagai gangguan didalam telinga dimana saraf didalam telinga
tersebut akan menyerang bagian otak. Dalam membantu penderita gangguan
pendengaran sensorineural dengan penggunaan alat bantu dengar yang akan
memproses suara yang diterima melewati proses amplifikasi dan diperbesar pada
alat bantu dengar, lalu suara diproses oleh indera pendengaran tanpa adanya
halangan dari syaraf yang tidak berfungsi dengan baik karna hasil suara yang
diproses alat bantu dengar telah disesuaikan dengan kemampuan pendengaran sang
penderita.
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Setyo Wahyu. Ketulian: Pemeriksaan dan Penyebabnya. PLB Universitas


Pendidikan Indonesia.

“Fitting of Hearing Aid”

https://www.google.com/amp/s/www.docdoc.com/id/info/procedure/fitting-of-
hearing-aid/amp?espv=1

“Sejarah Alat Bantu Dengar”

http://kenaliabd.com/alat-bantu-dengar/sejarah-alat-bantu-dengar/

“About Hearing”

http://www.medel.com/id/about-hearing/

Anda mungkin juga menyukai