Kelompok 2 - Tugas 3 PIK

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 21

TUGAS 3 PROSES INDUSTRI KIMIA

PROSES PEMBUATAN UREA

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
1. David Cristian Immanuel 21030119120021
2. Hermalia Nur Indahsari 21030119120025
3. Fransiskus Kevin 21030119130121
4. Lisa Deasari 21030119120009
5. Muhammad Kersaning Alam 21030119130071
6. Tiara Nadya 21030119130151

Kelas : A

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
PROSES PEMBUATAN UREA

1. REAKSI KIMIA PEMBENTUKAN UREA


Reaksi proses pembuatan urea yang sekarang dilaksanakan di industri
berdasarkan pada penemuan Basaroff, yaitu dehidrasi ammonium karbamat
(NH2COONH4). Amonium karbamat dibuat dengan mereaksikan ammonia dengan
karbondioksida kemudian terurai menjadi urea. Karbon dioksida yang dihasilkan dari
kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser.
Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida)
menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air
ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Reaksi pembentukan ammonium karbamat. Reaksi ini mengeluarkan panas yang cukup
besar sehingga disebut eksotermis tinggi.
2NH3(l) + CO2(g) ⇄ NH2COONH4(l) -Q1 Kkal/mol
Dehidrasi (penghilangan air) ammonium karbamat menjadi urea. Reaksi ini menyerap
panas Q2 dalam jumlah yang lebih kecil dari Q1 dan disebut reaksi endotermis rendah.
NH2COONH4(l) ⇄ NH2CONH2(l) + H2O(l) +Q2 Kkal/mol
Reaksi total yang terjadi:
2NH3(l) + CO2(g) ⇄ NH2CONH2(l) + H2O(l) -Q Kkal/mol
Sehingga reaksi yang terjadi pada pembentukan urea secara keseluruhan -Q Kkal/mol
yang merupakan reaksi eksotermis.

2. MEKANISME REAKSI PEMBENTUKAN UREA


Mekanisme reaksi pembuatan urea terjadi dalam beberapa tahap yaitu:
Tahap 1: Reaksi pembentukan ammonium karbamat. Reaksi ini mengeluarkan panas
yang cukup besar sehingga disebut eksotermis tinggi. Reaksi akan berlangsung sampai
selesai dengan kecepatan yang besar asalkan panas reaksinya (Q1) dapat segera
dipindahkan sehingga suhu campuran tidak melebihi suhu kesetimbangan pada tekanan
disosiasi yang ada didalam reaktor.
2NH3(l) + CO2(g) ⇄ NH2COONH4(l) -Q1 Kkal/mol
Tahap 2: Dehidrasi (penghilangan air) ammonium karbamat menjadi urea. Reaksi ini
menyerap panas Q2 dalam jumlah yang lebih kecil dari Q1 dan disebut reaksi endotermis
rendah.
NH2COONH4(l) ⇄ NH2CONH2(l) + H2O(l) +Q2 Kkal/mol
Reaksi total yang terjadi:
2NH3(l) + CO2(g) ⇄ NH2CONH2(l) + H2O(l) -Q Kkal/mol
Sehingga reaksi yang terjadi pada pembentukan urea secara keseluruhan -Q Kkal/mol
merupakan reaksi eksotermis.

3. BLOK DIAGRAM PEMBUATAN UREA

4. PROSES PEMBUATAN UREA


Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO 2 dan NH3 cair yang dipasok dari
pabrik amoniak. Berikut merupakan proses pembuatan urea
a. Sintesa Unit di Dalam Reaktor
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea untuk mensintesa
dengan mereaksikan NH3 cair dan gas CO2 di dalam urea reactor dan ke dalam reaktor
ini dimasukkan juga larutan recycle carbonat yang berasal dari bagian recovery.
Tekanan operasi proses sintesa adalah 175 kg/cm2.
b. Stripper
Produk reaktor (urea cair, CO2, Ammonium Carbamat, dan kelebihan NH3)
dimasukkan ke dalam Stripper, untuk melepaskan gas gas yang terlarut. Selanjutnya
produk dialirkan ke dekomposer sehingga Ammonium Carbamat terurai menjadi CO2
dan NH3 yang kemudian akan diserap dalam Absorber.

