Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA

LANSIA DENGAN HIPERTENSI


SYAIFURRAHMAN HIDAYAT, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Wiraraja
e-mail: dayat.fik@wiraraja.ac.id
LAYLATUL HASANAH, Program Studi Kebidanan Universitas Wiraraja
e-mail: lely.volter9@gmail.com
DEWI HERLINA SUSANTIN, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Wiraraja
e-mail: dewiherlina@gmail.com

ABSTRAK

Daun salam (syzygiumpolyanthum) merupakan salah satu dari jenis terapi herbal yang
digunakan untuk berbagai penyakit salah satunya yaitu untuk menangani penyakit hipertensi,untuk
menurunkan hipertensi dibutuhkan 10 lembar daun salam dan 300 ml air lalu direbus hingga
mendidih dan menyusut menjadi 200 ml dan dikonsumsi sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan
sore hari, masing-masing 100 ml. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air rebusan
daun salam dalam menurunkan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja UPT Puskesmas
Guluk-Guluk.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen Pre post test design, dimana
pada rancangan ini berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
kelompok eksperimental, dengan sampel sebanyak 30 0rang Pengumpulan data menggunakan
observasi tekanan darah langsung dan wawancara ke responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan pada responden
sebagian besar berada pada stage III sebanyak 22 orang (73,3 %), lalu sebagian kecil berada
pada stage IV dengan 2 orang (6,7 %). Setelah dilakukan penelitian menunujukkan sesudah
diberikan perlakuan pada responden sebagian besar menempati stage II sebanyak 28 orang (93,3
%), sebagian kecil berada pada stage I hanya 2 orang (6,7 %). Hasil uji T test paried dan uji T test
didapatkan nilai signifikan 0.000 yang nilainya lebih kecil dari taraf kesalahan α 0.05. sehingga H0
ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh air rebusan daun salam terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi di wilayah kerja UPT Puskesmas Guluk-
Guluk Kecamatan Guluk-Guluk.
Daun salam mempunyai kandungan kimia seperti minyak atsiri, sitrat, euganol, tannin serta
flavanoid yang dipercaya mampu untuk menurunkan tekanan darah, mekanisme kerja dari daun
salam ini yaitu merangsang sekresi cairan empedu sehingga lemak akan keluar bersamaan
dengan usus yang kemudian mengurangi gumpalan lemak yang mengendap dalam pembuluh
darah sehingga aliran darah menjadi lancar dan tekanan darah akan normal.

Kata Kunci : Air Rebusan Daun Salam, MAP, Hipertensi.

PENDAHULUAN bahwa kesehatan merupakan aspek sangat


Menua atau menjadi tua merupakan penting yang perlu diperhatikan pada
proses alamiah yang berarti seseorang telah kehidupan lanjut usia oleh karena itu
melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, kesehatan lansia perlu mendapat perhatian
dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda baik khusus dengan
secara biologis maupun psikis, menurut pasal tetap dipelihara dan ditingkatkan
1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 tahun 1998 kesehatannya agar dapat hidup secara
tentang kesehatan dikatakan usia lanjut produktif sesuai dengan kemampuannya
adalah seseorang yang telah mencapai usia (Widuri H, 2010).
lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008). Hipertensi dapat digolongkan menurut
Semakin tua seseorang cenderung derajat keparahannya, penggolongan berkisar
semakin berkurang daya tahan fisik dan daya dari hipertensi ringan dengan tekanan
fikir mereka oleh Karena itu kesehatan lansia diastolik antara 90 dan 104 mmHg, sampai
sangat penting untuk lebih diperhatikan, berat dengan tekanan diastolik antara 105
kurangnya perhatian terhadap kelompok lanjut dan 120 mmHg hingga maligma dengan
usia dapat menimbulkan permasalahan yang tekanan diastolik lebih dari 120 mmHg
kompleks terhadap lansia tersebut, mengingat (Patricia dkk, 2013).Secara visual hipertensi

