Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Belakangan ini, minat mahasiswa khususnya, semua pelajar umumnya yang
ada di Indonesia terhadap pembelajaran bahasa Arab sangat mengkhawatirkan.
Beberapa alasan mereka lontarkan untuk menghindari mempelajarinya. Padahal,
bila ditinjau lebih jauh, bahwa bahasa Arab pun merupakan bagian dari ilmu. Dan
ilmu, menurut sabda Rasul adalah wajib mempelajarinya. Dalam hal ini
mempelajari ilmu bahasa Arab adalah fardhu kifayat. Jadi bila dalam suatu
komunitas tidak ada yang ada yang mempelajari atau bisa memahami ilmu bahasa
Arab, maka dosa hukumnya bagi semua individu yang ada dalam suatu komutitas
tersebut.

B. Tujuan
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, maka kami mencoba menggali
sedikit tentang ilmu bahasa Arab tentang bab isim, yang dalam hal ini tentang
isim dhomir. Diharapkan setelah membaca makalah yang kami susun ini,
mahasiswa dapat mengerti mengenai :
1. Apa pengertian dhomir muttashil?
2. Apa macam-macam dhomir muttashil?
3. Apa Pembagian dhomir muttashil?
4. serta bisa membuat contoh tentang dhomir muttashil?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
ِ َّ‫)ض * ِم ْي ٌر ُمت‬
Dhomir Muttashil (‫ص * ٌل‬ َ yaitu dhomir yang selalu bersambung
dengan kata (‫ )الكلمة‬setelahnya. Dhomir Muttashil dapat berkedudukan:
1. Rofa’ (‫ )ضمائر رفع متصّل‬sebagai
َ َ‫]ن‬
a) Faa’il (‫ )فاعل‬yaitu ketika bersambung dengan Fi’il (‫)فعل‬. [cth: َ‫ص ْرت‬
b) Isim Kaana dan saudara saudaranya (‫ ;)اس***م ك***ان و أخواتها‬yaitu ketika
bersambung dengan Kaana dan saudara-saudaranya. [cth: ُ‫] ُك ْنت‬
2. Nashob (‫)ضمائر نصب متصّل‬sebagai
a) Maf’uulun bihi (‫ )مفعول به‬yaitu ketika bersambung dengan fi’il (‫)فعل‬. [cth:
‫]إِيَّا َك‬
ّ  ‫ )اسم‬yaitu ketika bersambung
b) Isim Inna dan saudara saudaranya (‫إن و أخواتها‬
dengan Inna dan saudara saudaranya (‫)إنَّه‬
3. Jarr/Khofd (‫ ج ّر متصّل‬ ‫)ضمائر‬
a) Susunan Jar-Majrur (‫ )جر و مجرور‬ketika bersambung dengan huruf Jar (
‫)حرف الج ّر‬. [cth: ‫]فِ ْي ِه‬
b) Mudhof ilayh (‫ )مضاف إليه‬ketika bersambung dengan Isim (‫)االسم‬. [cth: ُ‫]بَلَ ُده‬

B. Struktur Kalimat Dasar Dhamir Muttashil Mufrad

struktur kalimat dasar ‫ضمير متصل مفرد‬, (Dhamir Muttashil Mufrad) yaitu :

‫ك‬
َ Adalah kata ganti (milik) orang kedua tunggal, yang berarti “kamu” (laki-
laki).
‫ك‬
َ digunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab,
khusus untuk menunjuk kepemilikan laki-laki. Seperti Ahmad berkata
kepada Umar :"buku kamu". Buku dalam bahasa Arabnya “‫ ”كت**اب‬maka
Ahmad berkata kepada Umar : "‫ك‬
َ ‫"كتاب‬. Atau Siti berkata kepada Ahmad :
"tas kamu". Tas dalam bahasa Arabnya “‫ ” َمحْ فَظَة‬maka Siti berkata kepada
َ ‫” َمحْ فَظَت‬.
Ahmad : “‫ك‬

‫ك‬
ِ Adalah kata ganti (milik) orang kedua tunggal, yang berarti “kamu”