Urea yang keluar dari dekomposer dialirkan ke dalam concentrator untuk


dipekatkan menjadi slurry. Setelah itu, slurry dialirkan ke dalam Prilling Tower
sehingga diperoleh urea dalam bentuk butiran.
c. Dekomposer
Memisahkan Ammonium Carbamat dan excess NH3 dari larutan urea dengan
pemanasan dan penurunan tekanan.

d. Absorber
Menyerap gas NH3 dan CO2 dari Decomposer dalam air dan larutan Carbamat
untuk dikembalikan ke reaktor.

e. Concentrator
Memekatkan larutan urea sampai 99,7% dengan Vacuum Evaporator.
f. Prilling
Membentuk butiran urea (urea prill) dengan jalan di-spray-kan dari atas
menara Prilling kemudian didinginkan dan dipadatkan dengan alat Fluidizing Cooler.
g. Recovery/ Process Condensate Treatment
Memisahkan uap air dari gas yang terikut (NH 3 dan CO2) dan direcycle
kembali ke seksi sintesis.
5. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN UREA
Diagram Alir Proses

1. Reaktor
Kode :R
Fungsi : Mereaksikan CO2 dengan NH3 membentuk CH4N2O
Tipe : bubble plug flow, adiabatic non Isothermal

Kondisi operasi
Suhu (oC) : 183oC
Tekanan (atm) : 140 atm

2. Stripper
Kode :S
Fungsi : Mengambil sisa reaktan berupa CO2 dan NH3
dengan media stripping umpan fresh CO2
Tipe : Multitube bahan isian
Kondisi Operasi
- Suhu (oC) : 118 – 202,4 oC
- Tekanan (atm) : 139, 9644 atm

3. Carbamate Condenser
Kode : CC-01
Fungsi : Mereaksikan CO2 dengan NH3 membentuk
N2H6CO2
Tipe : Shell and Tube 1-1, vertical
Kondisi Operasi
Tube Side Shell Side
- Suhu (oC) : 146 – 168 oC 143,608 oC
- Tekanan (atm) : 139, 9631 atm 4 atm

4. Evaporator
Kode : EV-01
Fungsi : Memekatkan produk keluar Flash Drum
dengan menguapkan kandungan air
sehingga diperoleh konsentrasi urea
95%
Tipe : Silinder tegak
Kondisi Operasi Tube Side Shell Side
- Suhu (oC) : 85- 137 oC 143,608 oC
- Tekanan (atm) : 0,2154 atm 4 atm

5. Prilling Tower
Kode : PT
Fungsi : Mengubah urea melt menjadi urea prill
Bentuk : Silinder tegak dengan top flanged only dished dan bottom
conical head
Tekanan (atm) :1
6. REAKTOR PEMBUATAN UREA
Pada perancangan reactor digunakan data kondisi operasi, waktu tinggal, dan konversi
yang berlaku untuk reactor urea di unit urea Kaltim-2, PT Pupuk Kalimantan Timur.
Reaktor yang digunakan dalam proses sintesis urea yaitu reaktor fixed bubble
columm reactor atau packed bubble column reactor yang terdiri dari beberapa sieve tray.
Proses pembuatan urea dilakukan dalam sebuah reaktor fixed bubble column reactor atau
packed bubble column reactor dengan sifat eksotermis pada suhu operasi yaitu 183°C dan
pada tekanan 140 atm. Proses produksi urea terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap
pertama persiapan bahan baku dimana bahan baku amoniak pada fase cair (T = 30°C dan P
= 29 atm) dialirkan ke pompa HP Ammonia Pump untuk menaikkan tekanannya sampai
140 atm dan gas karbon dioksida (T = 30°C dan P= 1 atm) dikompresi sampai tekanan
sekitar 140 atm. Kedua bahan baku yang tersebut diumpankan ke HPCC untuk dibentuk
larutan karbamat dengan kondisi operasi T = 140°C dan P = 139 atm). Selanjutnya, larutan
karbamat yang telah terbentuk di umpankan menuju reaktor packed bubble column untuk
dibentuk urea dengan kondisi operasi (T = 183°C dan P = 140 atm). Reaktor sintesis urea
terdiri dari 11 buah sieve tray dengan jumlah lubang pada setiap tray berbeda-beda.
Semakin ke atas jumlah lubang tray semakin sedikit. Hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kontak antara fasa gas dan cair dan memperoleh waktu tinggal yang
diperlukan yaitu berkisar 1-1,5 jam.
Reaktor
dengan

