Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH ASTA TINGGI SUMENEP

OLEH

ACH. AT TURMUDI

X TBSM

SMKN 1 PASEAN
PAMEKASAN
KATA PENGENTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah Asta Tinggi
Sumenep”.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal  pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi ..................................................................................................................ii
BAB I.  Pendahuluan.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
BAB II Pembahasan..................................................................................................2
A.    Sejarah Asta Tinggi Sumenep.................................................................................2
B. Awal tempat astah tinggi sumenep..……………………………………………..3
C.     Menjadi makam pertama pembesar asal jepara......................................................2
D. Dibangun dinasti Saot.............................................................................................5
E. Dijaga Oleh Prajurit Pilihan.....................................................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................10
A.    Kesimpulan.............................................................................................................10
B.     Saran......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon, artinya
sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih
kompleks atau lebih maju.

Dalam bahasa Inggris, kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia. Dalam
bahasa Jerman, kata sejarah (geschicht) berarti sesuatu yang telah terjadi. Dalam Kamus Umum
Bahasa  Indonesia yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadaraminta menyebutkan bahwa sejarah
mengandung tiga pengertian sebagai berikut:

1. Sejarah berarti silsilah atau asal usul.


2. Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
3. Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau.
Dalam kata lain sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau
kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan
manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.

1. Peristiwa yang abadi; peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang
masa.
1. Peristiwa yang unik; peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah
terulang persis sama untuk kedua kalinya.
2. Peristiwa yang penting; peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan
kehidupan orang banyak.
B.  Rumusan Masalah

Untuk mengkaji dan mengulas tentang Sejarah Asta Tinggi Sumenep, maka diperlukan
subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah Asta Tinggi Sumenep ?


2. Seperti apa arsitektur tempat Asta Tinggi Sumenep ?
3. Siapa saja tokoh yang di makamkan ?

Inilah sub tema pokok yang akan penyusun bahas dalam makalah ini walaupun  nantinya ada
pembahsan yang penyusun uraikan akan timbul permasalahan – permasalahan lain.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Astah Tinggi Sumenep

Kawasan Pemakaman Raja-raja di Sumenep, atau yang dikenal dengan Asta Tinggi
merupakan salah satu ikon utama kabupaten di ujung timur pulau garam ini. Keberadaannya
yang satu paket dengan bangunan keraton di Pajagalan dan masjik Jamik di Bangselok,
merupakan karya monumental dinasti terakhir Sumenep (1750-1929 M).

Hingga detik ini, Asta Tinggi yang terletak di desa Kebunagung, Kecamatan Kota
Sumenep itu tidak pernah sepi dari peziarah. Baik yang sifatnya “berpariwisata” religi, maupun
sekadar menikmati sisa kebesaran masa lalu para tokoh legendaris bumi Jokotole.

B. Berawal dari Kawasan Belantara

Asta Tinggi dahulu merupakan kawasan yang berupa dataran tinggi, dan hutan belantara.
Kawasan itu dahulu tak berpenghuni. Menurut kisah sesepuh Sumenep, di sana kerap dijadikan
tempat menyepi para tokoh-tokoh Sumenep.

“Raja (adipati; red) Sumenep sejak abad 17 sudah ada yang menyepi di sana,” kata R. B. Ja’far
Shadiq, salah satu pemerhati sejarah di Sumenep.

Dalam catatan sejarah, yang disebut pertama kali ialah Pangeran Lor I. Sang pangeran ini
memerintah Sumenep antara tahun 1562-1567 M. Beliau adalah putra Tumenggung Kanduruan,
adipati Sumenep memerintah pada 1559-1562 M. Kanduruan ialah salah satu putra dari Raden
Fatah, Sultan Demak pertama.

Di masa dulu, karena dataran tinggi, kawasan Asta Tinggi juga menjadi lokasi untuk melihat
awal bulan. “Di tempat itu ada pohon Nangger yang dikenal dengan nama Nangger
Pangongngangan. Dulu biasa dipakai orang untuk ngongngang atau melihat datangnya awal
bulan,” cerita Ja’far, yang juga anggota Komunitas Ngopi Sejarah (Ngoser) ini.
C. Menjadi makam pertama Pembesar asal Jepara

Sesuai tertib penempatan makam, maka kubah pertama di bagian kompleks Asta lama
merupakan makam pertama yang ada di Asta Tinggi.