2
(perempuan).
‫ك‬
ِ digunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab,
khusus untuk menunjuk kepemilikan perempuan. Seperti Ahmad berkata
kepada Umar :"buku kamu". Buku dalam bahasa Arabnya “‫ ”كت**اب‬maka
Ahmad berkata kepada Umar : "‫ك‬
ِ ‫"كتاب‬. Atau Siti berkata kepada Ahmad :
"tas kamu". Tas dalam bahasa Arabnya “‫ ” َمحْ فَظَة‬maka Siti berkata kepada
ِ ‫” َمحْ فَظَت‬.
Ahmad : “‫ك‬

‫ ِه‬/ُ‫ه‬ Adalah kata ganti (milik) orang ketiga tunggal, yang berarti “dia” (laki-
laki).
‫ ِه‬/ُ‫ ه‬digunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab,
khusus untuk menunjuk kepemilikan laki-laki. Seperti Ahmad
berkata :"buku dia" (dan buku yang ditunjuk itu adalah kepunyaan Umar).
Buku dalam bahasa Arabnya “‫ ”كتاب‬maka Ahmad berkata : "ُ‫"كتابه‬. Atau Siti
berkata : "tas dia"(dan buku yang ditunjuk itu adalah kepunyaan Ahmad).
Tas dalam bahasa Arabnya “‫ ” َمحْ فَظَة‬maka Siti berkata : “ُ‫” َمحْ فَظَته‬.

‫هَا‬ Adalah kata ganti (milik) orang ketiga tunggal, yang berarti “dia”
(perempuan).
‫ هَا‬digunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab,
khusus untuk menunjuk kepemilikan perempuan. Seperti Ahmad
berkata :"buku dia" (dan buku yang ditunjuk itu adalah kepunyaan Siti).
Buku dalam bahasa Arabnya “‫ ”كتاب‬maka Ahmad berkata : "‫"كتابهَا‬. Atau
Siti berkata : "tas dia"(dan buku yang ditunjuk itu adalah kepunyaan
Aisyah). Tas dalam bahasa Arabnya “‫ ” َمحْ فَظَة‬maka Siti berkata : “‫” َمحْ فَظَتهَا‬.

‫ى‬ Adalah kata ganti (milik) orang pertama tunggal, yang berarti “ku/saya”
(perempuan).
‫ ى‬digunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab,
untuk menunjuk kepemilikan baik laki-laki atau perempuan. Seperti Ahmad
berkata :"bukuku/buku saya”. Buku dalam bahasa Arabnya “‫ ”كت**اب‬maka
Ahmad berkata : "‫"كتابى‬. Atau Siti berkata : "tasku/tas saya". Tas dalam
bahasa Arabnya “‫ ” َمحْ فَظَة‬maka Siti berkata : “‫” َمحْ فَظَتى‬.

3
C. Pembagian Dhamir Muttashil
Dhamir muttasil terdiri dari tiga bagian:
1. Dhamir rafa’ muttasil
yaitu dhamir yang selalu bersambung dengan fi’il, isim khana dan saudara
khana, seperti:
a) Ta’ Fa’il (‫تاء فعل‬ (
Contoh :
‫ﺩﺭﺳﺖ‬ darastu saya telah belajar
‫ﺩﺭﺳﺖ‬ darasta kamu telah belajar (lk.)
‫ﺩﺭﺳﺘﻤﺎ‬ darastumā kamu berdua telah belajar (lk./pr. Dual)
‫ﺩﺭﺳﺘﻢ‬ darastum kamu semua telah belajar ( lk. Jamak)
‫ﺩﺭﺳﺘﻦ‬ darastunna kamu semua telah belajar (pr. Jamak)

b) Nā (‫( نَا‬
Contoh :
‫َد َر ْسنَا‬ darasna Kami telah belajar

c) Alif Mutsanna (‫ﺃﻟﻒ ﺍﻷﺛﻨﻴﻦ‬ (


Contoh :
‫ﺩﺭﺳﺎ‬ darasā mereka berdua telah belajar (lk. Dual)
‫ﺩﺭﺳﺘﺎ‬ darastā Mereka berdua telah belajar (pr. Dual)
‫ﻳﺪﺭﺳﺎﻥ‬ yadrisāni mereka berdua sedang belajar (lk. Dual)
‫ﺗﺪﺭﺳﺎﻥ‬ tadrisāni Mereka berdua sedang belajar (pr. Dual)
‫ﺍﺩﺭﺳﺎ‬ idrisā belajarlah kamu (lk./pr. Dual)