14
15 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

memang tidak tampak mengerikan karenanya Di wilayah kerja UPT Puskesmas Guluk-
para penderita hipertensi tidak menaruh Guluk merekap 10 penyakit tertinggi
perhatian khusus pada penyakit ini dan diantaranya ialah hipertensi dimana penelitian
kadang menganggap remeh penyakit ini ini menitik beratkan pada lansia dengan
namun penyakit hipertensi ini bias membuat hipertensi derajat III atau hipertensi berat
pasien terancam jiwanya atau paling tidak dimana ada 175 orang lansia yang menderita
bias menurunkan kualitas hidupnya karena hipertensi dari bulan April sampai bulan
hal itu penyakit ini dijuluki sebagai penyakit September tahun 2017, dimana 76
terselubung atau silent killer, bila seseorang diantaranya yaitu lansia laki-laki dan 99 orang
mengalami tekanan darah tinggi dan tidak lansia perempuan.
mendapatkan pengobatan secara tepat maka Berdasarkan hasil studi pendahuluan
akan menimbulkan komplikasi yang lebih yang dilakukan kepada 10 orang lansia di
serius seperti kelainan pembuluh darah, wilayah kerja UPT puskesmas Guluk-guluk
jantung (kardiovaskuler), gangguan ginjal, kecamatan Guluk-guluk dimana 10 atau 100%
pecahnya pembuluh darah di otak atau yang lansia menderita penyakit hipertensi, dimana
disebut dengan stroke. 3 (30%) orang diantaranya mempunyai
Data World Health Organization (WHO) tekanan darah 160/90 mmHg, 1 (10%)
tahun 2011 menunjukan 1 milyar orang di dengan tekanan darah 180/100 mmHg, 2
dunia menderita penyakit hipertensi dan (20%) dengantekanandarah 170/100 mmHg
prevalensi penyakit hipertensi ini akan dan 1 (10%) mempunyai tekanan darah
semakin terus meningkat tajam dan WHO 170/90 mmHg serta 3 orang (30%) lainnya
memprediksikan pada tahun 2025 ada 29% mempunyai tekanan darah 180/100 mmHg.
orang dewasa yang akan menderita penyakit Penyakit hipertensi ini terjadi disebabkan oleh
hipertensi yang artinya penderita hipertensi di gaya hidup lansia yang kurang sehat karena
dunia sangat banyak dan penyakit jantung para lansia ini suka mengkonsumsi garam
(kardiovaskuler), ginjal dan stroke yang secara berlebihan selain itu para lansia ini
menjadi komplikasi dari penyakit hipertensi ini juga menganggap bahwa penyakit hipertensi
juga akan banyak itu sebabnya penyakit ini sebagai penyakit yang sudah lazim yang
hipertensi ini dijuluki sebagai sillent killer atau biasa di derita oleh orang-orang dengan usia
pembunuh dengan pelan-pelan. lanjut itu sebabnya biasanya mereka tidak
Menurut data riset kesehatan dasar langsung memberikan perhatian secara
(Riskesdas) pada tahun 2013 menunujukkan khusus pada penyakit ini.
bahwa 25,8% penduduk indonesia menderita Faktor yang menyebabkan terjadinya
penyakit hipertensi dan menurut sample penyakit hipertensi di wilayah kerja UPT
registration system (SRS) indonesia pada Puskesmas Guluk-Guluk ini karena pola hidup
tahun 2014 hipertensi dengan komplikasi lansia yang tidak sehat dimana para lansia
sebesar (5,3%) dimana hipertensi ini yang ada di Wilayah Kerja UPT Pukesmas
merupakan penyebab kematian nomor 5 pada Guluk-Guluk Kecamatan Guluk-Guluk ini
semua umur artinya baik pada usia dewasa sering mengkonsumsi garam secara
maupun usia lanjut atau lansia, pada tahun berlebihan ditambah kurangnya berolah raga
2016 survei indikator kesehatan nasional serta tidak semua lansia aktif dalam kegiatan
(Sirkesnas) melihat bahwa angka hipertensi posyandu lansia yang diadakan oleh
meningkat menjadi 32,4% penduduk puskesmas sehingga banyak lansia yang
indonesia menderita penyakit hipertensi, menderita penyakit hipertensi , tetapi tidak
setidaknya ada 31, 7% masyarakat menderita semua lansia menganggap serius penyakit ini
hipertensi di wilayah jawa timur. biasanya mereka acuh dan menganggap
Berdasarkan data yang didapat dari bahwa penyakit hipertensi ini adalah penyakit
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep pada yang biasa diderita oleh orang-orang yang
tahun 2016 tercatat bahwa hipertensi sudah berusia lanjut.
merupakan penyakit tertinggi yang banyak Penatalaksanaan pasien hipertensi
diderita oleh lansia dan Guluk-Guluk dapat dilakukan dengan terapi farmakologi
merupakan desa yang termasuk 5 tertinggi dengan pemberian anti hipertensi yang sering
dengan penderita hipertensi pada lansia, digunakan antara lain diuretic, alfa-blocker,
penderita hipertensi pada lansia di UPT beta-blocker, vasodilator, ACE-Inhibitor,
Puskesmas Guluk-Guluk berjumlah 330 orang angiotensin II blocker dimana obat-obatan ini
lansia dengan 143 orang lansia laki-laki dan memiliki efek samping, mahal serta
187 orang lansia perempuan.
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 16

