Pengertian Penelitian Kuantitatif
Pengertian Penelitian Kuantitatif
Pengertian Penelitian Kuantitatif
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II
Kelompok II
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam pada dasarnya bersifat teratur, terstruktur dan simetri. Alam
mencakup benda alam dan "benda" konsep dalam gagasan manusia. Dalam
penelitian ilmu alam, kebenaran ilmu haruslah positif, memusatkan perhatian
pada gejala yang nyata dan konkret tanpa halangan dari pertimbangan lainnya
(Soekanto, 1997: 444). Untuk itu, penelitian didefinisikan sebagai
penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis, tentang
fenomena-fenomena alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis
tentang hubungan yang dikira terdapat antara fenomena-fenomena itu. Secara
historis, pendekatan ini diilhami oleh pemikiran tokoh-tokoh filsafat seperti
Rene Descartes, Auguste Comte dan John Dewey.
Manusia mempunyai tahap perkembangan mulai dari tahap teologis,
metafisik sampai positif. Kebenaran ilmu dicapai pada tahap positif, sehingga
ilmu harus memusatkan perhatian pada gejala yang nyata dan konkret. Paham
positivisme ini mengatakan bahwa perilaku masyarakat manusia memiliki
kesesuaian dengan kondisi alam (isomorphism). Sebagaimana dengan gejala
alam, manusia bersifat terstruktur dan dapat diramalkan. Alam, termasuk
manusia, diciptakan sebagai sebuah keserasian. Keserasian itu dapat dilihat
dari berbagai gejala alam seperti berjuta-juta planet termasuk bumi yang
mengitari matahari pada wilayah orbitnya dengan tidak pernah saling
berbenturan, lingkaran dalam batang pohori memberi petunjuk mengenai usia
pohon yang bersangkutan, ujung jarum apabila diperbesar dengan suatu alat
akan terlihat seperti bintik-bintik yang teratur dan indah, bawang terbungkus
dengan kulitnya membangun sebuah bentuk yang sangat simetri, dan
sebagainya. Hukum-hukum alam ini mempengaruhi usaha untuk memahami
masyarakat manusia. Perilaku manusia diasumsikan sebagai sebuah
keteraturan yang dapat diuji, diramalkan dan digeneralisasikan. Pengaruh itu
terlihat dalam konsep dan metode.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penelitian kuantitatif?
2. Bagaimana pendekatan kuantitatif dalam penelitian sosial?
3. Bagaimana kerangka susunan penelitian kuantitatif?
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
2) Mengapa ia penting ?
3) Siapa yang dapat memberi saya contoh terkait apa
yang kita pelajari dalam topik ini ?
4) Aktivitas-aktivitas apa yang kita alami berkaitan
dengan topik ini? Jika hanya sedikit diingat, atasi
kelupaannya secara humor, atau salahkan diri anda
sendiri agar topik itu “tidak dilupakan”
c) Teruskan secara kronologis sampai Anda menyinggung
semua materi pelajaran (sebanyak mungkin Anda
punya waktu dan siswa berminat)
d) Ketika Anda melewati seluruh kandungan, buat tanda
akhir yang anda harapkan.
b. Inquiring Mind Want To Know
Inquiring Minds Want To Know yaitu suatu strategi
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara
membangkitkan rasa penasaran peserta didik melalui pertanyaan
yang diajukan oleh guru. Teknik ini dapat membangkitkan
keingintahuan peserta didik dengan meminta mereka untuk membuat
perkiraan-perkiraan tentang suatu topik atau suatu pertanyaan.
Biasanya peserta didik cenderung diam ketika diajak untuk
membahas materi-materi yang belum terpecahkan pada pertemuan
sebelumnya jika diminta untuk menjawab secara bersama-sama satu
kelas. Peran guru dalam menerapkan stategi Inquiring Minds Want
To Know ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan
peserta didik untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya
sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu,
kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat
diperlukan. Berbagai jenis dan teknik untuk bertanya perlu dikuasai
oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta
perhatian peserta didik, bertanya untuk melacak, bertanya untuk
mengemangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji.
