Anda di halaman 1dari 3

DATA DAN ANALISIS DATA

1. Hasil pengamatan

Tablet Bobot (g)


Paracetamol 552, 458, 505, 567, 483, 531, 459, 508, 498, 457, 556, 550, 498, 522,
499, 532, 559,498, 493, 509 .
Dexametasone 255, 248, 245, 255, 265, 215, 242, 238, 250, 244, 260, 245, 255, 244,
258, 255, 249, 246, 250, 258.
2. Analisis data
Uji keseragaman bobot
a. Paracetamol
- Nilai rata rata tablet

Berat masing−masing tablet


x́=
n

=
552+ 458+505+567+ 483+531+459+ 508+ 498 ,+ 457+556+550+ 498+522+499+532+559+ 498+493 ,
20

10234
=
20

= 511.7 gram

- Nilai SD
SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
2
= ( 522−511,7 ) + ¿ ¿¿
√ ¿
= 33,9

- Nilai CV

SD
CV = X 100%

33,9
= X 100 %
511,7

= 6,62%

b. Dexametaone
- Nilai rata rata tablet
Berat masing−masing tablet
x́=
n
=
255+248+245+255+265+ 215+242+238+250+244+ 260+245+255+244 +258+255+249+246+ 250+25
20
4997
=
20

= 249,85

- Nilai standar deviasi


- SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
=

2 2 2 2 2 2
( 255−249,85 ) + ( 248−249,85 ) + ( 255−249,85 ) + ( 265−249,85 ) + ( 215−249,85 ) +¿ ( 242−249,85 ) + (
√ = 10,52
- Nilai CV
SD
CV = X 100%

10 ,52
= X 100 %
249,85
= 4, 21%

PEMBAHASAN

pada praktikum kali ini dilakukan uji sifat fisik tablet generic konvesional. Obat generic merupakan
obat dengan nama generic , nama resmi yang telah di tetapkan dalam farmakope Indonesia dan INN
(international non-proprietary names) dari WHO untuk zat kimia yang di kandungnya (Rahardjo,
2009). Percobaan kali ini menggunakan tablet paracetamol dan tablet dexamethacone sebagai sampel
yang akan di uji. Paracetamol merupakan obat antipiretik, dan analgetik sedangkan dexamethacone
adalah obat golongan kortikosteroid untuk megatasi peradangan. Dalam uji sifat fisik tablet di lakukan
uji organoleptis, uji keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan, dan waktu hancur tablet.

Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati penampilan fisik dari tablet meliputi bau, warna dan
bentuk tablet. Didapatkan hasil pada paracetamol dan dexamethacone tablet berwarna putih, tidak
berbau, dan berasa pahit. Hal ini sesuai dengan pemerian dari paracetamol dan dexamethacone pada
farmakope Indonesia yaitu memiliki rasa pahit, tidak berbau, dan berwarna putih.

Keseragaman bobot adalah faktor yang penting dalam suatu proses produksi sediaan tablet, karena
bobot yang sama diharapkan intensitas dosis obat yang masuk ke dalam tubuh juga sama, sehingga
akan berpengaruh pula terhadap keamanan terapi dari sediaan tablet tersebut. Keseragaman bobot
dilakukan sebagai penentu keragaman kandungan zat aktif dalam tablet yang berpengaruh terhadap
keragaman efek terapi. Sejumlah dua puluh tablet ditimbang satu persatu, dihitung bobot rata –rata tiap
tablet, standar deviasi (SD) serta dihitung koefisien variasi (CV). Berat tablet yang mengandung
sejumlah bahan obat dalam suatu formula harus diukur agar dapat diketahui kandungan obat yang
tepat.
Berdasarkan hasil pegamatan dan analisis data di daptkan rata rata keseragaman bobot pada
paracetamol yaitu 511, 7 gram dan pada tablet dexametacone bobot rata –rata di dapatkan 249, 85
gram. Berdasarkan hasil yang didapatkan keseragaman bobot tablet paracetamol tidak memenuhi
persyaratan farmakope Indonesia edisi III yaitu untuk tablet yang bobotnya lebih dari 300 mg, jika
ditimbang satu persatu maka tidak lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang
dari bobot rata-rata sebesar 5% dan tidak satu pun yang menyimpang dari bobot rata-rata sebesar 10
%. Dimana pada hasil pengamatan terdapat 5 tablet yang menyimpang sebesar 5% dari bobot rata rata.
Dari data yang di peroleh harga koefisien varian (CV) dari paracetamol sebesar 6, 62% hasil yang
didaptkan lebih dari 5% hal ini berarti keseragaman bobot tablet paracetamol tidak memenuhi
persyaratan. Meurut farmakope Indonesia edisi III syarat tablet yang baik yaitu mempunyai nilai
koefisien varian kurang dari 5%. Menurut (Syamsia, 2017) Keseragaman bobot yang berbeda dari
tablet kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor pelaksanaan maupun faktor peralatan
(aliran/distribusi granul yang kurang baik dan sistem pencampuran yang kurang baik) dan setiap
produk diproduksi menggunakan standart CPOB dengan menghasilkan keragaman bobot yang
memenuhi syarat. Menurut (Lachman dkk., 1994) Ada tiga faktor yang menimbulkan masalah
keseragaman bobot tablet, yaitu : a) Tidak seragamnya distribusi obat pada saat pencampuran bahan
atau granulasi. b) Pemisahan dari campuran bahan atau granulasi selama proses pembuatan. c)
Penyimpangan berat tablet

Pada tablet dexamethacone dari 20 tablet yang di timbang di dapatkan bobot rata-rata tablet sebesar
249, 85 gram. dan nilai CV sebesar 4,21%. Dari data dan hasil analisis data yang telah di lakukan,
tablet dexamethacone memenuhi persyaratan farmakope dimana tablet yang bobotnya antara 151-300
mg, jika ditimbang satu persatu maka tidak lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata sebesar 7,5% dan tidak satu pun yang menyimpang dari bobot rata-
rata sebesar 15 %. Dan berdasarkan nilai koefisien varian keseragaman bobot tablet dexamethacone
sudah memenuhi persyaratan dimana nilai CV kurang dari 5%. Keseragaman bobot yang baik
diharsakan mempunyai kadar zat aktif yang sama serta efek yang di hasilkan juga seragam.

Kesimpulan

Uji organoleptis pada keuda tablet paracetamol dan dexamethacone sesuai dengan pemerian yang
sudah di jelaskan di farmakope Indonesia.

Dari data yang diperoleh, tablet paracetamol mempunyai harga koefisien variasi (CV) lebih dari 5%
dan terdapat lebih dari satu tablet yangmeyimpang sebesar 5% dari bobot rata rata, sehingga dapat
dikatakan bahwa paracetamol yang telah diuji tidak memenuhi persyaratan keseragaman bobot dan
mempunyai bobot yang tidak seragam. Sedangkan keseragaman bobot tablet dexamethacone sudah
memenuhi persyaratan.

Anda mungkin juga menyukai