Kelompok 2 - Tugas 3 PIK
Kelompok 2 - Tugas 3 PIK
Kelompok 2 - Tugas 3 PIK
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
1. David Cristian Immanuel 21030119120021
2. Hermalia Nur Indahsari 21030119120025
3. Fransiskus Kevin 21030119130121
4. Lisa Deasari 21030119120009
5. Muhammad Kersaning Alam 21030119130071
6. Tiara Nadya 21030119130151
Kelas : A
d. Absorber
Menyerap gas NH3 dan CO2 dari Decomposer dalam air dan larutan Carbamat
untuk dikembalikan ke reaktor.
e. Concentrator
Memekatkan larutan urea sampai 99,7% dengan Vacuum Evaporator.
f. Prilling
Membentuk butiran urea (urea prill) dengan jalan di-spray-kan dari atas
menara Prilling kemudian didinginkan dan dipadatkan dengan alat Fluidizing Cooler.
g. Recovery/ Process Condensate Treatment
Memisahkan uap air dari gas yang terikut (NH 3 dan CO2) dan direcycle
kembali ke seksi sintesis.
5. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN UREA
Diagram Alir Proses
1. Reaktor
Kode :R
Fungsi : Mereaksikan CO2 dengan NH3 membentuk CH4N2O
Tipe : bubble plug flow, adiabatic non Isothermal
Kondisi operasi
Suhu (oC) : 183oC
Tekanan (atm) : 140 atm
2. Stripper
Kode :S
Fungsi : Mengambil sisa reaktan berupa CO2 dan NH3
dengan media stripping umpan fresh CO2
Tipe : Multitube bahan isian
Kondisi Operasi
- Suhu (oC) : 118 – 202,4 oC
- Tekanan (atm) : 139, 9644 atm
3. Carbamate Condenser
Kode : CC-01
Fungsi : Mereaksikan CO2 dengan NH3 membentuk
N2H6CO2
Tipe : Shell and Tube 1-1, vertical
Kondisi Operasi
Tube Side Shell Side
- Suhu (oC) : 146 – 168 oC 143,608 oC
- Tekanan (atm) : 139, 9631 atm 4 atm
4. Evaporator
Kode : EV-01
Fungsi : Memekatkan produk keluar Flash Drum
dengan menguapkan kandungan air
sehingga diperoleh konsentrasi urea
95%
Tipe : Silinder tegak
Kondisi Operasi Tube Side Shell Side
- Suhu (oC) : 85- 137 oC 143,608 oC
- Tekanan (atm) : 0,2154 atm 4 atm
5. Prilling Tower
Kode : PT
Fungsi : Mengubah urea melt menjadi urea prill
Bentuk : Silinder tegak dengan top flanged only dished dan bottom
conical head
Tekanan (atm) :1
6. REAKTOR PEMBUATAN UREA
Pada perancangan reactor digunakan data kondisi operasi, waktu tinggal, dan konversi
yang berlaku untuk reactor urea di unit urea Kaltim-2, PT Pupuk Kalimantan Timur.
Reaktor yang digunakan dalam proses sintesis urea yaitu reaktor fixed bubble
columm reactor atau packed bubble column reactor yang terdiri dari beberapa sieve tray.
Proses pembuatan urea dilakukan dalam sebuah reaktor fixed bubble column reactor atau
packed bubble column reactor dengan sifat eksotermis pada suhu operasi yaitu 183°C dan
pada tekanan 140 atm. Proses produksi urea terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap
pertama persiapan bahan baku dimana bahan baku amoniak pada fase cair (T = 30°C dan P
= 29 atm) dialirkan ke pompa HP Ammonia Pump untuk menaikkan tekanannya sampai
140 atm dan gas karbon dioksida (T = 30°C dan P= 1 atm) dikompresi sampai tekanan
sekitar 140 atm. Kedua bahan baku yang tersebut diumpankan ke HPCC untuk dibentuk
larutan karbamat dengan kondisi operasi T = 140°C dan P = 139 atm). Selanjutnya, larutan
karbamat yang telah terbentuk di umpankan menuju reaktor packed bubble column untuk
dibentuk urea dengan kondisi operasi (T = 183°C dan P = 140 atm). Reaktor sintesis urea
terdiri dari 11 buah sieve tray dengan jumlah lubang pada setiap tray berbeda-beda.
Semakin ke atas jumlah lubang tray semakin sedikit. Hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kontak antara fasa gas dan cair dan memperoleh waktu tinggal yang
diperlukan yaitu berkisar 1-1,5 jam.
Reaktor
dengan
Gambar ilustrasi reaktor fixed bubble column reactor atau packed bubble column reactor
pada sintesis urea
Aspek Termodinamika
Reaksi pembentukan urea adalah eksotermis. Hal ini dapat dibuktikan dengan reaksi
berikut:
Tahap 1:
2NH3(l) + CO2(g) ⇄ NH2COONH4(l) -Q1 Kkal/mol
Tahap 2:
NH2COONH4(l) ⇄ NH2CONH2(l) + H2O(l) +Q2 Kkal/mol
Reaksi pertama berlangsung cepat sedangkan reaksi kedua berlangsung lambat dan tidak
sempurna.
Reaksi total yang terjadi:
2NH3(l) + CO2(g) ⇄ NH2CONH2(l) + H2O(l) -Q Kkal/mol
Nilai ΔH negatif, maka ditinjau dari segi termodinamika reaksi pembuatan urea
merupakan reaksi eksotermis. Dalam termodinamika, reaksi reversibel dapat ditunjukkan
dari harga konstanta kesetimbangan berikut:
Dengan:
R = konstanta ga ( 8,314 J/mol oC)
T = suhu (K)
ΔH = panas reaksi (J/mol)
Dimana :
T = 456, 15K
ΔH = 406,1 J/mol
Sehingga didapatkan nilai K pada suhu operasi
406,1
K=ex( )
8,314 x 456 , 14
K = 1,113
Nilai K medekati 1 yang berarti reaksi adalah reaksi bolak balik (reversible).
Reaksi Pembentukan urea termasuk reaksi eksotermis maka temperatur dijaga agar
tidak melebihi temperatur operasi yaitu 183°C. Jika suhu naik sehingga T2 > T1, maka K2
< K1, sehingga reaksi akan bergeser ke kiri. Hal ini akan menurunkan konversi
pembentukan urea. Di samping itu laju korosi akan meningkat dan tekanan dalam reactor
samping itu laju korosi akan meningkat dan tekanan dalam reactor akan melampaui
tekanan operasi. Sedangkan pada temperature yang rendah mengakibatkan konversi
pembentukan urea dari ammonium karbamat menurun karena reaksi kedua adalah reaksi
endotermis rendah yang berarti jumlah larutan ammonium karbamat bertambah dan
menambah beban untuk seksi selanjutnya.
Aspek Kinetika
Pembentukan ammonium karbamat sebelum menjadi urea, terjadi dalam fase
heterogen non katalitik. Banyak hal yang mempengaruhi kecepatan reaksi di antaranya
suhu, tekanan, dan komposisi reaktan. Namun, dalam reaksi heterogen akan ditemukan
masalah yang lebih kompleks karena reaksi terjadi lebih dari dua fase. Reaktan akan
berpindah dari satu fase ke fase lain selama reaksi dan kecepatan terjadinya transfer massa
menjadi berpengaruh. Semakin cepat reaksi terjadi, maka semakin besar pengaruh transfer
massa dalam keberlangsungan reaksi (Levenspiel, 1984).
Pada perancangan reaktor digunakan data kondisi operasi, waktu tinggal, dan
konversi yang berkelanjutan untuk reaktor urea di unit urea Kaltim-2, PT Pupuk
Kalimantan Timur. Data tersebut adalah suhu operasi 183°C, tekanan operasi 140 atm,
waktu tinggal 20 menit, dan konversi CO2 menjadi urea sebesar 60%.
d. Hidrogen (H2)
Sifat-sifat Fisika, daintaranya yaitu:
Berat Molekul : 2,016 gr/mol
Specific Gravity : 0,0709(-252,7 oC)
Titik Cair : -259,1 oC
Titik Didih : -252,7 oC
Kelarutan : 2,1 cc/100gr pelarut air (0 oC)
0,85 cc/100gr pelarut air (80 oC)
Temperatur Kritis :33,3 K
Sifat-sifat Kimia, diantaranya yaitu:
Dapat bereaksi dengan hidrogen dengan menggunakan katalis yang dikenal
dengan proses Haber-Bosch dan menghasilkan NH3
3H2 + N2 2NH3
Hidrogen dapat bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan hidrogen dioksida.
H2(g) + O2(g) H2O(l)
Dalam suasana basa Aluminium dapat bereaksi dengan hidrogen dioksida dan
menghasilkan hidrogen dan karbon monoksida.
2Al + 6H2O + 2OH- 2Al(OH)- + 3H2O
Dapat dihasilkan dari steam reforming pada gas alam yang menghasilkan
hidrogen dan karbon monoksida
CH4 + H2O CO + H2
Dapat dihasilkan melalui proses reaksi water gas shift dengan menggunakan
katalis Fe2O3.
CO + H2O CO2 + H2
(www.wikipedia.com)