Anda di halaman 1dari 29

KEBIJAKAN SERTIFIKASI CPOTB

BERTAHAP DAN PEMBINAAN BAGI


UMKM DI BIDANG OBAT
TRADISIONAL
Drs. Martin Suhendri., Apt., M.Farm.
Direktur Pengawasan Obat Tradisional dan
Suplemen Kesehatan Badan Pengawas Obat dan Makanan
ARAHAN PRESIDEN JOKO WIDODO:
“Presiden menuntut komitmen
jajarannya terhadap dukungan bagi para
pelaku UMKM dan produk-produk
Dikutip dari laman:
lokal.”
https://www.presidenri.go.id

MISI KE - 2
“Memfasilitasi percepatan pengembangan dunia
usaha Obat dan Makanan dengan keberpihakan
terhadap UMKM dalam rangka membangun
struktur ekonomi yang produktif dan berdaya
saing untuk kemandirian bangsa”
UMKM OBAT TRADISIONAL SAAT INI
Obat Tradisional sebagai potensi

1 alam Indonesia perlu mendapatkan Perlu meningkatkan efektivitas


dukungan dan pengelolaan serta
pendampingan 3 pengawasan, pembinaan dan
pendampingan UMKM Bersama
lintas sektor.

UMKM Obat Tradisional tersebar luas


diseluruh wilayah Indonesia (± 846
sarana)
2
Sertifikasi sebagai bentuk layanan

Pendampingan dan pembinaan UMKM diperlukan untuk


BPOM belum dilakukan secara
optimal
4
meningkatkan standar produksi dan meningkatkan kualitas produk OT
sesuai dengan standar Internasional
UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 7 :
Kewajiban pelaku usaha adalah .... (d.) menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;.....

UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 105 ayat (2):


Sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika serta alat kesehatan harus memenuhi
standar dan/atau persyaratan yang ditentukan.

Permenkes No. 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional, Pasal 35:
(1) Pembuatan obat tradisional wajib memenuhi pedoman CPOTB yang ditetapkan oleh Menteri.
(2) Ketentuan mengenai penerapan CPOTB dalam pembuatan obat tradisional ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Badan.

PerBPOM No. 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara
Elektronik Sektor Obat dan Makanan, Pasal 27 ayat (3):
Dalam hal UKOT atau UMOT belum dapat memenuhi persyaratan CPOTB secara menyeluruh,
UKOT atau UMOT dapat mengajukan sertifikasi CPOTB Bertahap.

KEWAJIBAN UMKM OBAT TRADISIONAL UNTUK


MENERAPKAN CPOTB BERTAHAP
TAHAPAN PENERAPAN CPOTB
BERTAHAP UNTUK UKOT

• Personalia
• Bangunan Fasilitas dan Peralatan
TAHAP III • Penanganan Keluhan Terhadap Produk, Penarikan
Kembali Produk dan Produk Kembalian
• Inspeksi Diri

• Manajemen Mutu
• Produksi
TAHAP II •

Pengawasan Mutu
Cara Penyimpanan dan Pengiriman

• Sanitasi dan Higiene


TAHAP I • Dokumentasi
1 2

TAHAPAN PENERAPAN CPOTB


BERTAHAP UNTUK UMOT
0 1 0

18

91
49

39 33
21
PERSENTASE
UMKM OBAT TRADISIONAL TERSERTIFIKASI CPOTB SAMPAI JUNI
2020
70%
64%

60%
56%
50% 50% 50%
50%
44%
39% 38% 38% 39%
40% 36%
32% 33% 33% 33%

30%
25% 25%
22%
20% 17% 18% 17%

10%

2%
0% 0% 0% 0% 0%
0%

Total UMKM OT yang telah UMKM OT diwilayah DI


tersertifikasi CPOTB di Seluruh Yogyakarta hanya 15 (38%)
PILOT PROJECT diwilayah DI
wilayah Indonesia sebesar 275 yang tersertifikasi CPOTB
Bertahap dari Total 39 UMKM Yogyakarta
(33%) dari 846 UMKM OT
OT
PEMERIKSAAN TAHUN 2019
300
260
PERSENTASE PEMERIKSAAN SARANA 2019
250 230 Jumlah Jumlah
Jenis Usaha Persentase
200
Terdata Diperiksa

