Anda di halaman 1dari 12

Yusri, A. Y.

p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI PANGKAJENE
THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL ON MATHEMATICAL PROBLEM
SOLVING SKILL CLASS VII IN SMP NEGERI PANGKAJENE

Andi Yunarni Yusri

Pendidikan Matematika, STKIP Andi Matappa Pangkep


Jl. Andi Mauraga No 70, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia
Yunarniyusri@gmail.com

Abstrak
Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat
penting. Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
Problem Based Learning pada mata pelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 1 Pangkajene
pada materi pecahan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pra-
eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pangkajene yang
terdiri dari 12 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 439 orang. Adapun yang menjadi sampelnya
adalah siswa kelas VII. Aritmatika yang diambil dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3
kali pertemuan. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat 15 orang
siswa memperoleh nilai cukup, berarti (44.1%) siswa mendapat nilai pada rentang 55,00 – 69,99.
Terdapat 17 orang siswa memperoleh nilai baik, berarti (50%) siswa mendapat nilai pada rentang
70,00 – 84,99. Dan terdapat 2 orang siswa memperoleh nilai sangat baik, berarti (5.9%) siswa
mendapat nilai pada rentang 85,00 – 100. Dan nilai Fhitung > Ftabel (5.673 > 4.15), dengan taraf
signifikansi 0.23, yang berarti bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran problem based
learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII di SMP Negeri 1
Pangkajene.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan masalah.

Abstract
Problem-solving skills are part of a very important mathematical curriculum. Learning model
applied in this research is Problem Based Learning (PBL) learning model in mathematics subject in
class VII SMP Negeri 1 Pangkajene on fractional material. The type of research used in this study
is pre-experimental research. The population of this study is all students of class VII SMP Negeri 1
Pangkajene consisting of 12 classes with the number of students as much as 439 people. The
samples are the students of class VII. Arithmetic taken by purposive sampling technique. This
research was conducted in the odd semester of academic year 2017/2018. This study was
conducted in 3 meetings. Overall research results show that there are 15 students who get
enough value, 44.1% students get the value in the range 55.00 - 69.99. There are 17 students who
get good grades, 50% students get grades in the range 70.00 - 84.99. And there are 2 students
who get very good value, 5.9% students get the value in the range 85.00 - 100. And the value
Fcount> Ftable (5.673> 4.15), with significance level 0.23, there is influence model learning
problem based learning on the ability of solving problems of mathematics of grade VII students at
SMP Negeri 1 Pangkajene.
Keyword: Problem Based Learning Learning Model, Problem-solving Ability.

Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 51


Yusri, A. Y. http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa

I. PENDAHULUAN aktivitas dan prestasi belajar matematika


Pendidikan merupakan salah satu siswa.
faktor yang menentukan kualitas sumber Berdasarkan observasi yang dilakukan
daya manusia. Pemerintah melakukan di SMP Negeri 1 Pangkajene diperoleh
berbagai upaya untuk meningkatkan mutu keterangan bahwa guru sudah berusaha
pendidikan melalui penyempurnaan melakukan perbaikan yang terbaik
kurikulum. Penerapan kurikulum 2013 terhadap pelaksanaan pembelajaran untuk
diharapkan bisa berjalan secara optimal meningkatkan prestasi belajar matematika
untuk meningkatkan kualitas pendidikan siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum.
terutama pada mata pelajaran Namun masih terdapat beberapa hal yang
matematika. perlu ditindak lanjuti seperti kemampuan
Pelajaran matematika perlu diberikan pemecahan masalah siswa masih rendah.
kepada semua siswa mulai dari sekolah Kemampuan pemecahan masalah
dasar hingga jenjang perguruan tinggi merupakan bagian dari kurikulum
untuk membekali mereka dengan matematika yang sangat penting karena
kemampuan berpikir logis, analitis, dalam proses pembelajaran maupun
sistematis, kritis, dan kreatif, serta penyelesaiannya siswa dimungkinkan
kemampuan bekerjasama. Ini berarti memperoleh pengalaman menggunakan
matematika memegang peranan yang pengetahuan dan keterampilan yang
sangat penting dalam berbagai dimensi sudah dimiliki untuk diterapkan pada
kehidupan manusia, baik dalam kehidupan pemecahan masalah yang bersifat rutin.
sehari-hari, dalam perkembangan IPTEK, Pemecahan masalah merupakan
maupun dalam rangka pembentukan sikap kompetensi yang ditunjukkan siswa
positif siswa. didalam memahami serta memilih strategi
Besarnya peran matematika dalam pemecahan untuk menyelesaikan suatu
kehidupan ternyata tidak diimbangi permasalahan.
dengan minat siswa untuk belajar Walaupun dianggap sangat penting,
matematika. Banyak kalangan menyatakan tapi kegiatan pemecahan masalah masih
bahwa minat siswa untuk belajar dianggap sebagai bahan yang sulit dalam
matematika masih rendah. Sebagian besar matematika, demikian pula yang dialami
siswa masih menganggap matematika siswa di SMP Negeri 1 Pangkajene,
sebagai mata pelajaran yang menakutkan sebagian besar siswa disana merasa
dan membosankan. Materi matematika kesulitan jika dihadapkan dengan soal
dirasakan sebagai beban yang harus pemecahan masalah khususnya pada
diingat, dihafal, dan tidak dirasakan pembelajaran matematika. Hal ini terlihat
maknanya dalam kehidupan sehari-hari. bahwa siswa cenderung pasif dan guru
Hal ini akan berdampak pada rendahnya selalu memberikan suatu informasi secara
langsung, dalam arti siswa hanya

