MISI KE - 2
“Memfasilitasi percepatan pengembangan dunia
usaha Obat dan Makanan dengan keberpihakan
terhadap UMKM dalam rangka membangun
struktur ekonomi yang produktif dan berdaya
saing untuk kemandirian bangsa”
UMKM OBAT TRADISIONAL SAAT INI
Obat Tradisional sebagai potensi
Permenkes No. 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional, Pasal 35:
(1) Pembuatan obat tradisional wajib memenuhi pedoman CPOTB yang ditetapkan oleh Menteri.
(2) Ketentuan mengenai penerapan CPOTB dalam pembuatan obat tradisional ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Badan.
PerBPOM No. 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara
Elektronik Sektor Obat dan Makanan, Pasal 27 ayat (3):
Dalam hal UKOT atau UMOT belum dapat memenuhi persyaratan CPOTB secara menyeluruh,
UKOT atau UMOT dapat mengajukan sertifikasi CPOTB Bertahap.
• Personalia
• Bangunan Fasilitas dan Peralatan
TAHAP III • Penanganan Keluhan Terhadap Produk, Penarikan
Kembali Produk dan Produk Kembalian
• Inspeksi Diri
• Manajemen Mutu
• Produksi
TAHAP II •
•
Pengawasan Mutu
Cara Penyimpanan dan Pengiriman
18
91
49
39 33
21
PERSENTASE
UMKM OBAT TRADISIONAL TERSERTIFIKASI CPOTB SAMPAI JUNI
2020
70%
64%
60%
56%
50% 50% 50%
50%
44%
39% 38% 38% 39%
40% 36%
32% 33% 33% 33%
30%
25% 25%
22%
20% 17% 18% 17%
10%
2%
0% 0% 0% 0% 0%
0%
UKOT
UKOT 327 230 70.34%
150 141
UMOT UMOT 356 56 15.73%
100 86
Total 683 286 41.87%
56
50
18 16 16 1. Masih banyaknya UKOT/UMOT
0 1 0 2
0
Diperiksa Memenuhi Tidak Tidak Tanpa Izin Administrasi
yang belum mengurus izin
Ketentuan Memenuhi Memenuhi Edar produksinya sehingga tidak terdata
Ketentuan Ketentuan /
CPOTB Tanpa Izin oleh petugas UPT BPOM;
Penandaan
2. Lokasi UKOT/UMOT sulit
UMOT UKOT terjangkau;
35.16%
45.71% 3. Keterbatasan petugas dan
54.29% kemampuan UPT BPOM dalam
64.84%
melakukan pengawasan ke seluruh
Temuan Terkait Perizinan Temuan Terkait non Perizinan sarana.
LATAR BELAKANG
PROFIL
HASIL PENGAWASAN UMKM DI SETIAP PROVINSI
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100.0%
89%
90.0%
81%
80.0% 75% 75%
71%
70.0% 67% 67%
60%
60.0% 55% 56%
50%50% 50% 49% 52%
48%
50.0% 46% 44%
40% 42% 39% 41%
40.0% 33%
29%
30.0% 25% 25% 25% 25%
22%
19%
20.0%
10% 11% 11%
7% 5% 7%
10.0%
0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0%
0.0%
MK TMK Tutup
KONDISI
SAAT INI
Anggaran dan program “Karena itu saya ingin menegaskan lagi
untuk pemberdayaan
UMKM dirasakan kurang
pentingnya one gate policy. Jangan sampai
maksimal karena tersebar berjalan sendiri-sendiri sehingga pemberdayaan
di kurang lebih 18 kementerian
dan lembaga.
UMKM betul-betul terintegrasi, terpadu, baik
dalam menentukan sektor prioritas, langkah-
Akibatnya, sasaran program menjadi
tidak fokus dan sulit menyasar para langkah strategis, maupun desain pembiayaan.”
pelaku UMKM dengan baik.
TUJUAN
dan komitmen pemerintah dalam mendukung deregulasi serta
percepatan timeline perizinan.
2) UMKM OT memiliki akses yang lebih mudah dalam memperoleh
informasi terkait dengan perizinan, serta mendapatkan kemudahan
sesuai tupoksi K/L
• Efektifitas dalam melakukan proses sertifikasi dan • Terlindungnya masyarakat dari konsumsi obat
pengawasan UMKM Obat Tradisional. tradisional yang tidak sesuai dengan ketentuan
• Pemanfaatan IT yang lebih optimal pada seluruh • Meningkatnya presentase sarana UMKM Obat
bisnis proses dan koordinasi dengan lintas sektor Tradisional yang sesuai dengan ketentuan.
dalam melakukan evaluasi dan monitoring • Berkembangnya UMKM Obat Tradisional karena
pelaksanaan. adanya kemudahan dan pendampingan terpadu dari
lintas sektor dalam hal perizinan, pengawasan dan
• Pola kerja yang semakin efektif, kolaboratif, pengembangan.
terstruktur, inovatif dan adaptif terhadap perubahan. • Meningkatnya daya saing obat tradisional Indonesia
sehingga terjamin keamanan dan mutu obat
tradisional. LINTAS SEKTOR
OUTPUT DAN OUTCOME
OUTPUT OUTCOME
INTERNAL PERANAN
STAKEHOLDERS EXTERNAL
KEMENTERIAN DAN LEMBAGA
Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan
Kemenko PMK pelaksanaan kebijakan kementerian/lembaga terkait dengan
pembinaan UMKM Obat Tradisional
EXTERNAL PERANAN
STAKEHOLDERS EXTERNAL
Dinas setempat selaku pihak yang mengeluarkan izin usaha dan
Kepala Dinas Pemda Setempat memiliki data terkait UMKM Obat Tradisional di daerah masing-
masing
Pengurus IAI yang memiliki data dan informasi Apoteker yang akan
IAI berperan dalam program pendampingan UMKM Obat Tradisional
dengan pembuatan modul pelatihan dan sosialisasi berkala
Instansi Swasta yang berorientasi kepada Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengembangan
peningkatan kemampuan UMKM (Bussines UMKM agar mereka memiliki nilai jual produk yang tinggi dan
Incubator) membantu pemasaran dan pengembangan produk dan merek dari
UMKM
EXTERNAL PERANAN
PEMBANGUNAN JEJARING KERJASAMA
DIT REG OT, SK, DAN KOS BADAN POM
KEMENKO PEREKONOMIAN
membantu percepatan izin produk
menyusun program yang akan
masuk dalam prioritas nasional
untun umkm jamu.
SiPemandu 2.
3.
Meningkatnya UMKM Obat Tradisional yang memenuhi peraturan perundangan-
undangan
Meningkatnya produk obat tradisional yang memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan
4. Meningkatnya daya saing produk obat tradisional di pasar lokal dan global.
5. Meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi obat tradisional / jamu
3 Bimbingan Teknis UMKM Obat Tradisional secara terpadu di Provinsi Agustus 2020 UMKM OT terpapar informasi terkait
Yogyakarta proses sertifikasi CPOTB, Permodalan dan
pemberdayaan ekonomi, serta
pengembangan produk
Rencana Kerja Tahap I JANGKA PENDEK (Juli 2020 - Oktober 2020)
TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
PEMBINAAN UMKM OBAT TRADISIONAL
2 Pelaksanaan pendampingan terpadu - UMKM mengerti regulasi terkait M3 Oktober – M4 Petugas Pendamping yang telah
UMKM Obat Tradisional di Medan obat tradisional November 2020 dilatih (BBPOM di Medan dan Pemda
- UMKM mampu menerapkan di Medan)
aspek-aspek CPOTB Bertahap
3 Diterbitkannya sertifikat CPOTB Sertifikat CPOTB Bertahap Tahap I M4 November Project Leader
Bertahap Tahap I bagi UMKM Obat bagi UMKM Obat Tradisional di 2020 BBPOM di Medan
Tradisional di Medan Medan Direktorat Pengawasan OT dan SK
Rencana Kerja Tahap I JANGKA MENENGAH (Oktober 2020 - Maret 2021)
TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
PEMBINAAN UMKM OBAT TRADISIONAL
2 Pelaksanaan pendampingan terpadu - UMKM mengerti regulasi terkait M3 Desember – Petugas Pendamping yang telah
UMKM Obat Tradisional di Semarang obat tradisional M4 Januari 2021 dilatih (BBPOM di Semarang dan
- UMKM mampu menerapkan Pemda di Semarang)
aspek-aspek CPOTB Bertahap
3 Diterbitkannya sertifikat CPOTB Sertifikat CPOTB Bertahap Tahap I M4 Januari 2021 Project Leader
Bertahap Tahap I bagi UMKM Obat bagi UMKM Obat Tradisional di BBPOM di Semarang
Tradisional di Semarang Yogyakarta Direktorat Pengawasan OT dan SK
Rencana Kerja Tahap I JANGKA MENENGAH (Oktober 2020 - Maret 2021)
TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
PEMBINAAN UMKM OBAT TRADISIONAL
Jangka Panjang
1. Program Meningkatnya UMKM Obat Tradisional April 2021 - • Badan POM
“Sipemandu” yang memenuhi peraturan perundangan- Maret 2022) • Lintas Sektor terkait
dapat menjadi undangan
referensi untuk Meningkatnya produk obat tradisional
dapat diterapkan yang memenuhi persyaratan mutu dan
di seluruh keamanan
provinsi di Meningkatnya komitmen pelaku usaha
Indonesia dan lintas sektor dalam pengembangan
UMKM Obat Tradisional
Meningkatnya daya saing produk obat
tradisional di pasar lokal dan global.
Meningkatkan minat masyarakat untuk
mengkonsumsi obat tradisional / jamu.
UMKM Obat Tradisional yang menerima
sertifikat CPOTB sebanyak 80%
Diperlukan persamaan persepsi dan komitmen untuk dapat
menjalankan SI PEMANDU sebagai program pembinaan dan
pendampingan UMKM OT
KESIMPULAN
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik
Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Kosmetik