1Mus-WPS Office
1Mus-WPS Office
Bagi anda yang sedang mencar ilmu Bahasa Arab pasti pernah mendengar amil nawashib. Apa sih
maksud amil nawashib itu?. Secara bahasa, kata amil berarti “faktor” sedangkan nawashib “yang ber-
i’rab nashab” jadi maksud dari amil nawashib adalah faktor-faktor yang menciptakan i’rab suatu kalimat
menjadi nashab.
Sedangkan pengertian amil nawashib yang dimaksud dalam ilmu nahwu ialah faktor-faktor (amil) yang
menashabkan fi’il mudhari. Benar, pada artikel sebelumnya telah kami tuliskan bahwa fi'il itu terbagi tiga
macam, yaitu fi'il madhi, fi'il mudhari', dan fi'il amar. Fi'il madhi dan fi'il amr tidaklah dimasuki amil-amil
karena keduanya di-mabni-kan, sedangkan fi'il mudhari' ialah mu'rab apabila tidak bertemu eksklusif
dengan nun inats dan nun taukid pada ujungnya.
Juga telah dikemukakan bahwa fi'il itu mampu memasuki tiga macam jenis i'rab, yaitu, i'rab rafa',
nashab, dan jazm baik dengan menggunakan harkat maupun dengan abjad. Selain itu kita juga mesti
tahu bahwa i'rab khusus untuk fi'il mudhari' yaitu di-rafa'-kan selamanya bila tidak ada amil yang me-
nashab-kan atau men-jazm-kan. Nah sampai disini, saya rasa sahabat-teman sudah faham apa itu amil-
amil nawashib. Yup, amil nawashib ini faktor-faktor yang merubah kedudukan fi'il mudhari' dari rafa'
menjadi nashab. Amil-amil yang men-jazm-kan akan kami jelaskan pada artikel selanjutnya. Oke, karena
kalian sudah faham apa itu amil-amil nawashib, kini saatnya kami menjelaskan pembagian amil-amil
nawashib ini.
Amil-amil nawashib yang me-nashab-kan fi'il mudhari' ada dua cuilan, yaitu:
An, bila tidak didahului oleh lafazh َعلِ َمdan ظَ َّن
Contohnya:
Huruf an merupakan bentuk ringan (takhfif) dari anna dan isim-nya dhamir sya'n yang dibuang. Bentuk
lengkapnya ialah ُ = َعلِ َم أَنَّهُ َسيَ ُكونDia mengetahui bahwa akan ada...
Maka harkat dari fi'il mudhari'-nya tidak berubah atau tetap rafa'. ia dan fa'il-nya menjadi khabar-nya
(anna), sebagaimana telah dijelaskan pada artikel wacana Inna dan Saudara-saudaranya
Apabila an didahului oleh ظَ َّن, maka ada dua model, acuan:
"Dan mereka menerka bahwa tidak akan terjadi suatu bencanapun". (al-maidah:71).
Boleh dibaca nashab dalam qiraah sab'ah menurut asumsi bahwa an dianggap sebagai karakter yang
me-nashab-kan fi'il mudhari', Juga boleh dibaca rafa' menurut ilustrasi karena an dianggap sebagai
bentuk takhfif dari anna yang di-tasydid-kan.
Lan
Contoh:
Kai Mashdariyyah (yang di-takwil mashdar), yaitu yang didahului oleh lam ta'liliyyah, baik secara lafazh
maupun taqdir
"(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kau jangan berduka cita". (al-hadid:23).
Apabila tidak diperkirakan mengandung makna lam, maka yang men-jar-kannya adalah kai, sedangkan
fi'il mudhari'-nya di-nashab-kan oleh an yang di sembunyikan sesudahnya secara wajib. Contohnya: َِج ْئتُك
ِك ْي تُ ْك ِر ُمنِ ْي, taqdir-nya ialah ك ِك ْي أَ ْن تُ ْك ِر َمنِ ْي
َ ُ ِج ْئت. Dan boleh dengan menggunakan lam ta'liliyah, teladan: ك
َ ُِج ْئت
ِك ْي لِتُ ْك ِر َمنِ ْي
Hendaknya tidak ada pemisah antara idzan dan fi'il yang di-nashab-kannya, atau terpisahkan di antara
keduanya oleh aksara qasam (sumpah) atau oleh laa nafiyah.
Contoh:
atau
Bersambung....
kesehatan
Berbagi
2 komentar:
Balas
Balas
‹
Beranda