UKOT
UKOT 327 230 70.34%
150 141
UMOT UMOT 356 56 15.73%
100 86
Total 683 286 41.87%
56
50
18 16 16 1. Masih banyaknya UKOT/UMOT
0 1 0 2
0
Diperiksa Memenuhi Tidak Tidak Tanpa Izin Administrasi
yang belum mengurus izin
Ketentuan Memenuhi Memenuhi Edar produksinya sehingga tidak terdata
Ketentuan Ketentuan /
CPOTB Tanpa Izin oleh petugas UPT BPOM;
Penandaan
2. Lokasi UKOT/UMOT sulit
UMOT UKOT terjangkau;
35.16%
45.71% 3. Keterbatasan petugas dan
54.29% kemampuan UPT BPOM dalam
64.84%
melakukan pengawasan ke seluruh
Temuan Terkait Perizinan Temuan Terkait non Perizinan sarana.

LATAR BELAKANG
PROFIL
HASIL PENGAWASAN UMKM DI SETIAP PROVINSI
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100.0%
89%
90.0%
81%
80.0% 75% 75%
71%
70.0% 67% 67%
60%
60.0% 55% 56%
50%50% 50% 49% 52%
48%
50.0% 46% 44%
40% 42% 39% 41%
40.0% 33%
29%
30.0% 25% 25% 25% 25%
22%
19%
20.0%
10% 11% 11%
7% 5% 7%
10.0%
0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0%
0.0%

MK TMK Tutup
KONDISI
SAAT INI
Anggaran dan program “Karena itu saya ingin menegaskan lagi
untuk pemberdayaan
UMKM dirasakan kurang
pentingnya one gate policy. Jangan sampai
maksimal karena tersebar berjalan sendiri-sendiri sehingga pemberdayaan
di kurang lebih 18 kementerian
dan lembaga.
UMKM betul-betul terintegrasi, terpadu, baik
dalam menentukan sektor prioritas, langkah-
Akibatnya, sasaran program menjadi
tidak fokus dan sulit menyasar para langkah strategis, maupun desain pembiayaan.”
pelaku UMKM dengan baik.

Dikutip dari laman:


Joko Widodo
https://www.presidenri.go.id Presiden RI

Dibutuhkan sistem pembinaan UMKM Obat Tradisional secara terpadu


Kondisi GAMBARAN UMUM
Saat KONDISI
Kondisi
RENCANA:
IDEAL
Ideal
Ini 1. Jejaring Kerja dengan Lintas Sektor untuk
meningkatkan kemampuan UMKM OT
1) Hanya sebanyak 33 % UMKM dalam payung hukum Tim Terpadu SI
yang telah tersertifikasi CPOTB PEMANDU untuk membantu
dari Jumlah 846 UMKM OT meningkatkan kekuatan UMKM baik dari
2) Timeline sertifikasi yang segi modal dan cara pembuatan dan
pengembangan produk 1) 100% UMKM OT tersertifikasi
memenuhi ketentuan 51.40%
2. Pendampingan UMKM OT secara proaktif CPOTB Bertahap
3) Penerapan aspek teknis CPOTB
yang akan dilakukan terpadu dengan lintas 2) Meningkatnya kemampuan
belum sesuai standar
sektor / stakeholder UMKM OT untuk memenuhi
internasional
peraturan dan standar.

1) Keterbatasan modal dan


pengetahuan produksi dan 1) Dukungan pemerintah terhadap
pengembangan produk pengembangan UMKM
2) Pembinaan oleh Badan POM 2) Terbentuk jaringan lintas sektor
terbatas. Pembinaan Program
pendampingan UMKM OT yang
Inovasi
3) Pembinaan UMKM OT masih terpadu dan “Sijempol
berkelanjutan dan terpadu
bersifat sektoral Sipemandu”
1) Menyelaraskan implementas regulasi antar Lembaga sebagai wujud

TUJUAN
dan komitmen pemerintah dalam mendukung deregulasi serta
percepatan timeline perizinan.
2) UMKM OT memiliki akses yang lebih mudah dalam memperoleh
informasi terkait dengan perizinan, serta mendapatkan kemudahan
sesuai tupoksi K/L