penggunaannya seumur hidup bagi si menurunkan tekanan darah pada pasien


penderita hipertensi. hipertensi. Berdasarkan uraian dan hasil studi
Selain terapi farmakologi ada terapi non pendahuluan diatas maka didapatkan sejauh
farmakologi atau yang lebih dikenal dengan mana pengaruh rebusan daun salam terhadap
pengobatan tradisional (herbal) seperti penunan tekanan darah pada pasien
rebusan daun alpukat yang dapat hipertensi pada lansia yang akan diteliti pada
menurunkan tekanan darah pada pasien penelitian ini yaitu“ pengaruh rebusan daun
hipertensi namun, akhir-akhir ini terdapat salam terhadap penurunan tekanan darah
penelitian terbaru mengenai rebusan daun pada penderita hipertensi lansia”
salam (syzygiumpolyanthum) sebagai salah
satu tanaman yang dapat digunakan sebagai METODOLOGI PENELITIAN
obat untuk berbagai macam penyakit salah Penelitian ini menggunakan metode pra-
satunya adalah penyakit hipertensi. ekperimental, dengan rancangan one group
Daun salam (syzygiumpolyanthum) pre test dan pos test, Populasi yaitu Seluruh
merupakan tanaman yang banyak memiliki lansia yang menderita hipertensi di wilayah
manfaat selain digunakan untuk bumbu kerja UPT Puskesmas Guluk-guluk sebanyak
masakan daun salam ini juga digunakan 175, Sampel penelitian ini yaitu sebagian
sebagai obat herbal dimana daun salam ini lansia yang menderita hipertensi di wilayah
mampu mengatasi berbagai macam penyakit kerja UPT Puskesmas Guluk-guluk sesuai
salah satunya yaitu penyakit hipertensi criteria, menggunakan tehnik purposive
dimana kandungan minyak asiri (sitrat, sampling sebanyak 30 sampel. Penelitian
euganol), tamin dan flavoida dalam daun dilakuakn dengan cara pemeriksaan tekanan
salam ini mempunyai fungsi untuk darah terlebih dahulu, kemudian diberikan
menurunkan tekanan darah pada penderita intervensi air rebusan daun salam selama 7
hipertensi (Nurcahyati E, 2014). hari sebanyak 2 kali sehari sebelum makan,
Daunsalam (syzygiumpolyanthum) serta dilakukan kembali pemeriksaan
merupakan salah satu dari jenis terapi herbal pengukuran tekanan darah setelah hari ke-7,
yang digunakan untuk berbagai penyakit analisa data menggunakan Uji Paired
salah satunya yaitu untuk menangani penyakit samples t-tes untuk menentukan secara
hipertensi, selain mudah didapat serta statistis adanya pengaruh rebusan daun
harganya yang murah daun salam juga salam terhadap penurunan tekanan darah
mempunyai banyak khasiat yaitu dapat pada lansia dengan hipertensi
menjadi obat maag, diare, menurunkan kadar
gula darah (diabetes militus), menurunkan HASIL PENELITIAN
kolestrol (cholesterol), menurunkan hipertensi 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
dan asam urat (Nisa, 2012). Mekanisme kerja Puskesmas Guluk-Guluk terletak di
dari kandungan kimia yang terdapat pada desa Guluk-Guluk Kecamatan Guluk-
daun salam ini dapat merangsang sekresi Guluk, adapun batas-batas wilayah desa
cairan empedu sehingga kolestrol akan keluar Guluk-Guluk sebagai berikut:
bersamaan dengan cairan empedu menuju 1. Sebelah Timur : Desa Ketawang Laok
usus dan merangsang sirkulasi pembuluh 2. Sebelah Barat : Desa Pordapor
darah sehingga dapat mengurangi terjadinya 3. Sebelah Selatan : Desa Pragaan
pengendapan lemak di dalam pembuluh 4. Sebelah Utara : Desa Pananggungan
darah (Hembing, 2006). 2. Karakteristik Responden Berdasarkan
Menurut penelitian yang dilakukanoleh Jenis Kelamin
(AnasTansari, 2013) dengan judul keefektivan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
antara daun alpukat dan daun salam terhadap Berdasarkan Jenis Kelamin pada Lansia
penurunan tekanan darah pada penderita yang Menderita Hipertensi
hipertensi dimana penelitian menunjukkan Responden
bahwa rebusan daun salam lebih efektiv No. Jenis Kelamin
Jumlah %
dibandingkan dengan rebusan daun alpukat,
penelitian ini juga didukung penelitian yang 1 Laki-laki 15 50%
dilakukan oleh (Srimargowati, 2016) dengan 2 Perempuan 15 50%
judul pengaruh rebusan daun salam terhadap TOTAL 30 100%
penurunan tekanan darah pada pasien Berdasarkan tebel 1 menunjukkan bahwa
hipertensi hasil penelitian menunjukkan setengah dari jenis kelamin responden adalah
bahwa rebusan daun salam dapat laki-laki sebanyak 15 (50,0%) dan
17 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

setengajnya adalah perempuan sebanyak 15 sebagian kecil adalah pedagang sebanyak 3


(50,%). orang (10 %).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan 6. Uji Normalitas
Umur Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Shapiro-Wilk (n = 30)
Berdasarkan Umur pada Lansia yang Uji Normalitas Df Sig Keterangan
Menderita Hipertensi Sebelum
30 0,417 (>0,05):
Responden intervensi
No Umur
Jumlah % Sesudah
30 0,172 (>0,05):
1 50-59 13 43,30% intervensi
2 60-69 8 26,70% Berdasarkan tabel 5. menunjukkan
3 70-79 9 30,00% bahwa hasil uji normalitas data menggunakan
TOTAL 30 100% uji Shapiro-Wilk dengan jumlah sampel
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden, dimana hasil uji
hampir setengah dari umur responden paling normalitas data MAP Sebelum diberikan air
banyak adalah 50-59 tahun sebanyak 13 rebusan daun salam pada responden yaitu
orang (43,3 %), yang berumur 70-79 sebanyak dengan nilai sig 0,417 (> 0,05) yang
9 orang (30,0 %) dan sebagian kecil yang menyatakan bahwa sebaran data normal,
berumur 60-69 sebanyak 8 orang (36,7 %). sedangkan uji normalitas data dengan jumlah
4. Karakteristik Responden Berdasarkan sampel sebanyak 30 responden. Sesudah
Tingkat pendidikan diberikan air rebusan daun salam pada
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden responden yaitu dengan nilai sig 0,172 (>
Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada 0,05) yang menyatakan bahwa sebaran data
Lansia yang Menderita Hipertensi normal.
Tingkat Responden
No 7. Tekanan darah sebelum dilakukan
Pendidikan Jumlah % pemberian air rebusan daun salam Pada
Tidak Lansia
1 18 60%
Sekolah Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden
2 SD 7 23,30% Berdasarkan tekanan darah sebelum
3 SMP 5 16,70% dilakukan pemberian air rebusan daun salam
pada lansia dengan Hipertensi
TOTAL 30 100%
Responden
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa No STAGE
hampir setengah dari tingkat pendidikan Jumlah Persentase
responden paling banyak adalah tidak atau 1 Stage I 0 0%
belum tamat sekolah sebanyak 18 orang (60 2 Stage II 2 6,70%
%), dan pendidikan SD sebanyak 7 orang 3 Stage III 22 73,30%
(23,3 %) dan sebagian kecil berpendidikan
4 Stage IV 6 20,00%
SMP sebanyak 5 orang (16,7 %).
5. Karakteristik Responen Berdasarkan TOTAL 30 100%
Pekerjaan Berdasarkan tabel 6 menunjukkan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden secara deskriptif pada responden yang
Berdasarkan Pekerjaan pada Lansia yang sebelum diberikan air rebusan daun salam
Menderita Hipertensi sebagian besar dari stage tertingi berada
Responden pada stage III sebanyak 22 orang (73,3 %),
No. Pekerjaan pada stage IV berjumlah 6 orang (20,0 %),
Jumlah %
dan sebagian kecil berada di stage II
1 Petani 14 46.7 % berjumlah 2 orang (6,7 %).
2 Pedagang 3 10%
3 IRT 13 43,30% 8. Tekanan Darah Setelah dilakukan
TOTAL 30 100% pemberian air rebusan daun salam pada
Berdasarkan table 4 menunjukan lansia
bahwa hampir setengah dari pekerjaan Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden
responden paling banyak adalah petani Berdasarkan tekanan darah setelah dilakukan
sebanyak 14 orang (46,7 %), dan ibu rumah pemberian air rebusan daun salam pada
tangga sebanyak 13 orang (43,3 %) dan Lansia yang Menderita Hipertensi.
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 18