a) Huruf Waw Jamak (‫ﻭﺍﻭ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ‬ (


Contoh :
‫درسو‬ darasū mereka telah belajar
‫يدرسون‬ yadrusūna mereka sedang belajar
‫ادرسوا‬ udrusū Belajarlah kamu semua

b) Huruf ya’ untuk orang yang diajak bicara ( ‫ﻳﺎء ﻣﺨﺎﻁﺐ‬ (

Contoh :
4
‫ﺗﺪﺭﺳﻴﻦ‬ tadrisīna kamu berdua sedang belajar (pr. Dual)
‫ﺍﺩﺭﺳﻰ‬ idrisī belajarlah kamu (pr.)

1.1. Syarat- syarat dhamir rafa’ muttasil :


a. Dhamir mabni yang bersambung dengan fi’il, tanda rafa’nya
menempati fa’il.
Contoh :
 ‫( ﻗﺮﺃﺕ ﺍﻟﺼﺤﻒ‬saya telah membaca selembar kertas)

Kata ‫ ﻗﺮﺃﺕ‬qara’tu (saya telah membaca) adalah fi’ilmadhi mabni,


dan huruf ta’ dhamir muttasil mabni yang menempati fa’il.

 ‫( ﺍﻟﻘﻄﺎﺭﺍﻥ ﻳﺴﻴﺮﺍﻥ‬Dua gerbong kereta api sedang berjalan)

Kata ‫ ﻳﺴﻴﺮﺍﻥ‬yusirani ( sedang berjalan ) adalah fi’il mudhari’


marfu’ dan huruf alif dan nun dhamir muttasil menempati fa’il.

 ‫( ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﺎﺕ ﻧﺠﺤﻦ‬Para siswi telah lulus)

Kata ‫ ﻧﺠﺤﻦ‬najahna (telah lulus) adalah fi’il madhi mabni dan huruf
nun dhamir muttasil mabni berbaris fatha yang menempati fa’il

b. Dhamir mabni yang bersambung dengan isim khana dan saudara


khana menempati isim khana
Contoh:
 ‫ﻛﻨﺘﻢ ﺧﻴﺮ ﺃﻣﺔ ﺃﺧﺮﺟﺖ ﻟﻠﻨﺎﺱ‬
kamu sebaik-baik ummat menyampaikan amal ma’ruf kepada
manusia dan mencegah kemungkaran
Kata ‫( ﻛﻨﺘﻢ‬kuntum) adalah fi’il madhi naqis dan huruf ( ‫)ﺖ‬ta’dhamir
muttasil mabni sebagai isim khana, khaira khabar khana manshub

2. Dhamir nashab muttasil


yaitu dhamir mabni yang bersambung dengan fi’il, isim inna dan saudara
isim inna
a. Huruf (‫) ي‬ya untuk orang yang berbicara
5
contoh:
*‫( ﺷﻜﺮﻧﻲ‬dia telah berterimakasih kepada saya)

b. Huruf (‫ )نا‬nun,
contoh:
‫( ﺷﻜﺮﻧﺎ‬dia telah berterimakasih kepada kami)

c. Huruf (‫ ) ك‬kaf untuk orang yang di ajak bicara,


contoh:
‫ﺷﻜﺮﻙ‬ syakaraka dia telah berterimakasih kepadamu (lk.)
‫ﺷﻜﺮﻙ‬ syakaraki dia telah berterimakasih kepadamu (pr.),
‫ﺷﻜﺮﻛﻤﺎ‬ syakarakumā dia telah berterimakasih kepadamu berdua (lk. Pr.)
‫ﺷﻜﺮﻛﻢ‬ syakarakum dia telah berterimakasih kepada kamu semua (lk.)
‫ﺷﻜﺮﻛﻦ‬ syakarakunna dia telah berterimakasih kepada kamu semua (pr.)