Makam itu ialah pasarean Pangeran Anggadipa. Mas Tumenggung Anggadipa, putra
adipati Jepara ditunjuk oleh Mataram untuk mengisi kevakuman pemerintahan di Sumenep. Kala
itu sang ahli waris, yaitu Raden Bugan alias Wongsojoyo (kelak bernama Tumenggung
Yudonegoro), masih di bawah umur dan berada di Jawa.

Anggadipa memerintah di Sumenep sejak 1626-1644 M. Beliau menikah dengan putri


Panembahan Lemah Duwur, raja Madura Barat. Meski pendatang, Anggadipa sangat dekat
dengan rakyat. Rakyat bahkan sangat mencintainya. Demikian juga Anggadipa. Saking cintanya
dengan Sumenep, bahkan saat selesai atau purna tugasnya sebagai pengganti kevakuman di
Sumenep, ia tidak kembali ke Jepara hingga akhir hayatnya.

Anggadipa juga dikenal sebagai pembangun Masjid al-Mu’min atau Masjid Laju (Masjid
Lama), di tahun 1639 M. Masjid ini merupakan masjid pertama di kawasan kota Sumenep. Dan
berada di kelurahan Kepanjin saat ini.

“Setelah Anggadipa dimakamkan di asta Tinggi, selanjutnya banyak raja-raja Dinasti


Yudonegoro yang juga dimakamkan di sana. Salah satunya yang satu kubah dengan Anggadipa
adalah Pangeran Pulangjiwo, salah satu raja Sumenep yang terkenal,” kata R. B. Ruska, Kepala
Asta Tinggi.

D. Dibangun Dinasti Saot

Sejak awal abad 18, kawasan Asta Tinggi hanya ada dua kubah. Yaitu Kubah Pangeran
Pulangjiwa dan Kubah Pangeran Jimat.

Di masa Pangeran Jimat, cucu Pulangjiwo, di Asta Tinggi sudah mulai dibentuk loloran,
yaitu sistem penjagaan di kawasan makam raja dan keluarganya.
“Jadi ya jangan dibayangkan saat itu sudah seperti Asta Tinggi saat ini. Belum ada pagar
pembatas,” kata Ruska.

Baru di masa Panembahan Sumolo, putra Bindara Saot dibangunlah kawasan tersebut dan
diberi nama Asta Tinggi. Pagarnya berupa susunan batu tanpa campuran perekat atau lolo.
Konon itu merupakan karya waliyullah besar Sumenep dari Ambunten, yaitu Kiai Demang
Singoleksono alias Kiai Macan.

Kiai Singoleksono ini adalah keturunan Pangeran Pulangjiwo, Raja Sumenep. Ayah
Singoleksono, yaitu Raden Demang Singowongso adalah cicit Pulangjiwo. Singowongso sendiri
adalah putra Raden Demang Wongsonegoro, Patih Sumenep legendaris di masa Pangeran Jimat.

Di masa Sultan Abdurrahman, putra Sumolo, bangunan Asta Tinggi diperluas. Yaitu
bangunan Asta Raja di sebelah timur, yang hanya ada satu kubah. Pembangunan asta baru selesai
di masa Panembahan Mohammad Saleh, putra Sultan.

“Peletakan piala di pintu gerbang Asta Raja itu di masa Panembahan Mohammad Saleh,” ujar
Ruska.

E. Dijaga Oleh Prajurit Pilihan

Asta Tinggi sejak masa Sultan Abdurrahman (1811-1854 M) dipercayakan pada abdi
dalem yang dikenal dengan istilah Kaji. Dengan kata lain, kaji merupakan sebutan bagi para
penjaga asta sejak masa Sultan Sumenep. Kaji bukan sebutan untuk satu orang, namun satu
kelompok.

