LIGNUM
Disusun Oleh
NINDI ARNANDA
1843050082
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2020
I. Tujuan Praktiku
Xilem : Jelas, radier dengan jari-jari xilem terdiri dari 1 sampai 3 baris sel yang
berisi butir pati kecil, tunggal dan berkelompok. Pembuluh kayu atau trakhea
umumnya berkelompok, kadang - kadang tunggal , dinding tebal, berlignin,
bernoktah berbentuk celah, lumen berisi zat yang, berwarna merah keunguan,
merah kekuningan sampai merah kecoklatan. Serabut xilem : Berkelompok, tersusun
radiaer, terdiri dari 5-40 serabut, dinding serabut tebal berlignin, lumen sempit.
2. Santali Lignum (Kayu Cendana)
Tanaman asal : Santalum album L.
Familia : Santalaceae
Pemerian : Serbuk coklat kekuningan, berbau harum dan rasa agak pahit (khas)
Mikroskopik : serbuk berwarna kuning, fragmen pengenal adalah berkas serabut
dengan seludang hablur kalsium okslat bentuk prisma, fragmen pembuluh kayu
berpenebal jala, Fragmen serabut umumnya panjang dan lumen jelas, serabut xylem
dengan jari-jari empelur, butir pati Tunggal.
3. Ligustrinae Lignum (Kayu bidara laut)
Tanaman asal : Strychnos lucida R.Br.
Familia : Loganiaceae
Pemerian : serbuk serutan kayu, kasar, warna bagian luar coklat bagian dalam putih
kecoklatan, tidak berbau, rasa pahit.
Mikroskopik :
Fragmen pengenal adalah Epidermis, kumpulan sklereid, parenkim korteks, parenkim
empelur, berkas pengangkutpenebalan tipe tangga, serabut sklerenkim.
Ligustrinae Lignum
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apa pun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan (FI edisi III). Simplisia terbagi menjadi tiga bagian yakni :
1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan
eksudat tanaman (eksudat tanaman adalah isi yang spontan keluar dari tanaman
atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya dengan cara tertentu atau zat yang
dipisahkan dari tanamannya dengan cara tertentu yang masih belum merupakan
zat kimia murni).
2. Simplisia hewani yaitu simpisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat yang
dihasilkan hewan yang masih belum berupa zat kimia murni.
3. Simplisia mineral adalah simplisia yang berasal dari bumi, baik telah diolah atau
belum, tidak berupa zat kimia murni (Ditjen POM,1979).
Simplisia nabati, hewani dan pelican yang dipergunakan sebagai bahan
untuk meperoleh minyak atsiri, alkaloid, glikosida atau zat berkhasiat lainnya, tidak
perlu memenuhi persyaratan yang tertera pada monografi yang bersangkutan.
Identifikasi simplisia dapat dilakukan berdasarkan uraian mikroskopis serta
identifikasi kimia berdasrakan kandungan senyawa yang terdapat didalamnya
(Anonim, 1995). Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk
simplisia, maka dilakukan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif.
Lignum adalah bagian kayu dan batang, Jaringan dari akar maupun batang
yang berada di sebelah dalam kambiun. Kayu diambil dari batabf atau cabang kelupas
kulitnya dan potongan kecil. Kignum secara botani adalah bagian xylem brkayu
namun sering keliru, misalnya Quassiae lignum juga mengandung kulit batang yang
tebal. Walaupun hanya sebagian kecil.
A. Alat
Mikroskop
Kaca Objek
Cover Glass
Pipet tetes
Spatula
B. Bahan
Aquadest
Xilol
Alkohol
Sampel serbuk simplisia
● Serbuk Kayu / bagian kayu dari Caesallpinia sappan
● Serbuk Kayu / bagian kayu dari Santalum album
● Serbuk Kayu / bagian kayu dari Strychnos ligustrina
V. Hasil Pengamatan
Ligustrinae Lignum
2.Ligustrinae Lignum
Ligustrinae Strychnos Loganiaceae Warna
Lignum lucida putih
(Kayu berserat ,
Bidara beda
Laut) dengan
secang,
secang
berwarna
merah
3. Santali Lignum
Santali Santalum Santalaceae Kayu
Lignum album berwarna
(Kayu coklat
Cendana) kekuninga
n, bau
harum dan
rasa agak
pahit
(khas)
Pembahasan
lignum adalah bagian kayu dan batang Guajucum officinalne L. Suku
Zygohyllaceae. Jaringan dari akar maupun batang yang berada di sebelah dalam
kambium. Kayu diambil dari batang atau cabang, kelupas kuliltnya dan potong-potong
kecil. Lignum : wood, kayu. Secara botani adalah bagian xilem yang berkayu. Namun
sering keliru, misalnya Quassiae Iignum juga mengandung kulit batang yang tebal,
walaupun hanya sebagian kecil.
Identifikasi secara makroskopis bertujuan untuk mengidentifikasi bau bentuk dan
warna simplisa. Pada identifikasi secara mikroskopik untuk sappan lignum fragmen
yang diamati adalah jari jari empulur yang terdapat zat warna jingga oranye, dan pada
Santali lignum fragmen yang diamati adalah berkas serabut dengan seludang hablur
kalsium oksalat berbentuk prisma, fragmen pembuluh kayu berpenebal jala, fragmen
serabut umumnya panjang dan lumen jelas, serabut xilem dengan jari jari empulur,
butir pati tunggal
Berdasarkan hasil identifikasi makroskopis yang dilakukan, sappan lignum
memiliki bau khas lemah, warna coklat kemerahan dan bentuk seperti serutan kayu
sedangkan pada simpilisia Santali lignum memiliki bau khas aromatik, bentuk kayu
keras dan warna coklat susu. Berdasarkan hasil identifikasi secara mikroskopis sappan
lignum fragmen yang ditemukan adalah serat sklerenkim saat pengamatan serbuk
didapatkan warna serbuk coklat kemerahan
Pada Hasil identifikasi makroskopis Santali Lignum di peroleh bahwa Santali
lignum merupakan Kayu berwarna coklat kekuningan, bau harum dan rasa agak pahit
(Khas). Saat mengidentifikasi Santali lignum secara mikroskopik didapatkan fragmen
pengenal berupa hablur kalsium okasalat dan serabut. Saat pengamatan sacara
makroskopik Santali lignum memiliki warna coklat susu.
Identifikasi makroskopis Ligustrinae Lignum di peroleh bahwa Ligustrinae
lignum berwarna putih berserat , beda dengan secang, secang berwarna merah.
Sedangkan pada identifikasi Mikroskopik di dapat hasil berupa Fragmen pengenal
adalah Epidermis, kumpulan sklereid, parenkim korteks, parenkim empelur, berkas
pengangkutpenebalan tipe tangga, serabut sklerenkim.
Bagian-bagian kayu dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Kulit luar merupakan lapisan luar yang sudah mati. Fungsinya sebagai pelindung
kayu terhadap serangan dari luar, misalnya: iklim, serangan serangga, jamur, dan
sebagainya.
2. Kulit dalam bersifat hidup dan tipis. Fungsinya sebagai jalan zat yang
mengandung gizi dari akar ke daun.
3. Kambium merupakan jaringan tipis dan bening yang terletak antara kulit dalam
dan kayu gubal ke arah melingkar dari pohon. Fungsinya ke arah luar membentuk
kulit baru yang rusak, ke arah dalam membentuk kayu gubal baru.
4. Kayu gubal merupakan bagian kayu muda, terdiri dari sel-sel yang masih hidup
dan yang terletak di sebelah dalam kambium. Fungsinya sebagai penyalur cairan
dan tempat penimbunan zat-zat yang mengandung gizi. Kayu gubal adalah bagian
kayu yang tumbuh cepat dan mempunyai lapisan yang agak tebal. Warnanya
biasanya lebih terang dibandingkan kayu teras.
5. Kayu teras merupakan bagian kayu tua, terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui
perubahan sel hidup pada renggat kayu yang paling dalam. Hal ini disebabkan tidak
berfungsinya kayu gubal sebagai penyalur cairan dalam proses kehidupan. Kayu
teras lebih awet karena sel-selnya sudah tua sehingga dinding sel tebal dan kuat.
Sel-sel sudah berisi zat ekstraksi yang dapat menambah keawetan kayu.
6. Hati merupakan bagian kayu yang terletak di pusat. Hati berasal dari kayu awal,
yang dibentuk oleh kambium dan bersifat rapuh serta lunak.
7. Renggat (lingkaran tahun) menunjukkan perkembangan kayu dari musim
kemarau ke musim hujan dan sebaliknya. Renggat dapat digunakan untuk
mengetahui umur sebatang pohon.
8. Jari-jari terdapat dari luar ke dalam, berpusat pada sumbu batang. Fungsinya
menyampaikan zat bergizi dari kulit dalam ke bagian-bagian dalam dari pohon.
Jari-jari teras tidak sama pada setiap pohon.
VI. Kesimpulan
Tiap lignum secara makroskopik memiliki karakteristik warna, bentuk dan bau
yang berbeda sehingga mudah untuk dikenali secara organoleptis. Secara
mikroskopik lignum memiliki fragmen pengenal yang hampir sama satu sama lain,
cukup susah untuk mendapatkan fragmen pengenal simplisia khusus yang membuat
masing-masing lignum lebih mudah untuk dikenali. Setiap jenis lignum memiliki
kandungan zat kimia organik dan minyak atsiri yang berbeda yang akan
menghasilkan hasil pengamatan secara kimiawi yang khas dan berbeda pada masing-
masing lignum.
Daftar Pustaka
Depkes RI, 1977,Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1978, Materia Medika Indonesia, Jilid II, DepartemenKesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1979, Materia Medika Indonesia, Jilid III, DepartemenKesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, DepartemenKesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1995, Materia Medika Indonesia, Jilid VI, DepartemenKesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Badan POM RI,2008, Taksonomi Koleksi Tanaman Obat KebunTanamanObat
Citeureup, Global Express, Jakarta.
Depkes RI, 2009, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi Pertama,Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Dalimartha, Setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 1. Trubus
Agriwidya. Jakarta.
https://www.slideshare.net/Ms_ariie/bulbus-cormus-tuber-caulis-lignum di akses
pada 27 April 2020 pukul 19.34