1. Terpenuhinya obat tradisional yang aman, bermutu dan berkhasiat

MANFAAT yang diproduksi oleh UMKM di bidang Obat Tradisional


2. Terwujudnya UMKM OT yang memenuhi persyaratan CPOTB
3. Produk UMKM OT memperoleh izin edar produk

1) Dukungan dalam percepatan perizinan pada masing-masing


lintas sektor
2) Kemudahan dalam berkomukasi antar K/L
LINTAS SEKTOR

1) Kemudahan dalam mengakses regulasi perizinan


2) Kepastian timeline layanan
3) Simplifikasi Persyaratan PELAKU USAHA
KEMUDAHAN DAN MANFAAT
INTERNAL EXTERNAL

• Efektifitas dalam melakukan proses sertifikasi dan • Terlindungnya masyarakat dari konsumsi obat
pengawasan UMKM Obat Tradisional. tradisional yang tidak sesuai dengan ketentuan
• Pemanfaatan IT yang lebih optimal pada seluruh • Meningkatnya presentase sarana UMKM Obat
bisnis proses dan koordinasi dengan lintas sektor Tradisional yang sesuai dengan ketentuan.
dalam melakukan evaluasi dan monitoring • Berkembangnya UMKM Obat Tradisional karena
pelaksanaan. adanya kemudahan dan pendampingan terpadu dari
lintas sektor dalam hal perizinan, pengawasan dan
• Pola kerja yang semakin efektif, kolaboratif, pengembangan.
terstruktur, inovatif dan adaptif terhadap perubahan. • Meningkatnya daya saing obat tradisional Indonesia
sehingga terjamin keamanan dan mutu obat
tradisional. LINTAS SEKTOR
OUTPUT DAN OUTCOME
OUTPUT OUTCOME

• Percepatan dan peningkatan jumlah sertifikasi


CPOTB pada UMKM Obat Tradisional.
• Produk Obat Tradisional asli Indonesia Meningkatnya perekonomian bangsa dan
memiliki daya saing sehingga memudahkan
ekspor.
Masyarakat terlindungi dari konsumsi
• Tim Terpadu dalam pembinaan UMKM Obat
obat tradisional yang tidak sesuai
Tradisional. dengan ketentuan
LINTAS SEKTOR
• Modul pelaksanaan untuk lintas sektor dalam
pelaksanaan pembinaan Obat Tradisional.
STAKEHOLDERS INTERNAL
Pimpinan tertinggi lembaga yang berperan sebagai
KEPALA BADAN POM RI
Pembina dan pengambil keputusan tertinggi
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT Sebagai atasan langsung Direktur Pengawasan Obat
TRADISIONAL, SUPLEMEN Tradisional dan Suplemen Kesehatan dan sebagai Mentor
KESEHATAN, KOSMETIK yang ditunjuk oleh Kepala Badan POM
DIREKTORAT REGISTRASI OT, SK Unit eselon 2 yang akan membantu dalam penerbitan izin
DAN KOSMETIK edar produk, akan memberikan pendampingan terkait
ketentuan produk
Unit eselon 2 yang akan membantu dalam regulasi dan
DIREKTORAT STANDARISASI OT, SK
standarisasi produk obat tradisional, akan memberikan
DAN KOSMETIK pendampingan terkait ketentuan produk

Unit eselon 2 yang akan membantu dalam penyusunan


BIRO KERJASAMA DAN BIRO HUKUM
nota kesepahaman / MoU terkait pembinaan UMKM
DAN ORGANISASI
dengan lintas sektor
Unit Eselon 2 yang akan membantu dalam integrasi pelaporan,
PUSAT DATA DAN INFORMASI monitoring dan evaluasi hasil pendampingan dengan aplikasi e-
sertifikasi CPOTB
Kepala Unit BPOM di daerah yang akan berperan serta dalam
KEPALA UPT BPOM melakukan pendampingan UMKM OT terutama dalam pemberian
sertifikasi

INTERNAL PERANAN
STAKEHOLDERS EXTERNAL
KEMENTERIAN DAN LEMBAGA
Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan
Kemenko PMK pelaksanaan kebijakan kementerian/lembaga terkait dengan
pembinaan UMKM Obat Tradisional

Memiliki program prioritas pengembangan industri berbasis


Kemenko Perekonomian (Deputi Bidang
tanaman obat termasuk UMKM dengan memberikan
Koordinasi Ekonomi Digital,
Ketenagakerjaan dan UMKM)
bantuan baik dari kebijakan, pemberdayaan ekonomi,
fasilitas maupun peralatan

Memiliki peran sebagai pelaksana pemberdayaan koperasi,


Kementerian Koperasi dan UKM
usaha mikro, kecil dan menengah

Berperan dalam pemberian bimbingan teknis dan supervisi


Kementerian Kesehatan dibidang produksi dan distribusi sediaan farmasi termasuk
obat tradisional;

EXTERNAL PERANAN
STAKEHOLDERS EXTERNAL
Dinas setempat selaku pihak yang mengeluarkan izin usaha dan
Kepala Dinas Pemda Setempat memiliki data terkait UMKM Obat Tradisional di daerah masing-
masing

Pengurus IAI yang memiliki data dan informasi Apoteker yang akan
IAI berperan dalam program pendampingan UMKM Obat Tradisional
dengan pembuatan modul pelatihan dan sosialisasi berkala

Organisasi profesi tempat berhimpun tenaga teknis kefarmasian


PAFI (TTK) yang dapat terlibat dalam program pendampingan UMKM Obat
Tradisional khususnya untuk UMKM dengan penanggung jawab TTK

Perkumpulan pelaku usaha yang akan mendapatkan


GP JAMU
pendampingan

UMKM Obat Tradisional Pelaku usaha yang akan mendapatkan pendampingan

Instansi Swasta yang berorientasi kepada Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengembangan
peningkatan kemampuan UMKM (Bussines UMKM agar mereka memiliki nilai jual produk yang tinggi dan
Incubator) membantu pemasaran dan pengembangan produk dan merek dari
UMKM

EXTERNAL PERANAN
PEMBANGUNAN JEJARING KERJASAMA
DIT REG OT, SK, DAN KOS BADAN POM
KEMENKO PEREKONOMIAN
membantu percepatan izin produk
menyusun program yang akan
masuk dalam prioritas nasional
untun umkm jamu.

DIT STANDARD OT, SK, DAN KOS BADAN POM


ASOSIASI (IAI, PAFI, GP JAMU) membantu UMKM terkait regulasi obat
penyusunan modul terkait peran tradisional
penanggung jawab dalam umkm
obat tradisional serta sosialisasi
untuk peningkatan kemampuan BIRO HUKOR BADAN POM
penanggung jawab secara berkala menyusun konsep terpadu / payung
hukum terkait tim terpadu pembinaan
PEMDA umkm
modul terkait perizinan UMKM dan
percepatan izin UMKM BIRO KERJA SAMA BADAN POM
Penyusunan kerjasama/MoU dengan
lintas sektor terkait
Target Dalam Jangka Panjang
ROADMAP 1.
( 2021 – Maret 2022)
Program “Sipemandu” diterapkan di seluruh provinsi di Indonesia

SiPemandu 2.

3.
Meningkatnya UMKM Obat Tradisional yang memenuhi peraturan perundangan-
undangan
Meningkatnya produk obat tradisional yang memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan
4. Meningkatnya daya saing produk obat tradisional di pasar lokal dan global.
5. Meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi obat tradisional / jamu

Target Dalam Jangka Menengah


(November 2020 – Maret 2021)
1. Pelaksanaan Pendampingan di DI Yogyakarta, Semarang
dan Serang.
2. Penerbitan Sertifikat CPOTB Bertahap Tahap 1
Target Dalam Jangka Pendek 3. Integrasi pelaporan monev Si Pemandu dengan aplikasi
(Juli 2020 - Oktober 2020) e-sertifikasi

1. Sosialisasi program “Sipemandu” kepada lintas


sektor;
2. Surat Komitmen Tim Jejaring Terpadu Program
“Sipemandu”;
3. Komitmen stakeholder dan tim daerah;
4. Roadmap pembinaan UMKM Obat Tradisional;
5. Modul pendampingan;
6. Pilot project di Kota Jogjakarta/Medan
Rencana Kerja Tahap I JANGKA PENDEK (Juli 2020 - Oktober 2020)
TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
PEMBINAAN UMKM OBAT TRADISIONAL

NO KEGIATAN WAKTU OUTPUT


1 Focus Grup Discussion (FGD) dan sosialisasi jejaring kerja SI Double Tree Hotel  Komitmen pelaksanaan pendampingan
PEMANDU dengan lintas sektor / stakeholder (Kemenko PMK, Jakarta, 4-5 Agustus UMKM Obat Tradisional terpadu;
Kemenko Perekonomian, Kemenkop dan UKM, Kemenkes, 2020  Penyusunan Roadmap pembinaan
Pemerintah Daerah setempat, Asosiasi Jamu, IAI, PAFI). terpadu UMKM OT.
2 Focus Grup Discussion (FGD) dalam Penyusunan modul petunjuk Agustus 2020  Modul terpadu pembinaan UMKM
pendampingan dan pelaksanaan terpadu usaha dibidang obat Obat Tradisional;
tradisional dari masing-masing baik dari asosiasi seperti IAI, PAFI, GP  Modul pendampingan yang dapat
Jamu kepada masing-masing anggotanya. digunakan oleh UMKM.

3 Bimbingan Teknis UMKM Obat Tradisional secara terpadu di Provinsi Agustus 2020 UMKM OT terpapar informasi terkait
Yogyakarta proses sertifikasi CPOTB, Permodalan dan
pemberdayaan ekonomi, serta
pengembangan produk
Rencana Kerja Tahap I JANGKA PENDEK (Juli 2020 - Oktober 2020)
TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
PEMBINAAN UMKM OBAT TRADISIONAL

NO KEGIATAN WAKTU OUTPUT


4 Pelaksanaan pendampingan terpadu UMKM Obat Tradisional di Agustus – Oktober  Pendampingan dalam proses
Yogyakarta 2020 sertifikasi CPOTB Bertahap dan
bimbingan teknis (BPOM);
 Pendampingan terhadap proses
perizinan UMKM OT dan bimbingan
teknis (Kemenkes dan Pemda)
 Pendampingan dalam pemberdayaan
ekonomi bantuan fasilitas dan
permodalan (Kemenko Perekonomian
dan Kementerian Koperasi dan UKM)
 Pendampingan terhadap kendala
penanggung jawab (baik oleh IAI
maupun PAFI);
 Bantuan terhadap pengembangan dan
pemasaran produk (GP Jamu dan
Lembaga Swasta yang bergerak
dalam Bussines Incubator UMKM);
Rencana Kerja Tahap I JANGKA PENDEK (Juli 2020 - Oktober 2020)
TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
PEMBINAAN UMKM OBAT TRADISIONAL

NO KEGIATAN WAKTU OUTPUT


5 Ceremonial Pemberian sertifikat CPOTB Bertahap bagi seluruh UMKM Oktober 2020 Seluruh UMKM OT yang memenuhi
Obat Tradisional di Provinsi Yogyakarta (39 UMKM OT) persyaratan dan tersertifikasi CPOTB di
Provinsi Yogyakarta
Rencana Kerja Tahap I JANGKA MENENGAH (Oktober 2020 - Maret 2021)
TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
PEMBINAAN UMKM OBAT TRADISIONAL

No Kegiatan Output Waktu Pelaksana

Jangka Menengah (pendampingan


UMKM di Daerah Medan)
1. Pelatihan Petugas Pendamping UMKM Petugas Pendampingan UMKM yang M1-M2 Oktober • Project Leader
terpadu di Medan sudah terlatih 2020 • Direktorat Registrasi OT, SK, Kos
• Direktorat Pengawasan OT dan SK
• BBPOM di Medan
• Pemda Setempat di Medan

2 Pelaksanaan pendampingan terpadu - UMKM mengerti regulasi terkait M3 Oktober – M4  Petugas Pendamping yang telah
UMKM Obat Tradisional di Medan obat tradisional November 2020 dilatih (BBPOM di Medan dan Pemda
- UMKM mampu menerapkan di Medan)
aspek-aspek CPOTB Bertahap

3 Diterbitkannya sertifikat CPOTB Sertifikat CPOTB Bertahap Tahap I M4 November  Project Leader
Bertahap Tahap I bagi UMKM Obat bagi UMKM Obat Tradisional di 2020  BBPOM di Medan
Tradisional di Medan Medan  Direktorat Pengawasan OT dan SK
Rencana Kerja Tahap I JANGKA MENENGAH (Oktober 2020 - Maret 2021)
TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
PEMBINAAN UMKM OBAT TRADISIONAL

No Kegiatan Output Waktu Pelaksana

Jangka Menengah (pendampingan


UMKM di Daerah Semarang)
1. Pelatihan Petugas Pendamping UMKM Petugas Pendampingan UMKM yang M1-M2 Desember • Project Leader
terpadu di Semarang sudah terlatih 2020 • Direktorat Registrasi OT, SK, Kos
• Direktorat Pengawasan OT dan SK
• BBPOM di Semarang
• Pemda Setempat di Semarang

2 Pelaksanaan pendampingan terpadu - UMKM mengerti regulasi terkait M3 Desember –  Petugas Pendamping yang telah
UMKM Obat Tradisional di Semarang obat tradisional M4 Januari 2021 dilatih (BBPOM di Semarang dan
- UMKM mampu menerapkan Pemda di Semarang)
aspek-aspek CPOTB Bertahap

3 Diterbitkannya sertifikat CPOTB Sertifikat CPOTB Bertahap Tahap I M4 Januari 2021  Project Leader
Bertahap Tahap I bagi UMKM Obat bagi UMKM Obat Tradisional di  BBPOM di Semarang
Tradisional di Semarang Yogyakarta  Direktorat Pengawasan OT dan SK
Rencana Kerja Tahap I JANGKA MENENGAH (Oktober 2020 - Maret 2021)
TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
PEMBINAAN UMKM OBAT TRADISIONAL

No Kegiatan Output Waktu Pelaksana

Jangka Menengah (pendampingan


UMKM di Daerah Serang)
1. Pelatihan Petugas Pendamping Petugas Pendampingan UMKM M1-M2 Februari • Project Leader
UMKM terpadu di Serang yang sudah terlatih 2021 • Direktorat Registrasi OT, SK, Kos
• Direktorat Pengawasan OT dan SK
• BBPOM di Serang
• Pemda Setempat di Serang
2 Pelaksanaan pendampingan terpadu - UMKM mengerti regulasi terkait M3 Februari – M4 Petugas Pendamping yang telah dilatih
UMKM Obat Tradisional di Serang obat tradisional Maret 2021 (BBPOM di Serang dan Pemda di
- UMKM mampu menerapkan Serang)
aspek-aspek CPOTB Bertahap
3 Diterbitkannya sertifikat CPOTB Sertifikat CPOTB Bertahap Tahap I M4 Maret 2021  Project Leader
Bertahap Tahap I bagi UMKM Obat bagi UMKM Obat Tradisional di  BBPOM di Serang
Tradisional di Serang Serang  Direktorat Pengawasan OT dan SK
4 Integrasi pelaporan, monitoring dan Sistem pembinaan UMKM M1 Februari – M4  Badan POM
evaluasi dengan aplikasi e- dengan pelaporan dan monitoring Maret 2021  Lintas Sektor terkait
sertifikasi CPOTB yang sudah terintegrasi
terintegrasi dengan aplikasi e-
Rencana Kerja Tahap I JANGKA PANJANG (April 2021 - Maret 2022)
TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
PEMBINAAN UMKM OBAT TRADISIONAL

No Kegiatan Output Waktu Pelaksana

Jangka Panjang
1. Program  Meningkatnya UMKM Obat Tradisional April 2021 - • Badan POM
“Sipemandu” yang memenuhi peraturan perundangan- Maret 2022) • Lintas Sektor terkait
dapat menjadi undangan
referensi untuk  Meningkatnya produk obat tradisional
dapat diterapkan yang memenuhi persyaratan mutu dan
di seluruh keamanan
provinsi di  Meningkatnya komitmen pelaku usaha
Indonesia dan lintas sektor dalam pengembangan
UMKM Obat Tradisional
 Meningkatnya daya saing produk obat
tradisional di pasar lokal dan global.
 Meningkatkan minat masyarakat untuk
mengkonsumsi obat tradisional / jamu.
 UMKM Obat Tradisional yang menerima
sertifikat CPOTB sebanyak 80%
Diperlukan persamaan persepsi dan komitmen untuk dapat
menjalankan SI PEMANDU sebagai program pembinaan dan
pendampingan UMKM OT

KESIMPULAN
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik
Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Kosmetik

Anda mungkin juga menyukai