Ada 8 kelompok berdasar pembagiannya, sehingga otomatis juga ada 8 kaji di kawasan
Asta Tinggi. Nah, dari 8 kaji itu ada 1 pimpinan utama yang disebut Loloran atau disingkat Lora.

“Lora ini memiliki wakil yang disebut Kabajan,” kata Ruska.

Sebenarnya, menurut penuturan Ruska, dalam literatur yang lebih kuna, penjaga Asta
Tinggi sudah ada sejak masa pemerintahan Pangeran Rama (1678-1709 M). Namun, sistemnya
lebih tertata sejak masa Sultan Abdurrahman.
Penunjukan para kaji dan sekaligus lora itu dilakukan langsung oleh Sultan
Abdurrahman. Mereka dipilih dari para prajurit yang setia dan pilih tanding. “Dalam hal teknis
sekalipun, itu langsung berasal dari titah raja,” jelas Ruska.

Bahkan menurut Ruska, pada zaman para kaji dan lora itu hanya tunduk pada perintah
raja, bukan pada yang lain. Apakah itu kerabat atau anak raja sekalipun, sehingga rahasia-rahasia
yang terjadi di masa kerajaan tersimpan rapat.

“Dan sebagai imbalan kesetiaannya, mereka diberi tanah oleh sang raja dengan sistem
hak pakai, yang diwariskan turun-temurun,” tambahnya.

Seperti yang diketahui, ada 8 kaji di Kompleks Pemakaman Raja-raja Sumenep atau Asta
Tinggi. Yaitu Kaji Senga’, Kaji Buddhi, Kaji Nangger, Kaji Makam, Kaji Jhajabangsa, Kaji
Jhaja Addur, Kaji Sekkar, dan Kaji Langghar.

Kedelapan nama tersebut jika dirangkai, maka bunyi dan maknanya dalam bahasa
Madura ialah: “Senga’ sopaja’a ekataoe, jha’ e budina Asta Tengghi areya bada bungkana
nanggher, e seddhi’anna nanggher bada kobhuranna oreng se abillai kajhajaan bhangsa tor
abhillai agama. Iya sopaja esekkare, mon ta’ sempat, keba keyae soro duwa’aghi”.

F. Menjadi Lokasi Peringatan Perjuangan

Sebelum Taman Makam Pahlawan (TMP) Sumenep dipugar, pelataran di luar komplek
utama Asta Tinggi biasa digunakan oleh pemerintah daerah untuk kegiatan seremonial, seperti
renungan suci setiap Agustusan, dan upacara peringatan Hari Pahlawan.

Tahun 1960-an saat posisi Kepala Penjaga Asta Tinggi diduduki oleh R. B. Ibrahim, di
sekitar kompleks mulai diberi penghijauan. Menurut cucu Ibrahim, R. B. Ruska, yang ditanam
berupa pohon cemara.

“Mungkin agar lebih teduh ketika digunakan untuk kegiatan seremonial itu,” jelasnya beberapa
waktu lalu.
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Dalam sejarah Asta Tinggi Sumenep dengan berbagai cara dan bertahap. Kini tempat air
mata ibu sudah menjadi pariwisata dimana membantu perekonomian warga bangkalan.
Khususnya warga di sekitar makam pariwisata air mata ibu di bangkalan

B.     Saran

Semoga tempat Asta Tinggi Sumenep selalu di rawat di kembangkan untuk menyimpan
sejarah penting khususnya sejarah di kota bangkalan.
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahcentre.blogspot.co.id/2011/01/sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia.html
https://adiarsyadani888.wordpress.com/2013/04/04/101/\
http://sejarah.kompasiana.com/2012/04/24/makalah-sejarah-perjuangan-kemerdekaan-indonesia-
457876.html
http://skulwork-nytha.blogspot.com/2012/02/peristiwa-peristiwa-heroik-setelah.html
http://urfidiaz.blogspot.com/2013/01/sejarah-orde-lama.html
https://sites.google.com/site/redaksisejarahindonesia/team-announcements/sejarahmasareformasi
www.wikipedia.com
http://ilmu27.blogspot.com/2012/08/makalah-sejarah-orde-baru.html

Anda mungkin juga menyukai