6
d. Tujuan
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian adalah
untuk mencari informasi empiris, obyektif, logis mengenai sesuatu
atau menentukan keterkaitan antara variable-variabel yang
dipermasalahkan. Dengan demikian maka tujuan penelitian yang
dirumuskan harus mencerminkan dan konsisten dengan masalah-
masalah yang dikemukakan sebelumnya. Jelaslah bahwa penelitian
yang akan dilaksanakan mengarah pada jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan yang telah dinyatakan dalam masalah. Tujuan tersebut
harus pula dirumuskan secara jelas agar hubungan antara tujuan dan
masalah yang tersurat tampak. Tujuan yang telah dirumuskan satu
demi satu secara terperinci akan menjadi patokan untuk mengetahui
apakah penelitian tersebut sudah selesai dilaksanakan secara lengkap
atau belum.
e. Kerangka Teori, Hasil Penelitian yang Relevan dan Kerangka
Berpikir.
Setiap ilmuwan mempunyai kebiasaan membaca dan mengkaji
berbagai literatur dalam bidangnya. Dalam proses tersebut ia akan
menemui berbagai hasil penelitian, teori, dan permasalahan yang
berkaitan dengan itu. Karena itu dengan mudah ia akan dapat
menentukan masalah-masalah yang perlu diteliti. Setiap masalah
penelitian mempunyai kaitan dengan teori. Teori-teori yang terdapat
dalam literatur seringkali berlawanan sifatnya. Dengan perkataan
lain mengenai satu hal, misalnya terdapat teori-teori yang
berlawanan arahnya. Perbedaan (gaps) antara teori-teori tersebut
merupakan masalah yang dapat diteliti. Perbedaan tersebut, apabila
dirumuskan dapat menjadi masalah penelitian. Karena itu teori-teori
tersebut merupakan sumber dimana masalah dan hipotesis dapat
ditemukan. Dengan perkataan lain masalah dan hipotesis penelitian
harus mempunyai landasan teori.
10
f. Hipotesis
Hipotesis adalah praduga ataupun asumsi yang harus diuji
melalui data atau fakta yang diperoleh melalui penelitian. Dengan
demikian hipotesis merupakan penuntun bagi peneliti dalam
menggali data yang diinginkan. Sekalipun demikian perlu diingat
bahwa peneliti harus senantiasa memegang teguh prinsip obyektif
agar jangan timbul “bias” dalam pencarian data. Hipotesis
merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban terhadap
pertanyaan yang diajukan, yang pada hakikatnya merupakan
kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan. Secara
konsep, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan mengenai
keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data
yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik hipotesis
merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji
melalui statistik sampel. Hipotesis biasanya juga mengandung
prediksi, dan ketepatan prediksinya akan sangat tergantung kepada
tingkat kebenaran dan ketepatan landasan teori yang mendasarinya.
Secara umum hipotesis sebenarnya menyangkut dua hal yaitu
tentang hubungan dan tentang perbedaan, tetapi perumusannya
dapat beraneka ragam. Dalam penelitian kuantitatif yang paling perlu
diperhatikan adalah jenis rumusan hipotesis tersebut, apakah suatu
hipotesis dirumuskan secara direksional atau non direksional. Hal ini
penting diperhatikan karena menyangkut uji signifikansi yang akan
diterapkan, yaitu; uji satu arah (one tail) untuk hipotesis direksional,
atau uji dua arah (two tail) untuk hipotesis nondireksional, di
samping kedua jenis rumusan hipotesis dimaksud akan menuntut
arah kajian teori yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Penelitian kuantitatif lebih diarahkan untuk meneguhkan teori
(confirmatory analysis). Alur logika penelitian kuantitatif dimulai dari
mengkaji teori yang sudah ada, mendefinisikan, melakukan fisikalisasi dan
mengukur untuk mengumpulkan data di lapangan, kemudian menganalisis
secara statistik untuk menolak atau menerima kebenaran teori. Penelitian
kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif
melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk
yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk
menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun ini, penulis sadar
makalah ini masih kurang dari segi kesempurnaan, jadi jika ada kesalahan
atau kekurangan itu karena keterbatasan pengetahuan kami, maka dari itu
kritik dan saran sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan isi makalah
inin. Semoga ilmu yang terdapat dalam makalah ini bermamfaat bagi kita
semua.
11
DAFTAR PUSTAKA