Gambar ilustrasi reaktor fixed bubble column reactor atau packed bubble column reactor
pada sintesis urea

7. KONDISI OPERASI TERKAIT PROSES INDUSTRI UREA


Pada perancangan reactor digunakan data kondisi operasi, waktu tinggal, dan konversi
yang berlaku untuk reactor urea di unit urea Kaltim-2, PT Pupuk Kalimantan Timur.
1. Reaktor
Proses pembuatan urea dilakukan dalam sebuah reaktor fixed bubble column
reactor atau packed bubble column reactor dengan sifat eksotermis pada suhu operasi
yaitu 183°C dan pada tekanan 140 atm. Proses produksi urea terdiri dari beberapa
tahap yaitu tahap pertama persiapan bahan baku dimana bahan baku amoniak pada
fase cair (T = 30°C dan P = 29 atm) dialirkan ke pompa HP Ammonia Pump untuk
menaikkan tekanannya sampai 140 atm dan gas karbon dioksida (T = 30°C dan P= 1
atm) dikompresi sampai tekanan sekitar 140 atm. Kedua bahan baku yang tersebut
diumpankan ke HPCC untuk dibentuk larutan karbamat dengan kondisi operasi T =
140°C dan P = 139 atm). Selanjutnya, larutan karbamat yang telah terbentuk di
umpankan menuju reaktor packed bubble column untuk dibentuk urea dengan kondisi
operasi (T = 183°C dan P = 140 atm).
2. HP Stripper
Urea dan larutan karbamat yang berasal dari reaktor kemudian diumpan
menuju HP stripper (T = 183°C dan P = 140 atm), untuk di stripping larutan
karbamat yang tidak terkonversi menjadi urea di reaktor.
3. Carbamate Condenser
Mereaksikan CO2 dengan NH3 membentuk N2H6CO2 Kondisi Operasi Tube Side
Suhu (oC) : 146 – 168 oC tekanan (atm): 139, 9631 atm Shell Side 143,608 oC tekanan
4 atm
4. Evaporator 1 dan 2
Hasil bawah dari dekomposer kemudian diumpankan menuju Evaporator 1
untuk di pekatkan konsentrasinya dengan menguapkan kandungan air sehingga
diperoleh konsentrasi urea 95% dengan kondisi operasi Evaporator 1 Tube side (T =
85-137°C dan P = 0,2154 atm) shell side (T = 143,608°C dan P = 4 atm) Dan
Evaporator 2 digunakan untuk memekatkan produk keluar dari Evaporator 1 dengan
menguapkan kandungan air sehingga diperoleh urea 99,2% dengan kondisi operasi
Tube side (T = 137-140°C dan P = 0,01 atm) shell side (T = 143,608°C dan P = 4
atm). Slurry Urea yang telah terbentuk kemudian dipompa menuju Prilling Tower
untuk dibentuk Prill.

8. NERACA MASSA PEMBUATAN UREA


Data Berikut diperoleh dari
Perdana, V. C. P., Hastuti. F. D. W. 2012. Perancangan Pabrik Urea Proses Steamicarbon
CO2 Stripping Kapasitas 198.000 Ton/Tahun. Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret.
Tabel 1.1 Neraca Massa Total
Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Komponen
Arus 1 Arus 2 Arus 11 Arus 14 Arus 15 Arus 16
CH4N2O - - 24.807,0607 6,6920 46,2314 0,0133
C2H5N3O - - 125,0356 0,0337 0,2330 0,0001
H2O - - 67,8977 5.564,4320 1.503,7993 365,6646
CO2 18.337,7180 - - - - -
NH3 - 17.355,5650 0,0061 625,4459 4,7872 2.575,9506
Total 18.337,7180 17.355,5650 25.000,0000 2.941,6286 6.196,6036 1.555,0508
35.693,2830 35.693,2830

Neraca Massa Alat


A. Neraca Massa di Reaktor
Tabel 1.2 Neraca Massa di Reaktor
Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Komponen
Arus 5L Arus 5V Arus 6 Arus 12
CH4N2O - - 24.859,9957 -
C2H5N3O - - 125,3024 -
H2O 4.613,6072 137,5289 12.251,8281 1,1080
N2H6CO2 35.244,2365 - 21.623,2299 -
CO2 - 10.681,4991 - 27,4259
NH3 10.898,1460 8.573,6998 11.230,1639 29,6698
Total 50.755,9897 19.392,7277 70.090,5137 58,2037
70.148,7174 70.148,7174