d. Huruf ha’ untuk orang yang dibicarakan,


contoh:
‫ﺷﻜﺮﻩ‬ syakarahu dia telah berterimakasih kepadanya (lk.),
‫ﺷﻜﺮﻫﺎ‬ syakarahā dia telah berterimaksih kepadanya (pr.),
‫ﺷﻜﺮهما‬ syakarahumā dia telah berterimakasih kepada mereka berdua (lk.Pr.)
‫ﺷﻜﺮﻫﻢ‬ syakarahum dia telah berterimaksih kepada mereka (lk.),
‫ﺷﻜﺮهن‬ syakarahunn dia telah berterimakasih kepada mereka (lk.)
a

2.1. Yang disebut dhamir nashab muttasil apabila:


a) Dhamir nashab muttasil adalah dhamir nashab mabni yang
bersambung dengan fi’il , tanda nashabnya menempati maf’ul bih.
Contoh :
‫ﺗﻘﺪﻡ ﺍﻟﺠﻨﻮﺩ ﻧﺤﻮ ﺍﻟﻌﺪﻭ ﻭ ﺣﺎﺻﺮﻭﻩ‬
"para tentara mengepung musuhnya”
Kata ( ‫ )ﺣﺎﺻﺮ‬Hasaru adalah fi’il madhi mabni,

huruf (‫ )ﻭ‬waw adalah dhamir muttasil rafa’ menempati fa’il dan


huruf (‫ )ه‬ha’ adalah dhamir muttasil nashab menempati maf’ul bih.

6
Contoh :
‫ﺍﻷﻧﺎﺷﻴﺪ* ﺍﻟﻮﻁﻨﻴﺔ ﺗﻬﺰﻧﺎ‬
“lagu kebangsaan dinyanyikan oleh kami”
Kata (‫ )ﺗﻬﺰﻧﺎ‬tuhazzana adalah fi’il mudhari’ marfu’ ditandai
dengan baris dhammah dan fa’ilnya dhamir mustatir hiya, huruf
nun dhamir muttasil mabni sebagai maf’ul bih

b) Dhamir nashab muttasil bersambung dengan isim inna dan saudara


inna tanda nasabnya menempati isim inna
Contoh:
‫ﺇﻧﻪ ﻣﻮﺟﻮﺩ‬
“sesungguhnya dia ada”
inna adalah huruf taukid yang menjadikan isim inna menjadi nasab
dan huruf ha’ dhamir muttasil mabni bersambung dengan isim
inna, mawjud khabar inna marfu’

3. Dhamir jar muttasil


adalah dhamir yang bersambung dengan isim dan huruf jar,
seperti:
Huruf (‫ )ي‬ya’ untuk orang yang berbicara, contoh: ‫ﻛﺘﺎﺑﻲ‬ kitabi (buku saya)

Huruf (‫ )ن‬nun, seperti: ‫ ﻛﺘﺎﺑنا‬kitabuna (buku kami)

huruf (‫ )ك‬kaf untuk orang yang di ajak berbicara,


seperti:
‫ ﻛﺘﺎﺑﻚ‬kitābuka bukumu (lk.),

‫ ﻛﺘﺎﺑﻚ‬kitābuki bukumu (pr.),

‫ ﻛﺘﺎﺑﻜﻤﺎ‬kitābukumā bukumu (lk./pr.dual ),

‫ ﻛﺘﺎﺑﻜﻢ‬kitābukum bukumu ( lk. Jamak),


‫ﻛﺘﺎﺑكن‬ kitābukunna bukumu ( pr. Jamak)
7
3.1. Yang disebut dhamir jar muttasil apabila:
a) Adapun dhamir jar muttasil bersambung dengan isim mabni
menduduki mudhapun ilaih
Contoh:
‫ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻟﻪ ﻓﻮﺍﺋﺪﻩ‬
“ilmunya bermanfaat baginya”
huruf (‫ )ﻩ‬ha’ dhamir muttasil mabni sebagai mudhapun ilaih

b) Dhamir jar muttasil bersambung dengan huruf jar


Contoh:
‫ﺃﺧﺬﺕ ﺍﻟﻘﻠﻢ ﻣﻨﻚ‬
“saya telah mengambil sebuah pena darinya”
min huruf jar dan kaf dhamir mabni fatha bersambung dengan huruf
jar