No Responden Berdasarkan tabel 7 menunjukkan secara


STAGE
Jumlah Persentase deskriptif pada responden setelah diberikan
1 Stage I 2 6,70% air rebusan daun salam sebagian besar dari
2 Stage II 28 93,30% stage tertinggi berada pada stage II sebanyak
3 Stage III 0 0% 28 orang (93, %), pada stage I berjumlah 2
4 Stage IV 0 0% orang (6,7 %), dan sebagian kecil berada
TOTAL 30 100% pada stage III dan stage IV berjumlah 0 orang
8. Tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian air rebusan daun salam pada lansia
Tabel 8. Perbedaan MAP Sebelum dan Sesudah pemberian air ebusan daun salam pada
Responden April 2018 (n = 30)
STAGE SEBELUM SESUDAH
NO Keterangan
HIPERTENSI Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Stage I 0 0% 2 6,7 % Meningkat
2 Stage II 2 6,7 % 28 93,3 % Meningkat
3 Stage III 22 73,3 % 0 0% Menurun
4 Stage IV 6 20 % 0 0% Menurun
Total 30 100 % 30 100 %
Uji Paired samples t-tes = 0.000 (p value <0.05)
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan %), pada stage IV berjumlah 6 orang (20 %),
secara deskriptif pada responden yang sebagian kecil berada pada stage II hanya 2
sebelum diberikan air rebusan daun salam orang (6,7 %). Hasil penelitian tersebut
sebagian kecil dari stage tertinggi berada menunjukkan sebelum diberikan air rebusan
pada stage III sebanyak 22 orang (73,3), pada daun salam pada responden pasien hipertensi
stage II berjumlah 2 orang (6,7 %) dan yang tergolong pada kategori stage III dengan
sebagian kecil berada pada stage I dan stage nilai MAP 120-133.
IV dengan 0 orang (0 %). Sedangkan pada Hipertensi suatu kondisi dimana
responden sesudah diberikan air rebusan pembuluh darah terus-menerus mengalami
daun salam sebagian besar menempati stage peningkatan tekanan. Darah dibawa dari
II sebanyak 28 orang (93,3 %), pada stage I jantung keseluruh bagian tubuh melalui
hanya 2 orang (6.7 %), dan sebagian kecil pembuluh darah. Tekanan darah dibuat oleh
yang berada pada stage I dan stage IV kekuatan darah yang mendorong terhadap
dengan 0 orang (0 %). Hal tersebut dinding pembuluh darah (arteri). Semakin
menggambarkan keberhasilan pemberian air tinggi tekanan semakin keras jantung
rebusan daun salam menurunkan tekanan memompa (WHO,2013). Hipertensi dapat
darah pada lansia. digolongkan menjadi dua yaitu hipertensi
Untuk menjelaskan hasil uji Paired esensial (primer) dan hipertensi sekunder,
samples t-tes Stage sebelum dan sesudah hipertensi primer adalah hipertensi yang
perlakuan pada responden bahwa dengan banyak terjadi sekitar 95% dari kasus
derajat kesalahan 5% (0,05), dengan nilai terjadinya hipertensi adalah hipertensi primer
signifikan 0,000 lebih kecil dari nilai α: 0.05, dimana hipertensi primer ini sering dikaitkan
maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti dengan gaya hidup dan pola makan yang
perbedaan tersebut dapat dinyatakan kurang baik sehingga menyebabkan
bermakna, sehingga disimpulkan terjadi terjadinya hipertensi dan 5%nya lagi
penurunan MAP sebelum dan sesudah diakibatkan oleh hipertensi sekunder yaitu
pemberian air rebusan dan salam pada hipertensi yang disebabkan oleh penyakit atau
responden. komplikasi dari penyakit lain (Palmer, 2007).
Menurut Peter dalam Prammana
PEMBAHASAN (2016), mengemukakan bahwa kondisi yang
1. Tekanan darah sebelum dilakukan berkaitan dengan usia ini adalah produk
pemberian air rebusan daun salam pada samping dari kehausan Arterioklerosis dari
lansia. arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat
Berdasarkan hasil penelitian dari berkurangnya kelenturan. Pengerasan
didapatkan bahwa nilai stage pada responden arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku,
sebelum diberikan air rebusan daun salam arteri dan aorta itu kehilangan penyesuaian
sebagian besar dari stage tertinggi berada diri. Kekakuan pembuluh darah disertai
pada stage III sebanyak 22 orang (73,3 %), dengan penyempitan dan kemungkinan
19 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