B. Neraca Massa di Stripper (S)


Tabel 1.3 Neraca Massa di Stripper (S)
Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Komponen
Arus 1 Arus 6 Arus 3 Arus 7
CH4N2O - 24.859,9957 - 28.859,9957
C2H5N3O - 125,3024 - 125,3024
H2O - 12.251,8218 470,0281 7.501,7937
N2H6CO2 - 21.623,2299 - -
CO2 18.337,7180 - 30.535,4374 -
NH3 11.230,1639 17.449,4832 3.206,1912
Total 18.337,7180 70.090,5137 52.734,9487 35.693,2830
88.428,2317 88.428,2317
C. Neraca Massa di Carbamate Condenser
Tabel 1.4 Neraca Massa di Carbamate Condenser
Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Komponen
Arus 4 Arus 3 Arus 5L Arus 5V
H2O 1,1080 4.750,0281 4.613,6072 137,5289
N2H6CO2 48,6187 - 35.244,2365 -
CO2 - 30.535,4374 - 10.681,4991
NH3 17.364,0421 17.449,4832 10.898,1460 8.573,6998
Total 17.413,7687 52.734,9487 50.755,9897 19.392,7277
70.148,7174 70.148,7174

D. Neraca Massa di Carbamat Condenser II (CC-02)


Tabel 1.5 Neraca Massa di Carbamat Condenser II (CC-02)
Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Komponen
Arus 12 Arus 13
H2O 1,080 1,080
N2H6CO2 - 48,6187
CO2 29,6698 -
NH3 27,4259 8,4771
Total 58,2037 58,2037

E. Neraca Massa di Tee


Tabel 1.6 Neraca Massa di Tee
Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Komponen
Arus 2 Arus 13 Arus 4
H2O - 1,1080 1,1080
N2H6CO2 - 48,6187 48,6187
NH3 17.355,5650 8,4771 17.3664,0421
Total 17.355,5650 58,2037
17.413,7687
17.413,7687

F. Neraca Massa di Flash Drum (FD)


Tabel 1.7 Neraca Massa di Flash Drum (FD)
Komponen Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Arus 7 Arus 8 Arus 14
CH4N2O 24.859,9957 24.859,9835 0,0133050
C2H5N3O 125,3024 125,3023 0,00006706
H2O 7.501,7937 7.136,1293 365,6646
NH3 3.206,1912 630,2393 2.575,9506
Total 32.751,6544 2.941,6286
35.693,2830
35.693,2830

G. Neraca Massa di Evaporator 1 (EV-01)


Tabel 1.8 Neraca Massa di Evaporator 1 (EV-01)
Komponen Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Arus 8 Arus 9 Arus 15
CH4N2O 24.859,9835 24.853,2930 6,6920
C2H5N3O 125,3023 125,2686 0,0337
H2O 7.136,1293 1.571,6959 5.564,4320
NH3 630,2393 4,7932 625,4459
Total 26.555,0508 6.196,6036
32.751,6544
32.751,6544

H. Neraca Massa di Evaporator 2 (EV-02)


Tabel 1.9 Neraca Massa di Evaporator 2 (EV-02)
Komponen Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Arus 9 Arus 10 Arus 16
CH4N2O 24.853,2930 24.807,0607 46,2314
C2H5N3O 125,2686 125,0356 0,2330
H2O 1.571,6959 67,8977 1.503,7993
NH3 4,7932 0,0060789 4,7872
Total 25.000,000 1.555,0508
26.555,0508
26.555,0508

I. Neraca Massa di Prilling Tower


Tabel 1.10 Neraca Massa di Prilling Tower
Komponen Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Arus 10 Arus 11
CH4N2O 24.807,0607 24.807,0607
C2H5N3O 125,0356 125,0356
H2O 67,8977 67,8977
NH3 0,0060789 0,0061
Total 25.000,000 25.000,000

9. NERACA PANAS PEMBUATAN UREA


Data Berikut diperoleh dari
Perdana, V. C. P., Hastuti. F. D. W. 2012. Perancangan Pabrik Urea Proses Steamicarbon
CO2 Stripping Kapasitas 198.000 Ton/Tahun. Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret.

1. Neraca panas di Reaktor (R)


Kompone Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
n Arus 5L Arus 5V Q reaksi Arus 6 Arus 12
CH4N2O + - - 8.686.047,5212 -
C2H5N3O
H2O 2.789.503,492 37.255,7375 8.224.002,9266 332,1908
2
N2H6CO2 90.011,9474 - 10.422.621,59 57.215,0062 -
1
CO2 - 1.408.619,528 - 4.017,2707
7
NH3 3.434.129.054 2.728.551,588 3.928.584,9948 10.491,968
2 2 8
Total 6.313.644,493 4.174.326,954 10.422.621,59 20.893.860,047 14.841,430
9 4 1 3 4
20.910.692,9393 20.910.692,9393

2. Neraca panas di Stripper (S)


Komponen Masuk (kJ/jam)
Arus 1 Arus 6 Q pemanas
CH4N2O + - 8.686.047,5212 -
C2H5N3O
H2O - 8.224.002,9266 -
CO2 1.832.253,5828 - -
NH3 - 3.928.584,9948 -
N2H6CO2 - 57.215,0662 -
Steam - - 44.244.249,5448
Total 1.832.153,5828 20.893.860,0743 44.244.249,5448
66.970.263,1749

Neraca Panas di Stripper (S) (lanjutan)


Komponen Keluar (kJ/jam)
Arus 3 Arus 7 Q reaksi
CH4N2O + - 5.469.013,992
C2H5N3O
H2O 1.602.700,8545 29.333.10,109
CO2 5.055.630,3155 - 44.286.038,1074
NH3 6.979.479,8016 650.651,7362
N2H6CO2 - -
Steam - -
Total 13.637.810,9716 9.046.414,0959 44.286.038,1074
66.970.263,1749

3. Neraca panas di Carbamate Condenser I (CC- 01)


Tabel Neraca Panas di Carbamate Condenser I (CC– 01)
Komponen Masuk (kJ/jam)
Arus 4 Arus 3 Q reaksi
H2O 567,7754 1.602.700,8545
N2H6CO2 124,1695 -
CO2 - 5.055.630,3155 72.083.332,79
NH3 5.761.392,6792 6.979.479,8016
Air - -
Total 5.762.084,6041 9.193.299,0126 72.083.332,79
87.038.716,4066

Komponen Keluar (kJ/jam)


Arus 5L Arus 5V Q pendingin
H2O 2.789.503,4922 37.255,7375 -
N2H6CO2 90.011,9474 - -
CO2 - 1.408.619,5287 -
NH3 3.434.129,0542 2.728.551,5882 -
Air - - 76.550.645,0584
Total 6.313.644,4939 4.174.426,8544 76.550.645,0584
87.038.716,4066

4. Neraca panas di Carbamate Condenser II (CC- 02)


Tabel Neraca Panas di Carbamate Condenser II (CC- 02)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam
Arus 12 Q reaksi Arus 13 Q pendingin
CO2 4.017,2707 - -
NH3 10.491,9688 99.754,7501 2.899,4202 -
H2O 332,1908 727,0795 -
N2H6CO2 - 124,1695 -
Air - - - 110.665,5109
Total 14.841,4304 99.754,7501 3.750,6692 -
114.416,1801 114.416,1801

5. Neraca panas di Tee


Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Arus 2 Arus 13 Arus 4
NH3 183.132,1312 2.899,4202 186.735,3955
H2O - 727,0795 23,2354
N2H6CO2 - 124,1695 124,1695
Total 183.132,1312 3.750,6692 186.882,8004
186.882,8004

6. Neraca panas di Flash Drum (FD)


Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Arus 7 Arus 8 Arus 14 Q vap arus 14
CH4N2O + 5.469.013,992 3.690.205,7900 0,9746 14,9555
C2H5N3O
H2O 29.333.10,109 1.786.404,0468 41.468,7770 816.331,7113
NH3 650.651,7362 81.160,9667 333.716,3231 2.303.672,2830
Total 9.046.414,0959 5.557.770,8124 375.186,0747 3.120.018,9495
9.046.414,0959

7. Neraca panas di Evaporator I (EV-01)


Kompone Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Arus 8 Q pemanas Arus 9 Arus 15 Q vap arus 15
n
CH4N2O + 3.690.205,799 - 6.390.145,999 957,6382 7.057,1097
C2H5N3O 0 4
H2O 1.786.404,046 - 737.589,4696 1.176.603,147 11.655.965,868
8 0 2
NH3 81.160,9667 - 1.171,3605 154.108,6701 -
Steam - 14.573.554,238 - - -
3
Total 5.557.770,812 14.573.554,238 7.128.906,829 1.331.669,455 11.663.022,978
4 3 5 3 0
20.123.599,2628 20.123.599,2628

8. Neraca panas di Evaporator II (EV- 02)


Kompone Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Arus 9 Q pemanas Arus 10 Arus 16 Q vap arus 16
n
CH4N2O + 6.390.145,999 - 6.528.340,233 6.810,9505 48.564,4513
C2H5N3O 4 6
H2O 737.589,4696 - 32.734,6679 326.600,687 3.137.192,850
9 4
NH3 1.171,3605 - 1,5268 1.212,4851 -
Steam - 3.066.414,826 - - -
1
Total 7.128.906,829 3.066.414,826 6.561.076,482 334.624,123 3.185.757,301
5 1 3 5 7
10.081.457,8535 10.081.457,8535

9. Neraca panas di Prilling Tower (PT)


Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Arus 10 Q lebur Arus 11 Q pendingin
CH4N2O + 6.528.340,2336 10.116.585,9885 0,4544 -
C2H5N3O
H2O 32.734,6679 1.025.323,9758 -
NH3 1,5268 2.968,1694 -
Udara - - 15.649.429,88
Total 6.561.076,4823 10.116.585,9885 1.028.292.5997 15.649.429,88
16.677.662,4100 16.677.662,4100

Aspek Termodinamika
Reaksi pembentukan urea adalah eksotermis. Hal ini dapat dibuktikan dengan reaksi
berikut:
Tahap 1:
2NH3(l) + CO2(g) ⇄ NH2COONH4(l) -Q1 Kkal/mol
Tahap 2:
NH2COONH4(l) ⇄ NH2CONH2(l) + H2O(l) +Q2 Kkal/mol
Reaksi pertama berlangsung cepat sedangkan reaksi kedua berlangsung lambat dan tidak
sempurna.
Reaksi total yang terjadi:
2NH3(l) + CO2(g) ⇄ NH2CONH2(l) + H2O(l) -Q Kkal/mol
Nilai ΔH negatif, maka ditinjau dari segi termodinamika reaksi pembuatan urea
merupakan reaksi eksotermis. Dalam termodinamika, reaksi reversibel dapat ditunjukkan
dari harga konstanta kesetimbangan berikut:

Dengan:
R = konstanta ga ( 8,314 J/mol oC)
T = suhu (K)
ΔH = panas reaksi (J/mol)

Dimana :
T = 456, 15K
ΔH = 406,1 J/mol
Sehingga didapatkan nilai K pada suhu operasi
406,1
K=ex( )
8,314 x 456 , 14
K = 1,113
Nilai K medekati 1 yang berarti reaksi adalah reaksi bolak balik (reversible).
Reaksi Pembentukan urea termasuk reaksi eksotermis maka temperatur dijaga agar
tidak melebihi temperatur operasi yaitu 183°C. Jika suhu naik sehingga T2 > T1, maka K2
< K1, sehingga reaksi akan bergeser ke kiri. Hal ini akan menurunkan konversi
pembentukan urea. Di samping itu laju korosi akan meningkat dan tekanan dalam reactor
samping itu laju korosi akan meningkat dan tekanan dalam reactor akan melampaui
tekanan operasi. Sedangkan pada temperature yang rendah mengakibatkan konversi
pembentukan urea dari ammonium karbamat menurun karena reaksi kedua adalah reaksi
endotermis rendah yang berarti jumlah larutan ammonium karbamat bertambah dan
menambah beban untuk seksi selanjutnya.