D. Posisi Mungkin Diisi Dhomir Muttashil


Pada pembahasan berikut akan dijelaskan pengecualian dari posisi-posisi yg
tidak mugkin diisi oleh Dhomir Muttashil (kata ganti yang bersambung), yaitu:
1. Jika ‘Amil Dhomir (kata yang mempengaruhi Dhomir) tersebut sebenarnya
mempengaruhi Dhomir lain yang lebih tinggi derajat Ma’rifat-nya yang
Dhomir tersebut posisinya terletak lebih dahulu dan tidak dalam keadaan
Marfu’.
2. Jika ternyata ‘Amil Dhomir adalah Fi’il biasa, maka penggunaan Dhomir
Muttashil adalah lebih tepat dan lebih kuat dibanding penggunaan Dhomir
Munfashil meskipun kedua-duanya diperbolehkan.
3. Jika ternyata ‘Amil Dhomir adalah Fi’il Nasikh, maka menurut Jumhur atau
kebanyakan ahli Nahwu, penggunaan Dhomir Munfashil adalah lebih tepat

8
dan lebih kuat dibanding penggunaan Dhomir Muttashil meskipun kedua-
duanya diperbolehkan.
4. Jika ternyata ‘Amil Dhomir adalah Isim, maka yang paling Rojih atau yang
paling kuat dan tepat adalah menggunakan Dhomir Munfashil, meskipun pada
dasarnya, baik Munfashil ataupun Muttashil adalah diperbolehkan.
5. Jika Dhomir pertama yang terkait dengan masalah ini ternyata dalam posisi
Marfu’ maka Dhomir kedua wajib dibaca dalam bentuk Muttashil.
6. Jika Dhomir kedua yang terkait dengan masalah ini ternyata lebih Ma’rifat
dari Dhomir sebelumnya, maka Dhomir kedua wajib dibaca dalam bentuk
Munfashil.
7. Jika 2 Dhomir yang terkait dengan masalah ini ternyata tingkat Ma’rifat-nya
sama, maka Dhomir kedua wajib dibaca dalam bentuk Munfashil. Hal ini
berlaku selama kedua Dhomir ini bukanlah Dhomir Ghaib (Kata ganti untuk
orang ke-3) yang berbeda bentuknya, seperti apabila salah satunya tunggal dan
yang lain jamak.
8. Jika Dhomir yang dimaksud berada pada posisi Manshub disebabkan oleh َ‫َكان‬
atau salah satu dari jenisnya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah membaca uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian isim
dhomir muttashil adalah dhomir yang selalu bersambung dengan kata (‫)الكلمة‬
setelahnya.
Dhomir muttashil terbagi menjadi 3, yaitu;
1. Dhamir rafa’ muttasil ; yaitu dhamir yang selalu bersambung dengan
fi’il, isim khana dan saudara khana
2. Dhamir nashab muttasil yaitu dhamir mabni yang bersambung
dengan fi’il, isim inna dan saudara isim inna

9
3. Dhamir jar muttasil adalah dhamir yang bersambung dengan isim
dan huruf jar.
Namun pada akhirnya, kami selaku penyusun makalah ini tentunya masih
jauh dari sempurna baik dalam penjelasan maupun susunan bahasa yang dipakai.
Nafa’alallah bi’ulumina, amiin Ya Allah Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahu a’lamu
bishawab.

DAFTAR PUSTAKA

http://kitabfahimna.blogspot.co.id/2015/03/percakapan-pelajaran-3_11.html

http://sallihhassan.blogspot.co.id/2011/06/ilmu-shorof-2v-dhomir-nasab-
muttashil.html

http://nahwuwashorf.blogspot.co.id/search/label/al-muttashil

http://el-qadr.blogspot.co.id/2008/07/blog-post_4648.html

10

Anda mungkin juga menyukai