52 Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018


Yusri, A. Y. p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

menerima dan mengaplikasikan rumus proses pembelajaran adalah efektivitas


tanpa tahu dari mana asalnya dan penggunaan model pembelajaan. Model-
mengapa menggunakan rumus tersebut. model pembelajaran hendaknya relevan
Kurangnya kemampuan pemecahan dan mendukung tercapainya tujuan
masalah siswa juga terlihat pada saat pembelajaran. Adapun tujuan pengajaran
menghadapi soal matematika yang baru, adalah supaya siswa dapat berfikir aktif
hal tersebut nampak ketika siswa dan diberi kesempatan untuk mencoba
mengerjakan soal dan tidak bisa kemampuan di dalam berbagai kegiatan.
menjelaskan langkah-langkah Salah satu model pembelajaran yang
penyelesaian soal yang ditulisnya dapat meningkatkan kemampuan
membuat siswa menjadi sulit untuk pemecahan masalah matematika siswa
menentukan rumus yang akan digunakan, adalah pembelajaran dengan model
sulit menggunakan cara-cara ataupun Problem Based Learning (PBL).
strategi-strategi berbeda yang akan Pembelajaran dengan model Problem
digunakan untuk menyelesaikan masalah. Based Learning (PBL) adalah pendekatan
Siswa hanya mampu menggunakan rumus pengajaran yang memberikan tantangan
yang ada dan terlebih lagi menghapalkan bagi siswa untuk mencari solusi dari
contoh-contoh soal. Dalam penyelesaian permasalahan dunia nyata secara individu
soal, siswa umumnya hanya meniru maupun kelompok. Pembelajaran dengan
contoh soal dan ketika mengahadapi soal model Problem Based Learning (PBL)
yang lain, siswa akan merasa kesulitan. didasarkan pada prinsip bahwa masalah
Fakta ini menunjukkan bahwa dapat digunakan sebagai titik awal untuk
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa mendapatkan ilmu baru. Masalah yang
dalam mempelajari matematika hanya disajikan dalam pembelajaran diharapkan
sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
guru, sehingga dalam menyelesaikan soal- memahami konsep yang diberikan.
soalpun hanya sebatas mengikuti contoh- Model pembelajaran Problem Based
contoh soal yang diberikan. Hal tersebut Learning (PBL) didesain dalam bentuk
dikarenakan kurangnya pemahaman siswa pembelajaran yang diawali dengan
pada materi yang diajarkan oleh guru, struktur masalah real yang berkaitan
akibatnya siswa mengalami kesulitan dengan konsep-konsep matematika yang
dalam memecahkan masalah. Kesulitan akan diajarkan, siswa tidak hanya sekedar
dalam memahami tersebut dapat menerima informasi dari guru saja tetapi
berpengaruh pada hasil belajar siswa. guru harus memotivasi dan mengarahkan
Untuk mengatasi masalah tersebut, siswa agar terlibat agar aktif dalam seluruh
diperlukan suatu strategi pembelajaran proses pembelajaran.
yang lebih variatif. Salah satu alternatif Oleh karena itu penulis merasa tertarik
yang dapat menjadi pilihan guru dalam untuk mengadakan penelitian tentang

Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 53


Yusri, A. Y. http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa

“Pengaruh Model Pembelajaran Problem pecahan melalui model pembelajaran


Based Learning (PBL) Terhadap problem based learning. Hasil analisis data
Kemampuan Pemecahan Masalah penelitian yang dilakukan adalah hasil
Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri analisis yang disajikan dengan
1 Pangkajene”. menggunakan analisis deskriftif dan
analisis inferensial.
II. METODE
Metode yang digunakan dalam A. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
penelitian ini disebut metode kuantitatif. Analisis ini dimaksudkan untuk
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra- mendeskripsikan karakteristik distribusi
eksperimen yang dilaksanakan pada satu skor dari hasil tes kemampuan pemecahan
kelompok saja yang dinamakan kelompok masalah yaitu hasil tes kemampuan
eksperimen tanpa ada kelompok pemecahan masalah matematika siswa
pembanding atau kelompok kontrol. kelas VII Aritmatika SMP Negeri 1
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pangkajene. Analisis deskriptif ini
Pangkajene dengan responden penelitian ditampilkan dalam bentuk rata-rata,
adalah siswa kelas VII pada semester standar deviasi, skor maksimum dan skor
genap tahun ajaran 2017-2018. minimum serta ketuntasan hasil belajar
Variabel Penelitian siswa. Rangkuman statistik skor hasil
a. Variabal Bebas (X): Model belajar matematika siswa dan respon
pembelajaran matematika berbasis siswa kelas VII Arimatika SMP Negeri 1
Problem Based Learning (PBL). Pangkajene pada pokok bahasan bilangan
b. Variabel Terikat (Y): kemampuan pecahan dengan menggunakan model
pemecahan masalah matematika pembelajaran problem based learning
Desain Penelitian adalah sebagai berikut
Adapun desain dalam penelitian ini a. Statistik hasil tes kemampuan
adalah causal desaign, dapat pemecahan masalah matematika
digambarkan sebagai berikut: siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based
Learning
Data hasil analisis terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VII Arimatika SMP
Gambar 1. Bagan Desain Penelitian. Negeri 1 Pangkajene pada pokok bahasan
bilangan pecahan dengan menggunakan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN model pembelajaran problem based
Pada bab ini akan disajikan hasil learning, peneliti merangkumnya seperti
pengolahan data dan pembahasan hasil yang diperlihatkan pada tabel 1 berikut ini:
penelitian yang merupakan hasil dari tes
hasil belajar pada pokok bahasan bilangan

54 Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018


Yusri, A. Y. p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

diperoleh daftar distribusi frekuensi


Tabel 1.
Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Pemecahan
seperti pada tabel 2 sebagai berikut:
Masalah Matematika siswa Menggunakan model Tabel 2.
pembelajaran problem based learning Deskripsi Kualifikasi Tingkat Kemampuan
Statistik Nilai Statistik Pemecahan Masalah Matematika Siswa
N 34 Nilai Kualifikasi Persentase
Frekuansi
Rata-rata 70.62 (%)
Median 72.00 85,00 – Sangat
2 5.9 %
Modus 61 100 Baik
Standar deviasi 9.059 70,00 – Baik
17 50 %
Variansi 82.061 84,99
Rentang 31 55,00 – Cukup
15 44.1%
69,99
Nilai Minimum 55
40,00 – Kurang
Nilai Maximum 86 0 0%
54,99
Jumlah Nilai 2401
Sangat
(Sumber Peneliti: Hasil analisis data 2017) 0 – 39,99 0 0%
Kurang
Total 34 100%
Berdasarkan tabel 1 di atas (Sumber Peneliti: Hasil analisis data 2017)
menunjukkan bahwa, rata-rata hasil
belajar siswa yang mengikuti pelajaran Berdasarkan data dari tabel 2 dapat
dengan model problem based learning dilihat bahwa tidak ada siswa yang
pada pokok bahasan bilangan pecahan memperoleh nilai sangat kurang pada
adalah 70.62 dengan modus 61 atau nilai rentang 0 – 39,99 (0%), tidak ada siswa
yang paling banyak diperoleh, sedangkan yang memperoleh nilai kurang pada
nilai median menunjukkan angka 72.00 rentang 40,00 – 54,99 (0%), terdapat 15
yang menunjukkan nilai tengah yang orang siswa yang memperoleh nilai cukup
diperoleh siswa artinya nilai tengah dari pada rentang 55,00 – 69,99 (44.1%),
jumlah sampel memperoleh nilai 70 keatas terdapat 17 orang siswa yang memperoleh
dan setengahnya lagi memperoleh nilai 70 nilai baik pada rentang 70,00 – 84,99
kebawah. Standar deviasi 89.059, (50%), dan terdapat 2 ornag siswa yang
sedangkan variansinya adalah 82.061. Nilai memperoleh nilai sangat baik pada
maksimum yang diperoleh dari 34 siswa rentang 85,00 – 100 (5.9%).
yang mengikuti pembelajaran dengan Sehingga dapat dikatakan bahwa
model pembelajaran problem based terdapat pengaruh kemampuan
learning adalah 86, dan nilai minimumnya pemecahan masalah pada pembelajaran
adalah 55, sehingga rentang data berada dengan menggunakan model
pada angka 31. pembelajaran problem based learning
Selanjutnya jika data hasil belajar siswa kelas VII. Aritmatika SMPN 1
tersebut pada tabel 1 dikelompokkan Pangkajene.
kedalam lima kualifikasi tingkat a. Hasil Respon Siswa Terhadap model
kemampuan pemecahan masalah, maka pembelajran problem based learning

Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 55


Yusri, A. Y. http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa

Instrumen yang digunakan untuk keaktifan maksimum yang diperoleh dari


memperoleh data respon siswa adalah 34 siswa melalui model pembelajran
angket respon siswa. Angket ini diberikan problem based learning adalah 87, dan
kepada siswa sesudah mengikuti kegiatan nilai minimumnya adalah 62, sehingga
pembelajaran pada pokok bahasan rentang data berada pada angka 25.
bilangan pecahan dengan menggunakan Selanjutnya jika hasil data tersebut
model pembelajaran Problem Based pada tabel 4 dikelompokkan kedalam lima
Learning. kategori nilai, maka diperoleh daftar
Hasil analisis data respon siswa distribusi frekuensi seperti pada tabel 4
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang sebagai berikut.
diisi oleh 20 responden, yang secara Tabel 4.
Deskripsi Persentase Hasil Respon Siswa
singkat ditunjukkan pada tabel berikut.
Kepala Tabel Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3
Tabel 3. Persentase
Statistik Hasil Respon Siswa Terhadap Model Interval Skor Kategori Frekuensi
(%)
Pembelajran Problem Based Learning.
0 P Sangat
Statistik Nilai Statistik 0 0
39,99 Kurang
N 34
Rata-rata 75.00 40 P
Kurang 0 0
Median 76.00 54,99
Modus 80 55 P
Cukup 2 5.9%
Standar deviasi 7.336 64,99
Variansi 53.818 65 P
Rentang 25 Baik 19 55.9%
79,99
Nilai Minimum 62
(Sumber: Hasil analisis data 2017)
Nilai Maximum 87
Jumlah Nilai 2550
(Sumber Peneliti: Hasil analisis data 2017) Berdasarkan data dari tabel 4 dapat
dilihat bahwa rata-rata respon siswa
Berdasarkan tabel 3 di atas sangat baik terhadap model pembelajaran
menunjukkan bahwa, rata-rata respon problem based learning dengan pokok
siswa yang mengikuti pelajaran dengan bahasan bilangan pecahan karena
menggunakan model pembelajran terdapat 2 siswa yang merespon cukup
problem based learning adalah 75.00 pada rentang 55 ≤ P ≤ 64,99 (5.9%), dan
dengan modus 80 atau nilai yang paling terdapat 19 siswa yang merespon baik
banyak diperoleh, sedangkan nilai median pada rentang 65 ≤ P ≤ 79,99 (55.9%), dan
menunjukkan angka 76.00 yang terdapat 13 siswa yang merespon sangat
menunjukkan nilai tengah yang diperoleh baik pada rentang 80 ≤ P ≤ 100 (38.2%).
siswa artinya nilai tengah dari jumlah
sampel memperoleh nilai 76.00 keatas dan B. Hasil Analisis Statistik Inferensial
setengahnya lagi memperoleh nilai 76.00 Hasil analisis statistik inferensial
kebawah. Standar deviasi 7.336, dimaksudkan untuk menjawab hipotesis
sedangkan variansinya adalah 53.818. Nilai penelitian yang telah dirumuskan. Analisis

56 Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018


Yusri, A. Y. p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

statistik inferensial merupakan lanjutan (Sumber Peneliti: Hasil analisis data 2017)
dari analisis deskriptif, analisis ini
dilakukan dengan tahap uji normalitas Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
terlebih dahulu yakni untuk mengetahui untuk hasil respon siswa terhadap model
apakah sebaran data berasal dari populasi pembelajran problem based learning,
yang berdistribusi normal atau tidak, dengan sig = 0.123 > 0.05. Sedangkan data
setelah tahap uji normalitas terpenuhi kemampuan pemecahan masalah siswa
maka dapat dilakukan uji hipotesis dengan pada model pembelajaran problem based
menggunakan uji regresi, hasil analisis learning, dengan sig = 0.181 > 0.05. Dari
dapat dilihat lengkap pada lampiran E. hasil pengujian, seluruh data signifikansi
a. Uji Normalitas berada diatas taraf signifikansi 0.05, hal ini
Uji normalitas dilakukan untuk memberi makna bahwa seluruh data
mengetahui apakah sebaran data yang berdistribusi secara normal. Jadi pengujian
didapatkan berdistribusi normal atau normalitas terpenuhi.
tidak, uji ini perlu dilakukan sebagai b. Uji Regresi linear sederhana
persyaratan untuk melakukan pengujian Untuk menentukan persamaan regresi
hipotesis terhadap penelitian sebagai sederhana dapat dilakukan dengan
dasar dalam penarikan kesimpulan. Untuk bantuan program SPSS versi 22 pada tabel
mendapatkan kenormalan data, kriteria coefficients. Hasil analisis dapat dilihat
yag berlaku adalah jika p.sig. yang pada tabel 6 dibawah ini:
Tabel 6.
diperoleh > 𝛼, maka sampel berasal dari Uji Regresi Dengan Menggunakan tabel coefficients
populasi yang berdistribusi normal H1 Model B T Nilai Sig
ditolak. Jika p.sig.yang diperoleh <𝛼, maka Constant 34.680 2.288 0,029
Angket 0.479 2.382 0,023
sampel bukan berasal dari populasi yang (Sumber Peneliti: Hasil analisis data 2017)
berdistribusi normal Ho ditolak, dengan
taraf signifikan 𝛼 = 0,05. Selanjutnya melalui analisis regresi
Uji normalitas diuji dengan linier sederhana berdasarkan tabel
menggunakan program SPSS yaitu coefficients, untuk membuat keputusan
menggunakan uji kolmogorov-smirnov. apakah kemampuan pemecahan masalah
Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat matematika dapat meningkat atau tidak
pada Tabel 5 dibawah ini: melalui model pembelajaran problem
Tabel 5. based learning. Hasil analisis dengan
Uji Normalitas Dengan Menggunakan Kolmogorov-
Smirnov menggunakan bantuan program SPSS 22
Kolmogorov-Smirnov didapat nilai constan-nya (a) adalah 34.680
Statistik Df Sig sedangkan koefisien garis regresinya atau
Respon siswa 0,135 34 .123 respon siswanya (b)adalah 0.479. Dengan
Tes Kemampuan 0,127 34 .181 demikian persamaan regresinya bisa
Pemecahan Masalah
dituliskan sebagai berikut:

Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 57


Yusri, A. Y. http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa

Y’ = 34.680 + 0.479 X (Sumber Peneliti: Hasil analisis data 2017)


 Konstanta sebesar 3,256
menyatakan bahwa jika tidak ada Pada bagian ini menjelaskan apakah
nilai respon siswa maka nilai ada pengaruh yang nyata (signifikan)
kemampuan pemecahan masalah antara respon siswa pada model
sebesar 34.680. pembelajaran problem based learning
 Koefisien regresi X sebesar 0,479 (variabel bebas) terhadap kemampuan
menyatakan bahwa setiap pemecahan masalah siswa (variabel
penambahan 1 nilai respon siswa, terikat). Adapun kriteria jika dilihat dari
maka nilai hasil belajar bertambah aspek nilai signifikan dan nilai F sebagai
sebesar 0,479. berikut:
Tabel 7. Ho: Tidak terdapat pengaruh model
Uji Regresi Dengan Menggunakan Tabel Model pembelajaran Problem Based Learning
Summary
Model R R Square (PBL) terhadap kemampuan pemecahan
Angket dan tes 0.388a 0.151 masalah matematika siswa kelas VII di SMP
kemampuan pemecahan Negeri 1 Pangkajene.
masalah siswa
(Sumber Peneliti: Hasil analisis data 2017) H 1: Terdapat pengaruh model
pembelajaran Problem Based Learning
Tabel diatas menjelaskan besarnya nilai (PBL) terhadap kemampuan pemecahan
korelasi/hubungan (R) yaitu sebesar 0,388 masalah matematika siswa kelas VII di SMP
dan dijelaskan besarnya persentase Negeri 1 Pangkajene.
pengaruh variabel bebas terhadap variabel Adapun kriteria pengujian hipotesis jika
terikat yang disebut koefisien determinasi dilihat dari aspek nilai signifikan dan nilai F
yang merupakan hasil penguadratan R. sebagai berikut:
dari data tersebut diperoleh koefisien Jika nilai signifikan > dari nilai 0,05 maka
determinasi (R2) sebesar 0,151 yang H0 ditolak
mengandung pengertian bahwa pengaruh Jika nilai signifikan < dari nilai 0,05 maka
variabel bebas terhadap variabel terikat H1 diterima
adalah sebesar 15.1% sedangkan sisanya Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak
dipengaruhi oleh variabel yang lain. Jika Fhitung < Ftabel maka H1 ditolak
1) Uji Keberartian Regresi Dari data di atas terlihat bahwa Fhitung =
Dengan bantuan program SPSS versi 22 5.673 dengan tingkat signifikansi 0.023 <
dapat ditentukan keberartian regresi pada 0.05, sedangkan Ftabel = 4.15, maka H0
tabel ANOVA. Hasil analisis uji regresi ditolak H1 diterima, yang berarti ada
dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini. pengaruh model pembelajaran Problem
Tabel 8. Based Learning (PBL) terhadap
Uji Regresi Dengan Menggunakan Tabel ANOVA
kemampuan pemecahan masalah
Model Df F Signifikansi
Regression 1 5.673 0.023

58 Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018


Yusri, A. Y. p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

matematika siswa kelas VII di SMP Negeri mampu menuliskan apa yang diketahui
1 Pangkajene. dan apa yang ditanyakan secara tepat.
Pada tahap kemampuan merencanakan
C. Pembahasan Hasil Penelitian penyelesaian masalah, siswa harus dapat
Secara umum model pembelajran memikirkan langkah-langkah apa saja yang
kooperatif sudah terlaksanan dengan baik, penting dan saling menunjang untuk dapat
hal ini dilihat dengan baik sesuai dengan memecahkan masalah yang dihadapinya.
langkah-langkah Problem Based Learning, Pada tahap ini hanya sebagian siswa yang
dimana pada langkah yaitu mengamati, mampu merencanakan penyelesaian
memunculkan permasalahan, serta dengan membuat gambar (rumus)
menumpulkan data dengan indikator berdasarkan masalah secara tepat, karena
materi menyelesaikan operasi masih ada beberapa siswa yang tidak
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan merencanakan penyelesaian masalah
pembagian pada bilangan pecahan, siswa sama sekali (tidak menuliskan rumus).
sudah dapat merumuskan suatu masalah Pada tahap menyelesaikan masalah
terkait dengan fenomena yang akan sesuai rencana ini siswa harus dapat
diamatinya. Masalah itu dirumuskan membentuk sistematika soal yang lebih
berupa pertanyaan yang bersifat baku, dalam arti rumus-rumus yang akan
problematis, Siswa juga sudah mampu digunakan sudah merupakan rumus yang
mengumpulkan informasi (data) dalam siap untuk digunakan sesuai apa yang
rangka menyelesaikan masalah, baik digunakan dalam soal, kemudian siswa
secara individu maupun kelompok. mulai memasukkan data-data hingga
Maksud dari tahap memahami masalah menjurus kerencana pemecahannya,
menurut Polya ialah bahwa siswa harus setelah itu baru siswa melaksanakan
dapat memahami kondisi soal atau langkah-langkah rencana sehingga yang
masalah yang ada pada soal tersebut. akan diharapkan dari soal dapat
Menurutnya ciri bahwa siswa paham diselesaikan. Untuk kemampuan
terhadap isi soal ialah siswa dapat menyelesaikan masalah pada soal nomor
mengungkapkan pertanyaaan-pertanyaan 1, 2, 4, dan 5 sebagian besar siswa sudah
beserta jawabannya. Dari hasil tes mampu melaksanakan rencana dengan
kemampuan pemecahan masalah menuliskan jawaban dengan lengkap dan
matematika siswa, pada tahap ini siswa benar, tetapi pada soal nomor 3 hanya
sudah mampu memahami masalah, hal ini sebagian siswa yang dapat melaksanakan
dapat dilihat berdasarkan soal nomor rencana dengan menuliskan jawaban
1,2,3,4 dan 5 dengan indikator materi tetapi jawaban salah atau hanya sebagian
menyelesaikan operasi penjumlahan, besar jawaban benar.
pengurangan, perkalian dan pembagian Pada tahap memeriksa kembali
pada bilangan pecahan, siswa sudah diharapkan dari keterampilan siswa dalam

Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 59


Yusri, A. Y. http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa

memecahkan masalah untuk tahap ini rentang 55 ≤ P ≤ 64,99, dan terdapat 19


adalah siswa harus berusaha mengecek siswa yang merespon baik, yang berarti
ulang dan menelaah kembali dengan teliti 55.9% nilai siswa berada pada rentang 65
setiap langkah pemecahan yang dilakukan. ≤ P ≤ 79,99, dan terdapat 13 siswa
Pada tahap ini siswa sudah mmapu merespon sangat baik, berarti 38.2% nilai
menafsirkan hasil yag diperoleh dengan siswa berada pada rentang 80 ≤ P ≤ 100.
membuat kesimpula secara tepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa
Hal ini berkaitan dengan teori adanya pengaruh kemampuan pemecahan
konstruktivisme yang berarti siswa dapat masalah matematika siswa pada
berpikir untuk menyelesaikan masalah, pembelajaran dengan menggunakan
mencari ide dan membuat keputusan. model pembelajaran Problem Based
Siswa akan lebih paham karena mereka Learning siswa kelas VII. Aritmatika SMP
terlibat langsung dalam membina Negeri 1 Pangkajene. Hal ini sejalan
pengetahuan baru, mereka akan lebih dengan penelitian yang dilakukan oleh
paham dan mampu mengaplikasikannya. Shinta Sari dkk (2014) dengan judul
Jika dilihat dari kualifikasi kemampuan pengaruh pendekatan pembelajaran
pemecahan masalah siswa, bahwa tidak berbasis masalah terhadap kemampuan
ada siswa yang memperoleh nilai sangat pemecahan masalah matematika siswa
kurang, yang berarti (0%) siswa mendapat kelas VIII SMPN 1 Padang tahun pelajaran
nilai dibawah 0 – 39,99. Tidak ada siswa 2013/2014, dari hasil penelitiannya
yang memperoleh nilai kurang, yang diperoleh kesimpulan yaitu peningkatan
berarti (0%) siswa mendapat nilai pada kemampuan pemecahan masalah
rentang 40,00 – 54,99. Terdapat 15 orang matematika siswa yang diajar dengan
siswa yang memperoleh nilai cukup, yang pendekatan Problem Based Learning lebih
berarti (44.1%) siswa mendapat nilai pada tinggi dari pada siswa yang diajar secara
rentang 55,00 – 69,99. Terdapat 17 orang konvensional.
siswa yang memperoleh nilai baik, yang Dari hasil penelitian dan hasil dari
berarti (50%) siswa mendapat nilai pada analisis diperoleh nilai Fhitung > Ftabel (5.673
rentang 70,00 – 84,99. Dan terdapat 2 > 4,15), dengan taraf signifikansi 0.023,
orang siswa yang memperoleh nilai sangat terlihat bahwa Fhitung = 5.673 dengan
baik, yang berarti (5.9%) siswa mendapat tingkat signifikansi 0.023 < 0.05,
nilai pada rentang 85,00– 100. sedangkan Ftabel = 4.15, maka H0 ditolak H1
Sedangkan respon siswa terhadap diterima, yang berarti ada pengaruh model
model pembelajaran Problem Based pembelajaran Problem Based Learning
Learning dengan pokok bahasan bilangan (PBL) terhadap kemampuan pemecahan
pecahan dalam kategori baik, karena masalah matematika siswa kelas VII di SMP
terdapat 2 siswa yang merespon cukup, Negeri 1 Pangkajene.
yang berarti 5.9% nilai siswa berada pada

60 Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018


Yusri, A. Y. p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

Seperti yang telah diuraikan dalam DAFTAR PUSTAKA


analisis deskriptif dan analisis inferensial Ali Hamzah, Muhlisrarini, 2014,
nilai serta sikap siswa mengalami Perencanaan Dan Strategi
peningkatan yang cukup baik sehingga Pembelajaran Matematika, PT Raja
dapat disimpulkan bahwa adanya Grapindo Persada, Jakarta
Bagus Murdiono, 2015, Perbandingan
pengaruh yang positif dan signifikan antara
Model Pembelajaran Problem Based
kemampuan pemecahan masalah
Learning Dan Model Pembelajaran
matematika akibat penerapan model Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil
pembelajaran Problem Based Learning Belajar Matematika Siswa Kelas VII
(PBL) siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mts Baru-Baru Tanga, Skripsi, Jurusan
pangkajene. Pendidikan Matematika, Sekolah
Tinggi Kegururan Dan Ilmu
IV. PENUTUP Pendidikan, Pangkep
Diyah Hoiriyah, 2015, Peningkatan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Kemampuan Pemecahan Masalah
diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa,
Matematika Dan Self-Efficacy Siswa
terdapat pengaruh setelah diterapkan Melalui Pembelajaran Berbasis
model pembelajaran Problem Based Masalah Di MAN 1 Padangsidimpuan,
Learning (PBL) terhadap kemampuan Jurnal, Vol.III No 1
pemecahan masalah matematika siswa. Evimaz Yulianti Dkk, 2016, Pengaruh
Hal ini terjadi karena dalam penerapan Model Problem Basd Learning (PBL)
Terhadap Kemampuan Pemecahan
model pembelajaran Problem Based
Masalah Matematika Siswa Kelas X
Learning (PBL) siswa lebih memahami SMA Negeri 2 Labuklingg, Jurnal,
masalah, merencanakan masalah, http://mahasiswa.mipastkipllg.com/re
menyelesaikan masalah sesuai rencana, pository/
serta melakukan pengecekan kembali atau Artikel%20Evimaz%20Yulianti.pdf
menafsirkan solusi. Dan didukung nilai (diunduh tanggal 3 Desember 2016).
Fhitung > Ftabel (5.673 > 4,15), dengan taraf Ika Susilawati. 2012. Perbandingan
Peningkatan Kemampuan Berpikir
signifikansi 0,05, sedangkan nilai koefisien
Kritis Siswa Didasarkan pada Model
regresi Y’ = 34.680 + 0,479 X, hal ini STAD dan PBL pada Mata Pelajaran
menunjukan bahwa adanya pengaruh yang IPS-Ekonomi Siswa Kelas V III SMP
positif dan signifikan antara kemampuan Raden Fatah Batu. SMP Raden Fatah
pemecahan masalah matematika akibat Batu. hhttp://fe.um.ac.id/wp-
penerapan model pembelajaran Problem content/uploads/2012/08/Karya-
Ilmiah3.pdf (di unduh tanggal 17
Based Learning (PBL) siswa kelas VII SMP
November 2016)
Negeri 1 Pangkajene. Junita Amalia Dkk, 2014, Pengaruh
Penerapan Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII

Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 61


Yusri, A. Y. http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa

Smpn 8 Padang, jurnal, pendidikan Siti Mawaddah, Hana Anisah, 2015,


matematika, Vol 3 No 2, Part 1 : Hal kemampuan pemecahan masalah
38-43 matematis siswa pada pembelajaran
Kosasih (Ed.), 2015, Strategi Belajar Dan matematika dengan menggunakan
Pembelajaran Implementasi Kurikulum model pembelajaran generative
2013, Yrama Widiya, Bandung (generative learning) di SMP, Jurnal,
Nur fatmawati Tangio, 2015, Deskripsi pendidikan matematika, volume 3,
Kemampuan Pemecahan Masalah nomor 2, hlm 166-175
Matematika Pada Materi Soal Cerita https://www.google.com/search?q=+
Penjumlahan Dan Pengurangan Siti+Mawaddah%2C+Hana+Anisah%2C
Bilangan Bulat Dikelas VII SMP Negeri +2015%2C+kemampuan+pemecahan+
1 Tapa, Jurnal, masalah+matematis+siswa+pada+pe
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMF mbelajaran+matematika+dengan+me
MIPA/article/download/12392/12260 nggunakan+model+pembelajaran+gen
(di unduh tanggal 16 November erative+%28generative+learning%29+
2016). di+SMP%2C+Jurnal%2C+pendidikan+
Putera Jaya Dkk (Ed.), 2016, Pedoman matematika%2C+volume+3%2C+nom
Penyusunan Proposal Penelitian Dan or+2%2C+hlm+166-175+&ie=utf-
Skripsi, Sekolah Tinggi keguruan Dan 8&oe=utf-8&client=firefox-b
Ilmu Pendidikan (STKIP) Andi Matappa Sugiyono (Ed.), 2015, Metode Penelitian
Pangkep Pendidikan, Alfabeta, Bandung
Rostina Sundaya (Ed.),2015, Media Dan Suyadi (Ed.), 2015, Strategi Pembelajaran
Alat Peraga Dalam Pembelajaran Pendidikan Karakter, Remaja
Matematika, Alfabeta, Bandung Rosdakarya, Yogyakarta
Saenal, 2015, Penerapan Model Yusuf Hartono (Ed.), 2014, Matematika
Pembelajaran Problem Based Strategi Pemecahan Masalah, Graha
Instruction (PBI) Pada Pelajaran Ilmu, Palembang
Matematika Peserta Didik Kelas VII
SMP Negeri 1 Tondong Tallasa, Skripsi,
Jurusan Pendidikan Matematika, RIWAYAT HIDUP PENULIS
Sekolah Tinggi Kegururan Dan Ilmu Andi Yunarni Yusri, S.Pd. M.Pd.
Pendidikan, Pangkep. Lahir di Ujung Pandang, 16
Shinta Sari dkk, 2014, Pengaruh Juni 1990. Dosen tetap
Pendekatan Pembelajaran Berbasis yayasan di STKIP Andi
Masalah Terhadap Kemampuan Matappa, Kabupaten
Pangkep, SUL-SEL. Menjabat
Pemecahan Masalah Matematika
sebagai Sekretaris Pogram
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padang Studi Pendidikan Matematika
Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal, di STKIP Andi Matappa.
pendidikan matematika, part 1, hlm Mengambil jurusan International Class Program
54-59 of Mathematics pada jenjang S1 di Universitas
Negeri Makassar dan lulus pada tahun 2012; pada
http://ejournal.unp.ac.id/students/ind
tahun 2013 melanjutkan pendidikan S2 bidang
ex.php/pmat/article/viewFile/1190/88 Pendidikan Matematika di Universitas Negeri
2 Makassar dan lulus pada tahun 2015.

62 Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai