Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi
yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal
dari bahasa Yunani haima yang berarti darah (Yudi. 2015)
2.1.2 Sejarah Phlebotomy
Praktek pengeluaran darah (blood letting) sudah sejak lama dikenal
manusia dan menjadi bagian dari pengobatan pasien. Teknik pengeluaran
darah yang pertama dilakukan oleh dokter-dokter dari Syria dengan
menggunakan lintah. Sebelum dikenal Hippocrates dengan sebutan”Bapak
Ilmu Kedokteran”, seni pengambilan darah banyak mengalami perubahan
demikian pula berbagai alat untuk keperluan pengambilan dan penampunngan
bahan darah. Lanset untuk pengambilan darah digunakan pertama kali
sebelum abad ke 5 SM dengan tetap mengacu kepada lintah sebagai bentuk
dasar. Dengan lanset ini seorang dokter (practitioner) melubangi vena,
kadang-kadang sampai beberapa lubang. Menjelang akhir abad 19 barulah
teknologi mengambil alih memproduksi “lintah artificial”. Kini telah dikenal
beragam alat pengambilan darah dan mudah diperoleh di pasaran ( Astuti :
2016 ).
2.1.3 Pengertian Phlebotomy

Plebotomi berasal dari kata Yunani phleb dan tomia. Phleb berarti pembuluh
darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong. Dulu dikenal istilah vena sectie
(Bld), venesection atau veni section(Ing). Sedangkan plebotomist adalah seorang
tenaga medik yang telah mendapat latihan untuk mengeluarkan dan
menampung spesimen darah dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler.
Teknik plebotomi merupakan suatu cara pengambilan darah (sampling) untuk
tujuan tes laboratorium atau bisa juga pengumpulan darah untuk didonorkan
(Astuti: 2016 ).

2.1.4 Macam-macam teknik pengambilan Darah


1. Pengambilan darah vena

Vena berperan menghantarkan darah ke jantung. Dimulainya sebagai


pembuluh darah kecil yang terbentuk dari penyatuan kapiler. Vena kecil-
kecil ini bersatu menjadi vena lebih besar dan membentuk batang vena,
yang makin mendekati jantung makin besar ukurannya. Vena lebih banyak
daripada arteri dan ukurannya pun lebih besar. Dinding vena terdiri dari
tiga lapis yaitu lapisan terluar terdiri atas jaringan ikat fibrus disebut
tunika adventisia, lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih
mudah kempes, dan kurang elastis daripada arteri, lapisan dalam anggota
gerak berjalan melewati gaya berat, vena mempunyai katup yang di susun
sedemikian rupa sehingga darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh
kembali ke arah sebaliknya (Pearce, 2009). Lokasi pengambilan darah
vena orang dewasa dipakai salah satu vena dalam fossa cubittidan bayi
pada vena jugularis superficialis atau sinus sagitalis superior
(Gandasoebrata, 2007)

Cara pengambilan darah vena

1) Menyediakan semua alat yang diperlukan dan pastikan semua peralatan


tetap dalam keadaan steril.
2) Membersihkan lokasi pengambilan sampel dengan alkohol 70% dan
biarkan menjadi kering kembali.
3) Memilih vena dalam fossa cubiti, ikatan pembendung dipasang pada
lengan atas dan pasien diminta untuk mengepal dan membuka tangan
berkali-kali agar vena terlihat jelas.
4) Menusuk kulit dengan jarum dan semprit dalam tangan kanan sampai
ujung jarum masuk ke dalam lumen vena.
5) Melepaskan pembendung dan perlahan-lahan tarik pengisap semprit
sampai jumlah darah yang di butuhkan
6) Meletakkan kapas kering diatas jarum dan mencabut semprit.
7) Menekan bekas tusukan dengan kapas kering tersebut beberapa menit.
8) Memasukkan darah ke dalam tabung melalui dinding tabung
(Gandasoebrata,2007).
2. Darah Kapiler

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil, tempat arteri


terakhir. Makin kecil arteriol makin menghilangkan ketiga lapisan
dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler dinding hanya terdapat
satu lapis saja yaitu lapisan endotolium. Lapisan yang sangat tipis itu
memungkinkan limfe meresap keluar membentuk cairan jaringan dan
membawa air, mineral, dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran
gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen, serta
menyingkirkan bahan buangan karbondioksida. Kapiler melaksanakan
fungsi yang sangat penting sebagai distributor zat-zat penting ke jaringan
yang memungkinkan berbagai proses dalam tubuh berjalan (perace, 2009).
Lokasi pengambilan darah kapiler pada orang dewasa yaitu ujung jari
tangan (jari ketiga atau keempat), dan daun telinga. Bayi dan anak kecil
pada tumit dan ibu jari kaki. Tempat yang di pilih tidak boleh yang
memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti pucat (Gandasoebrata,
2007).

Cara Pengambilan Darah Kapiler

1. Menyiapkan semua alat yang diperlukan dan pastikan semua peralatan


steril.
2. Membersihkan lokasi pengambilan sampel dengan alkohol 70% dan
biarkan sampai kering kembali.
3. Memegang bagian yang akan di tusuk supaya tidak bergerak dan tekan
sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
4. Menusuk dengan cepat menggunakan lancet steril.
1) Menusuk jari ketiga atau keempat dengan arah tegak lurus pada
garis-garis sidik kulit, jangan sejajar dengan garis sidik kulit.
2) Menusuk bagian pinggir bila memakai anak daun telinga, jangan
sisinya. Tusukan harus cukup dalam supaya darah mudah keluar.
5. Membuang tetes darah yang pertama keluar dengan memakai segumpal
kapas kering tetes darah yang berikutnya boleh dipakai untuk
pemeriksaan (Gandasoebrata, 2007).
2.1.5 Lokasi pemilihan Vena

Cari 3 vena yang paling mudah ditemukan di daerah antikubiti dengan


cara melihat atau dengan cara palpasi. Vena mediana, vena cubiti mediana,
dan vena cephalica mediana, secara tipikal berada ditengah daerah antikubiti.
Vena cephalica berada di lateral dan vena basilica berada di medial.
Pemilihan vena berdasarkan beberapa alasan, yaitu :

1. Dekat-vena mediana paling dekat dengan permukaan kulit, sehingga


mudah diakses.
2. Tidak bergerak – vena mediana merupakan vena yang paling tidak
bergerak ketika jarum menusuk sehingga tusukan dapat berhasil dengan
sukses.
3. Aman – tusukan pada vena mediana kurang beresiko
4. Nyaman – vena mediana tidak terlalu membuat rasa tidak nyaman saat
ditusuk
2.1.6 Faktor-faktor yangperlu diperhatikan

Hal-hal yang penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan dara


vena adalah:

1. Pemasangan Tourniquit: Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras


dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV
dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi,
kolesterol, lipid total). Melepas tourniquit sesudah jarum dilepas dapat
menyebabkan hematoma.
2. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga
mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah
merah.
3. Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan
jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Disamping itu,
penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
Tusukan jarum yang tidak tepat masuk ke dalam vena menyebabkan darah
bocor dengan akibat hematoma.
4. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis
sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang
berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan. (Riswanto. 2009)
5. Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
1) Lengan pada sisi mastectomy
2) Daerah edema
3) Hematoma
4) Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
5) Daerah bekas luka
6) Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
7) Daerah intra-vena lines
Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi
lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu
(Riswanto: 2009).
2.1.7 Penyakit akibat kesalahan saat Phlebotomy
1. Hematoma

Hematoma adalah kumpulan darah tidak normal di luar


pembuluh darah. Kumpulan darah ini bisa berukuran setitik kecil,
tapi bisa juga berukuran besar dan menyebabkan pembengkakan.
Terjadi karena :

1) Vena terlalu kecil untuk jarum yang dipakai


2) Jarum menembus seluruh dinding vena
3) Jarum dilepaskan pada saat tourniquet masih dipasang
4) Tusukan berkali-kali
5) Tusukan tidak tepat
6) Pembuluh darah yang rapuh

Cara mengatasi : Jika terjadi hematoma lepaskan jarum dan


tekan dengan kuat sehingga darah tidak menyebar dan mencegah
pembengkakan. Apabila ingin cepat hilang, kompres dengan air
hangat seraya diurut dan diberi salep trombopop. (Ririn. 2013)

1. Petechiae Bintik kecil merah dapat muncul karena pendarahan


kapiler di bawah kulit. Ini karena kelainan pembuluh darah. Jika
terjadi setelah dibendung dapat dikarenakan pembendungan yang
terlalu lama. (Ririn. 2013).
2. Nyeri pada bekas tusukan Rasa nyeri berlangsung tidak lama
sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Nyeri bisa
timbul akibat alkohol yang belum kering atau akibat penarikan
jarum yang terlalu kuat. Cara pencegahan :
1) Setelah kulit didesinfeksi, tunggu alkohol hingga mengering
sebelum dilakukan pengambilan darah.
2) Penarikan jarum jangan terlalu kuat. (Ririn. 2013)
3. Kerusakan vena Terjadi karena pengambilan darah yang
berulang kali pada tempat yang sama sehingga meyebabkan
kerusakan dan peradangan setempat. Hal ini mengakibatkan
pembuluh darah menutup. Pencegahannya dengan
menghindari pengambilan berulang kali pada tempat yang
sama. (Ririn. 2013).
2.2 Uraian Bahan Alkohol (FI Edisi III, 1979).
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol
Pemerian : cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
dan dalam Eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Khasiat dan kegunaan : Zat tambahan
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ketiga. Departemen


Kesehatan. Jakarta
Gandasoebrata. 2007. Penuntun Laboratorium. Jakarta : Dian Rakyat.

Riswanto, Koes. 2009. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta :


Alfamedia

Kurniawan, Yudi & Sulistyarini, Indahria. 2016. “Komunitas SEHATI (Sehat Jiwa
dan Hati) Sebagai Intervensi Kesehatan Mental Berbasis Masyarakat”.
Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental. ISSN 2528-5181. Vol. 1 No. 2. Hlm.
112-124

Astuti Puji Sopi, (2016). ” Prosedur Ketrampilan Pengambilan Darah Vena”.


Jakarta : Fakultas Ilmu Keperawatan UI Ulfah Marya Karina, (2016). “
Pengambilan Darah Kapiler Dan Darah Vena”. Semarang : Universitas
Muhammadiyah Iskandar Ulti Assyfa, (2015/2016).” Pengambilan Sampel
Darah ”. Semarang : Universitas Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai