Dhamir Muttasil
Dhamir Muttasil
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Belakangan ini, minat mahasiswa khususnya, semua pelajar umumnya yang
ada di Indonesia terhadap pembelajaran bahasa Arab sangat mengkhawatirkan.
Beberapa alasan mereka lontarkan untuk menghindari mempelajarinya. Padahal,
bila ditinjau lebih jauh, bahwa bahasa Arab pun merupakan bagian dari ilmu. Dan
ilmu, menurut sabda Rasul adalah wajib mempelajarinya. Dalam hal ini
mempelajari ilmu bahasa Arab adalah fardhu kifayat. Jadi bila dalam suatu
komunitas tidak ada yang ada yang mempelajari atau bisa memahami ilmu bahasa
Arab, maka dosa hukumnya bagi semua individu yang ada dalam suatu komutitas
tersebut.
B. Tujuan
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, maka kami mencoba menggali
sedikit tentang ilmu bahasa Arab tentang bab isim, yang dalam hal ini tentang
isim dhomir. Diharapkan setelah membaca makalah yang kami susun ini,
mahasiswa dapat mengerti mengenai :
1. Apa pengertian dhomir muttashil?
2. Apa macam-macam dhomir muttashil?
3. Apa Pembagian dhomir muttashil?
4. serta bisa membuat contoh tentang dhomir muttashil?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
ِ َّ)ض * ِم ْي ٌر ُمت
Dhomir Muttashil (ص * ٌل َ yaitu dhomir yang selalu bersambung
dengan kata ( )الكلمةsetelahnya. Dhomir Muttashil dapat berkedudukan:
1. Rofa’ ( )ضمائر رفع متصّلsebagai
َ َ]ن
a) Faa’il ( )فاعلyaitu ketika bersambung dengan Fi’il ()فعل. [cth: َص ْرت
b) Isim Kaana dan saudara saudaranya ( ;)اس***م ك***ان و أخواتهاyaitu ketika
bersambung dengan Kaana dan saudara-saudaranya. [cth: ُ] ُك ْنت
2. Nashob ()ضمائر نصب متصّلsebagai
a) Maf’uulun bihi ( )مفعول بهyaitu ketika bersambung dengan fi’il ()فعل. [cth:
]إِيَّا َك
ّ )اسمyaitu ketika bersambung
b) Isim Inna dan saudara saudaranya (إن و أخواتها
dengan Inna dan saudara saudaranya ()إنَّه
3. Jarr/Khofd ( ج ّر متصّل )ضمائر
a) Susunan Jar-Majrur ( )جر و مجرورketika bersambung dengan huruf Jar (
)حرف الج ّر. [cth: ]فِ ْي ِه
b) Mudhof ilayh ( )مضاف إليهketika bersambung dengan Isim ()االسم. [cth: ُ]بَلَ ُده
struktur kalimat dasar ضمير متصل مفرد, (Dhamir Muttashil Mufrad) yaitu :
ك
َ Adalah kata ganti (milik) orang kedua tunggal, yang berarti “kamu” (laki-
laki).
ك
َ digunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab,
khusus untuk menunjuk kepemilikan laki-laki. Seperti Ahmad berkata
kepada Umar :"buku kamu". Buku dalam bahasa Arabnya “ ”كت**ابmaka
Ahmad berkata kepada Umar : "ك
َ "كتاب. Atau Siti berkata kepada Ahmad :
"tas kamu". Tas dalam bahasa Arabnya “ ” َمحْ فَظَةmaka Siti berkata kepada
َ ” َمحْ فَظَت.
Ahmad : “ك
ك
ِ Adalah kata ganti (milik) orang kedua tunggal, yang berarti “kamu”
2
(perempuan).
ك
ِ digunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab,
khusus untuk menunjuk kepemilikan perempuan. Seperti Ahmad berkata
kepada Umar :"buku kamu". Buku dalam bahasa Arabnya “ ”كت**ابmaka
Ahmad berkata kepada Umar : "ك
ِ "كتاب. Atau Siti berkata kepada Ahmad :
"tas kamu". Tas dalam bahasa Arabnya “ ” َمحْ فَظَةmaka Siti berkata kepada
ِ ” َمحْ فَظَت.
Ahmad : “ك
ِه/ُه Adalah kata ganti (milik) orang ketiga tunggal, yang berarti “dia” (laki-
laki).
ِه/ُ هdigunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab,
khusus untuk menunjuk kepemilikan laki-laki. Seperti Ahmad
berkata :"buku dia" (dan buku yang ditunjuk itu adalah kepunyaan Umar).
Buku dalam bahasa Arabnya “ ”كتابmaka Ahmad berkata : "ُ"كتابه. Atau Siti
berkata : "tas dia"(dan buku yang ditunjuk itu adalah kepunyaan Ahmad).
Tas dalam bahasa Arabnya “ ” َمحْ فَظَةmaka Siti berkata : “ُ” َمحْ فَظَته.
هَا Adalah kata ganti (milik) orang ketiga tunggal, yang berarti “dia”
(perempuan).
هَاdigunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab,
khusus untuk menunjuk kepemilikan perempuan. Seperti Ahmad
berkata :"buku dia" (dan buku yang ditunjuk itu adalah kepunyaan Siti).
Buku dalam bahasa Arabnya “ ”كتابmaka Ahmad berkata : ""كتابهَا. Atau
Siti berkata : "tas dia"(dan buku yang ditunjuk itu adalah kepunyaan
Aisyah). Tas dalam bahasa Arabnya “ ” َمحْ فَظَةmaka Siti berkata : “” َمحْ فَظَتهَا.
ى Adalah kata ganti (milik) orang pertama tunggal, yang berarti “ku/saya”
(perempuan).
ىdigunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab,
untuk menunjuk kepemilikan baik laki-laki atau perempuan. Seperti Ahmad
berkata :"bukuku/buku saya”. Buku dalam bahasa Arabnya “ ”كت**ابmaka
Ahmad berkata : ""كتابى. Atau Siti berkata : "tasku/tas saya". Tas dalam
bahasa Arabnya “ ” َمحْ فَظَةmaka Siti berkata : “” َمحْ فَظَتى.
3
C. Pembagian Dhamir Muttashil
Dhamir muttasil terdiri dari tiga bagian:
1. Dhamir rafa’ muttasil
yaitu dhamir yang selalu bersambung dengan fi’il, isim khana dan saudara
khana, seperti:
a) Ta’ Fa’il (تاء فعل (
Contoh :
ﺩﺭﺳﺖ darastu saya telah belajar
ﺩﺭﺳﺖ darasta kamu telah belajar (lk.)
ﺩﺭﺳﺘﻤﺎ darastumā kamu berdua telah belajar (lk./pr. Dual)
ﺩﺭﺳﺘﻢ darastum kamu semua telah belajar ( lk. Jamak)
ﺩﺭﺳﺘﻦ darastunna kamu semua telah belajar (pr. Jamak)
b) Nā (( نَا
Contoh :
َد َر ْسنَا darasna Kami telah belajar
Contoh :
4
ﺗﺪﺭﺳﻴﻦ tadrisīna kamu berdua sedang belajar (pr. Dual)
ﺍﺩﺭﺳﻰ idrisī belajarlah kamu (pr.)
Kata ﻧﺠﺤﻦnajahna (telah lulus) adalah fi’il madhi mabni dan huruf
nun dhamir muttasil mabni berbaris fatha yang menempati fa’il
b. Huruf ( )ناnun,
contoh:
( ﺷﻜﺮﻧﺎdia telah berterimakasih kepada kami)
6
Contoh :
ﺍﻷﻧﺎﺷﻴﺪ* ﺍﻟﻮﻁﻨﻴﺔ ﺗﻬﺰﻧﺎ
“lagu kebangsaan dinyanyikan oleh kami”
Kata ( )ﺗﻬﺰﻧﺎtuhazzana adalah fi’il mudhari’ marfu’ ditandai
dengan baris dhammah dan fa’ilnya dhamir mustatir hiya, huruf
nun dhamir muttasil mabni sebagai maf’ul bih
8
dan lebih kuat dibanding penggunaan Dhomir Muttashil meskipun kedua-
duanya diperbolehkan.
4. Jika ternyata ‘Amil Dhomir adalah Isim, maka yang paling Rojih atau yang
paling kuat dan tepat adalah menggunakan Dhomir Munfashil, meskipun pada
dasarnya, baik Munfashil ataupun Muttashil adalah diperbolehkan.
5. Jika Dhomir pertama yang terkait dengan masalah ini ternyata dalam posisi
Marfu’ maka Dhomir kedua wajib dibaca dalam bentuk Muttashil.
6. Jika Dhomir kedua yang terkait dengan masalah ini ternyata lebih Ma’rifat
dari Dhomir sebelumnya, maka Dhomir kedua wajib dibaca dalam bentuk
Munfashil.
7. Jika 2 Dhomir yang terkait dengan masalah ini ternyata tingkat Ma’rifat-nya
sama, maka Dhomir kedua wajib dibaca dalam bentuk Munfashil. Hal ini
berlaku selama kedua Dhomir ini bukanlah Dhomir Ghaib (Kata ganti untuk
orang ke-3) yang berbeda bentuknya, seperti apabila salah satunya tunggal dan
yang lain jamak.
8. Jika Dhomir yang dimaksud berada pada posisi Manshub disebabkan oleh ََكان
atau salah satu dari jenisnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membaca uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian isim
dhomir muttashil adalah dhomir yang selalu bersambung dengan kata ()الكلمة
setelahnya.
Dhomir muttashil terbagi menjadi 3, yaitu;
1. Dhamir rafa’ muttasil ; yaitu dhamir yang selalu bersambung dengan
fi’il, isim khana dan saudara khana
2. Dhamir nashab muttasil yaitu dhamir mabni yang bersambung
dengan fi’il, isim inna dan saudara isim inna
9
3. Dhamir jar muttasil adalah dhamir yang bersambung dengan isim
dan huruf jar.
Namun pada akhirnya, kami selaku penyusun makalah ini tentunya masih
jauh dari sempurna baik dalam penjelasan maupun susunan bahasa yang dipakai.
Nafa’alallah bi’ulumina, amiin Ya Allah Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahu a’lamu
bishawab.
DAFTAR PUSTAKA
http://kitabfahimna.blogspot.co.id/2015/03/percakapan-pelajaran-3_11.html
http://sallihhassan.blogspot.co.id/2011/06/ilmu-shorof-2v-dhomir-nasab-
muttashil.html
http://nahwuwashorf.blogspot.co.id/search/label/al-muttashil
http://el-qadr.blogspot.co.id/2008/07/blog-post_4648.html
10