Aspek Kinetika
Pembentukan ammonium karbamat sebelum menjadi urea, terjadi dalam fase
heterogen non katalitik. Banyak hal yang mempengaruhi kecepatan reaksi di antaranya
suhu, tekanan, dan komposisi reaktan. Namun, dalam reaksi heterogen akan ditemukan
masalah yang lebih kompleks karena reaksi terjadi lebih dari dua fase. Reaktan akan
berpindah dari satu fase ke fase lain selama reaksi dan kecepatan terjadinya transfer massa
menjadi berpengaruh. Semakin cepat reaksi terjadi, maka semakin besar pengaruh transfer
massa dalam keberlangsungan reaksi (Levenspiel, 1984).
Pada perancangan reaktor digunakan data kondisi operasi, waktu tinggal, dan
konversi yang berkelanjutan untuk reaktor urea di unit urea Kaltim-2, PT Pupuk
Kalimantan Timur. Data tersebut adalah suhu operasi 183°C, tekanan operasi 140 atm,
waktu tinggal 20 menit, dan konversi CO2 menjadi urea sebesar 60%.

10. SIFAT DAN KARAKTERISTIK BAHAN


1. Sifat Fisika dan Kimia Urea
a. Sifat-sifat Fisika diantaranya yaitu:
 Berat Molekul : 60,06
 Spesific Gravity : 1,335 (20 oC /40 oC)
 Titik lebur : 132,70C
 Kelarutan : 100 (170 oC dalam 100 % air)
20 (20 oC dalam 100 % alkohol)
 Panas pembakaran : -91,02 .105 J/kg
b. Perubahan Kimia
 Urea dibuat dari hidrolisis parsial cyanamide.
H2N-CN + H2O  H2N-CO-NH2
 Urea dihasilkan dari reaksi antara amoniak dengan karbon dioksida.
CO2 + NH3  H2N – CO - NH2 + H2O
 Urea dapat bereaksi dengan formaldehid.
NH2-CO-NH2 + HCHO  NH2 – CO - NH2 + CH2OH
 Pemanasan ammonium sianat dapat terurai menjadi urea.
NH4+OCN  H2NCONH2
(Perry dan Green, 1997)

2. Sifat-sifat Reaktan dan Bahan Pembantu


Sifat-sifat dari reaktan, bahan pembantu yang digunakan dan produk samping
yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
a. NH3 (Ammonia)
Sifat-sifat Fisika diantaranya yaitu:
 Berat Molekul : 17,03
 Spesific Gravity : 0,817 (-79 oC)
 Titik lebur : -77,7 oC
 Titik didih : -33,4 oC
 Kelarutan : 89,9 (0oC dalam 100 bagian air dingin)
7,4 (96oC dalam 100 bagian air panas)
 Temperatur kritis : 133oC
 Densitas : 0,880 g/cm3

Sifat-sifat Kimia diantaranya yaitu:


 Ammonia dapat bereaksi dengan klorida.
2NH3 + Cl2  NH2Cl + NH4Cl
 Ammonia dapat bereaksi dengan natrium.
2Na + 2NH3  2NaNH2 + H2
 Ammonia dapat bereaksi dengan magnesium.
3Mg + 2NH3  Mg3N2 + 3H2
 Ammonia dapat bereaksi dengan kalsium oksida.
3CuO + 2NH3  3Cu + 3H2O + N2
 Ammonia dapat dioksidasi dengan oksigen.
4NH3 + 3O2  2N2 + 6H2O
(Perry dan Green, 1997)

b. CO2 (Karbon dioksida)


Sifat-sifat Fisika, diantaranya yaitu:
 Berat Molekul : 44,01 kg/kmol
 Spesific Gravity : 1,53
 Titik lebur : -56,6 (5,2 atm)
 Titik didih : -78,5oC
 Kelarutan dalam 100 bagian :179,7
90,1
 Densitas : 0,770 g/cm3

Sifat-sifat Kimia, diantaranya yaitu:


 Karbon dioksida dapat bereaksi dengan natrium karbonat dan air.
Na2CO3 + CO2 + H2O  2NaHCO3
 Kalsium karbonat dapat terurai menjadi kalsium oksida dan karbon dioksida bila
dilakukan pemanasan.
CaCO3  CaO + CO2
 Karbon monoksida dapat bereaksi dengan gas hidrogen untuk menghasilkan
benzen dan karbon dioksida.
12CO + 3H2  C6H6 + 6O2
 Tembaga oksida dapat bereaksi dengan karbon monoksida untuk menghasilkan
karbon dioksida dan tembaga.
CuO + CO  Cu + CO2
 Karbon dioksida dapat dihasilkan dari reaksi respirasi.
C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6H2O + Energi
(Perry dan Green, 1997)
c. Nitrogen (N2)
Sifat-sifat Fisika, diantaranya yaitu:
 Berat molekul : 28 kg/kmol
 Titik didih : –195,50oC
 Titik lebur : –209,86oC
 Temperatur kritis : 126,26oC
 Tekanan kritis : 33,54 atm
 Densitas : 1,25046 g/cm3
Sifat-sifat Kimia, diantaranya yaitu:
 Merupakan Unsur Diatomik
 Apabila bereaksi dengan Ozon akan membentuk NO
N + O3 NO + O2
 Apabila dibakar dengan lithium pada tekanan 1 atmosfer akan menghasilkan
lithium nitrit.
6Li + N2 2Li3N
 Dapat bereaksi dengan magnesium dengan proses pembakaran pada tekanan satu
atmosfer, dan akan menghasilkan magnesium nitrit
3Mg + N2 MgN2
 Dapat bereaksi dengan hidrogen dengan menggunakan katalis yang dikenal
dengan proses Haber-Bosch dan menghasilkan NH3
3H2 + N2 2NH3
(www.wikipedia.com)

d. Hidrogen (H2)
Sifat-sifat Fisika, daintaranya yaitu:
 Berat Molekul : 2,016 gr/mol
 Specific Gravity : 0,0709(-252,7 oC)
 Titik Cair : -259,1 oC
 Titik Didih : -252,7 oC
 Kelarutan : 2,1 cc/100gr pelarut air (0 oC)
0,85 cc/100gr pelarut air (80 oC)
 Temperatur Kritis :33,3 K
Sifat-sifat Kimia, diantaranya yaitu:
 Dapat bereaksi dengan hidrogen dengan menggunakan katalis yang dikenal
dengan proses Haber-Bosch dan menghasilkan NH3
3H2 + N2 2NH3
 Hidrogen dapat bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan hidrogen dioksida.
H2(g) + O2(g) H2O(l)
 Dalam suasana basa Aluminium dapat bereaksi dengan hidrogen dioksida dan
menghasilkan hidrogen dan karbon monoksida.
2Al + 6H2O + 2OH- 2Al(OH)- + 3H2O
 Dapat dihasilkan dari steam reforming pada gas alam yang menghasilkan
hidrogen dan karbon monoksida
CH4 + H2O  CO + H2
 Dapat dihasilkan melalui proses reaksi water gas shift dengan menggunakan
katalis Fe2O3.
CO + H2O CO2 + H2
(www.wikipedia.com)

11. MANFAAT PUPUK UREA


Manfaat pupuk urea adalah sebagai berikut :
 Pupuk urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga
membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil).
Dengan adanya zat hijau daun yang berlimpah, tanaman akan lebih mudah
melakukan fotosintesis
 Pupuk urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman. Kondisi tanaman akan
makin tinggi, dengan jumlah anakan yang banyak.
 Pupuk urea juga mampu menambah kandungan protein di dalam tanaman.
 Pupuk urea bersifat universal. Pupuk ini dapat digunakan untuk semua jenis
tanaman. Urea dapat ditambahkan untuk tanaman darat maupun air. Urea juga
baik untuk tanaman pangan, tanaman holtikultura, tanaman usaha perkebunan,
tanaman di sekitar peternakan dan juga tanaman di sekeliling usaha perikanan.
 Penggunaan pupuk urea yang dilakukan secara tepat dan berimbang akan
memberikan hasil yang baik bagi tanaman. Terutamanya dalam membantu
meningkatkan produksi hasil tanaman dan menjaga struktur media tanah.
 Pada tanaman irigasi, urea dapat diaplikasikan dalam keadaan kering ke tanah,
atau dilarutkan melalui air irigasi.
 Pada tanaman yang termasuk dalam arti biji-bijian dan kapas, urea sering
digunakan pada saat pengolahan terakhir sebelum penanaman. Pupuk urea bukan
hanya bermanfaat dalam bidang pertanian saja, khusunya dalam menyediakan
nitrogen bagi tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan berdaun hijau dan
membuat tanaman terlihat subur, tapi urea juga memiliki kegunaan dalam bidang
pertanian lainnya.

Anda mungkin juga menyukai