pembesaran plague yang menghambat mengakibatkan aliran darah ke seluruh tubuh


gangguan peredaran darah perifer. Kekakuan akan berkurang, hal inilah yang menyebabkan
dan kelambanan aliran darah menyebabkan terjadinya tekanan darah akan meningkat.
beban jantung bertambah berat yang pada Semakin tua seseorang cenderung
akhirnya dekompensasi dengan peningkatan semakin berkurang daya tahan fisik dan daya
upaya pemompaan jantung yang memberikan fikir mereka oleh Karena itu kesehatan lansia
gambaran peningkatan tekanan darah dalam sangat penting untuk lebih diperhatikan,
sistem sirkulasi. kurangnya perhatian terhadap kelompok lanjut
Hipertensi dilihat dari penyebabnya usia dapat menimbulkan permasalahan yang
secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu kompleks terhadap lansia tersebut, mengingat
hipertensi primer dan hipertensi sekunder. bahwa kesehatan merupakan aspek sangat
Pada hipertensi primer yang menjadi salah penting yang perlu diperhatikan pada
satu penyebab yaitu usia semakin kehidupan lanjut usia oleh karena itu
bertambahnya usia, maka tekanan darah juga kesehatan lansia perlu mendapat perhatian
akan meningkat. Setelah usia 45 tahun, khusus dengan tetap dipelihara dan
dinding arteri akan mengalami penebalan oleh ditingkatkan kesehatannya agar dapat hidup
karena adanya penumpukan zat kolagen pada secara produktif sesuai dengan
lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan kemampuannya (Widuri H, 2010).
berangsur-angsur menyempit dan menjadi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kaku. Peningkatan usia akan menyebabkan setengah dari responden adalah tidak atau
beberapa perubahan fisiologis, pada usia belum tamat sekolah (60 %). Kurangnya
lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer pengetahuan secara tidak langsung menjadi
dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan salah satu faktor penyebab terjadinya
darah yaitu refleks baroreseptor pada usia penyakit hipertensi, pola hidup yang kurang
lanjut sensitivitasnya sudah berkurang, sehat salah satunya yaitu merokok, minum
sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang alkohol, minum obat- obatan seperti
dimana pada aliran darah ke ginjal dan laju ephedrine, prednison, epineprin. dan
filtrasi glomerulus menurun (price dan wilson kurangnya olahraga dapat menaikan risiko
dalam Prammana, 2016). untuk bertambahnya berat badan sehingga
Menurut Prammana, dkk (2016), secara otomatis dapat terjadinya penimbunan
mengatakan bahwa penyebab hipertensi pada lemak, risiko terhadap terjadinya
orang lanjut usia adalah terjadinya penyumbatan ataupun obstruksi didalam
perubahan-perubahan pada elastisitas dinding dinding pembuluh darah lebih besar. Selain itu
aorta yang menurun, selain itu katub jantung pola makan yang salah juga menjadi salah
yang menebal dan menjadi kaku sehingga satu faktor risiko untuk terjadinya penyakit
kemampuan jantung untuk memompa darah hipertensi yaitu kebiasaan makan-makanan
menurun 1% setiap tahun sesudah berumur yang terlalu asin dan berlemak. Menurut
20 tahun, akibatnya kemampuan jantung Anggara dan Prayitno dalam Prammana,
memompa darah menjadi menurun sehingga (2016) mengatakan, tingkat pendidikan secara
menyebabkan menurunnya kontraksi dan tidak langsung juga mempengaruhi tekanan
volumenya. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
darah, hal ini terjadi karena kurangnya Tingginya risiko terkena hipertensi
efektifitas pembuluh darah perifer untuk pada pendidikan yang rendah, kemungkinan
oksigenisasi. Dan mengakibatkan terjadinya disebabkan karena kurangnya pengetahuan
resistensi pembuluh darah perifer. pada seseorang yang berpendidikan rendah
Bertambahnya usia pada setiap terhadap kesehatan dan sulit atau lambat
seorang individu, pada usia yang semakin tua, menerima informasi (penyuluhan) yang
seluruh fungsi organ dalam tubuh pada lansia diberikan oleh petugas kesehatan sehingga
mengalami penurunan fungsi, salah satunya berdampak pada perilaku/pola hidup sehat.
yang mengalami penurunan fungsi kerja
organ yaitu pada organ jantung dalam hal 2. Tekanan darah sesudah dilakukan
hipertensi. Jantung merupakan suatu organ pemberian air rebusan daun salam
yang berfungsi untuk mengatur aliran darah pada lansia.
dalam tubuh. Selain jantung, pada sistem Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembuluh darah sangat berpengaruh nilai stage pada responden sesudah diberikan
terhadap terjadinya penyakit hipertensi, air rebusan daun salam paling banyak
menurunnya elastisitas pembuluh darah menempati stage II sebanyak 28 orang (93.3
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 20

%), sebagian kecil berada pada stage I hanya (93.3 %), pada stage I hanya 2 orang (6,7 %),
2 orang (6,7 %). Sehingga disimpulkan terjadi sebagian kecil berada pada stage III da stage
penurunan Stage Sesudah Pemberian Air IV dengan 0 orang (0 %). Hal tersebut
Rebusan Daun Salam Di Wilayah Kerja UPT menggambarkan keberhasilan air rebusan
Puskesmas Guluk-Guluk Kecamatan Guluk- daun salam. Berdasarkan Hasil uji Paired
Guluk. samples t-tes MAP sebelum dan sesudah
Daun salam (syzygium polyanthum) perlakuan pada responden bahwa dengan
merupakan salah satu dari jenis terapi herbal derajat kesalahan 5% (0,05), dengan nilai
yang dapat digunakan untuk mengatasi signifikan 0,000 lebih kecil dari nilai α: 0.05,
berbagai penyakit salah satunya yaitu untuk maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti
menangani penyakit hipertensi, selain mudah perbedaan tersebut dapat dinyatakan
untuk didapat daun salam ini juga mudah dan bermakna.
sering dijumpai serta harganya juga yang Penurunan tekanan darah pada lansia
relatif murah daun salam ini ternyata juga diakibatkan oleh kandungan kimia yang
mempunyai segudang manfaat yaitu dapat terdapat didalamnya seperti minyak atsiri,
menjadi obat maag, diare, menurunkan kadar sitrat, euganol, flavanoid serta tannin yang
gula (Diabetes Militus), menurunkan kadar mempunyai fungsi untuk menurunkan tekanan
kolestrol serta asam urat (Nisa, 2012). darah dimana cara kerja dari senyaa kimia ini
Dari hasil penelitian yang dilakukan degan cara mengeksresi cairan empedu
oleh Anas Tansari (2013) didapatkan hasil sehingga kolestrol yang ada didalam
bahwa daun salam ternyata lebih efektif pembuluh darah keluar bersamaan dengan
dalam menurunkan tekanan darah pada zat-zat sisa yang sudah tidak diperlukan lagi
penderita hipertensi dibandingkan dengan oleh tubuh (urine) sehingga aliran darah
daun alpukat karena didalam daun salam itu menjadi lancar (Nurcahyati E, 2014).
sendiri mengandung kandungan kimia Menurut hasil penelitian dari
flavanoid, minyak atsiri, tannin serta euganol Srimargowati, (2016) mengatakan bahwa dari
yang dapat menurunkan tekanan darah pada 34 responden yang mengalami tekanan darah
penderita lansia. tinggi semuanya mengalami penurunan
Oleh karena itu dengan tekanan darah setelah diberikan air rebusan
mengkonsumsi air rebusan daun salam 2 kali daun salam paling banyak berada pada
sehari sebanyak 200 ml pada pagi dan sore kategori hipertensi ringan (Stage I). Daun
hari sebelum makan selama 7 hari salam ini terbukti dapat menurunkan tekanan
diharapkan tekanan darah tinggi pada lansia darah hal ini dikarenakan kandungan
dapat menurun, berdasarkan hasil penelitian flavanoid yang terdapat pada daun salam,
terjadi penurunan nilai stage dengan dimana mekanisme kerja dari kandungan
persentase 42.1 %, Hasil penelitian yang kimia tersebut yaitu dengan cara merangsang
dilakukan oleh Srimargowati (2016), sekresi cairan empedu sehinga kolesterol
didapatkan hasil penelitian yang menunjukan akan keluar bersamaan dengan cairan emped
penurunan tekanan darah diastol 20 mmHg munuju usus serta merangsang sirkulasi
dengan nilai p < 0,05. Sedangkan tekanan darah sehingga mengurangi terjadinya
darah sistol menunjukan penurunan yang pengendapan lemak pada pembuluh darah,
signifikan dengan nilai p < 0,05. maka dari itu air rebusan daun alam dapat
menurunkan tekanan darah tingi pada lansia.
3. Tekanan darah sebelum dan sesudah
dilakukan pemberian air rebusan daun KESIMPULAN
salam pada lansia. 1. Nilai stage pada responden yang sebelum
Secara deskriptif pada responden diberikan air rebusan daun salam
yang sebelum diberikan air rebusan daun sebagian besar berada pada stage III
salam sebagian besar dari stage tertinggi sebanyak 22 orang (73,3 %), lalu
berada pada stage III sebanyak 22 orang sebagian kecil berada pada stage I
(73,3 %), maka yang berada pada stage IV dengan 0 orang (0 %).
berjumlah 8 orang (20 %), pada stage II 2. Nilai stage pada responden sesudah
hanya 2 orang (6,7 %), sebagian kecil berada diberikan air rebusan daun salam
pada stage I dengan 0 orang (0 %). sebagian besar menempati stage II
Sedangkan pada responden sesudah sebanyak 28 orang (93,3 %), dan
diberikan air rebusan daun salam sebagian sebagian kecil berada pada stage III dan
besar menempati stage II sebanyak 28 orang stage IV dengan 0 orang (0 %).
21 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

3. Hasil penelitian menunjukkan ada Hayens,B,dkk. (2003). Buku Pintar


pengaruh air rebusan daun salam Menaklukkan Hipertensi. Jakarta : Ladang
terhadap penurunan tekanan darah pada Pustaka.
lansia di wilayah kerja UPT Puskesmas Depkes RI. (2003). Pedoman Kesehatan Bagi
Guluk-Guluk. Usia Lanjut.. Jakarta: Direktorat Bina
Kesehatan Keluarga
SARAN E Nurcayati. (2014). Khasiat Dahsyat Daun
1. Bagi institusi Salam. Jakarta: Jendela Sehat
Dapat dijadikan sebagai bahan refrensi Julianti, E. N. (2005). Bebas Hipertensi
baru, dalam memberikan terapi non dengan Terapi Jus. Jakarta: Puspa
farmakologis terhadap penurunan tekanan Suara.
darah tinggi (hipertensi) pada lansia. Lenny, (2008). Ilmu Farmakologi Kesehatan.
2. Bagi profesi keperawatan. Jakarta: EGC.
Hasil penelitian dapat memberikan suatu Nisa. (2012). Ajaibnya Terapi Hipertensi
pengetahuan bagi pendidikan ilmu Tumpas Penyakit Hipertensi .Jakarta :
keperawatan, khususnya dalam Dunia Sehat.
memberikan terapi alternatif untuk Hembing, (2006). Ramuan Tradisional Untuk
penurunan tekanan darah tinggi. Pengobatan Darah Tinggi. Jakarta:
3. Bagi Penderita Hipertensi Penebar Swadaya.
Hasil penelitian dapat menjadi bahan Dalimartha S. (2008). 36 Resep Tumbuhan
pertimbangan untuk memilih terapi non Obat untuk Menurunkan Kolesterol.
farmakologis yang tepat dan efektif dalam Jakarta: Penebar Swadaya
menurunkan tekanan darah tinggi yaitu Muhammadan, (2010). Konsep Penyakit
dengan menkonsumsi air rebusan daun Dalam. Gudang ilmu. Surabaya
salam. Nursalam.(2013). Metodologi Penelitian Ilmu
4. Bagi masyarakat. keperawatan : Jakarta : Salemba Medika.
Hasil penelitian diharapkan dapat Palmer A, W. B. (2007). Tekanan Darah
memberikan salah satu pengobatan Tinggi. Jakarta: Erlangga.
alternatif untuk menurunkan tekanan Nugroho, (2000). Keperawatan Gerontik Edisi-
darah pada penderita hipertensi pada 2. Jakarta: EGC
lansia. Bustan M. N, (2007). Epidemiologi Penyakit
5. Bagi peneliti selanjutnya Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta.
Penelitian ini diharapkan dapat Saraswati. (2019). Diet Sehat Untuk Penyakit
merangsang penelitian tentang Asam Urat, Diabetes, Hipertensi dan
pengobatan alternatif untuk penurunan stroke. Jogjakarta: A Plus Book.
tekanan darah tinggi yang lebih efektif Wiryowidagdo, (2002). Tanaman Obat untuk
diberikan kepada penderita hipertensi. Penyakit Penyakit Jantung, Darah Tinggi,
& Kolesterol. Jakarta: Agromidia Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA Smeltzer B, (2002). Keperawatan Medikal
Maryam, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta: EGC
dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Lelono dkk, (2013). Biossay-guided isolation
Medika. and identification of antioxidative
H Widuri. (2010). Asuhan Keperawatan Pada compounds from the bark of Eugenia
Lanjut Usia Ditatanan Klinik. Yogyakarta : polyantha Pakistan journal of biological
Fitramaya. sciences 16 (16): 812-818.
Dalimartha, dkk. (2008). Care You Self Julianti E.N, (2005). Bebas hipertensi dengan
Hipertensi, Penebar plus, Jakarta. terapi jus, Jakarta: Puspa Suara
Ellisa, dkk (2009). Ilmu Penyakit Dalam Untuk Suddarthat Brunner, (2002). Buku Ajar
Tenaga Medis.Jakarta: FKUI. Keperawatan Medikal Bedah, Ed.8,
Patricia, dkk (2013). Keperawatan Kritis Jakarta: EGC
Pendekatan Asuhan Holistik Edisi 8 Muhammadan, (2010). Konsep Penyakit
Volume 2. Jakarta: EGC Dalam.Gedung Ilmu. Surabaya
Hardi. (2009). 100 Resep Sembuhkan Nursalam, (2013). Metodologi Penelitian Ilmu
Hipertensi, Obesitas dan Asam Urat. Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Jakarta: anggota IKAPI. Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai